"Ba-bagaimana bisa... Ka-kamu..." Hao Le terkejut, dia mundur dari tempatnya berpijak. Pasalnya, dia telah merasakan tinjunya benar benar telah menghancurkan tubuh Xiao Chen. Namun saat ini, siapa yang ada di depannya? "Hao Le, coba sekali lagi?! Aku tidak percaya dia dapat hidup lagi, ini pasti mimpi!" Jin Lai mencoba memprovokasi. Hao Le yang juga tidak percaya ada sosok abadi, atau dikatakan tidak bisa mati itu mulai menganggukan kepalanya. Dia mulai muncul tepat di hadapan Xiao Chen lalu melancarkan serangan tinju yang begitu kuat ke arah tubuh pria berambut putih tanpa menurunkan kekuatan serangan tinjunya. Boooooooooom! Asap merah keemasan kembali menyebar, kini Hao Le mencoba menggunakan mata Langitnya. Saat kedua matanya bersinar terang, dia dapat melihat apa yang tidak mungkin dapat dilihat oleh orang lain. Pasalnya, dengan jelas dia melihat bagaimana satu persatu serpihan tubuh Xiao Chen ini perlahan menyatu. Dan lalu membentuk sosok yang sama seperti sedia
Tubuh Jin Lai berubah menjadi asap, sesaat dia telah memutarkan tubuhnya. Perubahan pada tubuh Jin Lai terjadi, entah dari ukuran, maupun tampilannya. Dari segi tampilannya, Jin Lai memiliki dua tanduk pada keningnya, dua taring tajam, bahkan rambutnya memutih, diikuti oleh ukurannya yang membesar sebesar sepuluh meter. "Hahahaha!" Dia tertawa sumringah, seakan dia jarang sekali menggunakan teknik yang saat ini merubah semua tampilannya. "Iblis Penghancur, mulailah!" Swuuuuuuush! Iblis Penghancur melesat lalu dia memberikan serangan tinju yang telah terbalut api Hati Naga ditangannya. Melihat serangan ini, senyum tipis terukir pada sudut bibirnya Jin Lai, dia sedikit mengambil langkah mundur, namun setelahnya. Bukan tangan, maupun kakinya yang terayun. Melainkan mulutnya terbuka lebar. Grooaaaaaaaaaarh! Suara keras menggelegar, bahkan hanya dengan suara, gumpalan energi Qi membentuk angin dahsyat menerjang tubuh Iblis Penghancur hingga terhuyung kebelakang sejau
"Xi..." Chen Long ingin menahan semua serangan itu, namun istrinya menghentikan langkah Chen Long. "Kita tidak bisa membantunya sama sekali... Tapi apa kamu ingat, tubuhnya abadi... Jika kita ikut campur lagi, bisa bisa malah menjadi beban bagi Xiao Chen." Chen Long hanya bisa menyatukan kedua giginya. Bagaimana mungkin sosok Kaisar Bumi menghadapi Raja Langit? Hal ini mungkin hanya bisa diperlihatkan oleh Xiao Chen hari ini. Boooooooom! Boooooom! Puluhan tangan raksaksa milik Jin Lai akhirnya menghantam, bahkan meremas tubuh Xiao Chen secara cepat. Hal ini terus terjadi, yang mengakibatkan kabut asap menyebar lebih pekat dari sebelumnya. "Argghhhh!" Namun kenyataannya, Jin Lai harus berteriak gila. Untuk membunuh Xiao Chen, dia telah mengerahkan banyak energi Qi. Tapi untuk saat ini, bahkan sosok Xiao Chen masih bisa meregenerasi tubuhnya dengan baik! Bahkan begitu cepat yang membuat akal pikiran bersih dari Jin Lai lenyap begitu saja! Booooooom! Boooooom! Booo
"Sepertinya tidak perlu menunggu hingga waktu itu tiba! Lihatlah! Pengumuman darurat Aula Langit telah muncul!" Istri Chen Long menunjuk kearah langit yang bergetar. * Di tiga daratan, seluruh langit bergetar hebat. Asap emas dari kehampaan tiba tiba muncul, lalu membentuk kata demi kata dengan tulisan. "Perekrutan anggota baru Aula Langit! Mereka yang ingin menjadi anggota kami harus memiliki Kultivasi Prajurit Langit hingga Raja Langit! Tidak hanya itu, syarat utamanya adalah, siapapun yang membunuh kultivator asing terbanyak, maka ialah yang layak memasuki wilayah Aula Langit?!" Xiao Chen menaikan alisnya, tantangan ini termasuk mudah bila dipahami. Tapi menurutnya, ini adalah sebuah jebakan, yang mungkin akan berbahaya bagi mereka yang memiliki banyak rahasia didalam tubuh. "Kenapa kamu seperti tidak tertarik Xiao Chen?" "Senior, aku merasa semua masalah yang ditimbulkan kultivator asing juga ada campur tangannya dengan para penguasa di Aula Langit... Apa kamu menyadari,
"Hai, siapa namamu?" Xiao Chen bertanya dengan tenang. "Aku..." Swuuuuuush! Bruaaaaaagh! Boooooom! Tiba tiba keduanya terkejut, seuliet bayangan muncul ditengah tengah keduanya. Lalu menghantam sosok pemuda yang ingin mengatakan identitasnya. "Du Qian! Sialan bagaimana bisa kamu tidak mengenali sang Penguasa?!" pria tua, yang tak lain salah satu dari pelindung menghentikan tindakan cucunya. "Ka-kakek dia..." "Yaaa! Dia adalah pemilik Paviliun Phoenix Abadi! Minta maaf padanya! " Bruuuuuk! "Pe-penguasa maafkan Qian yang telah lancang menyerang penguasa... A-aku..." dia berlutut, tubuhnya bergetar, karena baru hari pertama dia dipekerjakan oleh kakeknya untuk menjaga istana pribadi milik Xiao Chen. Xiao Chen dengan santai berjalan kearah Du Qian yang kini meneteskan keringat sebiji jagung pada wajahnya. Dia memang kagum terhadap sosok Xiao Chen sesuai yang diceritakan oleh kakeknya. Namun dia juga tahu sisi gelap pemilik Paviliun, yaitu kejam, dan berdarah dingin. Siapa y
"Ba-baik penguasa! Kami akan segera pergi?!" Semua pengurus paviliun meninggalkan istana pribadi milik Xiao Chen dengan langkah tergesa gesa. Meski mereka mengharap pill Dewa yang dijanjikan, mereka juga tahu, pill Legenda yang hanya bisa diciptakan Kaisar Obat ini hanya ada satu di seluruh alam. Setelah mereka pergi, tatapan mata Xiao Chen tertuju pada tumpukan tulang tulang dari hewan kuno, bahkan ada beberapa yang merasa familiar bagi perasaan hatinya sendiri. "Tulang Phoenix... Meski terdengar kejam, jika seekor Phoenix sepertiku memanfaatkan tulang para pendahulu, tapi saat ini... Aku hanya bisa menggunakan bahan yang ada... Aula Langit! Aku akan datang!" berkata secara semangat, Xiao Chen kemudian meleburkan semua tulang itu, dan merangkainya menjadi sesosok boneka kendali. Tidak hanya satu, Xiao Chen telah membentuk lebih dari lima puluh pasukan kuat miliknya. Hingga satu hari kemudian, proses pembentukan tubuh, dan pemberian kulit selesai, kini Xiao Chen mengeluarka
Booooooooooooom! Akhirnya petir yang berkumpul di mana titik altar pemicu hukuman langit menunjukan aksi mereka melalui muntahan petir yang begitu besar. Tidak hanya itu, energi yang terpancar, jelas beberapa kali lipat lebih terasa dari apa yang pernah dilakukan oleh Xiao Chen pada saat di dunia kuno! Traaaaaaack! Boooooom! Boooooom! Ledakan yang ditimbulkan hukuman langit terus terdengar. Bahkan cahaya percikan petir tidak berhenti menunjukan keberadaan mereka. Hingga sepuluh menit Ashua dan ketiga saudaranya terdiam termenung. Akhirnya mereka kembali membuka mulut setelah tidak adanya muntahan petir kembali, namun debu yang berterbangan masih belum memperlihatkan kondisi di tengah altar pemicu hukuman langit! "Ba-bagaimana bisa Kaisar Obat berani menahan amukan hukuman Langit sebesar ini?" "A-apa tubuhnya akan hancur? Lalu bagaimana dengan kita semua?" Ashua tidak menjawab pertanyaan rekan rekannya. Yang pasti, dia sendiri juga ragu mengatakan. Bahwa tubuh Kaisar
Tak ingin menjawab rasa penasaran ayah angkat, dan dua saudara ayahnya itu. Kini Xiao Chen telah menggunakan teknik ruangnya. Saat ini, dia tiba tepat dimana Du Qian, dan Du Hao berada, hingga Xiao Chen harus tersenyum tipis. "Sepertinya peningkatan kultivasinya terlalu lambat jika hanya seperti ini... Du Qian, kamu telah ku pilih atas keberanianmu dalam menjalankan tanggung jawabmu, karena itu aku Xiao Chen juga tidak akan merugikan mu?!" Swuuuuuuush! Kembali menggunakan kekuatan ruang, kini Xiao Chen telah memasuki perisai pelindung. "Penguasa?!" Sapa Du Hao merasa senang melihat Xiao Chen telah tiba, bahkan dia lebih senang lagi ketika melihat peningkatan Kultivasi cucu angkatnya ini begitu cepat, dibanding dengan waktu kultivasi para kultivator pada umumnya. Hanya menganggukan kepalanya, kini Xiao Chen mulai menyentuh punggung dari Du Qian. Mulutnya ikut terbuka, diikuti oleh suara lirih namun itu sudah cukup dapat didengar oleh Du Qian yang kini memfokuskan teknik
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.