Setibanya di lantai bawah, mereka berempat disambut oleh pemandangan pemilik penginapan yang diikat ke kursi, kepalanya yang tertunduk menunjukkan bahwa dia tengah pingsan. "Hah? Apa… yang terjadi padanya, Gerald?” tanya Ray yang terkejut. Gerald terkekeh kemudian tersenyum tipis ketika dia menjawab, "Sepertinya dia pingsan karena terkejut." Setelah itu, Gerald mengambil segelas air dan memercikkannya ke wajah pemilik penginapan.Pria itu pun bangun dan ekspresinya berubah ketakutan sambil berteriak, “Hantu! Hantu!” Namun sepersekian detik kemudian, dia menerima tamparan keras di pipi kirinya dari Gerald! Gerald melakukannya untuk menenangkan pemilik penginapan dan sesuai dugaan, itu berhasil. Setelah tenang, pemilik penginapan yang linglung itu hanya bisa menatap empat orang yang berdiri di depannya. Karena bentuk fisik Gerald sangat berbeda dari bentuk hantunya yang tadi, pemilik penginapan tidak menyadari bahwa Gerald telah melakukan perbuatan sebelumnya. Akhirnya pemili
“Woww!” seru Ray. "Hmm? Ada apa, Ray?" tanya Gerald sambil mengangkat sedikit alisnya. "Kamu tidak pernah bilang kalau menampar orang bisa semenyenangkan ini!" jawab Ray dengan seringai malu. Mendengar itu, Gerald dan Juno hanya bisa meringis. Dasar anak yang menjengkelkan sekaligus lucu! "Sudah! Jangan seperti anak kecil!" balas Gerald sambil menghela napas saat Ray tertawa malu sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. “Sekarang apa yang harus kita lakukan padanya Gerald? Haruskah kita membuangnya?” tanya Ray sambil memberi isyarat gerakan seperti mengiris leher. “T-tolong jangan lakukan itu! Aku mengaku salah! Jadi tolong, tolong, jangan bunuh aku!” seru pemilik penginapan yang panik sambil memohon belas kasihan. Ia tidak mengira kecurangannya untuk mendapatkan uang dengan cara cepat akan berakhir seperti ini! Dia tidak mengharapkan ini terjadi. Dia tidak ingin mati! “Hmm. Ya, meskipun dia jahat, tapi bukan berarti dia sepenuhnya salah, kita tinggalkan saja dia, t
“Saat mereka sedang berjalan, Ray bertanya, “Apakah menurutmu pemilik penginapan akan membalas dendam dan mengirim orang untuk menyerang kita, Gerald?” Gerald menatap Ray, kemudian menjawab santai, “Tidak mungkin. Bahkan meski dia mencoba untuk membalas dendam pun, kita pasti bisa menghadapinya. Harusnya dia paham bahwa berani macam-macam denganku sama saja dia membeli tiket ke neraka!” Gerald yakin pemilik penginapan itu tidak akan berani berbuat macam-macam. Dia telah memastikan untuk memberikan rasa takut yang mendalam pada pria itu. “Hmm, baik kalau begitu. Omong-omong, aku penasaran bagaimana pemilik penginapan itu bisa terikat ke ke kursi, ya?” tanya Ray yang keheranan. "Hmm? Kamu benar-benar ingin tahu?” jawab Gerald dengan nada bercanda. Ray mengangguk. Gerald menambahkan, “Sebenarnya aku ingin memberi tahumu, tapi ini belum saatnya. Tenang saja, nanti aku pasti akan memberi tahumu setelah kamu siap.” "Baik," gumam Ray kecewa. Ia tahu bahwa Gerald merasa dia bel
Detik kemudian, sebuah kilatan ungu yang menyilaukan melesat di langit. Satu-satunya pilihan mereka adalah menahan bau dan mencari perlindungan di gua sampai badai berakhir. “Meskipun ini akan terasa sangat mengganggu, sebaiknya kita berlindung di gua itu dulu. Kita akan melanjutkan perjalanan setelah badai mereda,” usul Gerald yang kemudian disetujui oleh teman-temannya. Dengan kilatan cahaya di langit itu, tinggal di gua jelas merupakan pilihan yang lebih aman. Setelah sepakat, keempatnya kemudian masuk dan duduk di tanah. Juno dan Yrsa memejamkan mata sambil duduk bersandar bergandengan tangan di dinding gua, sementara Gerald dan Ray duduk di ujung yang berlawanan untuk beristirahat. Meskipun baunya sangat menyengat, jika bukan karena di dalam gua, mereka pasti sudah basah kuyup oleh hujan sekarang. Tak lama kemudian, suara hujan dan guntur yang mereda membuat mereka berempat lebih rileks. Seolah-olah semua kekhawatiran mereka hanyut seketika. Tetapi sayangnya, keadaan t
Sshhhhh!Ular piton raksasa itu mendesis ke arah Gerald. Kemudian, dia meluncurkan serangan dan menyerang Gerald dengan kecepatan tinggi. Gerald segera bergerak ke samping untuk menghindari serangan itu."Kalian cepat sembunyi!!" seru Gerald pada Juno dan yang lain.Ketiganya langsung bergerak setelah mendengar kata-kata Gerald. Mereka bersembunyi di balik sebuah pohon. Piton raksasa itu hanya akan menghadapi satu orang. Jadi mereka harus menyerahkannya pada Gerald.Meskipun piton raksasa itu gagal dalam serangan pertamanya, bukan berarti dia akan menyerah. Ia pun berbalik dan mendekati Gerald sekali lagi.Saat tubuhnya yang besar bergerak di tanah, rasanya seolah-olah tanah bergetar.Piton raksasa itu mendekati Gerald dan mengangkat kepala meluncurkan serangan.Kalau Gerald sampai terkena serangan piton raksasa itu, dia pasti akan pingsan atau bahkan mati di tempat.Tetapi tentu saja Gerald tidak akan membiarkan ular piton raksasa itu menang. Ia pun mengeluarkan Pedang Astrab
ujar Gerald pada Ray.Mendengar perintah itu, Ray langsung mendekati tubuh ular piton raksasa itu dengan penuh semangat dan berjongkok untuk mengambil dagingnya.Segera setelah itu, Gerald menyalakan api dan mulai memanggang daging ular di atasnya.“Gerald, aku sudah punya firasat kalau gua itu bukan gua biasa. Pantas saja sangat bau, ternyata itu adalah gua ular!” kata Ray pada Gerald. Dia merasa gua itu memang tampak aneh karena bau busuk yang menyengat dan benar saja, ternyata ada binatang yang tinggal di sini.Piton raksasa yang sedang tidur mungkin keluar dari gua untuk memeriksa mereka karena mereka pasti tanpa sadar mengganggunya. Tapi sial bagi ular itu, dia harus mati di tangan Gerald dan menjadi makanan mereka.Mau bagaimana lagi, begini rantai makanan bekerja. Hidup dan mati mereka ditentukan oleh Tuhan. Ular piton raksasa itu hanya sial karena bertemu Gerald dan teman-temannya.Setelah sekitar setengah jam, daging ular itu akhirnya matang dan baunya sangat harum.Da
Perjalanan beberapa kilometer tidak terlalu lama, Gerald dan yang lainnya hanya butuh waktu dua jam untuk menyelesaikan perjalanan.Begitu Gerald dan teman-temannya keluar dari hutan, mereka berbalik dan melihat ke belakang. Di belakang mereka, ada gunung besar yang kaya akan fosfor merah. Itu berarti bahwa mereka telah keluar dari area fosfor."Akhirnya kita keluar dari area fosfor!" seru Rey gembira.Wuussh! Wuussh! Wuussh! Tetapi detik kemudian, tiba-tiba muncul belasan bayangan hitam turun dari dinding batu di sekitar mereka. Bayangan hitam langsung mengelilingi keempatnya.Ya. Mereka adalah para pemburu jiwa!Melihat itu, ekspresi Gerald dan Juno berubah drastis. Mereka tidak menyangka bahwa situasi yang paling mereka takuti akan benar-benar terjadi.Hukum Murphy memang benar. Sesuatu yang berpotensi buruk, maka akan menjadi buruk. Benar saja, para pemburu jiwa telah keluar dari area fosfor sebelum mereka dan bersembunyi untuk menunggu Gerald dan teman-temannya."Janga
Setelah merasakan aura Gerald, pria berjubah itu terkejut. Dia tidak menyangka aura Gerald bisa menandingi auranya. Dari aura Gerald yang sangat kuat, itu menunjukkan bahwa Gerald bukan orang biasa. Sampai-sampai orang-orang di sekitar mereka hampir kehabisan napas karena aura yang kuat. "Kau sangat istimewa!" Akhirnya, pria berjubah itu menarik auranya dan berkata kepada Gerald dengan ekspresi takjub. "Haha. Itu bukan apa-apa." Gerald menjawab tenang dengan tatapan acuh tak acuh.“Apa sebenarnya tujuanmu datang ke sini?” tanya pria berjubah pada Gerald. "Apa kau percaya padaku kalau aku bilang bahwa kami di sini hanya untuk berlibur?" Gerald membalas pria berjubah itu tanpa menunjukkan rasa takut. "Ha! Ha! Ha!" Mendengar kata-kata Gerald, pria berjubah itu tertawa terbahak-bahak. "Liburan? Apa kau kira aku anak usia tiga tahun? Apa kau pikir aku tidak bisa melihat hal yang istimewa dari kalian? Kalian pasti ke sini karena Klan Phangrottom.”Pria berjubah itu mendengus dan langs