Juno sangat mempercayai Gerald. Itu sebabnya ia tidak menentang usulan nekat dari Gerald.Terlebih lagi, jika mereka melompat bersama, setidaknya mereka akan mati bersama. Meskipun tidak perlu dikatakan, bertahan hidup bersama tentu saja tetap menjadi tujuan utama Juno.Bagaimanapun juga, setelah mempersiapkan diri, Gerald kemudian menatap Juno lalu bertanya, “Siap?”Melihat Juno mengangguk dengan kuat, Gerald kemudian memeluknya erat sebelum keduanya terjun jauh ke dalam lembah!Meluncur ke bawah dengan cepat dan makin cepat. Hanya beberapa detik kemudian ketika keduanya jatuh ke badan air yang mengalir dengan percikan besar!Seperti yang mereka duga, benar-benar ada sungai di dasarnya dan syukurlah mereka benar. Sungai menyelamatkan hidup mereka!Apapun masalahnya, sekarang setelah mereka masih hidup, Gerald—yang selama ini tidak melepaskan Juno—dengan cepat berenang membawa Juno ke tepi sungai.Sekarang basah kuyup dan membeku—karena air sungai berasal dari salju yang baru saja mele
Tentu saja, Juno tidak menentang gagasan itu.Bagaimanapun, Gerald kemudian mulai bekerja menyembelih dan memproses serigala.Gerald memastikan untuk menguliti serigala dengan benar karena bulu serigala bisa dijual dengan harga yang lumayan mahal. Setelah selesai, ia kemudian mengiris daging serigala menjadi potongan-potongan yang bisa dibentuk.Setelah mencuci daging di tepi sungai, Gerald menyalakan api lagi. Setelah itu, daging serigala panggang akan segera terhidang.Bukan ide yang baik untuk bepergian dengan perut kosong dan mereka berdua mengetahuinya. Dengan mengingat hal itu, makan sampai kenyang adalah tindakan terbaik mereka saat ini.Dalam waktu kurang dari setengah jam, daging serigala sudah matang dan keduanya akhirnya bisa mulai makan. Menggunakan daun besar yang ia temukan sebagai piring, Gerald kemudian merobek beberapa potong daging yang sudah dimasak lalu menyerahkannya kepada Juno. Setelah mengambil beberapa potong daging untuk dirinya sendiri, keduanya kemudian dud
Vampir-vampir itu menatap tajam ke arah Gerald dan Juno dan mengeluarkan suara dari mulut mereka tanpa henti. Mereka berdua menjadi target sasaran vampir-vampir itu. Beberapa detik berikutnya, beberapa vampir melancarkan serangan ke arah mereka berdua satu per satu. Mereka menyerbu keduanya dengan menunjukkan taring dan mengacungkan cakar. Gerald sontak mencabut Pedang Astrabyss miliknya dan melakukan gerakan tebasan dengan cepat. Seketika satu vampir yang menuju ke arah mereka ditebas menjadi dua oleh Pedang Astrabyss di tangan Gerald. Darah muncrat kemana-mana.Menyaksikan adegan itu, tiga vampir lainnya mundur satu persatu dan tidak berani melangkah maju. Saat rekan mereka dibelah menjadi dua, mereka kini tahu betapa kuatnya Pedang Astrabyss di tangan Gerald. "Ayo! Sini maju kalau kalian tidak takut mati!" Gerald menatap tiga vampir yang tersisa di depannya dan berkata dengan dingin. Ketiga vampir itu sepertinya mengerti kata-kata Gerald. Mereka pun segera berbalik untuk mela
Keesokan paginya, Gerald mengajak Ray pergi. "Kita mau ke mana pagi-pagi begini, Gerald?" tanya Ray bingung. Dia tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari terakhir dan ketika dia akhirnya bisa tidur di tempat yang nyaman, Gerald malah datang pagi-pagi dan menyeretnya keluar! Itu benar-benar membuatnya merasa jengkel."Kita akan pergi ke Sekte Gelap Kota Hantu!" jawab Gerald.Tak selang berapa lama, mereka pun tiba di menara Sekte Gelap Kota Hantu. Karena perburuan Ember Lord masih berlangsung, jadi pembangunan di Sekte Gelap dihentikan sementara dan seluruh menara disegel. Karena penghentian mendadak itu, akhirnya banyak orang kehilangan pekerjaan. Seperti kata pepatah, yaitu 'karma itu nyata'.Saat melangkah di depan pintu masuk menara, mereka melihat bahwa pintu gerbang dikunci dengan rantai, bahkan ada segel strip juga di sana. "Bagaimana caranya kita bisa masuk, Gerald?" tanya Ray. Gerald tidak memberikan jawaban, hanya berjalan di sekitar menara, melihat-lihat sekitar sam
Menyadari bahwa itu adalah Old Flint, Gerald dan Ray menarik napas lega. Old Flint, di sisi lain, mengangkat alisnya sedikit dan bertanya dengan bingung, “Kalian berdua kenapa di sini? Dan bagaimana caranya kalian bisa masuk?”Kepala inspektur sudah memerintahkannya untuk tidak melakukan kontak dengan Gerald lagi. Apalagi dia juga telah diberitahu bahwa Gerald tidak diizinkan untuk membantu mereka dalam penyelidikan. Jadi Old Flint hanya bisa mematuhi atasannya. "Kami ke sini untuk mencari petunjuk!" jawab Gerald. “Dengar, aku minta maaf, tapi kalian berdua tidak boleh terlibat dalam kasus ini lagi. Jadi silakan kalian pergi! Kalau kalian tetap memaksa, satu-satunya pilihan kami adalah membawa kalian pergi,” ujar Old Flint memperingatkan. Mendengar itu, Gerald hanya mengangguk. Ia tidak ingin mempersulit orang tua itu. "Kami mengerti,” ujarnya. Namun saat dia akan pergi bersama Ray, dia mendengar Old Flint berteriak, “Tunggu sebentar! Apakah kalian menemukan petunjuk selam
“Halo? Ada apa, Gerald?” tanya Old Flint dari seberang telepon. “Old Flint, aku tahu kamu tidak bisa mengizinkan kami bergabung dalam penyelidikan, tapi aku harap kamu masih bisa membantu kami. Intinya, jika kamu ingin menyelesaikan kasus ini dan menangkap Ember Lord, dengarkan baik-baik dan percaya padaku. Apa yang akan aku katakan ini adalah sesuatu sangat penting!” jawab Gerald dengan nada serius. Mendengar itu, Old Flint berpikir sejenak. Tetapi dia tahu dia bisa memercayai Gerald, jadi dia bersedia mengambil risiko. Lagi pula, keduanya ingin kasus ini diselesaikan dan Ember Lord ditangkap. “Baik, katakan apa yang bisa kubantu!” “Pergilah ke Biro Sensus sekarang. Aku saat ini juga sedang menuju ke sana. Aku akan menjelaskan semuanya ketika kita bertemu,” jawab Gerald sebelum kemudian menutup telepon. Setengah jam kemudian, Ray dan Gerald bertemu dengan Old Flint di tempat yang ditentukan. “Untuk apa kita di sini, Gerald?” tanya orang tua yang bingung itu. “Dengar, aku
Tidak mungkin kedua hal itu kebetulan. Itu berarti Ember Lord bersembunyi di sana. Namun, karena Ember Lord telah meninggalkan petunjuk itu untuk mereka, ada kemungkinan bahwa alih-alih menemukannya di sana, mereka malah akan menemukan lokasi korban berikutnya. Setelah berpikir sebentar, Old Flint kemudian menyalakan mobil dan langsung tancap gas. Mereka harus pergi ke rumah Yamilet Fae sekarang juga. “Apakah kamu benar-benar yakin bahwa Ember Lord bersembunyi di sana, Gerald?” tanya Ray dalam perjalanan. Gerald menggelengkan kepalanya kemudian menjawab dengan ekspresi serius, “Sejujurnya, aku tidak terlalu yakin. Apalagi Ember Lord adalah orang yang teliti dan cerdik. Dugaanku adalah angka-angka itu akan membawa kita ke korban berikutnya, tetapi sambil menemukan korban itu, kita pasti akan selangkah lebih dekat ke tempat Ember Lord bersembunyi!” Mendengar itu, Ray mengangguk paham. Setelah sekitar empat puluh menit berkendara, ketiganya akhirnya tiba di rumah nenek Ember L
“Hehe, Ray, jangan lupa Ember Lord bukan lagi manusia. Dia bahkan lebih menyeramkan dari hantu. Apa menurutmu dia akan takut bersembunyi di tempat ini?” ujar Gerald terkekeh mengingatkan Ray.Ray merasa yang dikatakan Gerald memang masuk akal."Silakan kalian lanjutkan, aku pergi dulu,” ujar petani itu pada mereka bertiga.“Oke, Tuan. Terima kasih banyak atas bantuanmu!” kata Old Flint berterima kasih kepada orang tua itu.“Ah, ini bukan apa-apa,” jawab orang tua itu sambil melambaikan tangannya.Setelah lelaki tua itu pergi, Gerald dan dua lainnya berdiri di depan pondok kayu, menatap kosong. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak tahu cara masuk ke dalamnya.“Gerald, Old Flint, apa yang harus kita lakukan sekarang? Menendang pintu sampai terbuka?” tanya Ray pada Gerald dan Old Flint.“Tidak, jangan ngawur. Kita tidak boleh masuk tanpa izin!” jawab Old Flint mencegah Ray.Meskipun Yamilet Faes sudah mati, pondok ini masih miliknya. Jadi mereka tidak bisa begitu saja