”Ah, apa iya, Om? Tuan Lyle kan orang terkaya di Kota Mayberry. Saya yakin dia pasti mampu membeli villa itu," jawab Samuel terheran."Hahahaha! Kamu salah. Dulu dia memang mampu, tapi sekarang tidak lagi. Om baru dapat kabar kalau Tuan Lyle tidak lagi mengelola Mayberry Commercial Street. Kawasan itu akan segera dipimpin oleh orang lain.""... tapi meskipun Tuan Lyle sudah diberhentikan, dia direkrut lagi secara pribadi oleh Tuan Crawford. Jadi meskipun dia mampu membeli villa itu, dia tidak akan melakukannya.""Hah, jadi Tuan Lyle diberhentikan?""Ya, tapi Tuan Crawford masih mempekerjakannya untuk diri sendiri. Oleh karena itu, dia pasti akan sedikit menahan diri."Samuel mengangguk-angguk paham."Sam, Pa, kalian sedang membicarakan apa, sih? Tuan Crawford itu siapa? Papa nggak pernah cerita ke aku," kata Melanie penasaran.Dari mendengar obrolan papanya dan Samuel, Melanie bisa menebak kalau Tuan Crawford pastilah orang yang sangat disegani dan terpandang. Sepertinya dia adalah pem
”Hahaha! Nggak akan ada yang mau membeli villa itu,” kata Samuel sambil tertawa.Wyatt tersenyum kecut dan menimpali, “Aku sudah bilang padamu, pengusaha yang cerdas tidak akan menyia-nyiakan seratus dua puluh juta dolar hanya untuk sebuah villa, kecuali...”“Aku mau!!”Sebuah suara berteriak dari arah belakang. “Hah?”Waktu seolah terhenti beberapa detik. Semua orang mencari arah sumber suara.Wyatt dan Samuel menoleh ke belakang. Ternyata itu suara Gerald!“Sialan! Gerald, kamu sudah gila? Beraninya kamu berteriak sedemikian arogan! Kamu tahu apa jadinya kalau kamu bilang akan membeli villa itu padahal nggak punya cukup uang untuk melakukannya?”“Oke, sudah cukup sampai di sini. Pria ini benar-benar membuatku muak!”Nyla dan Dawn dibuat gemas dengan perilaku Gerald. “Dasar nggak tahu diri!”Wyatt mengarahkan pandangannya pada Gerald. Apakah ini adalah momen bercandaan yang bisa dimanfaatkan untuk mencari sanjungan? Pria ini benar-benar tidak tahu malu! Gumam Wyatt dalam hati.Geral
Zack, Howard dan putranya menaiki panggung bersama-sama dan berdiri berdampingan. Secara tidak diduga, mereka membungkukkan badan 90 derajat di depan Gerald."Senang bertemu Anda, Tuan Crawford! Selamat karena mulai sekarang Anda telah resmi menjadi pemilik Mountain Top Villa." kata mereka serempak, seakan sudah di atur sebelumnya.Kalimat itu menghentakkan seantero aula."Tuan Crawford? Jadi itu adalah Tuan Crawford?""Oh, Tuhan! Jadi itu benar-benar Tuan Crawford dari Mayberry Comemercial Street yang sangat luar biasa itu?" gemuruh hadirin dalam rasa kagum dan terkejut."Apa? Tuan Crawford? Jadi Gerald adalah Tuan Crawford!" Rita terhuyung dan merasakan lemas di kakinya. Ketika pertemuan keluarga tempo hari, ada yang menebak bahwa Gerald adalah Tuan Crawford, tapi Rita sempat membantahnya karena Gerald sama sekali tidak terlihat pantas menjadi Tuan Crawford. Tetapi apa yang disaksikannya hari ini benar-benar membuat Rita ingin pingsan.Gerald adalah Tuan Crawford yang sebenarnya! Seo
“Ah, sial!” Gerald benar-benar tidak habis pikir. Dua gadis itu adalah orang yang paling tidak punya malu yang pernah Gerald temui, bahkan lebih parah dari Xavia. Gerald iseng saja menyuruh mereka menggonggong seperti anjing. Dan tidak disangka, mereka melakukannya tanpa membantah.Dawn dan Nyla sudah mempertaruhkan rasa malu mereka. Ini tentu saja membuat Gerald tidak berkutik. Akhirnya Gerald mau tidak mau mengabulkan permintaan mereka."Oke, oke. Kalian boleh ikut," ujar Gerald pasrah."Tuan Crawford!" kali ini Wyatt yang bersuara. Terlihat ia mengangkat tangan di udara dan detik kemudian meringsek melewati kerumunan tamu."Tuan Crawford. Saya sungguh tidak tahu siapa Anda. Saya sangat menyesal, tolong maafkan sikap buruk saya. Perkenalkan, saya Wyatt Light. Kita tadi belum sempat berkenalan."Wyatt menangkupkan tangannya di udara, bersiap kalau saja Gerald mengajaknya bersalaman. "Tapi saya tidak mengenal Anda," jawab Gerald pelan sambil memasukkan tangannya ke saku celana.
Beberapa saat kemudian, Gerald tiba di kampus. Ia bergegas menuju ruang kelasnya. Ketika sampai di pintu barat, ternyata di sana sudah banyak kerumunan mahasiswa dari jurusan lain. Gerald juga melihat ada Harper di sana. Tanpa pikir panjang dia mempercepat langkah menghampiri Harper.Di sana, terlihat seorang mahasiswi sedang berdiri memegang sebuah papan tulisan dengan kepala menunduk dan ekspresi wajah yang menyedihkan. Dia tidak lain adalah Layla. Di sebelahnya ada Cassandra, Victor, dan tentu saja ketua persatuan mahasiswa, Whitney.Layla seakan menjadi properti photobooth dan orang-orang bisa mengambil foto bersamanya."Gerald! Lihat, ini parah!" kata Harper sambil menepuk pundak Gerald saat menyadari kedatangannya."Layla memang sedang dalam masalah finansial, tapi teman-teman sekelasnya benar-benar keterlaluan! Ya, okelah kalau mereka mau mengadakan penggalangan dana, tapi masa mereka sampai tega menyuruh Layla memegang papan tulisan begitu dan jadi pajangan biar semua orang bis
"Gerald! Kamu sadar nggak apa yang kamu bicarakan? Aku peringatkan kamu, ya! Nggak usah ikut campur atau kamu akan dikeluarkan!" teriak Cassandra menunjukkan kuasanya. Ia sangat marah ketika mendengar protes Gerald. Begitu juga Victor."Kamu ini bukan siapa-siapa. Nggak usah sok jadi pahlawan. Beraninya kamu mendorongku!" Secepar kilat, Victor lalu menarik rambut Gerald dan memukul wajahnya. Plak! Debug!Victor yang temperamental tidak terima diperlakukan seperti tadi oleh orang seperti Gerald.Gerald merasakan panas menjalar di pipinya."Stop! Jangan pukul Gerald lagi, Victor. Kumohon. Aku nggak butuh penggalangan dana ini lagi. Tolong jangan pukul Gerald!" pinta Layla ketakutan. Ia memegangi tangan Victor agar berhenti memukul Gerald. Layla sadar semua ini terjadi karenanya."Menyingkir! Kalian berdua memang sama-sama gembel nggak tahu diri! Jangan berani menyentuhku!" bentak Victor dengan keras. Ingin rasanya ia memukul Gerald sekali lagi.Secara tiba-tiba, suara dentuman terdenga
Gerald tidak mempedulikan tatapan Whitney. Dia sama sekali tidak gentar. Gerald lalu mengirim pesan kepada Zack dan menceritakan yang terjadi pada Victor. Setelahnya, Gerald mengajak Layla kembali ke kelas. Di sisi lain, Harper tahu bahwa Gerald akan menghadapi masalah yang sangat besar mengingat keluarga Wright bukan keluarga sembarangan. Ayah Victor adalah pengusaha yang membangun bisnis berskala internasional. Meski begitu, Harper dan teman-temannya masih di sana, mereka bersiap membela Gerald jika memang dibutuhkan. “Gerald! Kamu mencoba untuk sembunyi di kelas, ya. Sana pergi! Ketua jurusan mau bertemu denganmu!” bentak Whitney sambil membuka pintu kelas. “Oh, iya, kamu Harper, kan? Sekarang kamu bantu Gerald membereskan barang-barangnya. Kasihan dia kalau harus melakukannya sendiri nanti kertika kembali ke sini,” lanjut Whitney sinis dan segera berbalik pergi.Gerald mengekor di belakang Whitney menuju ruang kepala jurusan. Cassandra dan beberapa teman Victor yang lain su
“Tapi saya belum selesai mengisi formulir ini, Pak. Saya akan mengangkatnya nanti,” jawab Gerald santai. Sebelumnya, Gerald sudah pernah beberapa kali berjumpa dengan Tuan Raine. Mereka bahkan sempat makan siang bersama dua kali. Jadi bisa dibilang Gerlad sudah cukup akrab dengan Tuan Raine. “Gerald! Kenapa masih sibuk mengisi form? Cepat angkat teleponnya!” sentak Jacob dengan gemas. Ponsel Gerald tiba-tiba berhenti berdering karena terlalu lama tidak dijawab. Jacob mendengus kesal, “Dasar anak bodoh! Kamu memang pantas...”Ponsel Gerald berbunyi lagi.“Cepat angkat teleponnya!” Jacob merebut bolpoin di tangan Gerald dengan cepat. Ia lalu mengambil ponsel Gerald untuk menjawab panggilan itu dan menjejalkannya ke telinga Gerald. Tetapi Gerald sama sekali tidak mengangkat tangan untuk memegangi ponselnya. Jadi, pemandangan yang terjadi adalah Gerald masih terduduk manis dan di sebelahnya Jacob memegangkan HP dan menempelkannya di telinga Gerald. Sungguh konyol!Jacob tidak pe