"Sekte Obat-obatan?"Disnu, Triyasa, dan Winesh saling memandang dengan ekspresi bingung yang tergambar di wajah mereka.Bukankah mereka diundang atas nama Klan Naga?Kenapa tiba-tiba berubah menjadi Sekte Obat-obatan?Namun, orang di depan mereka ini memang Xena Xabel dari Sekte Obat-obatan ...Disnu mengrenyitkan kening. "Nona Xena, apa Klan Naga ini pasukan milik Sekte Obat-obatan?"Rina tetap tenang dan menjawabnya sambil tersenyum, "Benar sekali."Mendengar jawabannya, ketiga orang tua licik itu sedikit memicingkan mata mereka.Sekte Obat-obatan ...Sekte itu sendiri sudah mempunyai kekuatan yang hebat, ternyata mereka diam-diam mengembangkan kekuatan seperti Klan Naga.Selain itu, 11 master yang baru saja muncul, empat di antaranya dari Alam Bela Diri Raja tahap akhir, dan tujuh dari Alam Bela Diri Master.Kekuatan seperti itu membuat mereka tidak bisa mengabaikannya."Bagaimana dengan ketua Sekte Obat-obatan?"Triyasa menatap tajam ke arah Rina dan bertanya dengan suara berat, "
Rina Yulianto melihat ekspresi yang berubah-ubah dari ketiga orang itu. Seolah-olah dia sudah menguasai segalanya, sudut bibirnya terangkat dan dia berkata dengan penuh percaya diri, "Sekarang, aku serahkan kepada kalian bertiga.""Kalau kalian bertiga sudah memikirkannya ...""Jangan lupa temui aku di Gunung Yavana dan kita akan pergi ke keluarga Yadira bersama-sama."Setelah selesai bicara ...Rina kemudian membawa keempat tetua dan Tujuh Naga Agung meninggalkan Hotel Yustika.Di dalam ruang VIP tidak ada seorang pun yang berbicara.Disnu, Triyasa, dan Winesh saling memandang, tapi tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun.Di luar hotel.Rina naik ke sebuah van tanpa plat nomor.Pak Yudha sudah duduk di kursi penumpang depan."Guru ...""Aku sudah menyerahkan peta harta karun dan menjelaskan tujuanku pada mereka bertiga, tapi mereka masih ragu-ragu," ujar Rina, melaporkan."Wajar kalau mereka ragu-ragu.""Keluarga Yadira sudah memimpin tiga keluarga besar selama ini. Jika mereka t
Kediaman Keluarga Yadira."Pak Noah ... ""Teguh Laksmana sudah jatuh ke tangan keluarga Yadira. Cepat atau lambat ini akan menimbulkan kecurigaan dari tiga keluarga besar. Aku pikir lebih baik membuka mulutnya secepat mungkin buat memberi tahu keberadaan peta tersebut!"Sesepuh Agung terus memberi saran kepada Noah."Kamu benar."Mata Noah berkilat dingin, dia pun menjawab "Hari ini, aku akan pergi menemui Teguh secara langsung dan melihat seberapa keras usahanya untuk terus bungkam."Setelah dia selesai bicara.Keduanya kemudian menuju penjara tempat Teguh ditahan."Lapor!"Seorang pelayan tiba-tiba berlari dengan tergesa-gesa dan memberi hormat. "Lapor kepada Pak Noah dan Sesepuh Agung. Ketua Sekte Obat-obatan bersama kepala keluarga Siallagan, Ananta, dan juga Wira, datang dengan membawa banyak orang.""Apa?"Mendengar perkataan itu, wajah Noah langsung berubah menjadi muram.Dia dan sesepuh saling memandang. Keduanya melihat ekspresi masam di wajah satu sama lain. "Bawa kami ke sa
Ketiga orang itu membantu Tejasvi Xabel berbicara, tetapi di balik kata-kata mereka tersirat ancaman.Benar juga.Hari ini, pasukan elite dari tiga keluarga besar dan Sekte Obat-obatan semuanya hadir bersama.Jika Noah tetap keras kepala, mereka terpaksa harus menggunakan kekerasan. Keputusan ini akan melukai keharmonisan dan kekuatan semua pihak."Pergi dan bawa Teguh keluar."Melihat situasinya sudah seperti ini, Noah merasa tidak ada gunanya lagi banyak bicara. Dia pun dengan wajah muram memberi perintah.Sesepuh Agung segera berbalik dan pergi.Ketika dia kembali, dia telah bersama dengan seorang pria.Wajahnya pucat.Terlihat tidak bersemangat.Dialah toko utama insiden ini, Teguh Laksmana.Wus!Noah tidak langsung menyerahkan Teguh Laksmana. Dia buru-buru ke hadapan Teguh dan memaksanya menelan sebutir pil."Heh, Teguh.""Ini 'Pil Seratus Hari Pemusnah Jiwa'. Kalau kamu nggak minum penawarnya dalam seratus hari, organ dalammu akan hancur, darah akan mengalir dari semua lubang di
Di sebuah daerah terpencil seputar tepian kota.Ini adalah jalan rahasia untuk meninggalkan ibu kota."Rina ..."Yudha melihat ke arah Rina sekilas, lalu berkata, "Orang-orang dari Sekte Obat-obatan sudah mulai bergerak dan menyebar ke setiap simpang jalan di ibu kota. Aku hanya bisa mengantarmu dengan cara ini."Rina masih enggan untuk pergi.Karena dia belum melihat Teguh kembali dengan selamat."Guru!""Gimana kondisi Teguh sekarang? Aku ingin menemuinya ..."Rina bicara dengan sangat tulus dan penuh kekhawatiran."Kamu nggak perlu mengkhawatirkan Teguh."Yudha melihat wajah cantik Rina yang tampak muram. Dia tahu, hadirnya ekspresi itu pasti karena Teguh, sehingga dirinya berusaha menghibur, "Dia akan aman selama kita bisa menemukan harta karun keluarga Xabel.""Lagi pula ...""Bagi Empat Keluarga Besar hingga seluruh Sekte Obat-obatan, Teguh adalah orang yang sulit dikalahkan.""Terlepas dari posisinya yang ada di tangan siapa pun, kematian Teguh akan menimbulkan rasa curiga dari
Tejasvi menutup buku kuno itu, kemudian berkata dengan tenang, "Kebetulan sekali, aku juga mau menemui Teguh. Suruh saja dia kemari.""Baiklah."Tak lama kemudian, Xabel membawa Teguh masuk."Set ..."Tampak sebuah kilatan dingin di mata Tejasvi ketika melihat Teguh. Dalam sekejap, dia sudah berada di hadapan Teguh, lalu dia meraih leher Teguh dan mengangkatnya ke udara.Dibarengi tatapan yang tajam, Tejasvi berkata dengan nada sangat dingin, "Katakan, siapa yang menyuruhmu? Siapa yang menjebak Sekte Obat-obatan?""Uhuk, uhuk ..."Teguh kesulitan bernapas karena cekikan Tejasvi. Setelah terbatuk keras beberapa kali, barulah Tejasvi melonggarkan cengkeraman tangannya, sehingga Teguh merasa sedikit lebih lega."Aku sudah ditawan keluarga Yadira, jebakan apa, ya? Aku sama sekali nggak tahu dengan apa yang kamu katakan!""Sebaliknya, kamu ..."Meski dikendalikan oleh orang lain, Teguh masih punya keberanian yang kuat. Dia pun tegas bertanya, "Kita punya leluhur yang sama dengan keluarga Xa
"Teguh!"Melihat reaksinya, Tejasvi tahu bahwa Teguh harusnya sudah mendapatkan peta yang tersisa, jadi Tejasvi pun berkata, "Nggak peduli mau atau nggak, selama kamu ingin hidup, menemukan harta karun keluarga Xabel adalah satu-satunya kesempatanmu.""Kalau nggak begitu, nggak ada yang bisa menyelamatkanmu."Setelah selesai berkata, tanpa memperhatikan reaksi Teguh, dia langsung memerintahkan, "Xena, bantu dia turun. Biarkan dia pulih secepat mungkin dan suruh dia segera menyelesaikan masalah ini!""Baik."Xena segera membantu Teguh kembali ke kamarnya, lalu dia menuangkan air hangat dan lain sebagainya seraya memberi peringatan, "Teguh, kamu sudah mendengar kata-kata Kakek, sebaiknya kamu istirahat sekarang!""Makanan dan minuman akan diantar kemari tepat waktu, kamu nggak perlu khawatir."Xena juga kehilangan kata-kata untuk menghadapi figur hebat ini.Setelah berpesan sepatah dua patah kata, Xena pun meninggalkan kamar.Tersisa Teguh satu-satunya di kamar itu.Lantas, dia berbaring
Wajah Xena makin rumit, suaranya juga lebih dalam. "Paman makin kuat dan ambisinya juga makin besar.""Dia mampu bertarung sendirian dan hampir nggak ada yang bisa menandinginya. Lalu, dia pun mulai memikirkan ... keabadian!"Keabadian!Sudut mata Teguh agak menegang mendengarnya.Dari masa ke masaBanyak orang yang mendambakan keabadian, bahkan kaisar di istana dan berada di puncak kekuasaan sekalipun mendambakannya.Akan tetapi.Meraih keabadian sama dengan melanggar hukum alam, perjalanannya sulit.Namun, kepala keluarga Xabel ternyata punya ambisi besar dan tidak masuk akal."Konon, harta karun peninggalan keluarga Xabel bisa memberikan keabadian.""Itu sebabnya, paman memusatkan perhatiannya sama harta karun yang telah tersimpan lama ini," ujar Xena setelah menenangkan emosinya."Tapi.""Keluarga Xabel selalu memegang tradisi sebagai penjaga harta karun agar nggak jatuh ke tangan orang asing.""Paman sudah panik dan nggak memedulikan apa pun demi keabadian.""Dia sadar kalau kakek