Setelah kedua pihak itu selesai menelepon. Mereka sama-sama diam menunggu.Para petugas polisi yang ada di sana tidak tahu bagaimana kasus ini akan berakhir. Yang jelas, nantinya akan ditentukan apakah kasus ini akan diumumkan ke publik atau tetap dirahasiakan. "Pihak mana yang akan menang?" ujar Sharon pada dirinya sendiri. Dalam hati dia merasa cemas dan ragu. Kadang dia menduga Hayward yang akan menang, kemudian harapannya beralih pada Murphy. Pikiran Sharon menjadi tidak karuan.Saat Sharon sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba terdengar sebuah langkah kaki dari belakang ruang investigasi. Derap langkah kaki itu terdengar keras dan terburu."Ah, pasti Tuan Lloyd dan anak buahnya sudah tiba di sini!" pekik Hayward antusias. "Jangan mimpi. Tuan Lloyd dan yang lain tidak akan pernah datang hanya untuk mengurus hal sepele begini," jawab ayah Hayward sambil menghela napas pelan.Detik kemudian, terdengar derit pintu dibuka. Sekelompok polisi memasuki ruangan."Sersan Zale! Letnan Leeds
Selain merasa malu, ketiga gadis itu juga mulai cemas. Jangan-jangan Gerald adalah seorang bos besar!Setelah keluar dari kantor polisi, Gerald terkejut mendapati Wesley dari Biro Perdagangan sudah menunggunya di dalam mobil di luar kantor.Gerald pun segera masuk ke dalam mobil itu.Wesley menyambutnya dengan senyum. "Tuan Crawford, Anda cuma saksi jadi Anda tidak perlu berlama-lama ditahan di sana. Hahaha!""Ya, itu cuma insiden kecil." jawab Gerald pendek."Ah, begitu rupanya. Oh, iya, Tuan Crawford, ada satu hal yang sedang mengganggu pikiran saya. Entah apakah saya harus menceritakan ini pada Anda," lanjut Wesley sambil menyetir.Gerald memiliki kesan yang baik pada Wesley karena dia banyak membantu perkembangan bisnis di Mayberry. Karena itu Gerald mencondongkan badannya sedikit untuk menyimak yang akan dikatakan Wesley selanjutnya."Jadi begini. Beberapa waktu yang lalu, manajemen bisnis kita menerima beberapa indikator tugas untuk memperkuat konstruksi ekonomi pedesaan dan per
“Wow! Gelangnya bagus sekali!"Mereka terkagum melihat benda yang ada di dalam kotak. Yang lebih mengejutkan adalah ketikan mereka melihat nota pembelian. Dua gelang itu harganya lebih dari 40.000 dolar!"Hei, aku juga mau lihat!" ujar Jacelyn yang tiba-tiba ikut nimbrung. Harper dan Jacelyn mengambil dua gelang itu sebelum kemudian menunjukkannya ke kamera.Bahkan kotaknya saja sudah terlihat mahal. Mereka semua sampai pada satu kesimpulan, Gerald memang benar-benar kaya! Fakta itu tak terbantahkan lagi.Salah seorang dari mereka yang sedang menguping di luar kamar mandi tiba-tiba berbisik, "Hei, Gerald kembali! Letakkan lagi gelangnya!"Harper segera mengakhiri panggilan video sementara yang lain memasukkan gelang kembali ke dalam kotak.Saat Gerald keluar dari kamar mandi dan masuk ke kamarnya, dia mendapati teman-temannya berdiri dengan raut muka curiga.Hal itu tentu saja mebuat Gerald merasa aneh. "Apa? Kalian melihat uang di wajahku?""Gerald, katakan yang sebenarnya. Apa kamu
Di masa lalu, ayah Gerald hidup dalam kemiskinan dan dia tidak lolos ujian masuk perguruan tinggi. Karena itulah kakek Gerald akhirnya memaksa ayahnya untuk menjadi tentara. Di sana dia berjumpa dengan seorang kawan seperjuangan. Setelah berada di dunia militer selama dua tahun, ayah Gerald kembali ke kampung halaman untuk menjadi petani. Dia membutuhkan uang karena bangkrut. Singkat cerita, ayahnya berhasil membuka sebuah toko roti dan berhenti menjadi petani. Namun kemudian musibah terjadi. Ayah Gerald kemalingan yang akhirnya membuatnya harus menutup toko rotinya. Saat itu dia bahkan punya banyak utang. Itulah titik terendah dalam hidup ayah Gerald. Merasa tidak ada harapan lagi, akhirnya ayah Gerald memutuskan menghubungi teman lamanya. Teman lamanya itu berasal dari keluarga yang cukup kaya. Kedua orangtuanya adalah PNS jadi hidup mereka cukup terjamin.Namun sayangnya, setiap kali ayah Gerald mengunjungi alamat yang diberikan oleh temannya itu, dia tidak pernah ada. Hal itu
“Giya, bukankah kamu pernah cerita kalau dia mimisan saat bertemu denganmu waktu itu? Mungkin dia terlalu grogi karena aroma parfummu, Giya. Hahaha dasar norak!”“Iya, hahaa! Tapi kenapa para pria tidak mimisan ketika bertemu aku? Hahaa! Eh, Giya, sepertinya dia sedang mencari kamu.” Para mahasiswi itu berkasak kusuk membicarakan Gerald. Pipi Giya bersemu merah mendengar namanya disebut-sebut. Dia sempat merasa malu ketika Gerald mengalami mimisan tempo hari. Sekarang dia bertambah malu mendengar teman-temannya terus menggodanya. Padahal mereka harusnya fokus belajar sekarang. Beberapa saat yang lalu sebenarnya Tammy sudah menyadari kedatangan Gerald. Dia menyenggol lengan Giya ketika melihat Gerald masuk ke perpustakaan sambil menenteng buku di tangan. Gerald terlihat mencari-cari seseorang sebelum kemudian duduk di tempat biasa. “Hei, Gerald!” panggil Tammy sambil separoh berbisik. Karena kondisi perpustakaan yang hening, Gerald bisa mendengar suara Tammy dengan jelas. Dia me
Meski Giya begitu mempesona, hati Gerald sudah terpaut pada Mila. Dia selalu merasa bersalah setiap kali harus berinteraksi dengan gadis lain seperti ini. Itulah alasannya dia selalu menjaga jarak dengan Jacelyn dan Alice. Setibanya di asrama, Gerald segera mengambil kotak berisi gelang giok yang disimpannya. Dia lalu berpamitan pada Harper sebelum kemudian keluar lagi menuruni tangga. Di tempat lain, Giya dan teman-temannya sudah memilih meja di sebuah rumah makan. Sesaat setelah duduk, Tammy tertawa sambil menutup mulutnya. “Hahaha! Giya, aku yakin sepertinya Gerald suka padamu.”“Ya, aku juga sependapat. Kalian mungkin nggak tahu, aku selama ini telah mengumpulkan indormasi tentang dia. Gerald adalah mahasiswa di Jurusan Bahasa dan Sastra, dia terkenal sebagai mahasiswa miskin.”“Ya, lalu kenapa kalau dia miskin? Kamu pikir Giya melihat orang dari hartanya? Kan, nanti Giya tinggal memberikan dia akses karir yang bagus setelah mereka menikah.”“Itu benar! Lagi pula dia juga
Akhirnya Gerald muncul.Gerald menggenggam gelang yang telah dia beli kemarin.Meskipun Giya mengatakan dia yang akan mentraktir sarapan, namun di perjalanan Gerald berpikir dia yang akan mentraktir mereka sarapan untuk terakhir kali. Gerald berencana datang hanya untuk menyerahkan gelang dan pergi.Gerald bertekad untuk membayar sarapan mereka semua apapun yang terjadi. Namun ketika Gerald sampai di tempat makan, Gerald menyadari bahwa Yacob juga ada di situ. Yakob baru saja menyerahkan hadiah gelang untuk Giya.“Gerald! Di sini!”Giya tidak ingin bertemu pandang dengan Yakob, jadi dia melihat ke arah tangga. Ketika tatapan mereka bertaut, Giya tersenyum dan melambaikan tangan pada Gerald.“Kenapa bocah itu ada di sini juga?”Ekspresi Yakob berubah masam melihat kedatangan Gerald. Momen langka bagi Yakob untuk bisa bersama Giya dan gadis lainnya. Kecemburuan Yakob semakin menjadi-jadi demi melihat cara berpakaian Gerald hari itu.Yacob merasa terganggu dengan pemandangan di hadapann
“Heh. Hei, namamu Gerald, kan? Kenapa kamu tidak menunjukkan gelang giok yang kamu beli kepada kami?”Yacob yakin bahwa Gerald yang menyebabkan Giya mengabaikan dirinya.Oleh karena itu Yacob menjadikan Gerald sebagai target.“Lupakan saja hadiahku! Gelang giok yang aku beli tidak sebagus yang kamu beli. Kamu tidak perlu melihatnya!” Gerald berkata jujur.Gerald memang hanya membeli gelang giok deharga 7 ribu dolar untuk Giya. Jauh di bawah harga hadiah yang dibeli oleh Giya.Andai Gerald memang berniat untuk menghina Yakob, maka mudah saja bagi Gerald untuk menghadiahi Yakob sebuah tamparan telak.Namun Gerald tidak ingin terlibat lebih jauh dengan Yakob atau Giya dan teman-temannya di masa depan. Gerald memilih untuk tidak mengambil sikap apapun.Mila setia dengan Gerald dan Gerald ingin melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi Gerald untuk berkompetisi dengan Yakob. Tidak ada gunanya dan tidak ada manfaatnya sama sekali bagi Gerald jika melakukannya.“Itu ben