Paginya setelah terbangun dari peristirahatan singkat untuk memulihkan tenaga fisiknya. Xiao Chen perlahan membuka mata. "Guru? Bisa bisanya kamu tertidur di samping ranjang ku?" berkata dalam hati, Xiao Chen yang tidak tega membangunkan guru dari tidurnya hanya diam memandangi wajah cantik itu dengan seksama. 'Xiao Chen, Xiao Chen dia itu gurumu kenapa kamu malah tertarik padanya?!' berkata terus dalam hati, hingga tiba tiba Yao Yi terbangun, sekilas dia terkejut karena dia telah tertidur disamping ranjang muridnya. "Chen'er..." "Guru tetaplah diam... Ku lihat..." Xiao Chen memelototkan matanya, dia hampir saja mengatakan hal yang tidak semestinya dia katakan. "Apa yang kamu katakan?" Yao Yi terbangun, dan kemudian menyentil kening Xiao Chen. "Hari sudah pagi... Sudah saatnya kamu melanjutkan perjalananmu!" kembali berkata dengan cepat. Xiao Chen mengangguk mengerti, setelah menyiapkan diri, dia segera menemui Xie Lang Yan diruangan yang berbeda. "Tuan muda... Mari kit
"Aku ingin menggunakan altar teleportasi untuk menuju ke gunung Abadi..." Xiao Chen tersenyum tipis, "kebetulan tujuan kita sama... Nona bagaimana jika aku ikut bersama rombongan mu? Jika di pahami, maka hutang mu kepadaku lunas lo?" Gadis itu terdiam, hingga tak berselang lama dia menganggukan kepalanya dan berkata, "baiklah kamu bisa ikut dengan kami... Setelah ini, kita berdua tidak memiliki hubungan sedikitpun mengerti?" Xiao Chen menganggukan kepala untuk tidak mempersalahkannya, hingga dia memanggil Xie Lang Yan. Dan kini mereka semua menuju ke kediaman wali kota secara bersamaan. Setelah tiba. "Li Na, keluarlah..." Seorang wanita dengan rambut panjang memutih keluar dari kediamannya. Melihat sosok yang dikenali dia segera berlutut, lalu berkata dengan hormat, "tuan putri..." "Bisakah kamu memberi tumpangan untuk menggunakan altar teleportasi milikmu?" "Li Na tentu tidak akan menolak, tapi sebelumnya altar teleportasi memiliki sedikit masalah. Membawa banyak orang sepert
"Apa kamu takut?" saat mencoba meningkatkan kecepatan terbangnya, Xiao Chen merasa usahanya sia sia. Bagaimanapun, daya hisap dari energi diluar penghalang mencoba terus menarik tubuhnya kedalam angin kekacauan. "Ti-tidak... Bahkan saat ini, aku tidak ada pilihan lain selain mengandalkan mu?!" gadis itu mencoba untuk tenang. Namun daya hisap semakin kuat, dan retakan yang ada di belakang tubuhnya terus meluas. Hal ini membuat daya serap menjadi lebih gila dari sebelumnya. 'Chen'er untuk apa terus mempertahankannya?! Jika kamu masih keras kepala, kalian berdua akan mati?!' 'Guru, jika boleh turunkan beban berat pada gelang bintang.. A-aku pasti dapat melewati rintangan ini...' Yao Yi mengangguk, dia tidak menurunkan beban berat gelang bintang. Melainkan dia menghapus beban beratnya, hingga Xiao Chen merasa tubuhnya sangat ringan bagaikan kipas. 'Terima kasih guru...' saat akan terbang ke ujung titik cahaya, tiba tiba Xiao Chen memelototkan kedua matanya. Nyatanya, meski
Tiga hari kemudian, Xiao Chen yang tidak dapat menghubungi gurunya semakin panik. Hal ini sempat di sedari oleh pria paruh baya yang merawatnya selama beberapa hari.. "Kenapa? Apa ada masalah? Bukankah kamu sudah bisa menggerakan tubuh?" "Tidak ada masalah senior," ucap Xiao Chen ramah. Pria itu menganggukan kepalanya, "kamu sudah pulih dalam waktu secepat ini... Nak, jika kamu menaiki gunung ini berhati hatilah," "Memang kenapa senior?" "Kolam darah sepiritual sangat bermanfaat bagi kultivator yang bisa menemukannya. Namun bukan bearti lawanmu adalah mereka, jika tidak salah di gunung Abadi terdapat banyak hewan iblis tingkat empat yang menjaga kolam darah itu..." Terdiam, Xiao Chen mengangguk kemudian berterimakasih atas peringatan pria itu. "Senior sudah enam hari kita bersama, sebenarnya siapa nama senior?" "Zhou Qin..." "Senior Zhou Qin, Xiao Chen kembali berterimakasih..." "Hahaha! Baiklah, sekarang aku juga ada urusan... Berhati hatilah nak!" Pria itu t
"Xiao Chen lama tidak berjumpa." "Kan dia mencarimu! Sial kenapa setelah keluar dari klan Rubah aku harus menemui orang pembawa masalah sepertimu!" gadis rubah memaki, namun dia masih menggunakan wujud rubahnya. Nan Xue pemimpin empat rekannya itu tersenyum tipis mendengar perkataan gadis rubah. Tentunya dia tidak hanya mengincar Xiao Chen saja. "Gadis rubah, permata suci didalam tubuh mu sangat berguna bagiku... Jadi apa aku harus melepaskanmu?" "Ka-kamu..." "Nan Xue tunggu apa lagi, mari kita bunuh dua ekor ikan besar ini?!" Nan Xue mengangguk, dia mengulurkan tangan keatas langit. Seketika formasi pengurung yang mencakup area satu kilometer bergetar hebat. Hanya hitungan detik, muncul puluhan pedang dari atas langit. Pedang pedang itu bergetar, lalu mulai bergerak mengarah ke tubuh Xiao Chen dan gadis rubah. "Ingin membunuhku? Memang kalian memiliki kemampuan itu?" "Gadis rubah, minggir?! Langkah Sembilan Pedang Phoenix?! Langkah keempat?!" Memutarkan pedang
" Nan Shi apa maksudmu...," suaranya terdengar sangat berat, namun juga terdengar begitu dingin. "Meski kakak dan guru membutuhkan api Surgawi untuk membangkitkan Raja Iblis, tapi bisakah cari yang lain? A-aku..." dia menundukan kepalanya. "Mencari yang lain? Di daratan Tian Zhou, eksistensi api Surgawi begitu sulit ditemukan.. Melihatmu ingin melindunginya, apa kamu jatuh hati padanya?" "Ti-tidak kakak, sebelumnya dia melindungiku, bahkan tanpa ada dia kini aku pasti sudah mati?!" "Jika begitu... Aku akan menyisakan jasadnya secara utuh... Shi'er, jangan menghalangi ku!" Bwooooooong! Secara perlahan, transformasi iblis yang dilakukan Nan Xue meningkatkan energi kultivasinya. Meski tidak signifikan, namun sedikit peningkatan energi ini sudah melampui batasan yang dapat dihadapi oleh Xiao Chen. 'Inikah yang dikatakan ayahku soal keberadaan iblis? Menggunakan transformasi, energinya meningkat lebih kuat dari sebelumnya... Para iblis benar benar tidak bisa diremehkan sa
"Sialan berani sekali memerintah ku?" "Saat ini kita hanya bisa berkerja sama... Seandainya aku bisa terbang bebas sepertinya, aku juga tidak akan meminta bantuanmu!" Xiao Chen membalas. "Ckckck! Mati saja sana?!" Swuuuuuuush! Hanya dengan satu kali kibasan tangan, muncul bola bola hitam dari kehampaan yang melesat ke arah keduanya. Hal ini tentu membuat gadis rubah segera membuat perisai dengan ke tujuh ekornya yang bergerak, lalu menutup tubuh Xiao Chen dan dia yang membuat bola bola itu meledak ketika menyentuh ekor milik sang rubah! "Jika begitu berapa persen kamu bisa membunuhnya?" "Seratus persen...," suaranya berubah menjadi dingin. Booooooom! Setelah ledakan terakhir menggema di hadapan keduanya. Gadis rubah mulai menarik ekornya, dia dengan gesit bergerak zig zag, lalu membiarkan ekornya menyerang Nan Xue yang kini malah memainkan serangan gadis rubah. Apa yang dilakukan Nan Xue, tentu membuat Xiao Chen tersenyum misterius. Dia benar-benar menunjukan kebodohan
"Aku hanya ingin menjagamu karena mengungkapkan rasa terimakasih ku..." "Baiklah, karena urusan disini selesai... Kamu bisa pergi." wajah Xiao Chen berubah menjadi datar. Gadis rubah menganggukan kepalanya, dia yang belum bisa bertransformasi menggunakan wujud manusia hanya bisa memendam kekesalannya. Bagaimanapun, setelah melihat Xiao Chen bertindak, dia merasa nyaman dan tidak terancam. 'Sifatnya sedikit berubah, mungkin Xiao Chen ini tengah kehilangan sesuatu? Atau aku tadi salah mengatakan sesuatu?' meninggalkan Xiao Chen, akhirnya gadis rubah entah pergi kemana. Sesaat kepergian gadis rubah, Xiao Chen berkali kali menghubungi gurunya. Namun dia tidak mendapat respon apapun. "Atau guru mengorbankan sesuatu? Jadi dia tertidur?" Memilih melanjutkan perjalanannya, untuk mencari kolam darah yang dicari oleh semua kultivator. Setelah lima jam berkeliling dan hanya menghadapi kawanan hewan iblis tingkat empat. Xiao Chen mulai menyadari, gunung Abadi ini memang memiliki
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.