“Giya, bukankah kamu pernah cerita kalau dia mimisan saat bertemu denganmu waktu itu? Mungkin dia terlalu grogi karena aroma parfummu, Giya. Hahaha dasar norak!”“Iya, hahaa! Tapi kenapa para pria tidak mimisan ketika bertemu aku? Hahaa! Eh, Giya, sepertinya dia sedang mencari kamu.” Para mahasiswi itu berkasak kusuk membicarakan Gerald. Pipi Giya bersemu merah mendengar namanya disebut-sebut. Dia sempat merasa malu ketika Gerald mengalami mimisan tempo hari. Sekarang dia bertambah malu mendengar teman-temannya terus menggodanya. Padahal mereka harusnya fokus belajar sekarang. Beberapa saat yang lalu sebenarnya Tammy sudah menyadari kedatangan Gerald. Dia menyenggol lengan Giya ketika melihat Gerald masuk ke perpustakaan sambil menenteng buku di tangan. Gerald terlihat mencari-cari seseorang sebelum kemudian duduk di tempat biasa. “Hei, Gerald!” panggil Tammy sambil separoh berbisik. Karena kondisi perpustakaan yang hening, Gerald bisa mendengar suara Tammy dengan jelas. Dia me
Meski Giya begitu mempesona, hati Gerald sudah terpaut pada Mila. Dia selalu merasa bersalah setiap kali harus berinteraksi dengan gadis lain seperti ini. Itulah alasannya dia selalu menjaga jarak dengan Jacelyn dan Alice. Setibanya di asrama, Gerald segera mengambil kotak berisi gelang giok yang disimpannya. Dia lalu berpamitan pada Harper sebelum kemudian keluar lagi menuruni tangga. Di tempat lain, Giya dan teman-temannya sudah memilih meja di sebuah rumah makan. Sesaat setelah duduk, Tammy tertawa sambil menutup mulutnya. “Hahaha! Giya, aku yakin sepertinya Gerald suka padamu.”“Ya, aku juga sependapat. Kalian mungkin nggak tahu, aku selama ini telah mengumpulkan indormasi tentang dia. Gerald adalah mahasiswa di Jurusan Bahasa dan Sastra, dia terkenal sebagai mahasiswa miskin.”“Ya, lalu kenapa kalau dia miskin? Kamu pikir Giya melihat orang dari hartanya? Kan, nanti Giya tinggal memberikan dia akses karir yang bagus setelah mereka menikah.”“Itu benar! Lagi pula dia juga
Akhirnya Gerald muncul.Gerald menggenggam gelang yang telah dia beli kemarin.Meskipun Giya mengatakan dia yang akan mentraktir sarapan, namun di perjalanan Gerald berpikir dia yang akan mentraktir mereka sarapan untuk terakhir kali. Gerald berencana datang hanya untuk menyerahkan gelang dan pergi.Gerald bertekad untuk membayar sarapan mereka semua apapun yang terjadi. Namun ketika Gerald sampai di tempat makan, Gerald menyadari bahwa Yacob juga ada di situ. Yakob baru saja menyerahkan hadiah gelang untuk Giya.“Gerald! Di sini!”Giya tidak ingin bertemu pandang dengan Yakob, jadi dia melihat ke arah tangga. Ketika tatapan mereka bertaut, Giya tersenyum dan melambaikan tangan pada Gerald.“Kenapa bocah itu ada di sini juga?”Ekspresi Yakob berubah masam melihat kedatangan Gerald. Momen langka bagi Yakob untuk bisa bersama Giya dan gadis lainnya. Kecemburuan Yakob semakin menjadi-jadi demi melihat cara berpakaian Gerald hari itu.Yacob merasa terganggu dengan pemandangan di hadapann
“Heh. Hei, namamu Gerald, kan? Kenapa kamu tidak menunjukkan gelang giok yang kamu beli kepada kami?”Yacob yakin bahwa Gerald yang menyebabkan Giya mengabaikan dirinya.Oleh karena itu Yacob menjadikan Gerald sebagai target.“Lupakan saja hadiahku! Gelang giok yang aku beli tidak sebagus yang kamu beli. Kamu tidak perlu melihatnya!” Gerald berkata jujur.Gerald memang hanya membeli gelang giok deharga 7 ribu dolar untuk Giya. Jauh di bawah harga hadiah yang dibeli oleh Giya.Andai Gerald memang berniat untuk menghina Yakob, maka mudah saja bagi Gerald untuk menghadiahi Yakob sebuah tamparan telak.Namun Gerald tidak ingin terlibat lebih jauh dengan Yakob atau Giya dan teman-temannya di masa depan. Gerald memilih untuk tidak mengambil sikap apapun.Mila setia dengan Gerald dan Gerald ingin melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi Gerald untuk berkompetisi dengan Yakob. Tidak ada gunanya dan tidak ada manfaatnya sama sekali bagi Gerald jika melakukannya.“Itu ben
“Gelang giok ini… adalah milik nenekku. Karena aku tidak punya apapun untuk mengganti gelang milik Giya yang patah, maka aku memberikan ini…” Gerald berbohong. “OMG! Gerald, tidakkah kamu tahu nilai dari gelang ini? Apakah kamu yakin tidak akan menyesal sudah memberikan gelang ini kepada Giya? Aku serius mengatakan ini dan sekarang belum terlambat bagimu untuk mengambil kembali gelangnya!” Tammy berkata dan dia merasa beban di dadanya sedikit terangkat.Astaga! Tammy ketakutan setengah mati. Jika Gerald mampu membeli gelang giok naga seharga 32 ribu dolar, maka sangat mungkin Gerald adalah seorang pewaris keluarga konglomerat yang low profile! Berbeda dengan hampir semua gadis lainya, Tammy tidak merasa jijik pada Gerald. Bagaimanapun, hal itu sangat mengejutkan dan sulit dipercaya bahwa seorang miskin seperti Gerald mendadak kaya raya dibanding mereka semua.Syukurlah bahwa bukan seperti itu kejadiannya.“Aku tidak tahu tahu nilai dari gelang giok naga, tetapi sekarang aku jadi tah
Giya mengejar Gerald lagi. “Gerald, sulit juga buatku tahu kamu menikah kapan. Bagaimana kalau kita saling bertukar nomor kontak agar kita mudah berkomunikasi?”“Itu… baik, baiklah. Aku akan menambahkan kamu dalam kontak WeChat. Aku akan kabari nanti!”Gerald tidak tahu yang harus dia katakan lagi.Gerald tidak bisa menolak lalu berbalik dan berlalu begitu saja. Giya akan kehilangan muka jika Gerald melakukannya. Kemudian Gerald menambahkan Giya dalam daftar kontak akun WeChatnya. Tentu saja Gerald bukan tipe pria narsis yang mudah berpikir seorang dewi secantik itu menyukainya. Gerald sudah menambahkan kontak Giya di WeChat, namun Gerald yakin bahwa mereka tidak akan banyak berkomunikasi setelahnya. Gerald berusaha keras untuk tidak terlalu memikirkan semua itu. Setelah pertukaran nomor kontak selesai dilakukan, Giya mengambil gelang itu kembali dan lalu menaiki tangga. Beberapa orang gadis penasaran dengan keputusan akhir Gerald. “Giya! Giya, Gerald tidak mau mengambil gelang
“Maaf, menurutku terlalu banyak orang di perpustakan! Aku memutuskan untuk belajar di asrama!” jawab Gerald.“Oh, baiklah! Mulai sekarang, kita bisa pergi ke perpustakaan lebih awal. Siapapun yang datang duluan harus memesan sebuah tempat duduk untuk yang lain, oke?”“Aku harus mengurusi sesuatu sekarang. Aku akan kembali nanti!” Gerald melempar ponselnya setelah menjawab pesan Giya. Gerald mencoba untuk menghindari Giya. Sejak hubungannya dengan Mila semakin membaik, Gerald berusaha untuk tetap menjaga jarak dengan gadis lainnya. Tidak lama lagi Giya dan sebagian besar mahasiswa dari jurusan lainnya akan pergi untuk program magang.Gerald tidak akan bertemu dengan Giya lagi.Gerald juga tahu bahwa dia tidak akan bisa melebur dalam lingkaran pertemanan Giya. Mempertimbangkan semua itu, pikiran Gerald yang kacau menjadi agak tenang dan Gerald berhenti mengkhawatirkan situasinya dengan Giya.Setelah itu, dua hari berlalu tanpa hambatan. Selama dua hari itu, Giya selalu berkirim pe
“Kenapa kamu menghindar? Kenapa kamu tidak bersikap jantan seperti seharusnya seorang pria? Aku tidak tahu kenapa, tapi menurutku kamu telah menyakiti hatinya!” kata Tammy. Mendengar penjelasan Tammy, Gerald merasa bersalah karena Giya memang telah mengundang Gerald beberapa kali dan Gerald selalu menolak undangan atau tawaran Giya. Gerald berpikir bahwa Giya sekadar ingin berbasa basi pada Gerald dan tidak pernah berpikir bahwa Giya serius membelikan makanan ataupun menunggu kedatangan Gerald di kantin. Gerald merasa sangat bersalah pada Giya.“Tahukah kamu apa yang Giya katakan tentangmu?”“Apa?” “Tadinya Giya pikir kamu seorang pria yang baik dan jujur. Giya juga berpikir kamu polos dan dia ingin sekali berteman denganmu. Siapa mengira ternyata kamu seorang yang berengsek! Giya sedang ada masalah dan kamu di sini sedang membelikan minuman untuk gadis-gadis cantik! Kamu bahkan sedikitpun tidak peduli dengan Giya. Giya telah salah menilai kamu!” Tammy merasa lebih baik setelah men