Share

Lamaran Kedua

Author: Azalea
last update Last Updated: 2023-08-28 06:25:03

“A-apa? Kamu mau ngomong apa?” Alesha malah gugup tidak seperti biasanya yang akan lepas-lepas saja bicara dengan Haidar.

Mungkin karena sering digoda oleh keluarganya makanya Alesha sekarang jadi seperti ini semakin memperjelas jika memang ia memiliki rasa pada Haidar.

“Sebenarnya ….”

“Apa?”

“Aku diminta sama temen-temen SMA kita dulu buat ajak kamu reuni, katanya mereka nggak berani kalau ngajak kamu secara langsung.”

Alesha menghela nafas panjang, ada rasa kecewa menyusup dalam dada karena terlalu berpikir jauh. Alesha memang aneh, ia menolak rasanya sendiri tapi malah berharap lebih. Tidak pernah sebelumnya ia merasa seperti ini bahkan saat bersama dengan Revan sekalipun.

“Kapan?” Alesha masih memperlihatkan senyum di wajahnya.

“Pastinya belum ditentukan, nanti aku kasih tahu lagi.”

Alesha manggut-manggut, “kamu kok kesini sendiri, pacar kamu tadi mana?” Setelah mengatakan itu Alesha malah merutuki dirinya sendiri karena bisa-bisanya berucap begitu.

Haidar tertawa geli, “kamu sama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Pertemuan Mantan dan Suami

    “Nggak bisa bulan depan, harusnya hari ini.”Apa yang dikatakan Damar berhasil mengundang gelak tawa semua orang yang tadi sempat tegang.“Aish! Malah bercanda, aku sampe takut loh.” Launa memukul pundak suaminya itu kesal.“Emang boleh, Om?” Haidar menatap calon mertuanya itu sedikit ragu.“Lebih cepat lebih bagus. Kalau memang sama-sama yakin dan siap kenapa harus ditunda, yang terpenting akad soal resepsi bisa nyusul nanti.”Damar memang dari dulu tidak pernah ingin menunda jika soal hal-hal baik apalagi pernikahan. Bahkan sebelum hari ini Damar sudah bicara dengan sang istri mengenai Haidar dan juga Alesha, jika bukan karena bantuan Aslan dan Bunga mungkin saja hari bahagia ini akan terus tertunda entah sampai kapan.Haidar tidak mengambil keputusan sendiri, ia meminta pendapat juga dari orang tuanya dan juga kesiapan Alesha karena ia tidak ingin hanya mementingkan perasaannya sendiri apalagi yang terjadi masih terasa seperti mimpi tidak hanya bagi Haidar tapi bagi Alesha juga.Ha

    Last Updated : 2023-08-28
  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Pembalasan Setimpal

    “Terima kasih atas motivasinya, Mas. Saya pasti bekerja keras untuk bisa membahagiakan Alesha, saya tidak akan membuat istri saya malu.” Bukan Haidar namanya jika membalas dengan bersungut-sungut.Revan yang mendengarnya mencebik tidak suka. “Terserah lo aja. Tapi kalau Alesha nggak bahagia sama lo, gue bisa ambil dia lagi dari elo!” ujarnya sebelum berlalu.Haidar hanya geleng-geleng kepala. “Sama sekali nggak berubah.”“Apa yang berubah?” tanya Alesha yang sudah ada di sana.“Powe Rangers,” sahut Haidar sekenanya.“Aku serius, Haidar!”Haidar mengerutkan keningnya. “Apa? Bilang apa tadi?”“Aku serius, Haidar.” Alesha mengulang kembali tiga kata itu.“Perasaan tadi ada yang manggil mas deh, siapa ya? Mbak-mbak yang lewat kali ya.”Alesha menepuk pundak lelaki itu. “Apaan sih, nggak usah ngeledek gitu. Tadi aku cuman refleks karena ada Mas Revan.”“Lanjut bahasnya nanti aja. Ayo makan dulu, kalau dingin nanti nggak enak.”Tentang apa yang dibicarakannya dengan Revan tadi, tidak akan H

    Last Updated : 2023-08-28
  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Sosok Baru

    “Aku janji nggak bakalan bikin ulah lagi, Mi.”Revan memohon pada sang ibu karena ia tidak akan bisa jika hidup berdua bersama putrinya tanpa bantuan orang lain sementara Revan sendiri tidak mau jika Lisa tinggal bersama dengan Nara yang sudah jelas kelakuannya tidak baik.“Kamu terus aja buat janji tapi akhirnya ingkar juga.”“Mi, aku bakalan nurut apapun yang Ummi perintahkan. Bantuin aku ngomong ke Abi.”Hafsah juga sebenarnya tidak tega apalagi melihat putranya itu seperti tidak terurus, tubuhnya kurus dengan lingkaran hitam di bawah mata mempertegas jika memang Revan selalu kurang istirahat. Selama ini Revan kerja banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri beserta istri dan anaknya tapi sang istri yang tidak tahu malu itu malah menjual diri. Jika saja Revan tidak dibantu oleh omnya mungkin Nara tidak akan ketahuan.Sekarang Revan akan kembali memulai kehidupan baru bersama dengan putri kecilnya.“Pegang janji kamu. Ummi minta kamu jangan ganggu Alesha lagi, dia sekarang udah

    Last Updated : 2023-08-30
  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Bahagia di Waktu Yang Tepat

    Setelah mengalami badai begitu kencang dalam hidupnya sekarang Alesha bisa merasakan indahnya pelangi. Rasa ragu dan khawatir soal hasil tes kini sudah berubah menjadi kebahagiaan yang tak terhingga. Bahkan ia masih tidak percaya bisa diberikan kepercayaan menjadi seorang ibu dalam waktu yang tergolong cepat.Tidak lagi Alesha memikirkan soal karirnya karena yang terpenting dirinya harus lebih fokus pada kondisinya yang dinyatakan berbadan dua saat dilakukan pemeriksaan. Saat itu juga Launa membawa putrinya ke pusat kesehatan terdekat untuk memastikan jika hasilnya sama dengan hasil test pack.“Haidar pasti seneng banget. Kamu udah kasih tahu dia?”“Belum. Aku mau kasih tahu langsung nanti pas Mas Haidar pulang.”“Kalau gitu kamu juga mau kasih tahu sendiri ke Papi?”Alesha mengangguk. “Iya. Nanti aku ke rumah.”“Nanti Mami suruh Aslan sama Bunga juga buat dateng ke rumah. Sebentar lagi Leena ada temen mainnya.”Bahagianya Launa bahkan seperti melebihi bahagia wanita yang hamil, wajar

    Last Updated : 2023-08-31
  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Berbagi Suami Dengan Majikan (S2)

    POV Raihanun“Pantesan suamimu jarang pulang, Num.”“Memang kenapa, Mbok? Mas Bagas 'kan memang kerja di kota pulangnya sebulan sekali.”“Kamu nggak bakalan percaya ini.”Mbok Jum mengeluarkan ponselnya memperlihatkan foto laki-laki sedang duduk berdua dengan seorang wanita yang sama sekali tidak kukenali.“Ini majikan Mbok di kota. Namanya Nona Fazleena, suaminya ini namanya Arjuna padahal nama aslinya Bagas 'kan? Katanya mereka baru aja menikah tiga bulan yang lalu.”“Mungkin mirip aja kali, Mbok.” Aku mencoba memaksakan senyum berpikir positif meski Mbok Jum menyebutkan nama asli suamiku.“Kamu cuman lihat di hp, lah Mbok lihat langsung. Meski cuman sekali Mbok yakin itu suami kamu, Num. Jangan-jangan dia kirim uang ke kamu juga hasil dari meras hartanya Non Faz.”“Hush! Mbok jangan ngomong sembarangan apalagi nggak tahu faktanya.”“Sudahlah, yang penting kamu udah dikasih tahu. Percaya atau nggak ya terserah kamu. Besok Mbok balik ke kota lagi karena Nona Faz pulang dari luar nege

    Last Updated : 2023-09-01
  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Hampir Ketahuan

    Mas Bagas tersenyum lebar dan matanya terbuka.“Cemburu?” bisiknya.Jadi dia sengaja.“Nggak lucu, Mas!”“Tapi kamu cemburu 'kan?”Aku menggeleng dan mencoba melepaskan diri dari dekapannya. “Mas, lepas. Bagaimana kalau ada yang lihat.”“Biarin!”Buru-buru aku berlari ke dalam kamar mandi dan menguncinya. Aku istri sah tapi seperti wanita simpanan malah harus diam-diam seperti ini. Aku hanya tidak ingin Mas Bagas nantinya terkena masalah karena aku. Orang tuanya hanya tinggal mamanya saja, aku tidak mau hubungan mereka semakin memburuk.Aku harus kembali berkorban? Ya, tidak ada cara lain.Terlanjur berkorban dari dulu jadi lanjutkan saja sampai mendapatkan apa yang ingin kudapatkan.Meski dari dulu tidak pernah dianggap. Sama sekali tidak ada rasa dendam atau benci pada mertua karena bagaimanapun mereka adalah orang tua suamiku. Aku lebih ingin membuat hubungan mereka seperti dulu daripada memisahkan.Tidak akan mungkin jika menyuruh suamiku memilih antara aku atau keluarganya karena

    Last Updated : 2023-09-03
  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Bertahan Sakit Pergi Sulit

    “Kamu ngapain?”Aku bernafas lega karena ternyata yang menegurku adalah Mang Jupri, supir di rumah ini. Mungkin lewat pintu samping makanya karena tadi aku tidak melihat siapapun di sini.“Nggak ada kok, Mang. Saya ke dalam dulu.”Dengan langkah tergesa aku masuk ke dalam, mengunci diri di kamar. Pekerjaanku sudah selesai dan akan dimulai lagi untuk menyiapkan makan malam nanti.Hatiku masih panas mendengar perkataan Non Faz tadi.Apa yang dikatakannya itu benar, mereka sudah pernah berhubungan. Jika tidak benar untuk apa Non Faz bicara begitu.Menduga-duga malah membuat kepalaku berdenyut. Ingin sekali aku menanyakan langsung tapi belum tentu Mas Bagas akan jujur, tadi saja dia mengatakan sendiri jika dirinya tidak pernah menyentuh Non Faz. Berbeda dengan apa yang Non Faz katakan barusan.Aku tidak bisa seperti ini. Hatiku tidak sekuat itu untuk terus menerima hujaman dari fakta yang setiap harinya muncul dan membuat hati semakin koyak.Air mataku kembali mengalir tanpa bisa ditahan.

    Last Updated : 2023-09-04
  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Tersiksa tapi Menikmati

    Dengan langkah lebar, aku kembali ke kamar. Tangisku langsung tumpah, dada ini rasanya begitu sesak.Mas Bagas benar-benar jahat. Kenapa tega melakukan ini padaku.Beberapa kali aku curiga dan langsung menepisnya karena percaya pada Mas Bagas tapi apa yang tadi kudengar rasanya membuat kepercayaan pada Mas Bagas malah hilang.Aku merasa dipermainkan jika seperti ini. Dia mengatakan tidak pernah menyentuh Non Faz tapi faktanya bahkan tidak seperti itu. Kucing mana yang akan menolak diberikan ikan, begitupun laki-laki. Di hadapannya ada wanita cantik, sudah pasti tidak akan disia-siakan apalagi wanita itu halal untuknya.Memikirkan itu membuat hatiku semakin perih.Berada di sini hanya membuatku semakin menyakiti diri sendiri. Lebih baik aku pulang, setidaknya di sana aku tidak akan seperti ini. Mas Bagas melakukan hal lebih atau tidak dengan Non Faz itu tidak akan terdengar langsung di telinga jika aku tidak ada di sini.Keesokan harinya aku langsung mengutarakan keinginanku untuk pula

    Last Updated : 2023-09-04

Latest chapter

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Akhir Yang Tak Sama

    Patah hati terparah yang pernah Bagas rasakan, padahal hanya mengetahu mantan istrinya disukai lelaki lain. Itu baru sebatas menyukai bagaimana jika Hanum benar menikah dengan Malik? Hatinya akan lebih hancur daripada ini.“Ayah kenapa?” Mentari menegur sang ayah yang diam mematung dengan kedua sorot matanya tidak lepas dari kedua orang yang masih saling berinteraksi.“Nggak papa kok. Ayo masuk.” Bagas mencoba untuk bersikap wajar meski hatinya porak-poranda.Ia menemani Mentari karena Bu Wiwik sedang tidak ada di rumah sedangkan Hanum masih sibuk di warung, Bagas memiliki banyak kesempatan untuk bersama dengan Mentari tapi tidak sebahagia sebelumnya karena saat ini melihat Hanum dan laki-laki bernama Malik itu membuat pikiran Bagas tidak karuan.“Ayah capek ya, tidur aja dulu. Nanti kalau nenek pulang aku bangunin.” Mentari begitu perhatian padahal yang membuat Bagas tampak lesu jelas bukan karena ia yang memang merasa kelelahan tapi karena faktor lain yang tidak akan dimengerti oleh

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Cemburu

    Faz mengerucutkan bibirnya kesal, “Apaan sih, Ma. Aku sama Rendi nggak ngapa-ngapain kok,” sangkalnya karena memang mereka hanya sebatas berpelukan.“Halah. Mana ada maling mau ngaku. Kalau Mama nggak dateng pasti sudah kebablasan,” cibir Bunga.“Enggak, Ma. Jangan nuduh begitu, kasihan Rendi. Orang kita cuman pelukan kok.”Rendi tesenyum kikuk, “Maaf, Tante. Saya nggak bermaksud.”“Kalian udah lama loh berduaan.” Bunga mengusir dengan halus.“Kalau begitu saya pamit, Tante.” Lelaki itu langsung peka jika dirinya saat ini sudah disuruh untuk pulang.“Pinter.”“Ma.” Faz langsung melayangkan protes, “lama dari mananya, belum seharian kok.”“Aku pulang dulu ya.” Rendi langsung pamit pada Faz dan juga Bunga.Rendi itu sangat peka apalagi tahu seperti apa watak dari calon ibu mertuanya, meski terlihat galak Bunga itu sebenarnya baik dan sudah mulai membuka pintu restu untuk Faz dan juga Rendi.“Mama main ngusir aja sih!”Bunga langsung mengambil posisi duduk di samping sang putri, “kamu be

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Ikhlas Melepas

    “Nggak, Ma. Aku tetap pada pendirian aku, aku mau tinggal di kampung. Setelah menemui Faz nanti baru aku pergi, nanti aku kembali saat Faz melahirkan.”Bukan tidak ingin tanggung jawab dengan terus ada di samping Faz tapi Bagas tahu jika Faz tidak menginginkan kehadirannya karena rasa bencinya pasti begitu besar. Jadi daripada membuat Faz semakin tidak nyaman lebih baik Bagas sadar diri.“Kok kamu jadi gini sih, Gas? Kamu diancam sama Hanum?”Bagas enggan mendengar ocehan sang ibu yang selalu saja merendahkan Hanum dan menganggap Hanum itu tidak baik. Kurang apa Hanum selama ini, wanita itu begitu setia dan menerima Bagas apa adanya, menunggu restu yang tak kunjung didapat dan pada akhirnya Hanum pun mundur.“Sudah ya, Ma. Aku capek.” Bagas menutup pintu kamarnya dan langsung mengunci dari dalam, enggan untuk diganggu.Semuanya sudah hancur tak bersisa, jika masih melakukan sesuatu yang buruk apalagi berdampak pada orang lain maka Bagas tidak akan bisa tenang mungkin saja akan lebih h

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Memilih Pergi

    “Bukan, bukan. Aku nggak pernah sama sekali berpikir kayak gitu, Faz. Aku terima kamu dan bayi kamu tapi kalau sampai harus ikut merahasiakan aku nggak bisa. Lebih baik segera kamu bicarakan sama Bagas. Aku nggak maksa, tapi menurut aku lebih baik seperti itu.”Faz akan percaya jika Rendi benar-benar mencintainya setelah mereka resmi menikah sedangkan sekarang kondisi masih tidak memungkinkan karena memang Faz masih hamil. Harus menunggu beberapa bulan lagi sampai nanti bayi itu lahir.“Kalau bisa aku menikahi kamu sekarang agar kamu percaya pasti akan aku lakukan, tapi kondisi saat ini kamu tahu sendiri seperti apa. Aku mohon percaya sama aku, aku sama sekali nggak berpikir sampai ke situ.”Faz merasa bersalah juga karena akhir-akhir ini ia memang mudah sekali tersulut emosinya dan akhirnya Rendi yang kena semprot padahal lelaki itu begitu setianya mendampingi, mendengar semua keluhan yang dirasakan oleh Faz meski memang tidak bisa mendampingi benar-benar ada di samping Faz karena la

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Saat Istri Sudah Lelah

    Bagas tidak percaya saat membaca ulang pesan yang dikirimkan oleh Hanum. Ia tahu betul Hanum tidak akan mungkin meminta pisah seberat apapun masalah dalam rumah tangga mereka, bahkan saat tak kunjung mendapat restu saja ia masih bertahan bertahun-tahun. Bagas malah berpikir pasti ada yang menghasut Hanum sampai berpikir untuk berpisah, ia tidak sadar jika Hanum seperti ini karenanya yang malah mengejar Faz yang sudah jelas tidak akan mungkin bisa didapatkannya lagi.Harusnya saat Hanum menerima semuanya setelah tahu Bagas menikah lagi, lelaki itu jangan berbuat hal macam-macam yang membuat Hanum semakin tersakiti. Tapi Bagas malah melakukan hal yang sebaliknya dan sekarang kaget sendiri saat Hanum bertindak tegas."Ma, aku pergi dulu." Bagas berdiri dengan perasaan tidak karuan."Mau kemana?""Ada urusan. Pokoknya sebelum urusan aku selesai aku nggak bakalan pulang." Menyambar kunci mobil lalu berlari keluar membuat sang ibu terheran-heran.Saat mencoba menelpon Hanum, malah tidak bis

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Mengejar Restu

    "Nggaklah, aku nggak mau. Sembarangan!""Nggak usah ngegas juga, Papa cuman becanda." Aslan bercanda tapi dengan wajah yang datar, siapapun tidak akan menyangka lelaki itu bercanda.Faz mencebik. "Bercandanya nggak lucu, Pa.""Kamu nggak bisa menikah dalam keadaan hamil, Faz. Kamu nggak tahu itu?""Tahu dong, Pa. Tapi 'kan dapet restu dari Papa sama Mama nggak gampang jadi dari sekarang aja ngomongnya karena belum tentu langsung dikasih jalan.""Ya udah."Mata Faz langsung berbinar. "Papa kasih restu?""Ya udah kamu keluar sana, Papa lagi kerja nih. Kamu sama Mama kamu sama aja ganggu Papa hobinya.""Terus kapan kasih restu, Pa? Aku pengen nikah.""Kapan-kapan aja. Kamu juga pengen nikah tetep nggak bisa sekarang, udah kalian keluar."Faz menghela nafas panjang lalu melangkah keluar dari ruangan sang ayah sedangkan Bunga masih berdiri di samping meja kerja sang suami."Mas, gimana?"Sebelah alis lelaki itu terangkat. "Gimana apanya?""Mau kasih restu? Aku nggak mau ya kalau punya mena

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Bagas Berubah

    Jika hati dan tubuhnya bahkan sudah terbagi, apalagi yang menjadi alasan Hanum bertahan jika bukan Mentari. Berat rasanya bertahan bersama Bagas saat tahu lelaki itu sudah mencintai wanita lain yang sekarang sudah menyandang status sebagai mantan istri lelaki itu.Hanum lebih rela menemani masa sulit suaminya, daripada menemani lelaki yang sudah membagi hatinya seperti ini. Itu sangat menyakitkan.Mungkin jika kebohongan Bagas tidak diketahui oleh Faz, bisa saja Hanum yang akan ditinggalkan oleh Bagas. Sekarang Hanum tidak lagi merasa takut jika akan ditinggalkan. Ia sudah sangat lelah dengan apa yang terjadi, kesabarannya sudah dipertebal tapi malah ini yang didapatkan.Sudah satu minggu Bagas pergi, semenjak Hanum melihat foto Faz yang masih tersimpan di ponsel Bagas bahkan dijadikan tampilan layar. Lelaki itu hanya menghubungi sekedar untuk bicara pada Mentari, Hanum seolah tidak dianggap dan wanita itu pun tidak peduli lagi. Ia lelah jika terus meladeni Bagas yang sama sekali tida

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Fotonya di Ponsel Suamiku

    POV Author“Mau kemana, Mas?”“Ada urusan.”“Urusan apa?”“Urusan penting.” Bagas menepis tangan Hanum membuat wanita itu mengernyit heran.Sikap Bagas berubah meski lelaki itu terus menepis dan mengatakan jika ia tidak berubah sama sekali tapi di sini Hanum yang merasakannya. Suaminya itu bersikap dingin bahkan jarang pulang padahal Bagas sendiri yang mengatakan jika ia tidak akan lagi bekerja di kota. Tapi lelaki itu selalu beralasan ada urusan di kota tapi tidak menjelaskan dengan detail urusan apa yang sedang dilakukannya.“Apa ini cuman perasaan aku doang ya.” Hanum menggeleng, “jangan mikir macam-macam, Hanum. Mas Bagas pasti lagi sibuk apalagi perusahaannya sekarang udah hancur.”Hanum tahu soal perusahaan keluarga suaminya yang akhirnya hancur. Ada rasa bersalah menyusup dalam dadanya karena ia yang berencana untuk memberitahu secara tidak langsung pada Faz soal siapa Hanum sebenarnya.Kalau saja Bagas tahu Hanum sengaja tidak memberitahu jika Faz akan mengikuti, sudah pasti l

  • Lelaki Yang Kau Pamerkan Itu Suamiku   Pengorbanan Bernilai

    “Aku cinta sama kamu.”“Bullshit! Nggak usah kamu keluarkan rayuan kamu dalam situasi ini, Mas. Aku tetep pada keputusan aku buat pisah. Aku nggak mau jadi sumber derita buat wanita lain yang nggak tahu apa-apa. Mbak Hanum pasti nggak tahu soal permainan kamu ini 'kan?”“Kita selesaikan baik-baik ya, jangan kayak gini.”“Iya, aku emang mau selesaikan ini baik-baik sama kamu. Kita pisah tapi aku nggak bakalan cabut dana yang mengalir ke perusahaan ayah kamu tapi setelah kerjasama selesai jangan harap dapat bantuan lagi kalau sampai nanti perusahaan itu kembali jatuh!”“Sayang ….”“Cukup, Mas! Kamu nggak kasihan sama istri dan anak kamu. Nggak usah kamu korbankan mereka cuman akrena harta yang nggak bakalan kamu bawa mati.”“Ini bukan soal harta tapi perasaan aku. Kamu nggak percaya?”“Nggak, aku sama sekali nggak percaya sama kamu. Kebohongan kamu sebelumnya bahkan aku masih nggak percaya kalau itu sebuah kenyataan.”Aku merasa beruntung karena belum memberikan hatiku padanya, tidak ma

DMCA.com Protection Status