Ledakan yang sangat dahsyat terjadi. Hal ini dibarengi dengan hancurnya semua pelindung buatan Xiao Chen. Hingga lingkaran formasi yang menutup pasukan aliansi Tian Lang. Akibat ledakan, Xiao Chen juga harus terpental, bahkan setelah menyeimbangkan tubuhnya. Seteguk darah emas harus keluar paksa dari dalam mulutnya. Menajamkan kesadaran spiritualnya. Kini dia mencoba melacak dimana keberadaan gadis bercadar berada. Mengangkat salah satu alisnya, akhirnya Xiao Chen bisa bernafas lega. "Untung dia memilih untuk pergi... Lawan kali ini, entah siapa dia yang pasti dia adalah lawan terkuat yang pernah ku temui..."Jian Ling, Baimo, serta Xiao Fei akhirnya tiba disisinya. Mereka merasa senang, karena pertempuran ini akhirnya diakhiri dengan kemenangan yang mustahil untuk diraih tanpa adanya campur tangan dari Xiao Chen. "Akhirnya pertempuran telah usai...""Xiao Chen terimakasih..." ucap Baimo secara tulus. Xiao Chen mengangguk, dia kemudian membelai rambut Xiao Fei yang begitu lembut.
Yao Long menganggukan kepala, dia mulai menyelidik kearah Yao Yi yang kini melayang tanpa bantuan sayap Qi kearah mereka. "Dimana api Hati Naga? Kenapa aku tidak merasakan api itu ada didalam tubuhmu?" "Tciiih! Apa kamu tidak mengetahui bakatku dalam menyembunyikan sesuatu?" Swooooooosh! Api Hati Naga muncul ditelapak tangan Yao Yi. Mulai menyipitkan matanya, Yao Long merasa bahwa api ini memang Hati Naga. Tapi kekuatannya terasa lemah dari sebelumnya. Menarik kembali api Hati Naga, Yao Yi kemudian berkata, "tunggu apa lagi... Mari kita kembali." Yao Long mengangguk, namun tatapan matanya tertuju kepada Xiao Chen yang seperti tidak rela melihat Yao Yi meninggalkan tempat itu. "Apa yang kamu lihat? Dia hanya pemuda lemah yang memiliki garis keturunan Phoenix murni... Dan dia tidak akan pernah menganggu kita!" 'Yao Ji, bunuh pemuda itu... Sepertinya dia menyimpan sesuatu barang milik kita... Setelah itu, lenyapkan semua Kultivator di daratan ini... Hal ini akan membu
Yang tak diduga, pergerakan Xiao Chen yang terus menjauh itu bukan karena menghindari pertempuran utama. Melainkan dia tengah menunggu sebuah celah yang dapat dia manfaatkan untuk memberikan serangan kejutan. Apa yang dia nanti sedikit mustahil, pasalnya selain pemuda itu terus mengejarnya. Kilatan pertahanan kuat yang terlihat di pandangan Xiao Chen berubah, karena pemuda lawannya kali ini benar benar seorang jenius. "Pantas saja arogan dan sangat sombong... Dia memang memiliki kemampuan..." Menyatukan giginya, Xiao Chen mencari jarak aman untuk bertempur. Hingga hal yang tak diduga terjadi, entah mengapa dia tidak dapat merasakan keberadaan pemuda itu. "Dimana dia?" Swuuuuuuuuush! Boooooooooom! Pukulan telak mengenai punggung Xiao Chen. Ketidak sigapannya, tentu harus membuat tubuhnya meluncur deras kearah permukaan tanah dan menciptakan sebuah kawah berukuran dua puluh meter. "Uuuuuugh!" memuntahkan seteguk darah emas. Xiao Chen mencoba menyeimbangkan tubuhnya.
Lagi dan lagi, ledakan dahsyat mengguncang diatas langit wilayah Pagoda Bintang Iblis secara pesat. Keduanya mulai terhuyung belakang, namun sesaatnya Naga hitam mulai melesat, lalu kembali mengayunkan cakarnya. Memiliki tubuh yang besar, bukan bearti kecepatannya lambat. Naga hitam itu benar benar memiliki kecepatan yang mengerikan, hingga Xiao Chen harus mewaspadai area serangannya. Booooooooom! Akhirnya serangan cakar, dan pedang emas saling menahan. Fluktuasi energi kembali terjadi, namun Xiao Chen segera menggunakan teknik langkah seribu petirnya. Bergerak sangat cepat, dia mencoba menebas kepala besar Naga Hitam. Booooooom! Namun tidak ada dampak apapun, kulit, tulang serta ketahanan tubuh Naga Hitam sangat kuat. Hingga Xiao Chen menyerang ke berbagai bagian tubuh besar dari Naga Hitam. Booooooom! Booooom! Booooooom! Merasa dipermainkan, karena Xiao Chen terus dapat melancarkan serangannya. Tiba tiba kobaran api berwarna merah pekat berkobar dari dalam tubuh Naga Hitam.
Setelah berkata, Xiao Chen mulai memasukan pedang kedalam cincin ruangnya. Seketika dia membentuk segel tangan. Swuuuuuuuung! Puluhan lingkaran formasi pembunuh muncul, aura yang terpancar begitu kuat. Hingga sang Naga hitam mulai menyipitkan matanya. "Jurus itu tidak biasa... Memerlukan banyak energi Qi untuk menahannya... Bahkan aku tadi sempat terluka olehnya." 'Kultivator sekuat dia juga kalah dengan jurus dia? Sial, jika begitu aku memang harus bekerja sama dengannya.' berkata dalam hati, sang Naga kemudian berbicara. "Bantu aku, biarkan kamu menahan serangan itu, setelah itu serahkan caraku untuk melumpuhkannya..." Gadis bercadar mengangguk, dia ikut membentuk segel tangan. Hingga menciptakan lingkaran formasi yang sama besarnya. Sesaat setelahnya, kedua lingkaran formasi miliknya berdengung, dan mengeluarkan aura racun, serta energi yang sangat kuat terpancar dari lingkaran formasi tersebut. "Tapak Racun! Tangan Penghancur Sukma!" Xiao Chen tersenyum tipis, setel
"Gadis yang cukup berani... Dari mana asalmu?" tanya pria tua itu secara tenang. 'Pria tua, serahkan nyawanya, maka sektemu tidak akan mengalami kehancuran!' gadis bercadar mencoba mengancam melalui telepati. 'Heh! Punya kemampuan apa kamu ingin menghancurkan sekte Awan Berkabut...' balas pria tua mulai merasa kesal mendengar ancaman itu. Dibalik cadarnya, gadis itu tersenyum tipis, lalu dia mengeluarkan token identitas yang keberadaannya mungkin akan ditakuti oleh banyak kekuasaan. "Aula Langit... Nak kamu tidak bercanda kan menyinggung kekuatan sebesar dan se misterius itu?" membalikan tubuhnya, pria tua itu sedikit merasa bergidik ngeri. Melihat keraguan muncul diwajah kakek tua itu. Xiao Chen yang tahu akan berakhir bagaimana jadinya itu memejamkan matanya. "Hei nak! Bicaralah sedikit agar aku bisa menyelesaikan masalahmu!" bantah pria tua itu karena Xiao Chen malah memejamkan matanya. Disisi lain, Xiao Chen telah memindahkan roh kesadarannya ke bawah alam sadarnya u
Menghentakan kakinya, saat terbang keatas langit. Tubuhnya telah ber transformasi menjadi seekor Phoenix dengan bulu merah keemasan. Terus terbang berputar putar, kini Xiao Chen mulai menunjukann aura dominasi dari hewan suci terkuat di tiga daratan. Kyaaaaaat! Kyaaaaaat! "Si-sial... Dia berhasil menyadari sumbatan darahnya..." gadis itu berkata, lalu menatap pemuda klan Naga yang sejak tadi hanya diam saja. "Kamu tahan dia sebentar... Bukankah kamu seekor Naga yang mampu mengimbangi seekor Phoenix?" "Ta-tapi ketua sekte Awan Berkabut masih belum pergi... Aku..." "Takut? Itu tidak akan pernah terjadi, selama aku ada disisimu..." Pemuda itu mengangguk, lalu mulai bertransformasi menjadi seekor Naga. Dua eksistensi keberadaan hewan suci yang begitu kuno kini terlihat. Keduanya benar benar menunjukan dominasi mereka. Namun dalam pertempuran, dua hewan legenda ini begitu sulit ditentukan kemenangannya. Entah siapapun itu, hanya akan terjawab ketika Xiao Chen mulai menyerang.
"Bocah aku tahu bagaimana rasa kekecewaanmu terhadapku... Namun yang harus kamu ketahui, Aula Langit tidak ada tandingannya, bahkan di tiga daratan, sekalipun ada yang berani menyinggung mereka, makan mereka tidak akan berbelas kasih...""Yaa, aku tahu itu... Karena aku sudah menyelesaikan masalahku, kamu bisa pergi... Anggap saja, aku seperti yang kalian pikirkan, aku adalah orang luar..."Tidak ingin berdebat, semua ini dikarenakan rasa sakit hatinya. Hingga ketua sekte Awan Berkabut hanya bisa menggelengkan kepala, lalu berkata, "Apa benar dia anak dari Kaisar Phoenix itu? Sayang sekali, dia belum mengetahui luasnya tiga daratan..."Meski lirih, dan Xiao Chen telah menjauh. Dia mulai tersenyum tipis, lalu menghentikan langkah dan membalas ungkapan remeh yang ketua sekte Awan Berkabut katakan. "Yaa, aku belum mengetahui luasnya tiga daratan. Namun, kelak kamu tunggu saja bagaimana namaku menggoncang kekuatan tiga daratan..."Beberapa saat berjalan, dan membantu Parna kultivator mem
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.