“Juga, siapa yang mengizinkan kalian berdua tidur di tempat tidurku? Gila! Kalian berdua cari mati!” raung Kai sambil seketika menendang mereka dari tempat tidur! “K-kakak Kai! T-tolong, jangan lagi! Kasihani kami! Setidaknya bersikaplah lembut setelah ini!” “Y-ya, Kakak Kai!” ratap kedua pria itu sambil mereka meringkuk di lantai.“Bersikap lembut? Apa yang kalian berdua ..." tanya Kai lalu suaranya menghilang. Menyatukan potongan kejadian, Kai sekarang menyadari apa yang pasti dia telah lakukan dalam keadaan mabuk!Tidak, Kai! Tidak mungkin! Tepat ketika Kai merasa jijik dengan pemikiran itu, para antek sadar dan dengan cepat bangkit.Sambil menelan ludah, keduanya kemudian bertukar pandang lalu berkata dengan lemah lembut, “U-um… Kakak Kai! Gerald berhasil menyelamatkan Nona Fujiko tadi malam. D-dan setelah itu, keduanya berhasil kabur!” Mendengar itu, Kai langsung berteriak, “Sial!” Tepat saat Kai akan terus cemberut pada mereka, ingatannya yang berkabut mulai sedikit jelas dan
Kai dan Ryugu sepakat untuk bertemu di salah satu kafe Keluarga Kanagawa malam itu. Saat Kai masuk, manajer cafe segera menutup kafe untuk memberi Kai suasana yang tenang agar dia tidak terganggu.Tak lama setelah itu, Ryugu juga memasuki kafe dan saat melihat Kai duduk di salah satu tikar tatami, dia langsung berseru menyapa, "Kakak Kai!"Meskipun Ryugu bukan dari garis keturunan Hanyu, ia adalah murid senior di keluarga itu. Dengan kata lain, statusnya cukup tinggi di kalangan Hanyus. Jadi bisa dibilang Kai dan Ryugu punya status yang sama.Ryugu tersenyum, tetapi tampak sekali senyumnya dipaksakan. Pasalnya, sejak Saburo gagal membunuh Fujiko, Ryugu menyelidiki Westoner di bawah perintah Suijin. Sayangnya, setelah menyelidiki selama beberapa hari, Ryugu belum bisa menemukan fakta apa-apa. Selain itu, Ryugu juga mendengar bahwa Fujiko akan menikah dengan Kai. Mengetahui bahwa musuh keluarganya akan menikah dengan seorang Kanagawa membuat Ryugu makin gusar.Setelah melihat Ryugu,
Setelah mendengar itu, Ryugu langsung tahu bahwa masalahnya tidak sesederhana yang ia pikirkan. Ia menyalakan sebatang rokok dan berpikir sejenak. Tak lama setelah itu, Ryugu memutuskan untuk menguji Kai dengan mengatakan, “Kalau boleh jujur, aku masih harus mempertimbangkan ini. Kamu juga harus tahu bahwa Hanyus jarang melawan orang-orang di negara ini, meskipun kami terkenal sebagai keluarga pembunuh. Aku yakin kamu juga tahu bahwa Futaba bukan keluarga biasa. Jadi kalau kita membunuh tamu mereka, mereka pasti akan mengincar kita sebagai target selanjutnya!” “Kamu tidak perlu khawatir soal itu. Asal kamu bisa membunuh Gerald, aku akan bertanggung jawab untuk sisanya. Dan jangan merendah. Aku percaya pada kemampuan keluarga kita. Kamu pasti bisa membunuhnya tanpa ketahuan! Oh, iya, ini sepuluh miliar yen. Setelah dia mati, aku akan membayarmu dua kali lipat. Bagaimana?” tanya Kai sambil mengangkat sebuah kotak besar—yang sejak tadi diletakkan di sampingnya—dan meletakkannya di ata
“Oh, begitu? Berarti kamu harus bisa menyelesaikan penyelidikan dalam waktu setengah bulan. Kalau kamu gagal, anggap saja kamu 'secara sukarela' mengundurkan diri dari posisimu sebagai Kepala Departemen Pembunuhan. Kamu paham maksudku, kan? Kenapa juga Hanyu harus memberi makan orang yang tidak berguna?” balas Suijin sambil menunjuk Ryugu. Meskipun Suijin sangat menyadari bahwa menyelidiki Westoner akan sulit—terutama karena mereka hanya punya sedikit informasi—tetap Ryugu yang bertanggungawab atas tugas itu karena menjabat posisi tersebut. Jika bukan dia yang melaksanakan tugas itu, lalu siapa lagi? Suijin? Ryugu menyeka keringat di dahinya dan menjawab, "A-aku mengerti!" "Bagus! Dan aku memberimu izin untuk menerima permintaan pembunuhan dari Kai. Seorang tamu biasa harusnya cukup mudah untuk dibunuh, tapi tetap pastikan tidak ada yang melihatmu dan jangan tinggalkan jejak apa pun. Selagi kamu di sana, gunakan kesempatan itu untuk menyelidiki Futabas dan cari apakah kamu bisa m
“Bukan itu… yang aku khawatirkan,” gumam Gerald sambil menggelengkan kepalanya. Fujiko tentu saja adalah gadis yang hampir sempurna dari kepribadian hingga penampilannya. Tetapi masalahnya Gerald sudah punya Mila. Setelah diculik oleh anggota Sun League, Gerald belum menemukan petunjuk tentang keberadaannya. Sebenarnya Gerald pasti akan membantu Fujiko jika dia masih lajang. Tetapi karena dia sudah memiliki Mila, dia tidak mau bermain-main dengan wanita lain. Saat Fujiko mencondongkan tubuh lebih dekat ke Gerald—dan mencium bau harum yang samar dari tubuh Gerald—, dia bertanya, “Apakah… kamu sudah punya seseorang?” Setelah hening sejenak, Gerald menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak ..." Sampai Gerald bisa menyelamatkan Mila, dia tidak akan memberi tahu siapa pun tentang gadis itu. Itu adalah salah satu cara paling penting yang bisa dia lakukan untuk melindungi Mila.“Kalau begitu sudah beres! Bersandiwara saja sebentar dan setelah Kai tersingkir, aku akan mencari cara un
Gerald hanya mengikuti dengan patuh dan tersenyum canggung pada Takuya saat keduanya berjalan melewatinya. Tak lama kemudian, Takuya—yang duduk di kursi tuan rumah—menatap Gerald dan Fujiko yang masih berpegangan tangan saat mereka duduk di kursi tamu.Sambil menebak-nebak maksud dari pegangan tangan mereka berdua, Takuya mengambil inisiatif berkata, “Jadi… sejak kapan kalian berdua menjalin hubungan?"Kalau boleh jujur, semua ini terjadi begitu cepat sehingga ia merasa sedikit terkejut. Setelah mendengar itu, Fujiko melepaskan tangan Gerald dan berdiri sambil berkata, “Ayah, aku tidak ingin mengorbankan kebahagiaanku untuk Kai! Ayah harus tahu hidupku akan hancur jika aku melanjutkan rencana menikah dengannya!” “Aku paham maksudmu! Tapi tetap saja…” gumam Takuya sambil menatap putrinya. “Ayah, tolong. Aku hanya ingin bersama Gerald. Tolong restui hubungan kami!” jawab Fujiko sambil kembali duduk dan memegang tangan Gerald.Takuya mengalihkan pandangannya di antara mereka berdua la
“Kamu merokok?" Setelah mengambil dua isapan, Takuya melemparkan kotak rokok ke Gerald. Gerald menangkapnya, mengambil satu, dan menyalakannya.“Jadi, kalian hanya bersandiwara. Kalian mau memaksaku membatalkan kontrak pernikahan dengan Keluarga Kanagawa dengan menggunakan status pasangan?" Setelah mengambil dua isapan, Takuya menyipitkan matanya dan menatap Gerald. Menjadi kepala keluarga sudah cukup membuktikan kemampuannya dalam membaca ekspresi wajah dan kata-kata orang. "Tidak, kami benar-benar saling mencintai!" kata Fujiko cepat.“Ayah tidak peduli apakah kamu benar-benar jatuh cinta atau hanya bersandiwara di depan Ayah, tapi Ayah tidak akan membiarkan kamu berhubungan dengan putra bungsu dari Keluarga Kanagawa. Ayah akan mencoba yang terbaik untuk membujuk anggota keluarga yang lain dan untuk Keluarga Kanagawa, Ayah akan mencari cara untuk menghadapi mereka. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan menukar kebahagiaan dan reputasi putriku sendiri selama sisa hidupnya dengan mas
“Jangan membicarakan soal Keluarga Hanyu untuk saat ini. Prioritas kita sekarang adalah menyelesaikan masalah keluarga Kanagawa. Aku bisa saja menyetujuinya, tetapi anggota keluarga yang lain tidak akan setuju. Bagaimana kalau begini, kalian istirahat dulu dan aku akan membawa kalian menemui mereka untuk membahas masalah ini bersama. ” Takuya tidak berminat membahas urusan dengan keluarga Hanyu untuk saat ini. Yang bisa dia pikirkan sekarang hanya putrinya. Jika dia menikahkan putrinya dengan Kanagawa Kai, dia akan hidup dalam penyesalan selama sisa hidupnya."Ayo, pergi. Kita harus istirahat dulu,” ujar Fujiko sambil reflek meraih tangan Gerald."Kalau begitu, kami pamit dulu," Gerald mengangguk dan berkata dengan canggung.Melihat punggung putrinya dan Gerald yang beranjak pergi, Takuya menghela napas pelan. Jika keluarganya tidak mengalami ini semua, dia pasti akan langsung setuju putrinya berkencan dengan Gerald. Bukan karena alasan lain, tetapi karena kemauan putrinya. Selain itu