Share

8. Bukit Belakang

Saat para petinggi kota sedang mendengarkan laporan Wang Li atas apa yang terjadi, Xiao Chen yang masih penasaran dengan apa yang dia alami, akhirnya memutuskan untuk keluar.

Xiao Chen tidak pergi ke pintu masuk pertambangan, karena bagaimana pun, dia masih seorang anak-anak. Area tambang adalah area terlarang bagi anak-anak untuk mendekat bahkan memasukinya. Xiao Chen bertujuan untuk pergi ke bukit di belakang perpustakaan.

Bukit itu tidak terlalu tinggi, dan juga tidak terlalu luas. Keberadaannya hanya mirip seperti gundukan tanah biasa dari jauh, yang membedakannya adalah vegetasi subur yang tumbuh di sana, membuatnya menjadi semacam bukit hutan kecil yang berada di bagian paling belakang pemukiman penduduk.

Pada saat Xiao Chen sampai di sana, dia menemukan ada seseorang yang lebih dulu ada di sana. Orang itu sebaya dengan Xiao Chen. Penampilannya biasa-biasa saja yang menunjukkan bahwa dia bukan dari golongan keluarga utama.

Saat pemuda itu melihat kehadiran Xiao Chen, dia menoleh dan berkata, “Kau di sini juga. Apa yang membawamu ke sini?”

Xiao Chen mengerutkan kening sejenak sebelum tersenyum, “Tidak ada. Hanya jalan-jalan saja. Kupikir, seharusnya aku yang menanyakan itu padamu. Tempat ini masih termasuk area belakang perpustakaan. Apa yang membawamu sampai jauh-jauh ke sini, Du Xuan?”

Benar. Pemuda itu adalah Du Xuan. Jenius Klan Du yang dikatakan banyak orang sebanding dengan Xiao Langtian. Itu karena Du Xuan sudah mencapai Alam Astral bintang 5 puncak yang bersiap untuk terobosan dan dia memiliki kekuatan tempur yang menakutkan.

Di kalangan junior Klan Du di bawah usia 20 tahun, dia bahkan tidak menemukan lawan yang sebanding. Ketenarannya sama baiknya dengan Ling Tong dari Klan Ling. Bersama-sama, Du Xuan, Xiao Langtian dan Ling Tong digadang-gadang menjadi jenius paling berbakat dari tiga klan masing-masing.

Banyak orang yakin bahwa kompetisi junior kali ini, pemenangnya tidak akan jauh-jauh dari ketiganya. Hanya saja, masih belum ada yang bisa memastikan siapa dari ketiganya yang menjadi peringkat pertama.

Du Xuan membuang wajahnya lagi, memandang ke tempat di mana dia telah memperhatikannya sejak lama. Dia berkata, “Ini tidak ada urusannya denganmu. Terserah apa yang mau kau lakukan.”

Du Xuan berniat pergi, tetapi perkataan Xiao Chen selanjutnya membuatnya terdiam. Xiao Chen berkata, “Apa kau penasaran tentang apa yang ada di bawah sana? Kau memiliki kedekatan dengan elemen bumi, sepertinya kau memiliki beberapa insting alami.”

“Sudah kubilang itu tidak ada hubungannya denganmu,” kata Du Xuan sebelum akhirnya pergi, menuju ke arah puncak bukit.

Melihat Du Xuan yang pergi, Xiao Chen hanya mengangkat bahu, “Yah, orang-orang berstatus jenius memang selalu sulit didekati.”

Du Xuan sebenarnya tidak sesombong Xiao Langtian atau pun Ling Tong, tetapi sikap dinginnya masih menjadi sesuatu yang orang lain sulit mendekatinya.

“Lupakan tentangnya. Aku ke sini untuk memeriksa sesuatu, tapi aku harus mulai dari mana?” kata Xiao Chen sambil menopang dagunya, mengamati sekitar sambil berpikir.

Xiao Chen kemudian mengambil arah yang berbeda dengan arah yang dituju Du Xuan, namun baru beberapa langkah tiba-tiba tanah tempatnya berpijak runtuh. Menyebabkan dirinya jatuh ke dalam lubang.

“Sial! Apa yang terjadi?” Xiao Chen panik. Tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menghentikan kejatuhannya.

Lubang itu seperti sebuah sumur tua, dengan batu merah sebagai dindingnya. Untaian energi alam memenuhi lubang itu, tapi anehnya tidak ada satu pun untaian energi yang keluar melalui lubang. Di permukaan tanah, lubang itu malah terlihat seperti lubang dangkal biasa yang keberadaannya tidak terlalu penting.

Awalnya Xiao Chen mengira lubang itu memang dangkal, tetapi sepertinya dia salah mengira karena dirinya telah jatuh terlalu lama, bahkan dia memiliki perasaan jika dirinya telah jatuh selama berjam-jam, tetapi belum mencapai dasar.

“Apakah aku akan mati?” tanya Xiao Chen khawatir. Jelas dia merasa takut, sebab seseorang seperti dirinya tidak berbeda dengan manusia biasa, pasti akan mati jatuh dari ketinggian seperti itu. Bahkan, seorang ahli Alam Astral bintang 5 pun tidak akan baik-baik saja meskipun memiliki kekuatan fisik yang tangguh.

Tidak ada apapun yang bisa dilihat Xiao Chen selain kegelapan. Mungkin jika ada cahaya, Xiao Chen akan tahu seberapa cepat jatuhnya dan seberapa dalam lubang itu. Namun, tidak ada cahaya apapun, bahkan Xiao Chen tidak bisa melihat anggota tubuhnya sendiri.

Hingga pada waktu yang tidak diketahui, Xiao Chen akhirnya melihat setitik cahaya di ujung lubang. Titik cahaya itu terlihat sangat jauh, membuat dirinya merasa bahwa lubang ini tak berujung.

“Benar. Aku pasti mati. Sial! Harusnya aku tidak datang ke sini. Apa-apaan ini?” Xiao Chen mengutuk pada dirinya sendiri melihat seberapa dalam kejatuhannya.

Ini seperti mimpi, mimpi panjang yang tidak ada ujungnya. Jatuh tanpa bisa melihat apapun, menyebabkan jantung secara perlahan melambat berdetak, kepala terasa sangat berat, seolah-olah seluruh darah berkumpul di kepala.

Xiao Chen akhirnya mengalami semacam pingsan, tetapi pada saat yang sama ia juga setengah sadar. Dalam kondisinya saat ini, kilas balik semua hal yang dilakukannya muncul satu demi satu, dan bahkan hal-hal yang tidak dia ketahui juga muncul.

Anehnya, dalam kilas balik itu, Xiao Chen melihat seorang bayi kecil yang menangis keras di hamparan tanah tandus sambil memegang tablet giok kecil. Angin yang kencang membuat bayi itu terus menerus menangis dengan tubuh kejang sesekali.

Tak lama, sekelompok orang datang. Dua dari mereka melihat bayi itu dan menghampirinya. Salah satunya adalah seorang pria muda yang gagah dan yang lain adalah seorang wanita muda yang menarik. Mereka berdua berkeinginan mengambil bayi itu tetapi kelompoknya tidak setuju dan terjadilah perdebatan.

Ternyata mereka di sini untuk misi pertempuran melawan agresi binatang buas. Mereka baru saja melarikan diri dari raja binatang buas yang sangat kuat.

Namun, pada akhirnya pasangan muda itu memenangkan perdebatan. Membawa bayi itu bersamanya, kelompok itu tidak mengatakan apa-apa lagi. Mereka kemudian pergi untuk mencari tempat perlindungan.

Xiao Chen tidak bisa dengan jelas melihat adegan itu, semuanya terlihat samar-samar. Namun meski begitu, dia percaya bahwa yang dirinya lihat adalah kedua orangtuanya saat masih muda, tapi Xiao Chen masih belum cukup yakin. Saat dia ingin mengikuti mereka, tiba-tiba angin kencang menghempaskannya, membuatnya tiba di situasi yang berbeda.

Kali ini, terdapat sekelompok manusia yang dipimpin seseorang yang luar biasa. Sosok pemimpin itu tidak bisa dilihat dengan jelas karena tubuhnya memancarkan cahaya sembilan warna yang tak seorang pun bisa melihat wujudnya. Hanya saja, dapat dipastikan bahwa sosok itu memegang dua pedang di masing-masing tangan.

Selanjutnya, ini bukan di bumi. Melainkan di ruang hampa yang tak berujung dengan banyak bintang-bintang berkelap-kelip. Terdapat banyak planet kecil yang bisa dilihat, melengkapi pemandangan sejauh mata memandang.

Mereka semua terlihat berdiri dalam jumlah yang besar, menghadap sejumlah pasukan besar yang semuanya memiliki bentuk yang aneh. Ada yang seperti binatang iblis, ada yang seperti manusia bertubuh aneh, bahkan ada yang berbentuk tidak jelas.

Meskipun tidak jelas rupa dan penampilan wajah mereka, Xiao Chen menebak bahwa ini mungkin perang zaman kuno. Perang antara manusia dan Iblis Alien dalam legenda. Sosok itu kemungkinan adalah Tuan Penguasa yang namanya melegenda dalam banyak sejarah kuno.

“Apakah ini perang kuno? Apa yang terjadi padaku? Bagaimana aku bisa berada di sini?” Xiao Chen tidak bisa mengerti apa yang dirinya alami. Semuanya benar-benar seperti mimpi.

Tiba-tiba dahi Xiao Chen bersinar cemerlang saat sebuah cahaya ditembakkan dari ujung jari dari sosok pemimpin itu. Semuanya terjadi begitu tiba-tiba dan sangat cepat. Xiao Chen langsung terhuyung-huyung dan jatuh. Pada saat yang sama, Xiao Chen akhirnya sadar kembali, sadar bahwa dirinya masih dalam situasi jatuh bebas di dalam lubang.

Namun, saat Xiao Chen membuka matanya, dia bisa melihat titik cahaya yang dia lihat sebelumnya kini membesar. Semakin lama semakin menbesar hingga tubuh Xiao Chen sepenuhnya dilahap oleh cahaya terang tersebut.

“Inilah akhirku,” gumam Xiao Chen pasrah saat cahaya terang sepenuhnya melahap dirinya.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
goodnovel comment avatar
Rahmad Aidil
.........padahal di apk sebelah dah baca sampai bab 22 ehhh.pindah disini habis bab 8 suruh bayar.........
goodnovel comment avatar
Ari Koco Ratmoko
josssssssssssssssssssss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status