“Aku mengerti," jawab Master Hantu sambil mengangguk. “Kita kesampingkan dulu urusan ini untuk sementara. Aku perlu waktu untuk berpikir bagaimana menyelesaikan masalah ini,” kata Gerald sambil mengisap rokoknya juga, sekarang ia sudah benar-benar tenang. Sejujurnya, ia sama sekali tidak tahu bagaimana Daryl membawa seluruh Keluarga Crawford ke Pulau Yearning. Apalagi sangat sulit untuk menemukan dan sampai ke tempat itu! Dan ia sudah punya semua yang dibutuhkan untuk sampai ke pulau itu, kan? Mungkinkah Daryl menggunakan cara yang sama dengannya untuk menemukan Pulau Yearning? Tapi jika memang begitu, Takuya pasti akan memberitahunya. Apalagi keluarga Futaba pasti akan mencatat insiden besar seperti itu. Tapi karena Takuya sangat bingung ketika Gerald pertama kali menyebutkan soal Pulau Yearning, Gerald yakin bahwa catatan itu tidak ada. Setelah mengangguk, Master Hantu menunjuk buku kuno itu dan menjawab, "Bolehkah aku yang menyimpannya sementara?"“Apa yang ingin kau lakukan?” t
Setelah mendengar itu, Gerald dengan cepat menjawab, “Jangan khawatir. Aiden dan aku akan ke sana hanya untuk melihat-lihat.” "Sepakat!" tambah Aiden yang sudah berniat ingin ikut jika Gerald tidak ingin mengajaknya. Mendengar itu, Fujiko lalu berkata, "Aku ikut juga!" “Kamu tetap di sini. Jangan khawatir, aku pasti akan meminta bantuanmu kalau aku butuh sesuatu,” jawab Gerald sambil menggelengkan kepalanya. “Tapi… aku lebih kuat dari Aiden!” gumam Fujiko yang merasa sedikit kecewa. “Kamu harus ingat bahwa kami akan bergerak di malam hari. Jadi tidak pantas kelihatannya kalau kamu bersama dua pria dalam kegelapan. Selain itu, kita tidak tahu ke mana Maddox pergi, jadi menurutku lebih baik hanya Aiden yang ikut,” jawab Gerald. Mendengar nada tegas Gerald, Fujiko tidak punya pilihan selain menurut. Lagi pula, ia sudah berjanji akan mendengarkan semua perintah Gerald asal diizinkan untuk ikut ke Yanam. Jadi ia memutuskan untuk menurut daripada disuruh kembali ke Jepang. Di sisi lai
“Siap!" kata kepala pelayan itu dengan anggukan.Tak lama kemudian, delapan pria perkasa mulai membuntuti Aiden dan Gerald. Sepanjang perjalanan mereka berdua menuju pangkalan militer Yanam, Aiden mengepalkan tinjunya. Tampak jelas ia mengkhawatirkan keselamatan Lindsay. Lagi pula, siapa yang tahu apakah Maddox dan anak buahnya akan melakukan sesuatu yang tidak pantas padanya. Merasakan ketegangan Aiden, Gerald tersenyum halus dan berkata, “Tenang. Ingat, tujuan utama kita hari ini adalah untuk mengecek situasi. Meskipun akan sangat bagus kalau kita berhasil menemukan Lindsay, tidak perlu terlalu cemas juga jika kita belum bisa menemukannya.”Mendengar itu, Aiden menarik napas dalam-dalam dan menjawab, "Aku mengerti." "Bagus. Selama kita belum menemukan Lindsay, aku ingin kamu tetap tenang dan mendengarkan perintahku. Kita tidak hanya harus menghadapi tentara Yanam, tapi juga ada kemungkinan Maddox telah menyiapkan jebakan untuk kita. Jadi kalau kamu bertindak gegabah, kita akan kew
“Carilah alasan. Carter yang tidak berguna itu hanyalah seorang pengecut. Ia hanya khawatir posisinya akan terancam jika terjadi sesuatu! Malang sekali militer kita punya pemimpin seperti dia!” cibir Maddox. "Baik, dimengerti," jawab prajurit itu dengan anggukan. Maddox mengelap belati tentaranya—yang memiliki bilah merah tua—kemudian menatap prajurit itu dan bertanya, “Oh, iya, apakah kalian sudah menyiapkan semua yang aku suruh?” "Sudah. Kami tinggal menunggu perintah sebelum kami berangkat,” jawab prajurit itu. “Tunggu sampai malam tiba. Ingat, jika ada yang bertanya, katakan saja kepada mereka bahwa aku mau membawa kalian semua untuk patroli rutin. Jangan jawab apa-apa lagi!” perintah Maddox setelah memikirkannya sebentar. Selama beberapa waktu terakhir ini, Maddox telah melakukan beberapa hal sebagai persiapan untuk menyingkirkan Gerald untuk selamanya. Karena berusaha menggantikan posisi Carter untuk menjadi pemimpin baru, Maddox sangat sadar bahwa akan muncul musuh baru di
"Siap. Kami akan segera berangkat segera Anda memberi perintah,” jawab sekretaris Maddox. “Kalau begitu ayo kita keluar. Makin cepat kita menyelesaikan sesuatu, makin cepat kita kembali. Aku juga tidak mau menarik banyak perhatian," gumam Maddox dengan sedikit geram ketika dia melihat semua anggota staf menatapnya. Begitu Maddox masuk ke mobil terdepan, tidak butuh waktu lama sebelum akhirnya mereka tiba di sebuah penjara terpencil.***Sementara itu, Gerald yang sudah memarkir mobilnya di sudut tersembunyi dekat pintu masuk, ia menyalakan sebatang rokok ketika dia melihat serombongan mobil pergi.Aiden memelototi rombongan itu kemudian bergumam, “Pasti ia ada di salah satu mobil itu, kan?""Kalau yang kamu maksud adalah Maddox, ya, menurutku juga begitu," jawab Gerald sambil mengisap rokoknya sebelum menyipitkan matanya dan mulai membuntuti mobil di jarak yang tepat. Menyadari Gerald bergerak, orang-orang suruhan Grubb memilih mengambil jalan memutar ke jalan yang lebih kecil darip
Setelah saling bertukar kabar terbaru dan mengetahui bahwa mereka benar-benar kehilangan jejak Gerald, tanpa daya orang-orang itu berkumpul kembali lalu melaporkan kejadian itu kepada Lucian.Saat itu, Lucian sedang menjamu Jobson dan yang lainnya sambil minum teh. Seperti yang bisa ditebak, setelah mengangkat telepon senyum Lucian langsung sirna. Sekarang berganti kerutan di wajahnya, Lucian kemudian menggeram, "Kembali ke sini!"Mendengar perubahan nada suara yang ekstrem, Jobson—yang sedang menikmati makanan penutup—mau tidak mau bertanya, “Apakah ada masalah?”"Orang-orang yang saya kirim untuk membantu Gerald dan Aiden telah kehilangan jejak mereka, Senior Jobson!" gumam Lucian sambil menghela napas berat. Sulit dipercaya bahwa mereka akan membuat kesalahan tidak penting pada saat kritis seperti itu padahal mereka adalah orang-orang kunci di dalam keluarga. Tertawa sebagai tanggapan, Jobson kemudian menjawab, “Dan di sini aku berpikir bahwa ada sesuatu yang serius!”“Apakah ini
“Baik, aku akan melakukannya. Tetap saja, kalian semua benar-benar meremehkan Gerald. Anak itu jauh lebih kuat daripada yang bisa kalian bayangkan,” kata Jobson sambil melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh."Termasuk aku?" tanya Fujiko sambil menunjuk dirinya sendiri. Fujiko percaya ia mengenal Gerald dengan sangat baik. Meskipun Fujiko tidak tahu mengapa Gerald sekuat itu, setelah menghabiskan begitu banyak waktu bersama Gerald, Fujiko cukup yakin bahwa ia tahu sejauh mana kemampuan Gerald."Tapi tentu saja. Faktanya, anak laki-laki itu mungkin juga tidak menyadari betapa kuat dirinya,” jawab Jobson sambil mengangkat bahu lalu tertawa terbahak-bahak. Dari sikapnya, Jobson tampaknya adalah orang yang paling mengenal Gerald di antara semua orang di sana. Bagaimanapun, teh Jobson tiba tak lama setelah itu dan lelaki tua itu mulai meminumnya dengan puas. Beralih ke Gerald, selama ini ia telah menjaga jarak aman dari mobil militer.Merasa sedikit tidak sabar, Aiden—yang sangat ingi
Bahkan mereka yang menjaga tempat itu tidak tahu Lindsay sebenarnya. Itu sebabnya Maddox sangat yakin bahwa tidak ada yang bisa mengungkap insiden itu sampai ia merilis berita tentang penculikan Lindsay. Semuanya akan sempurna!Setelah turun dari mobil, Maddox berjalan masuk ke dalam hutan, memastikan untuk menghindari semua jebakan yang telah ia buat dengan hati-hati. Karena pemimpin dan anggota tim—yang ditugaskan menjaga tempat itu—telah diberitahu bahwa Maddox akan datang, mereka pun menunggunya sementara Maddox masih dalam perjalanan.Menyaksikan mereka dengan cepat berlari untuk menyambutnya, Maddox—yang sekarang memegang payung—melihat sekeliling lalu bertanya, “Jadi, bagaimana situasinya?”“Maksudku, tidak ada yang pernah datang ke tempat terpencil seperti ini. Jangankan manusia, kami berdua bahkan nyaris tidak melihat burung di sini!” jawab penjaga itu sambil menggelengkan kepalanya.“Begitukah caranya kamu melapor kepada atasan?” geram Maddox.“T-tidak, Tuan! Tidak ada yang t