ujar Gerald pada Ray.Mendengar perintah itu, Ray langsung mendekati tubuh ular piton raksasa itu dengan penuh semangat dan berjongkok untuk mengambil dagingnya.Segera setelah itu, Gerald menyalakan api dan mulai memanggang daging ular di atasnya.“Gerald, aku sudah punya firasat kalau gua itu bukan gua biasa. Pantas saja sangat bau, ternyata itu adalah gua ular!” kata Ray pada Gerald. Dia merasa gua itu memang tampak aneh karena bau busuk yang menyengat dan benar saja, ternyata ada binatang yang tinggal di sini.Piton raksasa yang sedang tidur mungkin keluar dari gua untuk memeriksa mereka karena mereka pasti tanpa sadar mengganggunya. Tapi sial bagi ular itu, dia harus mati di tangan Gerald dan menjadi makanan mereka.Mau bagaimana lagi, begini rantai makanan bekerja. Hidup dan mati mereka ditentukan oleh Tuhan. Ular piton raksasa itu hanya sial karena bertemu Gerald dan teman-temannya.Setelah sekitar setengah jam, daging ular itu akhirnya matang dan baunya sangat harum.Da
Perjalanan beberapa kilometer tidak terlalu lama, Gerald dan yang lainnya hanya butuh waktu dua jam untuk menyelesaikan perjalanan.Begitu Gerald dan teman-temannya keluar dari hutan, mereka berbalik dan melihat ke belakang. Di belakang mereka, ada gunung besar yang kaya akan fosfor merah. Itu berarti bahwa mereka telah keluar dari area fosfor."Akhirnya kita keluar dari area fosfor!" seru Rey gembira.Wuussh! Wuussh! Wuussh! Tetapi detik kemudian, tiba-tiba muncul belasan bayangan hitam turun dari dinding batu di sekitar mereka. Bayangan hitam langsung mengelilingi keempatnya.Ya. Mereka adalah para pemburu jiwa!Melihat itu, ekspresi Gerald dan Juno berubah drastis. Mereka tidak menyangka bahwa situasi yang paling mereka takuti akan benar-benar terjadi.Hukum Murphy memang benar. Sesuatu yang berpotensi buruk, maka akan menjadi buruk. Benar saja, para pemburu jiwa telah keluar dari area fosfor sebelum mereka dan bersembunyi untuk menunggu Gerald dan teman-temannya."Janga
Setelah merasakan aura Gerald, pria berjubah itu terkejut. Dia tidak menyangka aura Gerald bisa menandingi auranya. Dari aura Gerald yang sangat kuat, itu menunjukkan bahwa Gerald bukan orang biasa. Sampai-sampai orang-orang di sekitar mereka hampir kehabisan napas karena aura yang kuat. "Kau sangat istimewa!" Akhirnya, pria berjubah itu menarik auranya dan berkata kepada Gerald dengan ekspresi takjub. "Haha. Itu bukan apa-apa." Gerald menjawab tenang dengan tatapan acuh tak acuh.“Apa sebenarnya tujuanmu datang ke sini?” tanya pria berjubah pada Gerald. "Apa kau percaya padaku kalau aku bilang bahwa kami di sini hanya untuk berlibur?" Gerald membalas pria berjubah itu tanpa menunjukkan rasa takut. "Ha! Ha! Ha!" Mendengar kata-kata Gerald, pria berjubah itu tertawa terbahak-bahak. "Liburan? Apa kau kira aku anak usia tiga tahun? Apa kau pikir aku tidak bisa melihat hal yang istimewa dari kalian? Kalian pasti ke sini karena Klan Phangrottom.”Pria berjubah itu mendengus dan langs
“Jangan khawatir. Kita akan lihat bagaimana kelanjutannya. Kalian coba cari kesempatan untuk kabur dulu. Serahkan mereka padaku!” kata Gerald pada Juno dan dua lainnya.Mereka mengangguk. “Gerald, pemimpin para pemburu jiwa bukan orang yang lemah. Kamu harus berhati-hati,” Juno mengingatkan Gerald sekali lagi. Gerald sangat sadar. Dilihat dari duel sebelumnya antara dia dan pria itu, Gerald tahu bahwa kekuatan pria itu tidak boleh diremehkan. Dia memang luar biasa, tetapi bukan berarti Gerald tidak bisa menghadapinya. "Ya. Jangan khawatir. Aku akan berhati-hati!" Gerald memandang Juno dan mengangguk. Pria berjubah itu mencari Klan Phangrottom. Gerald tidak akan membiarkan dia mendapatkan apa yang dia inginkan dengan mudah, apalagi membiarkan mereka mendapatkan kemampuan untuk mengendalikan hantu. Tak berapa lama kemudian, mereka tiba di tepi jurang. Hanya ada satu jembatan kayu di ngarai, dan strukturnya terlihat sangat rapuh. Hanya dengan melihatnya, bisa ditebak bahwa jembatan
Juno memperhatikan ekspresi Gerald dan bertanya dengan prihatin. “Aku hanya khawatir mungkin tidak akan mudah menyeberangi jembatan ini. Aku punya firasat yang tidak enak!” jelas Gerald dengan wajah serius. Juno memperhatikan sekeliling, tetapi tidak melihat sesuatu yang aneh. "Mungkin cuma perasaanmu saja," ujar Juno curiga. Gerald menggelengkan kepalanya menyangkal. "Itu tidak mungkin. Firasatku tidak mungkin salah.” Duaarrr! Begitu Gerald mengatakan itu, tiba-tiba terdengar ledakan keras dari arah ngarai. Mereka segera menoleh ke sisi kiri ngarai karena suara itu datang dari arah sana.Seluruh ngarai sangat gelap sampai mereka tidak bisa melihat situasi dengan jelas. Selain itu, langit juga berubah menjadi gelap dengan awan hitam berkumpul di langit. Ini bukan pertanda baik. Detik berikutnya, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Segerombolan serangga hitam terbang keluar dari sisi kiri ngarai dan langsung menuju ke arah mereka. "Apa itu?" tanya salah satu mereka dengan heran.
Krakkk! Terdengar suara retakan.Jembatan kayu itu ambruk dalam sekejap! Semua orang jatuh ke jurang yang dalam di ngarai. Teriakan dan jeritan terdengar bersahutan menggema di ngarai untuk beberapa saat sebelum kemudian menghilang sepenuhnya. Gerald dan teman-temannya juga ikut jatuh ke ngarai. Untungnya, dasar ngarai bukanlah tanah, melainkan sungai. Jika tidak, mereka pasti sudah menemui kematian. Meskipun demikian, air sungai di bawah sangat menusuk tulang.Gerald segera mencari Juno dan yang lainnya dan membawa mereka ke tepi sungai satu per satu. Ray sudah tidak sadarkan diri. Sepertinya dia pingsan karena takut. Setelah susah payah berenang, Gerald, Juno, dan Yrsa akhirnya berhasil menyeret Ray ke tepi sungai. Keempatnya tergeletak tak berdaya. Setelah menarik napas dalam-dalam, Gerald segera tersentak dan bangkit. "Cepat! Kita tidak boleh beristirahat di sini. Kita harus meninggalkan tempat ini dan mencari tempat untuk membuat api unggun dan menghangatkan tubuh!” uja
“Aku tidak tahu. Tapi yang jelas itu pasti bukan serangga biasa. Mereka memakan manusia. Lihat bagaimana pemburu jiwa dimakan dan berubah menjadi tulang dalam hitungan detik!” kata Gerald dengan nada ngeri. Mendengar itu, Juno dan yang lain langsung merinding. Tidak bisa dipungkiri bahwa yang baru saja mereka saksikan memang sangat mengerikan. Manusia hidup seketika berubah menjadi tumpukan tulang. Itu benar-benar mengerikan! Untungnya, mereka akhirnya bebas dari bahaya. Tak lama kemudian, Ray sadar. "Ray, kamu sudah bangun," kata Gerald sambil menatapnya. "Kakak Gerald, Nona Zorn, apakah... Apakah kita sudah mati?" Ray bertanya dengan bingung, menatap Gerald dan Juno.Plakk! Sontak Gerald memukul bagian belakang kepala Ray dengan kesal.“Kamu ini ngomong apa? Kita semua hidup dan sehat! Ayo cepat sadar!!" kata Gerald sambil memelototi Ray. Dari situ, Ray akhirnya benar-benar sadar. “Wah, syukurlah, Gerald! Kita baik-baik saja sekarang. Aku sangat senang!" Begitu sadar dan tah
Keempatnya melanjutkan perjalanan lagi. Jalan yang mereka ambil cukup mudah karena merupakan tanah datar, jadi tidak ada bahaya. Tanpa disadari, mereka telah berjalan sangat jauh. Mereka telah melewati dua bukit dan mencapai bukit lain.Melihat langit mulai gelap, Gerald dan teman-temannya mencari tempat untuk beristirahat. Tepat pada saat itu, sebuah cahaya menarik perhatian mereka. “Gerald, lihat! Ada rumah!” Ray memiliki mata yang tajam, jadi dia langsung melihatnya dan berteriak pada Gerald. Gerald dan gadis-gadis itu melihat ke arah yang ditunjuk Ray. Benar saja, itu adalah sebuah rumah dan ada asap yang keluar dari cerobong asap. Ini sangat mengejutkan mereka.Mereka tidak menyangka bahwa akan ada seseorang yang tinggal di hutan lebat. Ini agak sulit dipercaya. Tanpa ragu, mereka berjalan menuju rumah yang berada di dasar lembah. Saat mereka sampai di sana, hari sudah sangat gelap. Tok! Tok! Tok! Gerald berdiri di pintu dan mengetuknya. Setelah beberapa saat, pintu kayu di