"Jangan macam-macam, atau kami akan langsung tembak!"Tanpa pandang bulu, masing-masing dari mereka mengarahkan senjata hitam ke arah Teguh tanpa menanyakan penyebab masalahnya."Hei, anak muda!"Sang kapten, Dedi Pramono, mendekat dan bersiap untuk membawa Teguh pergi. "Kamu ditangkap atas dugaan terlibat dalam tindak penganiayaan dan perusakan properti orang lain, mari ikut kami!"Faktanya, dia sudah bersekongkol dengan Dito. Mereka main tangkap saja tanpa prosedur atau sekadar menanyakan alasan.Seketika Rina panik dan langsung mendekat. "Pak, sebenarnya tadi ... ""Tadi apa?"Dedi mendelikkan matanya dan menyela Rina, "Saya sudah lihat dengan jelas dari dalam mobil kalau dia yang melukai orang-orang ini. Apa lagi yang perlu diperdebatkan?""Bawa dia pergi!"Mendengar perintahnya, beberapa petugas kepolisian mendekat dan menangkap Teguh serta memborgolnya.Teguh memicingkan matanya sedikit.Orang-orang ini.Benar-benar bertindak seenaknya dengan begitu berani."Teguh!"Saat dia bers
"Bukannya kamu tadi marah-marah?"Dito mengejek, "Kenapa sekarang baru takut dan memohon padaku?"Rina merasa kesal dan marah.Namun, karena keadaannya sulit, dia harus menahan diri dan menerima kenyataan.Dito sebenarnya tidak bermaksud untuk benar-benar menghukumnya, dia hanya ingin mengolok-olok saja.Setelah itu, dia tersenyum dingin. "Berani bertindak, berani bertanggung jawab. Kalau kamu mau aku melepaskannya, kita bisa bicara baik-baik.""Katakan saja.""Asalkan ... "Senyum tipis muncul di sudut bibir Dito. Sambil menunjuk ke bahan obat-obatan, dia berkata, "Kamu harus membeli semua bahan obat di tokoku, termasuk ginseng liar legendaris itu!"Rina tertegun.Ini benar-benar penipuan.Rina sangat terkejut dan tidak bisa lagi menahan diri. "Pak, ini ... ""Jangan terburu-buru, aku belum selesai."Dito tersenyum lebar dan berkata, "Selain itu, ada 23 anak buahku yang semuanya dipukul habis-habisan oleh pria itu. Masing-masing dari mereka harus dapat biaya pengobatan sebesar 2 milia
"Teguh, kamu keterlaluan!"Setelah menutup telepon, Wira mengeluarkan teriakan yang menggelegar, kemudian memukul tangga pesawat dengan keras sampai tangga tersebut menjadi bengkok dan tidak berbentuk.Semua anggota yang ada di pesawat itu terkejut.Tidak ada yang tahu mengapa pemimpin Wilayah Perang Selatan, yang biasanya berkuasa itu, tiba-tiba marah besar."Semuanya, balik arah menuju Biro Penegak Hukum di Ibu Kota Provinsi!""Tank tempur memimpin di depan untuk membuka jalan, sementara pasukan motoris bertugas melindungi setiap sisi, dan para prajurit bersenjata lengkap mengikuti dengan ketat di belakang!""Bawa aku ke sana secepat mungkin!""Aku mau lihat ... ""Seberapa hebat orang itu sampai dia berani cari masalah sama dewa pembunuh ini!"Saat ini, Wira sangat marah.Jika suatu masalah tidak dapat diatasi, dia akan menangani orang yang menyebabkan masalah tersebut.Teguh memang sosok agung yang legendaris dan tak terkalahkan, tetapi Wira masih bisa mengendalikan sebuah kantor p
Begitu dia keluar dari ruang interogasi, sebuah laras meriam hitam menempel di dahinya.Itu adalah tank lapis baja yang sesungguhnya.Bahkan, benteng yang sangat kokoh sekalipun dapat dengan mudah dihancurkan hanya dengan satu tembakan.Dedi begitu terkejut dan ketakutan hingga tidak berani bergerak lagi.Dia hanya menggerak-gerakkan bola matanya untuk melihat sekitarnya.Di sebelahnya, tampak pasukan motor dengan cahaya yang berkedap kedip di depannya, sedangkan di belakangnya, terlihat tentara yang begitu banyak dan tidak terhitung jumlahnya.Masing-masing dari mereka memegang senjata."Srak!"Seseorang melompat turun dari tank berlapis baja yang berada di barisan tengah, lalu berjalan ke arahnya dengan gagah. Tatapannya begitu tajam tampangnya garang.Ternyata, dia adalah pemimpin Wilayah Perang Selatan, Wira Tirta.Dedi tampak sangat ketakutan.Saat ini dia pin tersadar bahwa panggilan telepon Teguh tadi bukan sekadar candaan.Posisi dan status Teguh pasti sangat tinggi dan menakut
Apa-apaan ini. Apa mereka berdua sudah tidak bisa lagi bicara baik-baik?Wira benar-benar terkejut.Orang ini terlalu sombong.Akan tetapi ...Berkelahi juga bukan pilihan.Dia sudah pernah mencobanya. Wira harus menerima kenyataan bahwa Teguh memang bukan lawan yang sepadan.Lagi pula, Wira masih ingin meminta bantuannya, jadi dia hanya bisa tersenyum dan berkata, "Yang Mulia Raja Serigala, aku nggak punya urusan lain, aku cuma mau minta bantuanmu."Teguh merasa tidak nyaman, bulu kuduknya meremang saat mendengar kata-katanya. Dia mengangkat alis dan berkata, "Cepetan bilang apa maumu, jangan bikin aku kesal!""Begini ... "Wira dengan serius menjawab, "Seperti yang kamu tahu, secara berkala, kita bakal milih beberapa elite buat gabung sama pasukan operasi khusus sebagai penyegar baru di empat wilayah perang kita.""Besok lusa adalah hari seleksi di Wilayah Perang Selatan.""Tapi aku ... ""Aku harus pergi ke wilayah selatan untuk memimpin pelatihan perang. Aku nggak mungkin membelah
Dia menatap mata Teguh yang belo itu dengan ekspresi ragu. "Teguh, kamu nggak lagi berbohong, 'kan?""Waktu di Kota Senggigi, kamu ditangkap oleh Biro Penegak Hukum juga dan malam itu kantornya tiba-tiba ditutup sama Raja Serigala.""Sekarang, di Ibu Kota Provinsi, kamu juga ditangkap oleh Biro Penegak Hukum dan lagi-lagi kebetulan kantornya ditutup sama pemimpin Wilayah Perang Selatan.""Masa ada kebetulan seaneh itu di dunia ini? Bahkan dalam novel pun nggak ada yang begini!""Cuma orang bodoh yang percaya sama karanganmu." Rina menggeleng-gelengkan kepalanya. Makin dia berbicara, makin dia merasa ada sesuatu yang tidak beres."Kamu nggak percaya? Lihat saja berita."Teguh tidak ingin menjelaskan terlalu banyak.Rina segera mengeluarkan ponselnya dan membuka berita terkini yang terjadi malam ini. Sebuah judul yang mencolok langsung terpampang di matanya.Dia sangat terkejut.Pemimpin Wilayah Selatan marah besar dan langsung menutup kantor Biro Penegak Hukum setempat.Melihat judul ya
Keesokan harinya.Sehabis sarapan.Dengan memakai riasan tipis, Rina pun berangkat bersama Teguh menuju Balai Lelang Cemangi di Ibu Kota Provinsi.Masih ada 10 menit sebelum acara lelang dimulai.Balai Lelang Cemangi sangatlah luas.Aula utamanya bahkan memiliki luas sekitar ribuan meter persegi. Di tengah-tengahnya terdapat sebuah podium dengan banyak kursi yang tersebar di mana-mana, mengarah ke atas, membentuk tangga.Dari posisi mana pun, podium itu bisa terlihat dengan jelas.Ada banyak ruangan pribadi di lantai dua aula.Letak ruangan pribadi itu cukup tinggi, hingga bisa melihat keseluruhan tempat lelang. Gedung itu terbilang mewah.Saat ini.Ruangan pribadi sudah penuh, sekitar tujuh hingga delapan orang duduk di aula.Ini hanya acara lelang biasa. Barang yang paling berharga di acara lelang ini hanyalah ginseng liar, jadi masih tersisa banyak tempat kosong.Mereka juga tidak perlu tiket untuk mengikuti acara tersebut.Daftar barang lelang yang ditempel di depan pintu menyita p
"Selamat datang di Balai Lelang Cemangi. Tanpa panjang lebar, mari kita mulai acara lelang hari ini.""Barang lelang pertama hari ini adalah pajangan giok berkualitas tinggi dari Dinasti Iswana. Harga awalnya adalah 2 miliar dan setiap penawaran harus ditambahkan minimal 200 juta.""Sekarang ... ""Penawaran dimulai!"Setelah pembawa acara cantik itu selesai berbicara, terdengar suara yang samar-samar di bawah panggung."Aku tawar dengan ... harga 2,2 miliar.""Aku 2,4 miliar.""Aku ... "Barang ini terkesan biasa saja, jadi peminatnya tidak terlalu banyak.Teguh dan Rina sama sekali tidak tertarik dengan barang itu. Mereka memejamkan mata untuk beristirahat, sembari menunggu ginseng liar legendaris dikeluarkan.Waktu perlahan berlalu.Satu jam kemudian, barang lelang terakhir, ginseng liar legendaris yang ditunggu-tunggu itu akhirnya muncul juga."Hadirin semuanya ... "Pembawa acara cantik itu tersenyum lebar sambil mengamati sekelilingnya. "Selanjutnya, barang yang akan dilelang ada