“Sepertinya Gerald memang bukan orang yang lemah. Ia telah membuatmu melakukan pengorbanan yang begitu besar. Tapi sekarang ia tidak menjadi ancaman bagiku lagi karena ia sudah lumpuh meskipun tidak terbunuh.” “Kakak Will, kami tidak berhasil melukai Gerald Crawford. Ia terlalu kuat dan kami bukan lawannya,” potong Arnold. "Andai kami tidak menggunakan semua kekuatan untuk melarikan diri dari Pulau Gong, pasti kami sudah dibunuh olehnya." “Kalian tidak bisa melawan Gerald?” Kata-kata itu membuat senyum di wajah Will menghilang dan kemarahannya bisa terlihat saat dia mencengkeram cangkir yang dia pegang. Pyarrr! Sontak cangkir itu pecah berkeping-keping di lantai.“Kami tidak menyangka Gerald sekuat itu. Ada perbedaan besar antara kekuatan kami dan kekuatannya," Arnold gemetar ketakutan, tetapi ia masih terus menjelaskan. "Pergi kalian!" Will menarik napas dalam-dalam dan berbicara dengan bibir yang gemetar."Pergelangan tangan Sawyer dipatahkan olehnya," ujar Arnold sambil mundu
“Aku bertanya padamu, di mana Gerald Crawford dan teman-temannya?” Will Crawford berpenampilan gelap. Dia keluar dari pulau secara diam-diam dengan tujuan untuk menghabisi Gerald. Akan menjadi masalah besar jika Daryl Crawford mengetahui hal ini. “Gerald? Mereka tinggal di blok rumah kayu berlantai dua tidak jauh dari sini.” Penduduk itu mengenal Will dan tidak berani mengatakan hal lain yang tidak perlu. Tepat ketika Will melepaskannya dan mulai berjalan ke arah rumah kayu itu berada, pria itu melanjutkan, "Tapi mereka sudah pergi sejak pagi." "Pergi?" Will tercengang dan ekspresi wajahnya makin kesal. "Benar. Mereka semua berangkat pagi-pagi sekali.” Pria itu ketakutan dan tidak bisa bergerak, tetapi ia masih mengatakan yang sebenarnya. "Aku terlambat satu langkah!" pekik Will sambil memukul pahanya sendiri. Jika Gerald tidak pergi hari ini, ia percaya bahwa kekuatannya akan mampu membuat mereka semua tetap berada di Pulau Gong, tetapi sekarang setelah mereka pergi, mustahil
Setelah makan malam, Gerald kembali ke kamarnya untuk beristirahat sementara Master Hantu tinggal di ruang tamu.Sepanjang malam, Gerald masih memikirkan suku Seadom dan nama 'Will Crawford' juga terlintas di benaknya. Gerald tidak tertarik pada anak yang diadopsi kakeknya dan ia bahkan tidak ingin menjadi pewaris Keluarga Crawford sama sekali. Tetapi jelas Will menganggapnya sebagai pesaing. Gerald hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tertawa memikirkan hal itu."Kakak Gerald, apakah kamu sudah di Jepang?" Ponselnya berdering dan ternyata Aiden yang menelepon.“Baru sampai hari ini. Kamu sudah mengantar Nona Lindsay?” Gerald menarik napas dalam-dalam. Sekarang setelah Aiden kembali ke Weston, dia tidak ingin melepaskan emosi negatifnya lagi."Hehe, buka tirai kamarmu dan lihat ke bawah, Kak Gerald!" Aiden tertawa di telepon."Tirai?" Gerald sedikit mengernyit dan bangkit dari tempat tidur untuk membuka tirai kamar hotel. Sosok yang familiar terlihat berdiri di bawah sana,
“Apa? Gerald sudah sampai di Jepang?” ujar Will dengan geram. "Ya. Aku melihatnya tiba di dermaga dengan dua orang lain. Mereka saat ini berada di sebuah hotel di salah satu kota pesisir Jepang!” lapor orang di ujung telepon.“Aneh! Kenapa dia tiba-tiba memutuskan untuk pergi ke sana?” gumam Will sambil berpikir keras. “Bisa jadi dia datang ke Weston untuk mencari bantuan?” jawab si penelepon. “Masuk akal, tetapi mungkin juga itu salah. Awasi dan jangan sampai ia tahu kalau ia sedang dibuntuti. Aku ingin tahu setiap gerakan yang dia lakukan, jadi jangan sampai kehilangan jejaknya atau kau akan tahu konsekuensinya!” balas Will sebelum menutup telepon. Saat sedang duduk di ruang tamu, Will terus berpikir keras alasan Gerald pergi ke Jepang. Lagi pula, menurut informasi yang ia dapat, semua koneksi utama Gerald ada di Weston. Soal keterlibatan Gerald dengan pihak di luar Weston, satu-satunya hal yang terpikirkan oleh Will adalah masalah Gerald di Yanam. Selain menghancurkan tiga kelua
Setelah hening sejenak, Will akhirnya memberanikan diri berkata, “Apakah… Anda sangat ingin bertemu dengannya, Tuan?” “Untuk membunuhnya, ya. Aku sudah memberitahumu berkali-kali bahwa kamu satu-satunya pewaris Keluarga Crawford, kan? Kalau kamu masih tidak percaya, kamu boleh pergi," jawab Daryl saat kerutan terbentuk di wajahnya. “A-aku minta maaf karena meragukanmu! Aku percaya! Sungguh!” jawab Will yang gemetar ketakutan."Kalau kamu percaya, lalu kenapa kamu diam-diam merencanakan pembunuhan itu?" jawab Daryl dengan suara serak sambil mematikan rokoknya dan mengetukkan tongkatnya ke lantai dengan keras.“I-itu…” gumam Will, sesaat bingung harus berkata apa. Will mengira bahwa rencananya sempurna. Dia tidak pernah menyangka bahwa lelaki tua itu tahu tindakannya padahal dia sudah menyembunyikan dengan sangat hati-hati."Harus kukatakan bahwa kamu hampir menghancurkan semua rencanaku!" geram Daryl sambil mendengus. “A-aku tahu apa yang kulakukan salah, Tuan!” jawab Will sambil me
Setelah mendengar yang dikatakan Gerald, ekspresi Aiden seketika menegang dan menjawab, “Tapi, kita bahkan tidak tahu di bagian Jepang mana mereka berada! Bukankah itu sama saja kita mengejar angsa liar?” “Sayangnya, memang begitu,” jawab Gerald sambil menghela napas. “Sebenarnya tidak perlu terburu-buru. Aku yakin kita akan menemukan suku Seadom cepat atau lambat,” kata Master Hantu. "Benar. Oh, iya, bagaimana dengan kompetisi pasukan khusus-mu itu? Kita coba selidiki dari sana. Lebih baik kan daripada hanya diam di ruangan ini,” kata Gerald sambil menatap Aiden. “Yah, menurut atasanku, ini hanya kompetisi biasa yang memilih orang-orang paling kuat dari pasukan khusus masing-masing negara untuk bersaing di Jepang. Meskipun ini bukan kompetisi standar, sejujurnya tidak banyak hal prestisius yang bisa didapat. Tetapi karena ini kompetisi internasional, jadi ya masih lumayan,” jelas Aiden. “Ya, tidak ada salahnya untuk melihat, kan?” jawab Gerald. “Mungkin karena kita juga ti
Karena peta itu tampak seperti kertas bekas, seandainya Gerald tidak melihat pulau-pulau yang menghilang sebelum ini, ia tidak akan percaya bahwa peta itu sebenarnya lebih kompleks daripada kelihatannya. Pada saat itu, Master Hantu masuk dan bertanya, "Ada yang baru di peta?" "Tidak. Aku bahkan tidak tahu kapan Pulau Yearning akan muncul kembali. Tampaknya peta laut benar-benar memiliki banyak misteri yang belum terpecahkan. Seandainya aku tahu tentang ini saat itu, aku tidak akan meninggalkan reruntuhan kuno begitu cepat. Orang tua itu mungkin bisa membantu kita!" jawab Gerald sambil menggelengkan kepalanya dan menghela napas. Benar saja, seandainya dia tahu tentang semua misteri ini saat itu, dia pasti akan tetap berada di reruntuhan kuno sampai dia menguak semua misteri soal peta laut, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan. “Ya, jadi apakah menurutmu kita harus kembali ke reruntuhan kuno?” tanya Master Hantu. “Lupakan saja. Bagaimana kita bisa mencari tahu soal mi
“Jadi kamu tahu nama pimpinan militerku! Aku jadi makin yakin kamu yang membuat kekacauan! Seandainya aku tidak keluar untuk menjalankan misi saat itu, aku pasti sudah mencegahmu pergi. Tapi sekarang kita sudah bertemu, jelaskan kenapa pemimpinku menghilang secara misterius?” geram Adler sambil memelototi Aiden. Jika bukan karena banyak orang memandangi mereka saat ini, dia pasti sudah menghajar Aiden. "Apa? Pemimpin Yanam hilang?” seru beberapa orang. Setelah itu, semua orang menoleh pada Aiden. Membuat seorang pemimpin tinggi menghilang 'secara misterius' bukan hal yang mudah. Tetapi jika seorang anggota pasukan khusus Yanam mengatakan demikian, kabar itu pasti benar. Selain itu, jika kabar itu bohong, Adler tidak akan menyatakan semua ini di hadapan begitu banyak orang. Aiden menatap Adler sebentar kemudian menjawab, “Seperti yang sudah aku katakan, tidak ada gunanya menanyakan hal ini kepadaku. Kembali saja dan tanyakan pada Carter. Kau telah merusak nafsu makanku. Jadi sek