"Sudah sejauh ini... Xiao Chen! Mari kita lebih serius!"Melihat keseimbangan dalam pertahanan dan penyerangan. Kini Yin Bai merubah tempo serangannya. Gerakannya begitu lentur, memiliki tempo sendiri seperti menari nari. Namun bukan keindahan yang diperlihatkan. Melainkan rasa takut bagi lawan ketika menghadapi serangan yang dilancarkan oleh Yin Bai. Namun bukan Xiao Chen namanya jika dia harus menyerah dibawah gempuran Yin Bai, dia telah lama menghadapi pertempuran hidup dan mati. Bahkan pelatihannya bisa dikatakan sama beratnya dengan kehidupan para pembaca. Terkadang senang, terkadang menderita. "Cakar Hantu membelah langit?!"Swooooooosh! Kraaaaaaang! Kraaaaaaaaash! Sayangnya, saat Xiao Chen mencoba mengunakan langkah kedua dari teknik sembilan pedang Phoenixnya. Dia telah terlambat, akibatnya, sebuah serangan telak mengarah pada perutnya terjadi. Kali ini luka yang disebabkan cakar itu telah merobek kulitnya sedalam dua centi meter. Darah emas sedikit kehijauan keluar dari
Dentuman keras, yang diakibatkan oleh hantaman lonceng raksaksa menyentuh tanah terjadi. Debu berterbangan menyilmuti area itu hingga setelah beberapa menit berlalu, gadis rubah yang tidak melihat pergerakan lonceng akhirnya bisa bernafas lega. "A-akhirnya selesai?" Xiao Chen menganggukan kepalanya, dia juga berpikir seperti apa yang dikatakan Gadis Rubah. Namun sesaatnya, setelah kondisi hening. Muncul asap hitam keluar dari dalam tanah, asap itu perlahan membentuk seorang tubuh pemuda yang tak lain adalah Yin Bai! "Xiao Chen! Kamu kira sudah bisa membunuhku? Tciiiih! Kamu hanya bisa membunuh klone tubuh utamaku saja, ingat dendam ini belum usai. Dan aku akan menunggumu tepat di konferensi perekrutan anggota Aula Langit yang baru!" Asap itu memudar seperti terbawa angin yang kini bergerak secara perlahan. "Uuuugh!" dibarengi dengan kepergian roh Yin Bai, kini Xiao Chen memuntahkan seteguk darah emas kehijauan lebih pekat dari sebelumnya. "Ra-racun didalam tubuhmu?!" "Jaga
"Sepertinya tuan masih terlihat ragu?""Tidak..."Swuuuuuush! Mengeluarkan kristal jiwa sejumlah harga yang ditetapkan melalui cincin ruang kecil. Kini Xiao Chen kembali berkata, "dimana pusat klan Naga berada?"Pria itu meraih cincin ruang yang diberikan Xiao Chen dengan berkata, "Aula Langit, sejak dua bulan yang lalu, mereka telah berpindah tempat!"Tatapan mata Xiao Chen tidak berubah sama sekali, sedikit aura phoenixnya mulai menyebar, lalu mencoba menindas pria lusuh didepannya. Namun tindakan itu hanya ditanggapi oleh hentakan kaki, yang membuat aura itu seperti hancur oleh energi tak kasat mata. "Kamu mencoba menyerang ku? Atau menindas ku?" terlihat tidak terprovokasi tapi dari suaranya, Xiao Chen mendengar seakan tantangan. "Aku membayar dengan harga mahal, apa buktinya? Karena setahuku informasi aula Langit begitu sulit untuk didapatkan?!"Pria lusuh itu tersenyum tipis, dia melihat ke arah sekelilingnya. Dan kemudian berkata, "ikut aku... Seharusnya jika kamu meminta bu
"Bahkan dulu Kekaisaran Phoenix tidak sekuat itu..." bergumam, namun gumaman itu terdengar oleh pria lusuh didepannya. "Ahh apa yang kamu tahu soal kekuatan Phoenix yang dulu? Apa kamu tahu, dulu mencari praktisi langit pada klan Phoenix sangatlah mudah!" Tatapan mata Xiao Chen berubah, di tiga daratan klan Phoenix adalah Kekaisaran Phoenix. Bagaimana dia tidak mengetahui kabar ini? "Hahahaha! Kamu tentu heran dengan ungkapan ku, hanya saja seribu tahun lalu disaat ayahmu telah menjadi Penguasa Aula Langit, peperangan besar tiga benua menyebabkan hal memilukan bagi klan Phoenix... Dari ratusan praktisi Langit dari berbagai tingkat, mereka harus berkorban demi kedamaian Benua Langit... Jadi pantas kamu tidak bisa mendengar cerita ini...""Tapi aku terangkan, tidak hanya kamu seorang diri yang merupakan seekor Phoenix di Benua ini yang masih hidup... Jika tidak salah..." pria lusuh mencoba menghitung dengan jarinya. "Berapa senior?" tanya Xiao Chen mencoba mengorek informasi yang l
"Aku tidak sengaja muncul ditengah tengah pertempuran kalian... Lao She, bukankah tidak pantas jika kamu ingin membunuhku?" tanya pria lusuh itu tanpa rasa bersalah.Lao She menyatukan kedua giginya, dia teringat akan bagaimana Chen Xiao mati di jurang yang sama dengan hasil tubuh jasadnya tidak bisa ditemukan sama sekali. "Pak tua... Hari ini kamu melakukan tindakan yang sama di masa lalu! Aku akan mengganti kepalamu sialan!"Booooooooom! Keduanya bertukar serangan, hal ini membuat fenomena alam terjadi. Pasalnya, dua praktisi Langit tengah bertempur diatas jurang tanpa dasar. *Disisi lain, Xiao Chen yang tak sadarkan diri akhirnya tubuhnya telah menyentuh dasar setelah lima menit memasuki jurang tanpa dasar. Jurang itu terasa sangat dingin, namun Xiao Chen tidak dapat merasakannya. Pasalnya dia telah tak sadarkan diri akibat lima serangan tinju dari Lao She mengakibatkan racun yang ada didalam tubuhnya meledak.Namun keberkahan menghampiri Xiao Chen, dibalik semua itu. Tiba tib
Langit telah menghitam, tepat diatas jurang tanpa dasar. Jelas petir kecil hingga besar mulai menunjukan kemampuan mereka masing masing. Tepat lima menit tengah menggabungkan kedua elemen api dan es. Wajah keseriusan jelas terlihat diwajah Chen Xiao. Apalagi kedua elemen itu bukan es biasa, atau sumber api biasa yang dapat mereka temukan di tiga daratan. "Sa-saudara Chen... Bersiaplah aku akan menyelesaikan tugasku!" Bwooooooooong! Kedua elemen telah menyatu menghadirkan eksistensi sumber api dan es yang mengerikan. Terasa panas, dan juga dingin yang kini membentuk sebuah seekor naga berkepala es, dan disempurnakan oleh tubuh api! Groaaaaaaaarh! "Jantung es, dan api Hati Naga telah menyatu... Sekarang tinggal jantung jamur abadi, lalu semua bahan milikku!" Menarik semua bahan yang ada disisi Xiao Chen kearah naga api dan es. Chen Xiao kemudian menatap Xiao Chen yang kini tengah menyiapkan tubuhnya sendiri. "Dulu aku sangat menginginkan kepemilikan dua elemen seper
Ingin kembali ke jurang tanpa dasar pun tidak mungkin. Karena dia sendiri tidak mengetahui bagaimana caranya. Kecuali dia harus tahu dimana dia saat ini berada. Lenyap menggunakan kekuatan ruang, kini Xiao Chen muncul diatas langit yang begitu tinggi di kota yang terlihat begitu kumuh di pandangannya. Mencoba menyebarkan kesadaran spiritualnya, tiba tiba mata Xiao Chen terbelalak. Dia merasakan banyak sekali kultivator tahap Prajurit Langit bertebaran di kota kumuh didepannya. "Apa dunia ini Aula Langit?" Merasa aneh, kini Xiao Chen turun kearah kota kumuh dibawahnya. Dan mencoba mencari informasi dimana dia berada. Namun setelah beberapa saat berjalan, dia melihat kearah dimana kedai arak berada. "Kedai arak adalah tempat terbaik mencari informasi..." Duduk di kursi kayu biasa, kini Xiao Chen berkata, "pak saya pesan satu guci arak terbaik milik kedai kalian." "Baik nak, pesanan akan segera tiba!" Menunggu pesanan sembari menajamkan pendengaran apa yang tengah dibicara
"Sepertinya aku tidak mengenal raja mu dan tentunya kamu?" "Tak kenal maka tak sayang, kata kata ini apa kamu masih belum mengerti?" Xiao Chen merasa aneh, melihat aksinya bahkan membunuh seluruh kultivator di kota kumuh seperti angin lalu bagi pria muda didepannya yang kini tidak terlihat marah, ataupun memusuhinya. 'Lebih baik aku mengikutinya, jika aku bersitegang dengan seseorang di dunia tak dikenal ini... Bisa bisa menjadi akhir bagi kehidupanku telah dimulai.' berkata dalam hati, Xiao Chen mulai menganggukan kepalanya. Kemudian pemuda itu membentuk formasi tangan yang cukup rumit. Sesaat setelah itu, formasi ditangannya berdengung, lalu pemuda itu segera memasuki lingkaran formasi didepannya. Swuuuuuuush! Mengikutinya, kini Xiao Chen tiba di ruangan yang cukup mewah. Terdapat banyak orang di ruangan itu, namun semua wajah terlihat sama, bahkan mirip dengan pemuda yang menjemputnya. "A-ada ya hal yang seperti ini?" bergumam karena terkejut, kini Xiao Chen seger
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.