Sementara Ray tahu ada yang tidak beres dengan pemilik penginapan itu, namun dia tidak bisa memastikannya dan sejujurnya, hal itu membuat Ray serasa mau gila.Sambil menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan, Gerald kemudian menjawab, “Meskipun aku tidak terlalu yakin apakah dia jahat atau tidak, setidaknya aku yakin ada masalah dengannya. Lagi pula, aku tadi melihatnya terus-menerus melihat sekeliling kamar kita, terlihat seolah-olah dia sedang mencari sesuatu. Dugaanku dia pasti punya rahasia di sini!”Terlebih lagi, fakta bahwa pemilik penginapan sudah memberitahu mereka untuk tidak meninggalkan kamar mereka malam ini hanya membuat mereka semakin curiga padanya. Dengan mengingat hal itu, sekarang duo yang penasaran itu tertarik untuk mengungkap sifat aslinya malam ini!“Ayo, pergi ke kamar Nona Zorn sekarang!” kata Gerald.Ray memikirkan hal yang sama dan dengan begitu, keduanya kemudian berjalan keluar dan mulai mengetuk pintu di seberang pintu mereka."Siapa?" tanya Juno dengan ca
Perlahan bergerak menuju pintu, Gerald kemudian mengintip melalui lubang intip dan segera setelah itu, matanya melebar ketika menyadari bahwa pemilik penginapan itu berdiri tepat di depan kamar Juno!Mengambil sesuatu yang tampak semacam dupa dari sakunya, Gerald memperhatikan saat pemilik penginapan menyalakannya lalu meletakkannya di dekat pintu Juno. Dari kelihatannya, dia melakukannya, sehingga asapnya akan meresap ke dalam kamar. Setelah itu selesai, Gerald dengan cepat mundur ketika sekarang dia menyadari bahwa pemilik penginapan itu berjalan menghampiri kamarnya!Pada titik ini, Juno dan yang lainnya terjaga.Setelah melihat reaksi Gerald, Juno hanya bisa berbisik, “Ada apa, Gerald?”Sambil menangkupkan tangan ke mulutnya, Gerald kemudian mengambil handuk lalu membekap mulut dan hidungnya dengan handuk itu.Segera memahami yang Gerald coba sampaikan, yang lain mengambil handuk mereka sendiri dan melakukan hal yang sama sementara Gerald juga memastikan untuk membuka jendela kama
“Hah? Ini... ini tidak mungkin! Aku yakin mereka tadi ada di ruangan ini!” seru pemilik penginapan dengan ekspresi bingung.“Apa kamu mau membodohiku?” geram Tuan Panther yang sangat kesal sambil mencengkeram kerah pemilik penginapan.“A-Aku tidak mungkin mengerjaimu, Tuan Panther! Aku bersumpah demi hidupku bahwa mereka tadi benar-benar ada di sini!” jelas pemilik penginapan yang ketakutan.Sebelum Tuan Panther menjawab, tiba-tiba dia terlempar keluar ruangan oleh embusan angin yang sangat kencang! Sebenarnya, 'angin' itu adalah Gerald yang menerjang menuju Tuan Panther dan seketika mencengkeram lehernya. Tetapi karena mereka tidak bisa melihat Gerald dalam wujudnya saat ini, keduanya hanya bisa menatap bingung dan tidak menyadari yang sebenarnya terjadi. Berikutnya, dengan satu hentakan kuat, terdengar suara dentuman keras! Krakkk!Gerald baru saja mematahkan leher Tuan Panther!Menyadari bahwa Tuan Panther punya niat kotor pada Juno dan Yrsa, ia tidak mungkin akan berbelas kasih
Setibanya di lantai bawah, mereka berempat disambut oleh pemandangan pemilik penginapan yang diikat ke kursi, kepalanya yang tertunduk menunjukkan bahwa dia tengah pingsan. "Hah? Apa… yang terjadi padanya, Gerald?” tanya Ray yang terkejut. Gerald terkekeh kemudian tersenyum tipis ketika dia menjawab, "Sepertinya dia pingsan karena terkejut." Setelah itu, Gerald mengambil segelas air dan memercikkannya ke wajah pemilik penginapan.Pria itu pun bangun dan ekspresinya berubah ketakutan sambil berteriak, “Hantu! Hantu!” Namun sepersekian detik kemudian, dia menerima tamparan keras di pipi kirinya dari Gerald! Gerald melakukannya untuk menenangkan pemilik penginapan dan sesuai dugaan, itu berhasil. Setelah tenang, pemilik penginapan yang linglung itu hanya bisa menatap empat orang yang berdiri di depannya. Karena bentuk fisik Gerald sangat berbeda dari bentuk hantunya yang tadi, pemilik penginapan tidak menyadari bahwa Gerald telah melakukan perbuatan sebelumnya. Akhirnya pemili
“Woww!” seru Ray. "Hmm? Ada apa, Ray?" tanya Gerald sambil mengangkat sedikit alisnya. "Kamu tidak pernah bilang kalau menampar orang bisa semenyenangkan ini!" jawab Ray dengan seringai malu. Mendengar itu, Gerald dan Juno hanya bisa meringis. Dasar anak yang menjengkelkan sekaligus lucu! "Sudah! Jangan seperti anak kecil!" balas Gerald sambil menghela napas saat Ray tertawa malu sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. “Sekarang apa yang harus kita lakukan padanya Gerald? Haruskah kita membuangnya?” tanya Ray sambil memberi isyarat gerakan seperti mengiris leher. “T-tolong jangan lakukan itu! Aku mengaku salah! Jadi tolong, tolong, jangan bunuh aku!” seru pemilik penginapan yang panik sambil memohon belas kasihan. Ia tidak mengira kecurangannya untuk mendapatkan uang dengan cara cepat akan berakhir seperti ini! Dia tidak mengharapkan ini terjadi. Dia tidak ingin mati! “Hmm. Ya, meskipun dia jahat, tapi bukan berarti dia sepenuhnya salah, kita tinggalkan saja dia, t
“Saat mereka sedang berjalan, Ray bertanya, “Apakah menurutmu pemilik penginapan akan membalas dendam dan mengirim orang untuk menyerang kita, Gerald?” Gerald menatap Ray, kemudian menjawab santai, “Tidak mungkin. Bahkan meski dia mencoba untuk membalas dendam pun, kita pasti bisa menghadapinya. Harusnya dia paham bahwa berani macam-macam denganku sama saja dia membeli tiket ke neraka!” Gerald yakin pemilik penginapan itu tidak akan berani berbuat macam-macam. Dia telah memastikan untuk memberikan rasa takut yang mendalam pada pria itu. “Hmm, baik kalau begitu. Omong-omong, aku penasaran bagaimana pemilik penginapan itu bisa terikat ke ke kursi, ya?” tanya Ray yang keheranan. "Hmm? Kamu benar-benar ingin tahu?” jawab Gerald dengan nada bercanda. Ray mengangguk. Gerald menambahkan, “Sebenarnya aku ingin memberi tahumu, tapi ini belum saatnya. Tenang saja, nanti aku pasti akan memberi tahumu setelah kamu siap.” "Baik," gumam Ray kecewa. Ia tahu bahwa Gerald merasa dia bel
Detik kemudian, sebuah kilatan ungu yang menyilaukan melesat di langit. Satu-satunya pilihan mereka adalah menahan bau dan mencari perlindungan di gua sampai badai berakhir. “Meskipun ini akan terasa sangat mengganggu, sebaiknya kita berlindung di gua itu dulu. Kita akan melanjutkan perjalanan setelah badai mereda,” usul Gerald yang kemudian disetujui oleh teman-temannya. Dengan kilatan cahaya di langit itu, tinggal di gua jelas merupakan pilihan yang lebih aman. Setelah sepakat, keempatnya kemudian masuk dan duduk di tanah. Juno dan Yrsa memejamkan mata sambil duduk bersandar bergandengan tangan di dinding gua, sementara Gerald dan Ray duduk di ujung yang berlawanan untuk beristirahat. Meskipun baunya sangat menyengat, jika bukan karena di dalam gua, mereka pasti sudah basah kuyup oleh hujan sekarang. Tak lama kemudian, suara hujan dan guntur yang mereda membuat mereka berempat lebih rileks. Seolah-olah semua kekhawatiran mereka hanyut seketika. Tetapi sayangnya, keadaan t
Sshhhhh!Ular piton raksasa itu mendesis ke arah Gerald. Kemudian, dia meluncurkan serangan dan menyerang Gerald dengan kecepatan tinggi. Gerald segera bergerak ke samping untuk menghindari serangan itu."Kalian cepat sembunyi!!" seru Gerald pada Juno dan yang lain.Ketiganya langsung bergerak setelah mendengar kata-kata Gerald. Mereka bersembunyi di balik sebuah pohon. Piton raksasa itu hanya akan menghadapi satu orang. Jadi mereka harus menyerahkannya pada Gerald.Meskipun piton raksasa itu gagal dalam serangan pertamanya, bukan berarti dia akan menyerah. Ia pun berbalik dan mendekati Gerald sekali lagi.Saat tubuhnya yang besar bergerak di tanah, rasanya seolah-olah tanah bergetar.Piton raksasa itu mendekati Gerald dan mengangkat kepala meluncurkan serangan.Kalau Gerald sampai terkena serangan piton raksasa itu, dia pasti akan pingsan atau bahkan mati di tempat.Tetapi tentu saja Gerald tidak akan membiarkan ular piton raksasa itu menang. Ia pun mengeluarkan Pedang Astrab