Menyelesaikan keluhan yang ada didalam hatinya dengan melihat ribuan bintang diatas langit. Akhirnya Xiao Chen kembali ke dalam ruangan dimana ketiga rekannya yang telah tak sadarkan diri. "Sumber daya yang diberikan oleh para penguasa Aula Langit memang bisa digunakan secara langsung. Akan tetapi, menyerap satu persatu sumber daya seperti ini cukup untuk membuang waktu..." berkata sembari tersenyum tipis, kini Xiao Chen mulai mengeluarkan tungku pill peninggalan gurunya. Memasukan semua sumber daya itu kedalam tungku pill. Kini Xiao Chen mulai menutup seluruh wilayah kediaman nomor seribu genap menggunakan energi Qi besar miliknya. Tindakan ini tak lain agar para kultivator tidak merasakan keberadaan api Hati Naganya. Pasalnya, Xiao Chen akan tetap merahasiakan identitasnya itu. Swooooooosh! Api hati naga yang telah berevolusi kini mulai menari nari. Lalu Xiao Chen dengan keahliannya pada bidang alkemis mulai membakar tungku pill agar sumber daya yang ada didalam menca
"Sialan Chen Xiao ini sudah gila ya? Berani sekali dia menantang delapan kultivator peringkat diatasnya!" "Meski Chen Xiao dikatakan kuat, tapi kultivator diatas peringkatnya sudah memasuki ranah Raja Langit bintang empat, bahkan ada yang sebentar lagi naik ke bintang lima... Chen Xiao ini ternyata memang sombong ya?!" "Tapi aku ingin lihat, seberapa kuat kemampuannya saat ini... Seseorang yang kuat, pasti memiliki kesombongan tersendiri!" Semua berkomentar terhadap permintaan tantangan yang diberikan oleh Xiao Chen. Hingga untuk beberapa saat, akhirnya sosok yang telah lama tidak terlihat. Dan seakan rindu terhadap provokasinya muncul dari kehampaan di hadapannya. Dia adalah Mugu, akan tetapi penampilannya telah berubah seratus delapan puluh derajat dari waktu pertama Xiao Chen bertemu. Bahkan dari pancaran energi dari auranya. Mugu telah dinyatakan menjadi tahap Raja Langit bintang tiga dengan aura dan energi yang lebih kuat dari kultivator yang memiliki tahap tersebut. "Ch
"Se-setelah menunggu waktu yang lama, akhirnya Ye Tian Huo yang sudah lebih dari puluhan tahun tak terlihat keluar dari dalam pelatihan tertutupnya.""Yaa, waktu itu Xiao Yue tidak bertemu dengannya. Jadi dia dapat merebut kursi peringkat satu dengan mudah... Tapi Xiao Chen ini, sepertinya akan kesulitan!?"Melihat kemunculan sosok pria tampan, yang tak lain adalah Ye Tian Huo peringkat ke dua daftar praktisi terkuat ke dua dari seluruh kultivator halaman luar membuat kericuhan terjadi. Semua bersorak! Bahkan menyemangati Xiao Chen agar pertempuran ini segera disetujui dan dimulai. Wajah Xiao Chen berubah menjadi serius seketika. Hanya sekali lihat, dia sedikit merasa bahwa sosok Ye Tian Huo ini sebanding dengannya sendiri. "Sepertinya dia adalah lawan terakhir yang harus mengeluarkan seluruh kemampuanku... Tapi tak..."Swuuuuuuush! Ucapan Xiao Chen terhenti, pasalnya Lue Dong, dan secara mengejutkan yaitu Xiao Yue muncul disisi kanan kiri dimana Xiao Chen berada. "Saudara Xiao b
"Kamu benar... Mana bisa aku berbangga hati berada diposisi yang sama seperti ini... Hanya saja, menyaingimu, Xiao Yue, dan Ye Tian Huo pasti hanya akan menjadi impianku saja... Saudara, aku..." "Kamu menyerah?" Xiao ChKam salah satu menaikan alisnya. "Tidak... Aku hanya sadar diri..." Plaaaaaaak! Xiao Chen menampar wajah Lue Dong secara tiba tiba. Dan hal ini sempat membuat rasa tidak percaya atas tindakan spontan itu harus merubah reaksi wajah Lue Dong. "Sa-saudara kamu..." "Jangan panggil aku saudara lagi jika kamu merasa bangga dengan hasil yang saat ini telah kamu capai... Apa kamu harus merasakan sepertiku? Satu persatu orang yang kamu sayangi harus meninggalkanmu? Dan kamu tidak bisa berbuat apapun baru memiliki tujuan untuk menjadi terkuat dari yang terkuat? Dan terakhir, bukankah kamu mendekatiku karena ingin mengalahkan Xiao Yue? Dimana tujuanmu itu?" Xiao Chen berkata tanpa henti. Dia muak dengan tingkah seseorang yang tidak memiliki tujuan hanya karena ke
"Si-sialan apa Xiao Chen ini masih manusia? Bakatnya memang emas, tapi kenapa semua teknik menghampirinya?!" "Tciiih! Kalian terkejut karena apa? Siapa yang mampu menebak bahwa setiap teknik yang menghampiri kita itu cocok? Semakin banyak yang menghampirinya, malah semakin kecil peluang mendapatkan teknik yang cocok baginya..." Ye Tian Huo baru tiba di dunia itu berkata secara cemburu. "Ye-Ye Tian Huo ada disini, apa..." "Diam lah, disini aturan begitu ketat... Tidak ada yang berani melanggarnya, jadi tak mungkin mereka bertarung..." Disisi yang berbeda. Nasi sudah menjadi bubur, dan saat ini Xiao Chen menggunakan mata Langitnya. Dia mencari beberapa teknik yang mungkin dapat membantunya dalam menghadapi Ye Tian Huo tanpa menggunakan kemampuan yang bisa di kenali oleh Xiao Yue. "Selain teknik penyatuan elemen, dan amukan pedang guntur memang tidak ada teknik yang lebih baik didalam pagoda ini..." bergumam, Xiao Chen kemudian memilih tiga teknik baru yang dapat dia pelajari. S
"A-aku hanya panik jadi tidak memikirkan hal ini.." "Chen Xiao, baguslah jika kamu tahu tanggung jawab... Tapi sekali lagi kamu melakukan kesalahan seperti ini, maka kami pasti akan menghukummu dengan berat!" Para pria itu meninggalkan wilayah kediaman nomor seribu genap. Bahkan para anggota halaman luar yang ada disekitar area itu juga mulai kembali menjalankan aktivitas mereka masing masing. "Jika seperti yang mereka katakan tentu aku akan rugi... Sudahlah tidak perlu mencoba teknik lain..." memilih untuk memulihkan kondisinya agar turnamen itu berjalan dengan lebih baik. Xiao Chen memeriksa perkembangan racun didalam tubuhnya. Bahkan dia melepas jubah perang milik ayahnya untuk mengetes semengerikan apa dampak jika dia hanya menggunakan teknik penekan racun. Hasilnya begitu mengejutkan, meski adanya energi pembatas agar racun tidak meledak. Tapi sekian waktu berlalu, racun itu mampu mengikis energi pembatas itu. Yang bisa dikatakan, tanpa adanya bantuan jubah perang milik a
Xiao Chen menganggukan kepalanya, empat bersaudara itu kini menikmati pertandingan yang ada diatas arena secara tenang. Hingga waktu berlalu begitu cepat. Dan kini, giliran Shuan Feng, namanya telah terpanggil oleh Xiao Jian. "Saudara... Aku pasti tidak akan mengecewakan harapan kalian semua..." Merasa percaya diri, Shuan Feng menggunakan kekuatan ruangnya. Dia tiba diatas panggung yang kini belum terlihat siapa lawannya. Namun saat seorang bayangan telah ada di hadapannya. Reaksi wajah Shuan Feng berubah menjadi serius. "Mugu..." "Hahaha! Ternyata menghadapi sosok sampah sepertimu lagi? Shuan Feng apa kamu mengingat bagaimana dulu kamu dipermalukan olehku?" Mugu tersenyum penuh kemenangan melihat lawannya yang tak lain adalah Shuan Feng. Disisi Xiao Chen berada. Melihat keraguan terlihat pada reaksi wajah Shuan Feng, dia mulai berdiri. Tanpa rasa malu, Xiao Chen menunjukan sifat yang belum pernah Lai Nai, dan Lue Dong lihat. "Saudara Feng! Anggap saja Mugu itu babi! Puku
Namunn kecepatan dan arah serangannya terbaca, karena hal itu. Xiao Yue langsung menahan serangan itu menggunakan pedang tipis miliknya. Pertempuran keduanya terus berlangsung. Dan hal ini membuat Xiao Chen memberikan arahan yang membuat Lue Dong segera mengikuti perintah tersebut. 'Serang ke arah satu titik... Bagaimanapun caranya, harus satu titik dengan kecepatan yang sama...' Swuuuuuuuuuush! Traaaang! Traaaaaang! Melakukan serangan satu titik, seketika wajah dari Xiao Yue berkedut. Serangan pedang besar memiliki tekanan kuat. Dan serangan dengan arah yang sama itu telah membuat pertahanannya goyah. "Te-teknik ini sepertinya aku mengenalnya..." Perlahan tapi pasti, tubuh Xiao Yue gemetar karena harus menahan serangan dengan tekanan yang sangat kuat. Bahkan tempo kecepatan serangannya tak menurun sama sekali. 'Ubah tempo arah serangan mu menjadi serangan yang tidak menentu... Selain itu, tingkatkan kecepatanmu.' Mendengar perintah itu, Lue Dong merubah teknik seranganny
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.