Lilian iri. Lilian sudah kehilangan mood dan kemunculan Gerald membuatnya merasa semakin kesal.Sebelumnya Lilian masih bisa menjaga nilai-nilai kesopanan, tetapi ketika Lilian melihat Gerald entah mengapa dia mulai mengejeknya.Singkat kata, Lilian mengatakan banyak sekali hal buruk yang seharusnya tidak pantas diucapkan di depan publik.Semua orang menghampiri dan berusaha menenangkan Lilian dan akhirnya dia bisa agak tenang.Gerald ingin sekali melakukan satu hal sekarang. Gerald mati-matian menahan keinginan untuk menampar muka Lilian dengan keras.Apa yang dilakukan Lilian sangatlah buruk, dia mengejek Gerald habis-habisan. Sekarang, Lilian memprovokasi semua orang untuk merendahkannya. "Okay, cukup, Lilian. Kenapa kamu jadi sangat picik? Jika Gerald ingin makan, maka biarkan saja dia makan. Lebih baik kamu menjaga reputasimu, apalagi kamu akan menjadi seorang guru dan kamu akan punya pekerjaan yang baik dengan gaji tetap!” Hayward berkata sambil tersenyum. Lilian akh
Mampukah Gerald makan di Michelin setiap hari? Bukankah mahal sekali harga hidangan di situ?Queta tidak bisa menghentikan Gerald dari melakukan reservasi langsung melalui internet. Gerald memesan meja terbaik di restoran itu.Akhirnya Gerald mengajak Queta makan di restoran Michelin.“Hello, Tuan, mau pesan untuk berapa orang?Begitu mereka memasuki restoran, pramusaji langsung menghampiri dan menyapa dengan senyuman.“Kami berdua saja! Aku sudah memesan meja online!”Gerald menjawab dengan tenang.Pramusaji itu sedikit mengernyitkan kening. Dilihat dari sudut manapun, kedua orang yang berdiri di depannya, tak seorang pun terlihat memiliki kemampuan untuk makan di restoran Michelin.Namun, wanita pramusaji itu mengangguk sopan demi profesionalisme.Wanita pramusaji itu hendak bertanya pada Gerald, meja mana yang sudah dia pesan.Sepasang pria dan wanita memasuki restoran dan melintas di depan mereka.Sang wanita melihat Gerald lalu terpana. “Gerald, kenapa kamu di sini? Yang benar sa
”Tuan, aku minta maaf, tapi kami juga menyediakan hidangan standar dengan harga rata-rata. Bagaimana kalau Anda mengecek daftar menu hidangan standar ini?”Pramusaji itu mengatakan kalimat itu dengan sangat sopan.Tentu saja, dia tidak bodoh dan dia tidak ingin Sara tersinggung oleh orang-orang dengan penampilan seperti Gerald dan Queta.“Haruskah?” jawab Gerald seraya tersenyum pahit.Lalu Gerald mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan formulir aplikasi online untuk memesan meja VIP.Pelayan itu menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan dan dia menjadi tegang.Pria ini telah memesan meja VIP!Melayani tamu VIP, pramusaji itu berpeluang untuk bisa mengantongi 300 dolar sebagai komisi, belum lagi komisi tambahan dari pemain violin yang biasanya direkrut khusus untuk menemai tamu di meja VIP.Seketika wajah pramusaji itu berubah, dari yang semula merendahkan kini menjadi antusias melayani.“Silakan, Tuan. Silakan masuk!”Dengan sedikit membungkuk, pramusaji itu membawa Gerald ke tempa
Sebenarnya Finn tidak keberatan jika mengeluarkan seribu hingga tiga ribu dolar, tetapi dia keberatan kalau lebih dari itu, apalagi dua belas ribu dolar hanya untuk sebuah buket bunga. Sara membalikkan badan mencoba menghindari tatapan cemoohan para pengunjung restoran. Yang dia lihat adalah Gerald yang sedang asik mengobrol dengan pacarnya. Mereka terlihat tertawa bahagia. Tak disangka, Sara naik pitam. Dia seketika berdiri dan menunjuk ke arah Gerald yang berada di meja VIP sambil berteriak keras.“Berengsek! Apa yang kamu tertawakan, hah!” Si pecundang miskin itu, berani-beraninya! Apanya yang lucu? “Heh? Siapa bilang aku menertawakanmu? Aku cuma sedang melihat bunganya. Kenapa memangnya? Itu mengganggumu?” jawab Gerald tak kalah geram. Karena Queta juga menyukai bunga mawar itu, Gerald bertanya mana yang Queta suka. Lalu tiba-tiba malah Sara menegurnya.“Oh, jadi kamu juga suka bunga itu? Apa yang membuatmu berpikir kalau kamu akan mampu membelinya?” cibir Sara.Gerald hanya b
Sara melihat Lamborghini itu meninggalkan restoran dan Gerald juga ikut hilang. Jangan-jangan?Akh! Dia menghela napas dalam-dalam. Apa ini berarti yang menaiki Lamborghini tadi adalah Gerald? Sara lalu ingat saat kali pertama bertemu dengan Gerald, mobil Lamborghini itu juga ada di sana. Di tambah lagi hari ini dia menyaksikan Gerald menghabiskan tiga puluh ribu dolar dengan entengnya. Akh! Sara berusaha menepis kecurigaannya. Tidak mungkin, ini semua tidak mungkin!Sementara itu, Gerald melanjutkan perjalanan kembali ke kampus setelah ia mengantar Queta pulang. Setibanya di kampus, dia segera memarkir mobilnya di parkiran kecil yang sepi, seperti biasa. Setelah keluar dari mobil dan memencet tombol pengunci pintu, seseorang tiba-tiba memanggilnya.“Hai, Gerald!” seorag gadis secara mengejutkan keluar dari semak-semak. Gerald hampir melompat karena kaget, “Sial! Ngapain kamu di sini?” tanya Gerald dengan ekspresi terkejut sekaligus sambil menahan tawa melihat kemunculan yang tak terd
Whitney ingin memiliki Gerald seutuhnya. Dulu, Gerald mungkin akan senang bisa dekat dengan orang semenarik dan setegas Whitney. Tetapi setelah semua perlakuan buruk yang dilakukan Whitney padanya, Gerald benar-benar telah kehilangan simpatik pada Whitney.Kini, menghadapi sisi lain Whitney yang manja dan liar, Gerald tidak tahu harus bagaimana. Dia panik. Sekujur tubuhnya merinding. Dia akhirnya memutuskan untuk menarik tangannya dari pegangan Whitney dan berlari kabur. “Geraaldd! Jangan kabur!” teriak Whitney seketika. Dia lalu tersenyum pada dirinya sendiri.Hehehe... Whitney awalnya mengira bahwa Gerald sudah berada pada titik puncak benci. Tetapi ternyata Gerald hanya takut pada Whitney. Itu artinya Whitney masih punya kesempatan. Bayangan-bayangan manis mulai berputar di pikiran Whitney. Dia menyilangkan lengan di depan dada dan mencoba memperhatikan mobil Lamborghini di depannya. ‘Suatu hari, aku akan duduk di samping Gerald dan dia akan membawaku jalan-jalan keliling kampus,
”Gerald, ke sini!" kata Cassandra setelah sebelumnya memandang ke seantero isi kelas."Gerald, ada sesuatu yang saya mau beritahukan ke kamu. Suami dari teman kuliah saya akan membuka sebuah bar besok. Mereka kekurangan tenaga pekerja jadi mereka membuka lowongan kerja paruh waktu. Bayarannya lumayan besar kalau dibandingkan dengan tempat lain," kata Cassandra sambil menyilangkan lengan di depan dada."Bekerja paruh waktu? Ss... saya..." "Apa? Kamu apa? Kamu nggak paham maksud saya? Jadi besok di sana akan sangat sibuk karena pembukaan hari pertama dan mereka kekurangan tenaga pekerja. Kamu tahu lokasinya di mana? Di Mayberry Commercial Street! Semua orang tahu itu kawasan bisnis elit yang berarti mereka nggak akan merekrut orang yang biasa saja. Mereka mencari orang yang berpenampilan menarik dan pantas.""Sayaa...""Kamu apa? Sudah diputuskan. Saya akan hadir ke sana besok dan kamu harus ikut!" Cassandra memutuskan sepihak.'Ah, sial!' umpat Gerald dalam hati.Gerald baru akan menga
”Karena aku nggak mau hubungan ini berlanjut,” kata Gerald memberanikan diri.“Maksud kamu apa?”“Mmm... Alice, ada kesalahpahaman di sini. Aku... aku ke sana bukan untuk bertemu kamu waktu itu dan aku sudah berusaha mengatakannya. Aku ke sana untuk mengajak Mila, salah satu teman jurusanmu, untuk makan malam bersama. Tapi kemudian setelah aku masuk, para mahasiswi dari jurusanmu merubungiku, mereka mengira aku berniat menyatakan cinta ke kamu dan setelah itu...” Gerald masih berusaha keras menjelaskan semua yang tertahan di hatinya akhir-akhir ini. Alice menarik napas berat. Kata-kata Gerald pelan-pelan serasa menusuk jantungnya. “Lalu aku muncul dan aku salah mengira bahwa kamu di sana untuk mencari aku? Bahkan aku menyatakan mau jadi pacarmu, begitu kan?” timpal Alice dengan alis berkerut. “Ya! Aku nggak bisa menjelaskan semuanya saat itu karena aku pikir kamu akan merasa dipermalukan.”“Oke, aku mengerti sekarang. Aku cuma gadis bodoh yang sangat bisa dipermainkan.” Timpal Alice