Home / Romansa / Lelaki Pemalu dan Calon Dokter / Nisa Ingin Bisa Kuliah, Bang (13)

Share

Nisa Ingin Bisa Kuliah, Bang (13)

Author: Asa Jannati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Lelaki dengan Seribu Tahajud

Nisa Ingin Bisa Kuliah, Bang (13)

... Fatya ingin lebih bermanfaat. Gimana kalau Fatya ingin uang itu digunakan untuk biaya kuliah nisa dulu, sisanya mungin bisa Abang gunakan untuk yang lain."

"Iya, Nida setuju. Kak Nisa sangat pengen kuliah, Bang," timpal Annida.

Alqi terpegun ... diam, lama ....

----

Berbagai rasa berkecamuk dalam benaknya. Ada rasa malu, karena lagi-lagi wanita ini bagai malaikat selalu datang menolong di saat yang benar-benar dibutuhkan. Tak enak hati, karena lagi-lagi dia yang menawarkan bantuan, bahkan di saat semua belum meminta. Sedih, karena sebagai lelaki, Alqi merasa tak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, impian keluarganya, justru selalu ada orang yang menolongnya.

"Bang, maafkan Fatya. Fatya tak berniat lain." Fatya merasa ucapannya barusan khawatir akan menyinggung Alqi. Ia menyadari seperti mengatur hidup seseorang karena memiliki uang.

Alqi menghela napas dalam. Bahu bidangnya ikut bergerak naik mengikuti gerakan paru-p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Ujian Untuk Alqi (14)

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 14-Ujian Untuk Alqi-(Sabar Alqi)Pada obrolannya yang panjang, hingga akhirnya Alqi beranikan bertanya, kemana orang tua dan suaminya.“Sudah meninggal, akibat kecelakaan pesawat terbang yang menewaskan mereka semuanya,” jawabnya dengan tatapan kosong, seakan menerawang jauh mengingat semua kejadian kala itu.----“Kami sedang akan pergi ke Turki untuk berlibur. Hanya saja, ternyata saya tidak bisa satu pesawat dengan mereka. Mereka berangkat lebih dulu. Saya tidak tahu kalau dalam penerbangan itu, kecelakaan pesawat menewaskan mereka. Saya sampai di Bandara dan mendengar kabar itu. Seperti orang gila saya menangis di Bandara, berjam-jam mencari penerbangan untuk pulang.”Lilyana menghembuskan napas dalam. Raut wajahnya sedih.“Rupanya kebersamaan di Bandara lima tahun lalu, adalah saat-saat terakhir saya bersama mereka, orang-orang yang teramat sangat saya jaga kebahagiaannya dan perasaannya dalam hidup.” Air muka wanita di hadapan Alqi ini beru

    Last Updated : 2024-10-29
  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Ketulusan Dua Hati (15)

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 15Ketulusan Dua Hati-Wanita berjilbab lebar dan bergamis panjang ....---Annisa menoleh.“Fatya! Sini-sini masuk ….” Nisa segera menghampiri dan mengajak gadis anggun itu masuk. Fatya mengucap salam lalu meletakkan bingkisan yang nampaknya berisi buah-buahan itu di meja. “Bang Alqi, semoga lekas sembuh, ya. Fatya turut prihatin atas musibah yang menimpa,” ucapnya sembari menelangkupkan kedua tangan memberi salam. “Terima kasih, Fatya,” jawab Alqi sembari mempersilahkan duduk.Fatya menyalami Rosmina dan Achmad kemudian memilih duduk di Sofa tamu tak jauh dari bed pasien, dimana keluarga Alqi duduk melingkarinya, termasuk Fatya.Annida tak antusias seperti biasa melihat kehadiran Fatya, ia masih menangis sesenggukan bersahutan dengan suara Rosmina. “Abang cepet sembuh, ya. Kalau mau pergi-pergi suruh orang aja, jangan pergi sendiri …” ucap Nida sembari tergugu menatapi wajah abangnya yang penuh perban.Alqi mengangguk-angguk sembari membelai kepala

    Last Updated : 2024-10-29
  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Ada Cahaya Terang Setelah Ujian (16)

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 16-Ada Cahaya Terang Setelah Ujian-Matanya sempat bertemu pandang dengan Fatya.---Usai banyak mengobrol dengan Rosmina, Annisa dan Nida, karena mereka sudah lama tak bersua setelah Fatya menempuh pendidikan di Depok, Fatya ijin pamit.“Bang, Fatya ijin pamit, ya. Semoga Abang lekas sembuh.”“Terima kasih, Fatya sudah jenguk.”“Ya, Bang.”“Sebaiknya pesan taksi online saja, jangan taksi pinggi jalan?” Ada rasa khawatir dalam benak Alqi.“Iya, Bang. Sudah ada supir Fatya. Terima kasih, Bang. Assalamualaikum.” Fatya gegas berlalu.“Wa’alaikumussalam.”Fatya berpamitan kepada keluarga Alqi, kemudian berlalu.“Tunggu Fatya, aku antar kedepan.” Nisa menggamit lengan Fatya.“Nida ikut.”***Tiga hari di rumah sakit. Alqi diperbolehkan pulang. Karena masih berobat jalan, mereka tinggal di penginapan yang mereka sewa. Begitu Alqi bisa jalan. Rosmina tak tega membiarkan Alqi sendiri dalam proses pemulihan. Rosmina bersikeras membawa Alqi pulang kampung.Santa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Pamit dan Pertolongan Tak Diminta (17)

    Bab 17Pamit dan Pertolongan Tak DimintaSemoga buah kesabaran menghadapi ujian-ujian berat dalam hidupnya membuahkan hasil. Dalam benaknya sesungguhnya ingin sekali tak merepotkan banyak orang, kewajiban membayar hutang masih dimana-mana. Alqi merasa, ini adalah tanggung jawabnya, meski banyak permakluman dari mereka. Entah kenapa, Allah seperti menolongnya melalui mereka yang berhati lembut terhadapnya sang penghutang. Alqi sama sekali tak pernah membicarakan soal uang kepada ayah atau ibunya, khawatir membebani. Alqi tahu sebenarnya kedua orang tuanya juga ingin melunasi. Hanya karena ketakmampuan mereka saat ini, membuat mereka hanya bungkam, mungkin juga khawatir membebani pikiran Alqi. Kedua orng tua ini saling menjaga hati, juga sebenarnya saling berusaha untuk melunasi tanpa minta bantuan satu sama lain.Alqi sebenarnya ingin melanjutkan kuliah seperti janjinya pada kedua orang tuanya, pasti mereka senang, tapi semua ternyata tak mudah. Alqi memilih membangun bisnis sembari

    Last Updated : 2024-10-29
  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Sebuah Tanya Tentang Maksud Lilyana (18)

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 18-Sebuah Tanya Tentang Maksud Lilyana-"Ya, Santa cuma ingin membantu Abang. Biar Abang fokus sama bisnis baru Abang. Biar nggak ada tagihan-tagihan hutang yang masuk ke Abang. Itu aja sih, niatnya.""Sekali lagi, Abang nggak minta kamu untuk bayarkan, Santa ...." Alqi mengucapkan kata-kata ini dengan tenang. Ia sendiri berusaha tegas tapi juga tak ingin menyakiti hati wanita yang sedikit banyak pernah menolongnya dalam keadaan tak seorangpun mau menolong. Hanya saja, seharusnya Santa tahu diri, tak seharusnya membayarkan hutang itu tanpa seijin Alqi apapun niatnya."Bang, Santa cuma berpikir, Ingin meringankan beban Abang. Santa tahu Abang sedang cari solusi gimana biar bisa melunasi hutang itu. Dan hutang itu terjadi karena musibah terjadi sama Abang. Santa kasihan Abang. Tapi nggak mungkin Abang mau minta tolong Santa 'kan? Santa cuma berusaha menyelami hati Abang. berusaha bantu Abang. Apa ini salah, Bang?""Salah.""Bahkan Santa bertindak menolo

    Last Updated : 2024-10-29
  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Tabir Hati Santa (19)

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 19-Tabir Hati Santa-“Kebiasaan kalian, ya. Orang tua itu orang tua, harus hormat kita,” balas Alqi sembari menoyor Fatan. Alqi memang sangat dekat seperti teman kepada anak buahnya. Ia tak akan segan bercanda kepada mereka. Meski sesekali ia tegas, dan beruntung anak buahnya menghargainya di saat tegas maupun tahu diri saat bercanda.Ya, Alqi memang tak pernah memiliki fikiran macam-macam tentang Lilyana. Dalam benaknya Lilyana adalah orang tua yang harus ia hormati. Bahkan ia sangat beruntung bisa memiliki kenalan orang hebat yang bisa ia jadikan sebagai guru. Meski sering terselip tanya dalam hatinya, kenapa wanita itu begitu baik kepadanya? apakah benar seperti yang rekan-rekan kantor ucapkan?***ajSaat hiruk pikuk berganti sunyi, saat hanya bintang-bintang di langit yang terlihat begitu dominan. Saat kebanyakan orang sedang tertidur pulas, Pada malam-malam panjang, Alqi kembali bersujud kepada Sang MaHa Segala. Saat semesta terasa sedang khusu’

    Last Updated : 2024-10-29
  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Fitnah Keji

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 20-Fitnah Keji-“Enggak, Bang. aku nggak serendah itu!”“Lantas?”“Ya karena Santa mangkir dari tanggung jawab aja. Santa bingung, serba bingung.”“Tumben kamu bingung? Ada apa?”Santa mulai terisak. Reflek ia memeluk tubuh Alqi. Diluapkannya tangisan itu pada dada bidang lelaki bertubuh tinggi itu. Alqi tak dapat menghindari dekapan wanita ini. Akhirnya ia menunggu hingga tangisan Santa reda. Lagi-lagi, ia terjebak dalam situasi seperti ini. situasi yang tak ia harapkan. Namun selalu saja rasionalimennya kalah oleh hatinya yang mudah sekali tergerak untuk menolong orang. Otaknya selalu berpikir cepat mendapati kondisi-kondisi tertentu manusia yang butuh ditolong. Setelah tangisan itu reda. Lalu dipegangnya bahu wanita ini dan ia mundur selangkah.“Kamu itu wanita cantik dan berharga, Santa. dengar ya, kamu itu berharga. Jaga diri kamu baik-baik. Hargai dirimu sendiri. Jangan pernah lagi berkeliaran di club-club malam seperti ini.”“Santa nggak per

    Last Updated : 2024-10-29
  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Meringkus Pelaku Dengan Tangan Sendiri

    Bab 22-Meringkus Pelaku Dengan Tangan Sendiri.-“Wak, jangan takut. Saya akan lindungi Wawak kalau memang ada yang mengancam Wak Midun.”___Tes! Satu bulir air mata jatuh. Cepat diusapnya pipi itu.“Saya akan minta orang untuk melindungi Wawak. Setelah ini, akan ada orang yang berjaga di depan rumah ini, kalau memang Wak Midun takut, tapi tolong berceritalah."Midun hanya menggeleng lemah. Air matanya bercucuran."Dari semalam, tim kepolisian pun sudah datang kemari. Mengajak mereka berdua ke kantor polisi, sayangnya mereka ini menolak mentah-mentah, Wak Midun menangis meraung-raung tidak mau, Bang Al," ucap seorang warga yang melongok di depan pintu.Alqi teramat sedih melihat keadaan ini. Wanita janda penjual sayuran yang suaminya telah pergi, hidup berdua dengan satu-satunya anak gadisnya ini yang sehari-hari berdiam di dalam rumah. Seandainya ayahnya memang pelakunya, tak akan ia maafkan. Hanya saja, terlalu kurang ajar jika Alqi meyakini keraguannya sendiri. Sementara Alqi tahu

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Akhir yang Bahagia (TAMAT)

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 42 Ending.-Akhir yang Bahagia-Jika tak ia turuti, khawatir akan mengecewakannya. Dituruti, maka akan semakin timbul rasa bersalah dalam benaknya.Alqi kembali merenung. Lama keduanya terduduk dalam diam."Maksud Fatya, Abang masih bisa membayarnya dengan cara lain."Alqi yang duduk menatap lantai, mendongakkan wajah."Cara lain?" Kedua alis lebat itu hampir menyatu."Maksudnya Fatya …." lanjutnya karena tak kunjung ada jawaban."Emm …. Bagaimana kalau gantinya …. Fatya minta Abang datang kepada Ayah Ibu untuk melamar Fatya?"Deg! Suara itu lirih, sangat lirih. tapi berhasil membuat Alqi tersentak hebat. Kedua bola matanya membulat. Fatya telah menegakkan kepalanya. Kini mata jeli itu menatap mata elang di hadapannya. Dengan ribuan debar yang hadir dalam dada, ia berusaha kuat menatap mata itu. Berusaha menunjukkan bahwa ia sedang tak main-main dengan permintaannya. Secepat kilat Alqi membuang pandang ke arah lain. Wajah pualam, kedua mata menyejukk

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Permintaan Fatya untuk Alqi (41)

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 41-Permintaan Fatya untuk Alqi-"Masya Allah, ini indah sekali Fatya. Terima kasih, ya." "Sama-sama, Bang." Fatya mengangguk. Ada semu merah di pipinya.---"Abang doakan juga, semoga Fatya lekas wisudanya, ya ....""Amiiin, semoga lekas Sarjana Kedokteran dan jadi Dokter," timpal Nida menggelendot ke bahu Fatya."Doakan, ya, Nida, Bang.""Insyaallah …."Kemudian Fatya menyalami Rosmina dan Lilyana. Rosmina memeluk Fatya erat. "Nak Fatya, terima kasih sudah menyempatkan datang ke wisuda Alqi. Masyaallah Ibu senang sekali. Nak Fatya seorang wanita yang pasti selalu ada tepat ketika kami benar-benar membutuhkan pertolongan. Terima kasih, Nak. Terima kasih … Ibu sangat terharu Nak Fatya datang. Pasti ini di antara kesibukan kuliah Nak Fatya, menyempatkan waktu untuk datang." "Nggak, Bu. Fatya pasti menyempatkan datang. Akan sangat rugi kalau Fatya nggak ikut hadir merasakan kebahagiaan ini."Fatya mengusap-usap punggung Rosmina dalam pelukannya. Har

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Semu Merah di Pipi Fatya (40)

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 40Semu Merah di Pipi Fatya"Selamat, Bang, sudah menjadi sarjana yang membanggakan keluarga." Suara seorang wanita yang Alqi sangat kenali terdengar dari balik punggungnya.---Alqi berbalik.Seorang wanita berjilbab biru berdiri bersama dua orang pria."Santa.""Ya, Bang. Santa turut senang akhirnya Abang bisa menuntaskan pendidikan Abang. Sekali lagi selamat, ya."Santa memberikan sebuah box berpita yang sepertinya berisi kue, kepada Alqi."Terima kasih, Santa. Terima kasih juga bingkisannya. Kamu datang saja sudah membuat saya senang.""Tentu Santa datang, ini 'kan hari bahagia Abang. Abang banyak memberi pelajaran berharga dalam hidup Santa. Abang banyak membuat Santa semakin dekat dengan Allah. Semakin paham arti syukur yang sebenarnya."Wanita yang semakin mengulurkan jilbabnya lebih panjang itu sumringah."Santa juga turut senang, mendengar cerita dari Nida, Abang berkumpul kembali dengan Bu Lilyana. Santa takjub mendengar kisah Abang. Abang le

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Wisuda dan Cumlaude (39)

    Lelaki dengan Seribu Tahajud.Bab 39-Wisuda dan Cumlaude-Dari balik pintu, dua orang Dokter sahabat Lilyana itu mengusap pipi yang basah, ikut bahagia.---Hari-hari selanjutnya Alqi banyak berdiskusi dengan para dokter yang menangani Rosmina dan Lilyana. Dua cinta terbaiknya kini yang sedang benar-benar ia usahakan kesembuhannya.Alqi telah memutuskan untuk tak akan banyak mempertanyakan tentang masa lalunya lagi kepada dua orang wanita itu. Sejatinya mereka berdua sangat menyayanginya. Rosmina yang begitu tulus membesarkannya dalam kekurangan. Lilyana yang sudah melahirkannya dan membuatnya ada di dunia ini.Itu anugerah terbesar dalam hidupnya yang sengaja Allah rancang seperti itu. Segala yang sudah terjadi mengandung ketetapan Allah. Ketetapan Allah tidak melulu sama seperti apa yang kita ingini. Terkadang kita perlu merenung lebih dalam untuk menangkap maksud Sang Pemberi Hidup. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyuka

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Pelukan Penerimaan

    Lelaki dengan Seribu Tahajud.Bab 38-Pelukan Penerimaan-"Assalamualaikum." Alqi mengucap salam. Tatapannya tepat bertemu dengan seorang wanita berjilbab yang sedang terbaring lemah itu. Ada iba menjalari hatinya. Melihat tubuh lemah dengan infus dan selang oksigen yang terpasang di hidung.Ia melangkah masuk perlahan dan duduk disebelah wanita itu. Hilang sudah kekecewaan yang bersemayam selama ini melihat Lilyana terbaring lemah. Lelaki yang hatinya selalu dekat kepada Allah dan dekat kepada kebaikan ini seakan mendapat petunjuk-Nya untuk segera meluaskan maaf dan melangitkan doa kepada wanita yang telah pernah berjuang melahirkannya ke dunia ini."Semoga lekas sembuh, ya, Bu," ucap Alqi.Lilyana hanya diam. Kemudian matanya sedikit memejam. Alqi mendapat informasi bahwa Lilyana sudah tak bicara sejak kemarin sore. Hanya matanya yang sesekali terbuka saat terjaga dan akan memejam kembali untuk tidur.Lama Alqi menunggunya membuka mata kembali, namun Lilyana tetap terpejam."Ibu m

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Berdamai dengan Ego Diri (37)

    Lelaki dengan Seribu Tahajud.Bab 37-Berdamai dengan Ego Diri'Lihatlah Al, bukan cuma kamu yang sakit, bahkan mereka juga sama terguncangnya. Mereka begitu menyayangimu.'Alqi lekas bangkit mengambil handuk untuk mandi. Membersihkan diri. Shalat sunnah dua rakaat mencoba mencari tenang. Menyandarkan diri pada Sang Pemilik Jiwa. Setelah itu ia meluncur dengan motor tuanya.Ia ingin segera bertemu Rosmina, wanita sederhana yang dalam ketakberpunyaannya sejak dulu selalu bersahaja. Tak pernah merasa kurang dengan apapun yang ia punya. Yang sudah sedemikian baiknya merawatnya yang bukan anak kandungnya tapi tak sedikitpun terasa ada yang berbeda. Bahkan sedemikian baiknya menjaga rahasia tentang siapa dirinya selama bertahun-tahun lamanua. Bahkan Alqi bisa merasakan bagaimana sebegitu kuatnya mimpi Rosmina untuk bisa menguliahkannya di Institut terkemuka di negeri ini. Tetap meyakini mampu menguliahkannya meski dengan segala keterbatasan. Hingga pada akhirnya garis nasib membuatnya ter

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Hati yang Terguncang Membawa Sakit

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 36-Hati yang Terguncang Membawa Sakit- Kami memang akan bergerak cepat kalau sudah ada laporan pengaduan seperti ini. Akan saya ajak diskusi Kapolsek setempat untuk menangani daerah Galanghani," jelas Sandi antusias.Kemudian AKBP Sandi Nugraha mengajak Alqi dan Ustadz Hamdani untuk makan siang di restaurant dekat Polres. Ramah sambutannya karena teringat jasa Alqi ketika di Jakarta pernah membantu mencarikan rumah sakit untuk ibunya yang patah tulang. Alqi cukup dikenal baik juga karena adik kandung AKBP Sandi, Rendi adalah teman akrab juga satu angkatannya di ITB.Usai berbincang, Alqi dan Ustadz memutuskan untuk pulang.Esoknya, Sarmi masih terus melakukan penagihan dengan penyitaan paksa. Rupanya ini jadi agenda rutin Sarmi bulan ini. Sudah banyak debiturnya yang menumpuk pembayaran di masa paceklik ini rupanya. Teguran Ustadz Hamdani kemarin tak berpengaruh apa-apa baginya. Ia tetap dengan agenda penagihan. Dengan mudah itu dijadikan alasan pena

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Jalan Allah Untuk Alqi (35)

    Lelaki dengan Seribu TahajudBab 35-Jalan Allah Untuk Alqi-Berkali ia pergi meninggalkan Lilyana yang sudah menunggu di ruang tamu kantornya berjam-jam. Ia bukan tak suka. Hanya merasa butuh waktu, untuk bisa menatap wajah Lilyana kembali sebagai ibu kandungnya.--*Alqi berjalan kaki melewati hutan dan sawah-sawah tempat dimana dulu ia bermain dengan teman-teman kecilnya. Menelusuri gang demi gang di kampungnya. Shalat dari masjid ke masjid seperti halnya dulu ia selalu berpindah masjid, mencari masjid yang lebih jauh dari rumah demi bisa mendapat pahala ibadah shalat berjamaan yang lebih besar. Setelah hampir dua tahun ia datang ke desa ini kembali. Desa Galanghani. Alqi memutuskan untuk datang. Ia ingin ziarah ke makam Almarhum Achmad. Ingin mendoakan lebih dekat, ingin melepas rindu dan melepas penat yang belakangan menghimpitnya. Berziarah ke makam Acmad, Alqi rasa itu adalah pilihan yang tepat."Assalamualaikum ya ahli kubur, ya ayahandaku, lelaki tauladan nan shalih yang kes

  • Lelaki Pemalu dan Calon Dokter   Membunuh Waktu-waktu yang Terasa Menyakitkan

    -Membunuh Waktu-waktu yang Terasa Menyakitkan-Assalamualaikum." Suara seorang wanita yang sangat familiar di telinga Alqi mengejutkannya.Rosmina yang sedang duduk segera bangkit. Matanya menatap nanar kepada seseorang di hadapannya.----Dua orang itu beku saling memindai satu sama lain untuk beberapa saat. Kemudian tatapan Rosmina menjadi penuh kaca-kaca. "Bu Lilyanaaa …." Sapanya penuh getar.Lilyana melangkah maju memeluk Rosmina seketika.Yang terjadi seperti yang sudah bisa diperkirakan. Dua orang wanita matang usia yang sudah lama tak pernah bersua. Mereka bertangisan satu sama lain. Untuk beberapa lama saling tergugu.Rosmina memegangi lengan Lilyana, menuntunnya masuk ke dalam rumah. Tinggalah Alqi yang terbengong berdiri mematung melihat mereka berdua seakan sahabat lama yang saling rindu karena telah lama tak bersua.Ia merapikan peralatan mandi motornya, membersihkan kaki, cuci tangan lalu duduk di sebuah kursi pada teras rumahnya."Saya buatkan teh hangat dulu, ya, Bu.

DMCA.com Protection Status