Gerald sendiri tidak bergerak sedikit pun dan hanya menyesap tehnya. Pada titik ini, adegan seperti itu terlihat normal baginya. Berikutnya terlihat belasan pria berpakaian hitam masuk dan semuanya tampak siap menyerang para pengawal. Dari pengamatan Gerald, pria berbaju hitam itu terlihat cukup kuat dan terampil. Dia ragu para pengawal akan mampu menghadapi mereka. Setelah beberapa saat, ternyata tebakan Gerald benar. Sebagian besar pengawal terluka parah dan mati, salah satu dari mereka berbalik memelototi pria berbaju hitam dan menggeram, “Siapa kalian? Asal kalian tahu, aku adalah Tanner Junas! Kepala Institut Pengawal Juans di Shontell! Beraninya kalian menyerang pengawal Shontell! Apa kalian mau cari mati?” "Jangan banyak bicara. Serahkan saja batu suci itu kepada kami kalau kau masih ingin hidup!" ancam pemimpin kelompok pria berbaju hitam.Setelah mendengar itu, Tanner hanya bisa mengerutkan kening. Beraninya orang-orang ini menyerang ketika mereka sudah cukup dekat de
Gerald menanggapi dengan tawa kecil, kemudian berkata, “Jangan merendah begitu, Kapten Juans! Oh, Anda harus menyembuhkan luka Anda dulu." Setelah mendengar itu, Tanner baru sadar bahwa dia terluka cukup parah. Ia pun kemudian duduk dan mengobati luka-lukanya.Tak lama kemudian, pasukan berkuda tiba di penginapan. Tampaknya mereka adalah pasukan lapis baja Shontell yang Tanner sebutkan sebelumnya.Melihat kedatangan mereka, Tanner segera berdiri dan menyapa salah satu pria, “Jenderal Lucarl!”Jenderal Kay Lucarl adalah komandan penjaga Lapis Baja Shontell. Melihat Tanner yang terluka, dia pun bertanya heran, “Kapten Juan! Lukamu parah sekali!” "Ah, ini hanya goresan!" jawab Tanner sambil terkekeh.Bukannya balas tertawa, Kay kemudian turun dari kudanya dan melihat mayat-mayat yang tergeletak di tanah. Dia tahu bahwa pasti telah terjadi pertempuran yang sengit di sini. Kay pun bertanya lagi, “Apakah ada penjahat yang lolos, Kapten Junas? Dan apakah batu suci itu aman?” "Semua bandit
Hanya dari cara Gerald memandang dan berbicara saja, Kay tidak meragukan kemampuannya.Melihat bahwa Kay akan mengantar mereka kembali ke Shontell—untuk memastikan bahwa batu suci tidak akan dicuri oleh perampok lain—Tanner menghampiri Gerald dan berkata, “Omong-omong, apa kamu juga mau ke Shontell, Tuan Crawford?” “Ya, benar,” jawab Gerald dengan anggukan. "Kalau begitu ikut bersama kami saja. Apalagi aku masih harus membalas budi karena kamu telah menyelamatkan kami!” balas Tanner dengan nada tulus. Gerald hanya tertawa dan berkata, “Anda terlalu berlebihan, Kapten Juans! Saya tidak ingin merepotkan Anda. Jangan khawatirkan kami, kami akan menuju ke sana sendiri nanti” "Yah… Baik, kalau begitu, tapi jika kamu butuh sesuatu atau membutuhkan bantuan di Shontell, kamu tahu siapa yang harus dicari!” jawab Tanner dengan nada pasrah. Dia tidak akan memaksa Gerald untuk menuruti ajakannya. Berikutnya Kay, Tanner, dan yang lain meninggalkan tempat itu, sementara Gerald dan Yale baru b
Melihat raut kecewa di wajah Yale, Gerald hanya bisa menghela napas sambil berpikir sejenak dan menjawab, “Baik, aku akan ikut!” Begitu mendengar kalimat itu, Yale langsung tersenyum. Keduanya kemudian menuju ke arena di mana kompetisi seni bela diri diadakan. Setelah tiba, mereka sedikit terkejut melihat betapa ramainya tempat itu. Pada saat itu, seorang wanita dan pria sedang bertarung. Setiap gerakan mereka mendapat sorakan keras dari para penonton. Tak lama setelah itu, si wanita mendaratkan tendangan tepat di dada pria itu, membuatnya terhempas keluar dari arena!Di antara sorak-sorai yang makin keras, terlihat seorang pria yang sepertinya adalah juri berdiri dan menyatakan, “Dan Nona Yalinda Juans mencetak kemenangan lagi! Apakah ada orang lain yang ingin menantangnya? Ingat, jika menang, seratus ribu batu suci akan menjadi milikmu!” Mendengar itu, kerumunan penonton langsung terdiam. Mereka semua telah melihat betapa kuatnya Yalinda, jadi tidak ada dari mereka yang berani me
Gerald sangat membenci pecundang dan Yalinda jelas-jelas kalah dalam pertandingan. Fakta itu makin terlihat dari penonton tidak turun tangan untuk membelanya. Lagi pula, secara kasat mata dan akal sehat pun sudah sangat bisa dilihat perbedaan besar kekuatan mereka.Setelah mendengar perkataan Gerald di hadapan banyak orang, Yalinda akhirnya menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan. Ia pun menghentakkan kakinya dengan marah dan menggeram, “Kamu! Baik, kamu menang! Tapi tunggu dan lihat saja nanti!” Setelah itu, semua orang menyaksikan gadis itu beranjak pergi meninggalkan arena. Alih-alih bersorak untuk Gerald, kerumunan penonton tampaknya lebih mengkhawatirkannya. Pasalnya, mereka semua tahu bahwa di Shontell, Yalinda bukan orang yang bisa dianggap enteng.Juri segera berjalan ke arah Gerald dan menyerahkan batu-batu suci itu sambil menggelengkan kepalanya. Setelah menghela napas sejenak, pria itu kemudian berkata, “Sebaiknya kamu segera membawa batu suci dan meninggalkan Shontell
"Tapi bagaimanapun juga, tidak ada gunanya. Orang itu menang dengan jujur dan kita harus menerimanya!” ujar Tanner menghibur putrinya. Ia tahu betul bahwa di dunia kompetisi seni bela diri, tidak ada yang bisa berada di puncak selamanya. Yalinda yang tampak seperti ingin membantah, tiba-tiba menyadari ada bekas luka di lengan Tanner. Ia pun segera bertanya, “Hah? Sejak kapan Ayah terluka? Apa yang terjadi?" Mendengar itu, Tanner hanya terkekeh sambil melambaikan tangan satunya dan berkata, “Ini cuma goresan kecil. Aku mendapat luka ini karena bertemu sekelompok perampok Gunung Tygress dalam perjalanan pulang!” “Bandit itu lagi? Makin hari mereka makin berengsek saja! Berarti Ayah harus menambah jumlah pengawal saat mengantarkan barang. Kalau tidak, aku bersumpah aku akan ikut sebagai pasukan tambahan,” gumam Yalinda setelah berpikir sejenak. Tanner menepuk kepala putrinya kemudian berkata dengan lembut, “Tidak apa-apa. Toh, aku ingin putriku tetap aman!”Tepat pada saat itu, terd
“Ah, jangan khawatir soal itu, Tuan Crawford! Wajar saja kalau kalah dalam kompetisi!" jawab Tanner sambil tersenyum dan mengajak Gerald dan Yale ke rumahnya. Karena kelompok Seni Bela Diri bergabung dengan Perusahaan Ekspedisi milik Juan, jadi wajar jika Tanner dan putrinya tinggal di kantor ekspedisi meskipun keduanya cukup terkenal di Shontell.Perusahaan Ekspedisi milik Juans menyediakan layanan yang bagus. Banyak penduduk Shontell menggunakan jasa mereka untuk mengirim batu suci atau barang lain.Karena reputasi baik mereka, tidak heran para klien memperlakukan Tanner dan Yalinda dengan sangat sopan. Bahkan Perusahaan Ekspedisi milik Juans juga punya beberapa mitra yang mendukung mereka di Shontell. Saat mereka duduk bersama di lobi, Tanner memulai percakapan dengan bertanya, "Jadi, apa rencanamu sekarang, Tuan Crawford?" “Panggil saya Gerald saja. Tuan Crawford terdengar terlalu berlebihan,” jawab Gerald dengan senyum tipis. “Oke, baik, Gerald! Aku tebak kamu pasti belum pun
Karena kalimatnya dipotong oleh nada sombong dan ejekan Yalinda, Gerald tidak mungkin mengatakan tidak. Jika Yalinda memang ingin bertarung, Gerald akan menurutinya. Gerald pastikan gadis itu tidak akan pernah menantangnya lagi! “Baik, aku terima! Tapi aku punya satu syarat!” jawab Gerald. “Katakan!" “Kalau aku menang lagi, kamu harus memanggilku dengan sebutan saudara Gerald. Dan aku harap kamu memperlakukan aku dengan lebih baik setelah itu! Apa kamu harus terus memelototiku seolah aku berutang banyak uang padamu?” kata Gerald. Memahami betapa pecundangnya Yalinda, Gerald tahu bahwa dia harus menetapkan aturan yang jelas atau Yalinda akan menantangnya lagi di waktu depan. Yalinda langsung menjawab, “Deal!” "Oke, aku senang mendengarnya! Anda juga mendengar itu dengan jelas, kan, Kapten Juan?” kata Gerald sambil menoleh ke arah Tanner. Dengan ayahnya menjadi saksi semua ini, Gerald cukup yakin Yalinda tidak akan punya nyali untuk menjadi pecundang yang menyedihkan jika d