Meskipun sudah mempercepat laju mobil, Gerald masih membutuhkan waktu empat jam penuh dari hutan ke rumah Grubb. Sekitar pukul sembilan malam, Gerald akhirnya sampai dan kepulangannya segera diberitahukan kepada Lucian yang langsung menyuruh Aiden menuju ke ruang pertemuan. Lucian sendiri berlari keluar manor bersama dengan kepala pelayannya untuk menyambut pemuda itu.Melihat dua orang itu menghampiri, Gerald mengangguk hormat dan menyapa, “Selamat malam, Tuan Grubb. Apa teman-temanku sudah datang?” "Teman-teman?" jawab Lucian dengan nada bingung saat sambil mengantar Gerald ke ruang pertemuan.“Sepertinya belum. Oh, iya tolong siapkan tiga kamar tamu untuk mereka karena mereka mungkin akan tinggal cukup lama. Jangan khawatir, kami semua akan pergi setelah menyelamatkan Nona Lawrence,” kata Gerald sambil memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan Master Hantu dan yang lainnya untuk datang.Saat Gerald sedang mengira-ngira bahwa mereka akan datang dalam waktu satu jam, Lucian y
“Jadi kamu mau bilang bahwa tindakan Maddox bertepatan dengan kepulanganmu? Seperti ia menculik Lindsay untuk memancingmu kembali untuk bertemu denganmu dan dia tidak tahu bahwa kau memang berencana untuk kembali?” kata Lucian sambil mengetuk mejanya. "Kemungkinan begitu," jawab Gerald.“Hmmm. Aku sudah menyuruh temanku untuk mengawasi Maddox. Jadi ia pasti akan memberi tahuku jika Maddox melakukan sesuatu yang aneh. Kalau kita beruntung, kita akan segera mendapatkan kesempatan untuk membuntuti Maddox dan semoga bisa menyelamatkan Lindsay. Jadi bagaimana menurutmu, Gerald? Ada saran yang lebih baik?” tanya Lucian. "Aku setuju dengan rencana itu,” jawab Gerald dengan anggukan. Mengikuti rencana Lucian mungkin adalah cara terbaik mereka untuk menyelamatkan Lindsay, setidaknya untuk saat ini.Detik kemudian, salah satu pelayan Lucian memasuki ruangan dengan membawa payung yang masih basah lalu berkata, “Ada beberapa orang yang mengaku sebagai teman Gerald di pintu depan, Tuan.” “Ada b
“Ya, benar,” jawab Gerald dengan anggukan saat dia meletakkan buku kuno yang sejak tadi dia simpan dengan hati-hati ke atas meja.Sambil sedikit mengernyit, Jobson kemudian bertanya, “Dan ini?” Ketika yang lain juga mendekat pada buku itu juga, Gerald membukanya dengan hati-hati lalu menunjuk pada tulisan seperti cacing yang berlekuk-lekuk dan berkata, “Aku menemukan ini di reruntuhan kuno dan aku yakin itu berisi penjelasan tentang cara suku Seadom sampai ke Pulau Yearning.”“Ini milik keluargaku?” gumam Fujiko sambil mengamati penuh rasa ingin tahu. "Harusnya begitu. Meskipun aku tidak bisa membaca bahasanya, kata-katanya cukup mirip dengan yang ada di buku-buku di ruang rahasia keluargamu di rumah Futaba,” jawab Gerald dengan anggukan. "Yah, dugaanmu tepat!" kata Master Hantu setelah melihat buku itu dengan seksama. Gerald terkekeh kemudian menyentil lengan Master Hantu dan menjawab, “Aku tahu kau bisa membacanya! Cepat lihat apakah ada informasi tentang cara menuju ke Pulau Yea
“H-hah? Apa? Apa kau yakin tidak salah menerjemahkan?” jawab Gerald dengan ekspresi menegang."Meskipun mungkin aku salah menerjemahkan satu atau dua kata, aku tidak mungkin salah menerjemahkan semua bagian,” gumam Master Ghost sambil menghela napas yang yakin bahwa terjemahannya memang tepat. Setelah mendengar itu, Gerald menjatuhkan diri ke kursi dan merasa sangat lelah. “G-Gerald?”seru Aiden yang bergegas ke sisi Gerald. “Aku baik-baik saja, aku hanya… butuh waktu sebentar,” gumam Gerald sambil memejamkan mata dan melambaikan tangannya. Ini sungguh melelahkan untuknya. Setiap petunjuk yang ia dapatkan seolah membawanya menuju lubang kelinci yang lebih jauh.Awalnya ia mengira akan bisa sampai ke pulau dengan menemukan suku Seadom, yang akhirnya membawanya ke reruntuhan kuno Yanam untuk mencari jawabannya. Terlepas dari semua upayanya untuk mendapatkan buku ini, sekarang ia malah harus mencari pulau lain. Itu bisa dibilang ia mungkin harus menjelajahi seluruh pulau itu agar bisa
“Aku mengerti," jawab Master Hantu sambil mengangguk. “Kita kesampingkan dulu urusan ini untuk sementara. Aku perlu waktu untuk berpikir bagaimana menyelesaikan masalah ini,” kata Gerald sambil mengisap rokoknya juga, sekarang ia sudah benar-benar tenang. Sejujurnya, ia sama sekali tidak tahu bagaimana Daryl membawa seluruh Keluarga Crawford ke Pulau Yearning. Apalagi sangat sulit untuk menemukan dan sampai ke tempat itu! Dan ia sudah punya semua yang dibutuhkan untuk sampai ke pulau itu, kan? Mungkinkah Daryl menggunakan cara yang sama dengannya untuk menemukan Pulau Yearning? Tapi jika memang begitu, Takuya pasti akan memberitahunya. Apalagi keluarga Futaba pasti akan mencatat insiden besar seperti itu. Tapi karena Takuya sangat bingung ketika Gerald pertama kali menyebutkan soal Pulau Yearning, Gerald yakin bahwa catatan itu tidak ada. Setelah mengangguk, Master Hantu menunjuk buku kuno itu dan menjawab, "Bolehkah aku yang menyimpannya sementara?"“Apa yang ingin kau lakukan?” t
Setelah mendengar itu, Gerald dengan cepat menjawab, “Jangan khawatir. Aiden dan aku akan ke sana hanya untuk melihat-lihat.” "Sepakat!" tambah Aiden yang sudah berniat ingin ikut jika Gerald tidak ingin mengajaknya. Mendengar itu, Fujiko lalu berkata, "Aku ikut juga!" “Kamu tetap di sini. Jangan khawatir, aku pasti akan meminta bantuanmu kalau aku butuh sesuatu,” jawab Gerald sambil menggelengkan kepalanya. “Tapi… aku lebih kuat dari Aiden!” gumam Fujiko yang merasa sedikit kecewa. “Kamu harus ingat bahwa kami akan bergerak di malam hari. Jadi tidak pantas kelihatannya kalau kamu bersama dua pria dalam kegelapan. Selain itu, kita tidak tahu ke mana Maddox pergi, jadi menurutku lebih baik hanya Aiden yang ikut,” jawab Gerald. Mendengar nada tegas Gerald, Fujiko tidak punya pilihan selain menurut. Lagi pula, ia sudah berjanji akan mendengarkan semua perintah Gerald asal diizinkan untuk ikut ke Yanam. Jadi ia memutuskan untuk menurut daripada disuruh kembali ke Jepang. Di sisi lai
“Siap!" kata kepala pelayan itu dengan anggukan.Tak lama kemudian, delapan pria perkasa mulai membuntuti Aiden dan Gerald. Sepanjang perjalanan mereka berdua menuju pangkalan militer Yanam, Aiden mengepalkan tinjunya. Tampak jelas ia mengkhawatirkan keselamatan Lindsay. Lagi pula, siapa yang tahu apakah Maddox dan anak buahnya akan melakukan sesuatu yang tidak pantas padanya. Merasakan ketegangan Aiden, Gerald tersenyum halus dan berkata, “Tenang. Ingat, tujuan utama kita hari ini adalah untuk mengecek situasi. Meskipun akan sangat bagus kalau kita berhasil menemukan Lindsay, tidak perlu terlalu cemas juga jika kita belum bisa menemukannya.”Mendengar itu, Aiden menarik napas dalam-dalam dan menjawab, "Aku mengerti." "Bagus. Selama kita belum menemukan Lindsay, aku ingin kamu tetap tenang dan mendengarkan perintahku. Kita tidak hanya harus menghadapi tentara Yanam, tapi juga ada kemungkinan Maddox telah menyiapkan jebakan untuk kita. Jadi kalau kamu bertindak gegabah, kita akan kew
“Carilah alasan. Carter yang tidak berguna itu hanyalah seorang pengecut. Ia hanya khawatir posisinya akan terancam jika terjadi sesuatu! Malang sekali militer kita punya pemimpin seperti dia!” cibir Maddox. "Baik, dimengerti," jawab prajurit itu dengan anggukan. Maddox mengelap belati tentaranya—yang memiliki bilah merah tua—kemudian menatap prajurit itu dan bertanya, “Oh, iya, apakah kalian sudah menyiapkan semua yang aku suruh?” "Sudah. Kami tinggal menunggu perintah sebelum kami berangkat,” jawab prajurit itu. “Tunggu sampai malam tiba. Ingat, jika ada yang bertanya, katakan saja kepada mereka bahwa aku mau membawa kalian semua untuk patroli rutin. Jangan jawab apa-apa lagi!” perintah Maddox setelah memikirkannya sebentar. Selama beberapa waktu terakhir ini, Maddox telah melakukan beberapa hal sebagai persiapan untuk menyingkirkan Gerald untuk selamanya. Karena berusaha menggantikan posisi Carter untuk menjadi pemimpin baru, Maddox sangat sadar bahwa akan muncul musuh baru di