Mayleen tertegun, ia mengenal suara Jiu Long. Samar-samar lewat cahaya bulan dari jendela, ia melihat Jiu Long berdiri di depannya. Tiba-tiba Mayleen bangkit amarahnya. "Kenapa kamu membohongi aku?" Ia memukul dada Jiu Long.
Lelaki itu tidak mengelak. "Dess!"
Jiu Long terpelanting, jatuh telentang di lantai. Mayleen terkejut. "Kenapa kamu tidak mengelak?"
Sambil memegangi dadanya, ia mengeluh. "Memang aku bersalah. Tetapi sebenarnya aku terlambat karena ada halangan. Di ibukota kerajaan sedang ribut, jadi semua jalan ditutup pasukan, orang tak boleh masuk keluar. Aku tertahan empat hari."
Gadis India itu luluh marahnya. Ia berlutut dan memegang dada Jiu Long yang masih telentang di lantai. "Dadamu sakit?"
Tangan Jiu Long memegang tangan Mayleen, menuntunnya ke bagian jantung. "Di sini sakitnya, sakit cinta. Dengarkan detak jantung orang yang mencintaimu dan yang rela mati untukmu, Mayleen."
Ia hendak menarik kembali tangannya, tetapi Jiu Lon
Ma Teng dan rombongan tiba di hutan batas desa Gurah dalam perjalanan menuju Laojun. Di samping Ma Teng, tampak Yun Ching dan empat pengawalnya dari perguruan Naga Hitam. Selain itu para pendekar utama seperti Si Gila Jiaozhi bersama dua saudaranya Raoxi dan Sakerah, Si Belut Putih, Nenek Kembar Da Du Shuwan dan Xia He, Si Bayangan Hantu. Juga sepuluh anggota Patlikur Sinelir bersama duabelas punggawa pilihan. Seluruhnya, tigapuluh lima orang. Mereka menuju Laojun, selain niat berburu binatang sakti juga menyerang orang Partai Naga Emas. Mereka yakin para murid, termasuk juga Jiu Long."Sayang Yuwen tidak hadir. Kabar yang kudengar, Yuwen dan tiga muridnya telah dipermalukan Jiu Long. Mungkin itu sebabnya Yuwen mengundurkan diri,'' kata Ma Teng."Sayang sekali, padahal aku ingin mengawini Jia Li, muridnya yang cantik itu. Tak bisa jumpa sekarang, mungkin suatu hari nanti aku harus mengunjungi Lembah Bunga," tukas si Belut Putih."Jika mengunjungi Jia Li, sebaikn
Ma Teng tertawa. "Tak perlu mengeroyok, karena adikku ini Jaranan yang dulunya bernama Yun Ching akan menantang tarung Jiu Long. Adikku ini ketua partai Naga Hitam.""Kudengar Naga Hitam punya ilmu andal Naga Hitam Kelam, bagaimana hebatnya kita saksikan nanti, mungkin bisa mengalahkan Jiu Long. Aku pikir lebih baik kita keroyok saja ketua Partai Naga Emas itu, habis perkara," potong Si Bayangan Hantu.Yun Ching melihat sekeliling. Dia melihat pohon kayu yang batangnya sebesar dua pelukan manusia. Dia menuju ke pohon itu sambil berkata lantang, "Kalian lihat ini, jurus Naga Hitam Kelam”. Dia memukul. Semua orang tertegun. Mereka tidak melihat kehebatan Naga Hitam Kelam. Apa hebatnya? Pohon tetap tegar, tak ada perubahan balikan kulit pohon sedikit pun tidak lecet. Yun Ching berkata kepada seorang punggawayang tubuhnya paling kurus. "Punggawa, coba kamu sentuh pohon itu."Punggawa memegang pohon. Mendadak terdengar suara gemuruh.
Rombongan Pendekar Himalaya siang itu tiba di desa Bareng, sekitar tiga hari perjalanan dari desa Yinchuan. Mereka menunggang kuda. Paling depan pemimpin rombongan Ciu Tian, diikuti Liong Kam berdampingan dengan sastrawan Siauw Tong, kemudian Sio Lan dan Kim Mei, Li Moy berpasangan dengan Sian Hwa, Sin Thong dengan Pak Beng, Mok Tang dengan saudaranya Mok Kong.Ciu Tian berpesan pada rekannya. "Kita istirahat di sini, habis makan siang kita lanjutkan perjalanan, jangan lupa kita semua harus tetap kumpul dalam rombongan, jangan ada yang terpisah. Jika kita bersatu, semua kesulitan akan bisa diatasi."Warung makan itu tidak begitu besar. Begitu sampai di pintu masuk, mendadak Sian Hwa berseru kaget, "Mei Hwa!"Di meja pojokan, sepasang lelaki dan wanita sedang makan. Keduanya terkejut. Mei Hwa menoleh, wajahnya pucat saking kaget, lalu ia berteriak girang. "Ibu," sambil berlari memeluk Sian Hwa. Mei Hwa membawa ibunya ke meja, memperkenalkan lelaki itu. "Ibu, ini
Setelah berpisah dengan Mayleen, Jiu Long melanjutkan perjalanan ke Partai Naga Emas. Dia ingat janjinya mengajak Hwang Mi Hee ke gunung Laojun. Bulan Cakra masih menyisakan enam hari, dia melakukan perjalanan cepat ke Partai Naga Emas. Dari Partai Naga Emas ke gunung Laojun bisa dicapai tiga atau empat hari. Senja itu ia tiba di Partai Naga Emas. Dia tampak letih. Tanpa istirahat lebih dahulu dia menemui Yu Jin dan Liu Xing. Tetapi dia tidak menceritakan pertemuannya dengan Sepuh.Liu Xing menceritakan bahwa tadi pagi rombongan Diaochan beserta lima murid berangkat ke Laojun. "Mereka takut terlambat, juga mengira kamu langsung ke Laojun. Baiknya kamu istirahat dulu, besok pagi baru berangkat," kata Liu Xing.Dia cepat menuju rumahnya. Dia tidak menemukan Hwang Mi Hee. Rasa letih dan kantuk membawa Jiu Long cepat pulas. Malam hari, Jiu Long terbangun. Ada orang yang mengguncang tubuhnya. Ternyata Hwang Mi Hee. "Ketua bangun, makanan sudah siap, makan dulu.""Kamu tidak ikut rombongan
Hwang Mi Hee menggeleng kepalanya. "Aku ikut, kamu sudah berjanji mengajak aku."Jiu Long memeluk gadis itu dan mencium rambutnya "Aku hanya guyon, besok kita pergii berdua. Tetapi di sana, kamu harus hati-hati, ada kemungkinan kita ketemu musuh, pasti terjadi pertarungan." Jiu Long meraih tubuh Hwang Mi Hee. Memeluk dan mencumbu.Hwang Mi Hee tak kalah bernafsunya. "Ketua, aku rindu, padamu."Malam itu dilalui dua insan dengan permainan cinta.Ketika Hwang Mi Hee pulas di sampingnya, Jiu Long menatap si gadis yang tidur lelap. Malam gelap, tetapi dia bisa mengamati jelas tubuh Hwang Mi Hee yang bugil. Tanpa sadar ia membuat perbandingan di antara tiga kekasihnya. Ketiganya cantik dan memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Mayleen sangat cantik, kecantikan seorang wanita asing yang berbeda dengan kecantikan perempuan Dataran Tengah, potongan tubuhnya indah.Hwang Mi Hee kalah segala-galanya, kecantikan wajah dan tubuh, termasuk hubungan seks, Mayleen lebih merangsang. Dibanding Gwangsin?
Dia teringat, ketika nyawanya berada di ujung tanduk, Gwangsin berani melawan Zhang Ma tanpa menghiraukan keselamatan jiwanya. Saat itu Gwangsin rela berkorban jiwa untuknya. Mendadak Jiu Long merindukan Gwangsin, tubuhnya, ketawanya dan cintanya yang begitu hangat dan panas. "Di mana kamu Gwangsin, apakah kamu masih seperti Gwangsin yang dulu, yang mencintai aku, yang membuat aku tergila-gila padamu?"Keesokan paginya Jiu Long dan Hwang Mi Hee berangkat ke Laojun. Kegiatan di Partai Naga Emas berjalan seperti biasa, dipimpin Yu Jin dan Liu Xing serta murid lapis atas. Di tengah jalan Jiu Long sering melamun, membayangkan wajah Mayleen juga Gwangsin. "Aku sudah rindu pada Gwangsin dan aku sudah berjanji mengawini Mayleen, tetapi aku harus temukan cara mendamaikan dua perempuan itu, keduanya sudah tarung meski pun belum saling kenal, celakanya lagi aku tak bisa meninggalkan salah seorang dari keduanya," gumamnya.---oo00ooo---Mayleen bersama dua pembantunya tiba di desa Limo, tiga har
Xinxin dan Xiuying menghitung pendatang, jumlahnya mencapai seratus orang lebih. "Luar biasa jumlah sebanyak ini, jika terjadi kekacauan dalam perburuan binatang sakti bisa dibayangkan hiruk pikuknya. Pasti ramai dan seru," tukas Xinxin."Kamu belum melihat lelaki itu?" tanya Mayleen.”Lelaki yang mana Putri, di sini banyak laki-laki, hampir semuanya laki-laki, aku tidak tahu yang mana yang dimaksud tuan Putri," goda Xinxin."Xinxin, kau tahu siapa yang kumaksud, dia sudah datang, belum?"Xinxin tak berani menggoda lagi. "Belum, aku belum melihatnya. Tetapi tunggu dulu, oh itu dia, dia datang bersama seorang gadis."Dari bawah lereng gunung tampak Jiu Long berlari kencang, tangannya menggandeng Hwang Mi Hee. Keduanya seperti terbang. Jiu Long tidak melihat Xinxin dan Xiuying yang berada di beranda rumah di pinggir jalan. Jiu Long memang sangat bergegas, khawatir terlambat.Dari jendela rumah Mayleen melihat Jiu Long. "Kurangajar, dia m
Jiu Long senang menemukan Mayleen namun ia harus mengelak dari serangan bor maut. Saat yang sama Xinxin dan Xiuying menyerang Hwang Mi Hee. Dua pembantu ini mengira ilmu Hwang Mi Hee sama hebat dengan Jiu Long. Karenanya mereka menyerang bersamaan dengan jurus paling handal. Tetapi mereka keliru, ilmu Hwang Mi Hee tidak sehebat perkiraan.Hwang Mi Hee berupaya mengelak dan membalas menyerang dengan pukulan keras Naga Emas Pamungkas. Tetapi menghadapi seorang Xinxin saja mungkin Hwang Mi Hee tidak ungkulan, apalagi ditambah keroyokan Xiuying. Dalam lima jurus, Hwang Mi Hee sudah kelabakan. Jiu Long melihat Hwang Mi Hee terancam. Khawatir Hwang Mi Hee luka, Jiu Long berniat menerjang dua pembantu itu. Tetapi mana mau Mayleen melepas Jiu Long. Dia menyerang gencar."Hayo, keluarkan jurusmu yang paling hebat, jika tidak, nyawamu akan hilang percuma," seru Mayleen yang tampak sangat marah."Kamu ini galak sekali, sedikit-sedikit mengancam membunuh aku, kamu