“Tentang itu. Guruku menyuruhku untuk tidak memberitahukan identitasnya kepada siapa pun. Karena itu, aku minta maaf sebelumnya, Nyonya!” jawab Gerald yang mencoba mencari alasan. Lagi pula, tidak mungkin dia mengatakan bahwa dia datang dari dunia lain, kan? Bahkan jika dia memberitahunya, Fayth mungkin tidak akan percaya.“Ya, aku paham. Zianne, antar Tuan Crawford ke salah satu kamar agar dia bisa beristirahat,” perintah Fayth, tidak lagi mencoba mengorek lebih jauh. Mendengar itu, Zianne segera mengangguk dan membawa Gerald keluar dari aula besar.Tak lama kemudian, keduanya tiba di sebuah rumah kecil. Di situ Gerald akan menginap. Ini adalah pertama kalinya seorang pria diizinkan untuk bermalam di biara, jadi wajar jika murid-murid Purplefog terkejut dengan keputusan guru mereka. Tetapi mereka tidak berani banyak protes atau bertanya, jadi mereka melanjutkan aktivitas harian.Setelah beristirahat cukup nyenyak semalaman, Gerald bangun pagi-pagi untuk berpamitan pada Zianne dan F
Setelah ketiga pria itu pergi, Gerald kemudian menghampiri si pria kurus dan membantunya berdiri. “T-terima kasih telah menyelamatkanku, Saudaraku! Aku, Yale Zachrey, berutang budi padamu!” kata pria itu. “Sudah, jangan dipikirkan. Aku tadi kebetulan melihatmu diganggu saat lewat dan tidak mungkin aku diam saja. Tapi kalau kamu merasa berutang budi, bagaimana kalau kamu mentraktirku sarapan saja dan kita anggap impas?" jawab Gerald sambil tersenyum dan menepuk punggung Yale. Meskipun agak terkejut dengan permintaan sederhana itu, Yale segera mengangguk dan berkata, “Tentu saja! Oh, iya, siapa namamu, Saudara?”"Kamu bisa memanggilku Gerald!" "Oh, oke, kalau begitu aku akan memanggilmu saudara Gerald. Sepertinya kamu bukan orang lokal. Dari mana asalmu, Saudara Gerald?” tanya Yale yang sudah tahu bahwa Gerald bukan orang biasa. Selain dari kekuatannya yang luar biasa, Gerald juga terlihat agak berbeda dari penduduk lain di kota. Gerald terkekeh mendengar itu, kemudian menjawab
Tak lama, keduanya pun tiba di kasino yang sangat ramai. Ternyata perjudian adalah sesuatu yang digemari banyak orang, tidak jauh beda dengan di bumi. Setelah menggunakan sedikit usaha untuk menerobos kerumunan, keduanya akhirnya berhasil beringsut menuju salah satu meja judi. Kemudian Gerald segera mengamati aturan main di sana. Ternyata permainannya sama persis dengan di bumi. Karena itu, Gerald tidak ragu lagi untuk segera ikut bermain.Gerald lalu menempatkan satu-satunya batu suci yang dia miliki di atas meja, kemudian mengangguk pelan pada pemilik kasino sebagai isyarat agar dia segera menggoyangkan dadu di tangannya. Untuk menang dalam permainan, Gerald harus memilih antara slot tinggi dan rendah. Karena dia hanya punya satu kesempatan, dia pasti akan menang besar jika dia memilih dengan benar. Setelah bandar berhenti mengocok dadu, dia meletakkannya di atas meja dan para penjudi lainnya mulai memilih slot mereka. Semua orang segera bertaruh pada slot tinggi. Gerald tidak ing
Mendengar tantangan Gerald, pria bercodet itu kemudian memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menangkap mereka berdua. Namun sebelum mereka sempat mendekat, Gerald segera mengambil inisiatif menyerang! Dalam hitungan detik, mereka semua tergeletak di tanah dan tidak bisa bangun. Setelah melihat itu, pria bercodet langsung terkesiap. Ternyata Gerald benar-benar kuat! Setelah itu, Gerald memelototi pria bercodet. Yang ditatap hanya bisa menelan ludah dan melangkah minggir. Dia tidak berani menghentikan mereka lagi setelah menyaksikan semua itu!Akhirnya Gerald dan Yale berhasil meninggalkan kasino. Ketika keduanya sampai di tepi sungai, Gerald berhenti. Kemudian ia mengambil segenggam batu suci dan memberikannya kepada Yale.“Sesuai janjiku, aku akan mengembalikan batu sucimu. Anggap saja lebihnya sebagai bentuk terima kasih karena kamu mau menemaniku sampai di sini," kata Gerald. Yale menatap dengan mata terbelalak pada semua batu suci yang diberikan Gerald kepadanya. Ia sontak
“Aku memaksa, Saudara Gerald! Lagi pula, aku tidak punya keluarga dan aku hidup sendirian. Aku hidup tanpa arah tujuan sejak lama sampai kemudian kau datang dan menyalakan kembali harapanku. Jadi tolong, biarkan aku ikut denganmu!” pinta Yale dengan raut memelas. Melihat ekspresi dan kesungguhan Yale, Gerald merasa kasihan padanya. Setelah berpikir sebentar, Gerald kemudian menghela napas dan berkata, “Baik! Kamu boleh ikut, tapi dengan satu syarat. Kamu harus lebih berani! Aku tidak mau bersama seorang pengecut! Paham?"“P-paham! Aku paham!" seru Yale yang sangat senang karena Gerald berubah pikiran. Bagi Yale, mengubah dirinya bukanlah hal yang sulit asal dia bisa menjadi pengikut Gerald.“Kalau begitu, sekarang ayo kita cari tempat tinggal dan makan,” kata Gerald. Setelah itu keduanya pun kembali ke kota.Karena mereka sekarang sudah punya banyak batu suci, tentu saja hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah mencari tempat tinggal. Untungnya banyak sekali penginapan di kota.
Tidak butuh waktu lama bagi pria bercodet itu untuk menemukan penginapan Gerald dan Yale. Untungnya setelah mendengar keributan di luar penginapan, Yale melongokkan kepalanya dari jendela kamar dan segera mengenali pria itu. Dengan raut wajahnya yang pucat ketakutan, Yale segera berbalik pada Gerald—yang sedang berbaring di tempat tidur—dan berbisik, “Kakak Gerald! Geng dari kasino! Mereka datang mencari kita! Apa yang harus kita lakukan?" Mendengar itu, Gerald segera mendekati jendela dan tepat pada saat itu dia melihat pria bercodet sedang bergegas menuju penginapan bersama anak buahnya! Sedikit mengernyit, Gerald kemudian berbalik pada Yale sambil memerintahkan, "Ayo, cepat!" Yale tidak mengerti maksud Gerald. Matanya seketika melebar ketika Gerald memanjat keluar jendela!Gerald dengan mudahnya melompat ke atap—dari ambang jendela—tetapi tidak dengan Yale yang jauh lebih lemah darinya. Meskipun Yale akhirnya berhasil sampai ke ambang jendela, dia tidak bisa naik ke atap.
Setelah berpikir sejenak, Gerald akhirnya berkata, “Jangan khawatir, kita akan berangkat pagi-pagi sekali!” Mendengar itu, Yale langsung setuju. Baginya, makin cepat mereka meninggalkan kota, makin baik. Malam harinya, Gerald dan Yale tidak berani tidur. Bisa saja mereka diserang ketika tidur. Saat itu Gerald merasa bahwa tempat ini benar-benar kuno. Begitu malam tiba, tidak ada satu orang pun yang terlihat di jalanan. Orang-orang di Alam Autremonde tidak punya kehidupan malam dan Gerald harus mengakui bahwa keheningan di sini terasa agak aneh. Singkat cerita, keduanya langsung berangkat begitu fajar menyingsing. Makin dini mereka pergi, makin kecil kemungkinan mereka akan bertemu dengan pria bercodet itu. Untungnya, hanya butuh sekitar satu jam bagi Gerald dan Yale untuk berhasil meninggalkan kota. Setelah berhasil keluar dengan selamat, Yale bertanya, "Jadi, ke mana kita akan pergi sekarang, Saudara Gerald?" Yale penasaran karena dia akan mengikuti Gerald ke manapun.
Gerald sendiri tidak bergerak sedikit pun dan hanya menyesap tehnya. Pada titik ini, adegan seperti itu terlihat normal baginya. Berikutnya terlihat belasan pria berpakaian hitam masuk dan semuanya tampak siap menyerang para pengawal. Dari pengamatan Gerald, pria berbaju hitam itu terlihat cukup kuat dan terampil. Dia ragu para pengawal akan mampu menghadapi mereka. Setelah beberapa saat, ternyata tebakan Gerald benar. Sebagian besar pengawal terluka parah dan mati, salah satu dari mereka berbalik memelototi pria berbaju hitam dan menggeram, “Siapa kalian? Asal kalian tahu, aku adalah Tanner Junas! Kepala Institut Pengawal Juans di Shontell! Beraninya kalian menyerang pengawal Shontell! Apa kalian mau cari mati?” "Jangan banyak bicara. Serahkan saja batu suci itu kepada kami kalau kau masih ingin hidup!" ancam pemimpin kelompok pria berbaju hitam.Setelah mendengar itu, Tanner hanya bisa mengerutkan kening. Beraninya orang-orang ini menyerang ketika mereka sudah cukup dekat de