Share

Bab 71. Desa Qingyun

Author: Hudi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ho Xiuhuan mengangguk dengan hormat. "Terima kasih atas pelatihan Anda, Guru Gong Jun," kata Ho Xiuhuan. "Saya tidak akan pernah bisa mencapai tingkat ini tanpa bimbingan Anda."

Li Mei juga setuju. "Saya juga berterima kasih, Guru Gong Jun," kata Li Mei. "Anda telah mengajarkan kami banyak hal dan kami akan selalu menghargainya."

Gong Jun tersenyum puas. "Kalian berdua telah menunjukkan kemampuan dan karakter yang hebat," kata Gong Jun. "Saya yakin kalian akan menjadi pejuang yang luar biasa di masa depan."

Ho Xiuhuan dan Li Mei saling berpandangan dan tersenyum. Mereka tahu bahwa mereka telah menempatkan nama desa Wulin pada peta bela diri dunia, dan mereka siap untuk menghadapi tantangan berikutnya.

Gong Jun memandang kedua muridnya dengan senyuman puas. "Selamat kalian berdua, kalian telah menunjukkan kemampuan bela diri yang luar biasa di turnamen ini," katanya.

Li Mei dan Ho Xiuhuan memandang Gong Jun dengan hormat. "Terima kasih, guru," kata mereka serentak.

"Tapi jangan berpuas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 72. Mo Lian

    Ho Xiuhuan dan Li Mei setuju dan mereka mulai merencanakan langkah selanjutnya untuk menemukan Mo Lian dan mengalahkannya. Namun, mereka berterima kasih pada Zhang Wei dan keluarganya, yang telah memberi mereka tempat tinggal sementara dan makan malam yang enak.Gong Jun, Ho Xiuhuan, dan Li Mei berangkat menelusuri desa Qingyun lagi. Mereka memutuskan untuk bertanya kepada para penduduk desa dan mencari tahu apakah ada yang tahu tentang keberadaan Mo Lian.Mereka mengunjungi beberapa toko, pertanian, dan bahkan pusat komunitas untuk mencari informasi tentang Iblis tampan itu. Namun, semua orang yang mereka tanya tampaknya tidak pernah mendengar tentang keberadaan Mo Lian.Mereka mencoba untuk tidak menarik terlalu banyak perhatian dan berusaha menjaga diri mereka tetap rendah hati dan sopan. Mereka tahu bahwa mencari Iblis dengan kekuatan sihir hitam bisa sangat berbahaya dan mereka tidak ingin mengundang masalah ke desa itu.Setelah berjalan sepanjang hari, mereka kembali ke rumah pe

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 73. Mo Lian _2

    Mo Lian mengangkat tangannya dan mengeluarkan mantra yang mengeluarkan asap hitam dari ujung jarinya. Asap itu mengepul dan menutupi seluruh gua.Gong Jun, Ho Xiuhuan, dan Li Mei saling menatap dengan penuh perhatian, berusaha untuk mengetahui gerakan apa yang akan dilakukan oleh Mo Lian. Tiba-tiba, mereka merasakan kehadiran Mo Lian menghilang dan dia bergerak dengan cepat, menyerang dari belakang Gong Jun.Gong Jun merespons dengan cepat, membalas serangan Mo Lian dengan pedangnya. Kedua mereka bertarung dengan sengit, membuat debu dan asap terbang di sekitar mereka. Li Mei dan Ho Xiuhuan berdiri di belakang Gong Jun, mengamati pertarungan itu dengan hati-hati.Saat Gong Jun terus melawan Mo Lian dengan pedangnya, benturan pedang terdengar menggema di gua itu. Kekuatan serangan Mo Lian yang mampu merusak batu membuat Gong Jun terdorong mundur beberapa langkah. Namun, Gong Jun segera melompat kembali dan kembali menyerang dengan kecepatan yang sama dengan Mo Lian.Mo Lian menggerakka

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 74. Mo Lian_3

    Mo Lian tersenyum misterius dan berkata, "Kalian sudah cukup mengganggu hidupku. Aku akan mengakhiri ini di sini."Gong Jun menunjukkan pedangnya, "Kami tidak akan membiarkanmu melukai siapa pun di sini, Mo Lian. Kau harus menyerah."Mo Lian tertawa sinis, "Kalian benar-benar meremehkan kekuatanku. Tapi mari kita lihat siapa yang lebih kuat di antara kita."Mereka pun bersiap untuk bertarung, pedang Gong Jun bersinar dalam sinar matahari dan Li Mei dan Ho Xiuhuan menyiapkan senjata mereka. Mo Lian mengeluarkan pedangnya dan posisi tempur yang siap untuk melawan. Mereka saling menatap, menunggu untuk melihat siapa yang akan memulai pertarungan ini.Sebelum bertarung Mo Lian menceritakan kehidupannya sebelum datang ke desa Qingyun ini.Sudah berabad-abad lamanya Mo Lian hidup di Kerajaan Iblis, memerintah dan memerintah dengan kekuatan sihir hitam yang luar biasa. Tapi dengan setiap hari yang berlalu, Mo Lian merasa semakin bosan dan terpenjara oleh kehidupan monoton yang Mo Lian jalani

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 75. Jiang Yu

    Ho Xiuhuan dan Li Mei mengikuti Gong Jun dengan tertarik, mereka berjalan menyeberangi jembatan kecil yang menghubungkan kuil dengan desa. Sesampainya di kuil, Gong Jun mulai memberikan penjelasan tentang sejarah dan makna kuil tersebut."Ini adalah kuil yang didirikan oleh para pendiri desa ini," kata Gong Jun sambil menunjuk ke arah altar utama. "Kuil ini digunakan sebagai tempat penyembahan dan meditasi bagi masyarakat desa."Ho Xiuhuan dan Li Mei berdiri di belakang Gong Jun, sambil memperhatikan dengan seksama. Mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah dan budaya desa tersebut."Menarik sekali," ucap Li Mei dengan antusias. "Saya belum pernah melihat kuil yang seindah dan sebesar ini sebelumnya.""Mungkin kita bisa belajar lebih banyak tentang praktik keagamaan yang dilakukan di sini," ujar Ho Xiuhuan sambil memandang sekitar.Gong Jun tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja," jawabnya. "Saya akan menjelaskan segalanya tentang kepercayaan dan praktik keagamaan yang dilak

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 76. Jiang Yu Desa Liuyuan

    Malam itu, setelah makan malam, Ho Xiuhuan dan Li Mei diam-diam mengikuti Jiang Yu yang pergi meninggalkan penginapan menuju ke tepi hutan. Mereka bergerak dengan hati-hati dan berusaha agar tidak terlihat oleh Jiang Yu.Tiba-tiba, mereka mendengar suara yang mencurigakan dari arah depan. Ho Xiuhuan memberi isyarat kepada Li Mei untuk bersembunyi di balik pepohonan sementara dia melanjutkan perjalanannya menuju suara itu.Saat Ho Xiuhuan tiba di lokasi, dia melihat Jiang Yu sedang berbicara dengan seorang pria yang tampak sangat mencurigakan. Keduanya sepertinya tengah berencana sesuatu yang tidak baik.Ho Xiuhuan berusaha untuk mendekati mereka dan mendengarkan percakapan mereka dengan seksama, tetapi sayangnya dia tersandung dan membuat suara yang cukup keras. Jiang Yu dan pria misterius itu langsung menoleh ke arah Ho Xiuhuan, dan dia terpaksa mengungkapkan keberadaannya."Kalian berdua apa yang sedang direncanakan?" tanya Ho Xiuhuan dengan suara tegas.Jiang Yu dan pria misterius

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 77. Alasan Jiang Yu

    Gong Jun setuju, "Kita tidak boleh membiarkan desa ini dalam bahaya karena kehadiran Jiang Yu."Mereka melanjutkan penyelidikan mereka, mengintai setiap gerak-gerik Jiang Yu dengan hati-hati. Namun, semakin mereka mencari tahu tentang wanita muda itu, semakin misterius dan berbahaya dia terlihat.Mereka mengamati Jiang Yu berbicara dengan beberapa penduduk desa yang nampaknya memperhatikannya dengan sangat hati-hati. Gong Jun mendekati salah satu dari mereka dan bertanya, "Apa yang kamu ketahui tentang Jiang Yu? Ada sesuatu yang misterius tentang dia."Penduduk itu melirik ke kanan dan ke kiri sebelum berkata, "Saya tidak tahu banyak tentang dia, tapi dia sering berkumpul dengan para pemburu di hutan dan tampaknya mereka saling mengenal dengan baik."Ho Xiuhuan menambahkan, "Dia juga membawa seutas kain merah dan membentuknya menjadi beberapa bentuk aneh di tepi hutan semalam."Penduduk itu mengangguk, "Saya pernah melihat dia melakukan hal yang sama. Saya tidak tahu persis apa artiny

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 78. Desa Yangshuo

    Gong Jun bersama Ho Xiuhuan dan Li Mei kali ini mereka bertualang ke desa Yangshuo, mereka ingin melihat sebuah desa yang terkenal karena keindahan alamnya yang memukau.Setibanya di desa Yangshuo, Gong Jun, Ho Xiuhuan, dan Li Mei terpesona oleh keindahan alam desa tersebut. Mereka terpesona oleh tebing-tebing batu kapur yang menjulang tinggi dan air sungai yang tenang. Sambil berjalan-jalan, mereka bertemu dengan beberapa penduduk desa dan berbincang-bincang tentang kehidupan di desa Yangshuo. Penduduk desa menceritakan bahwa mayoritas penduduk desa bermata pencaharian sebagai pedagang dan hidup sederhana namun damai.Namun, keindahan desa Yangshuo terancam oleh kehadiran Xu Feng, seorang iblis pria berkepala dua dengan kekuatan supranatural yang menakutkan. Kepala kiri mewakili kebaikan, sementara kepala kanan mewakili kejahatan. Dia sering menciptakan kekacauan di desa tersebut dengan pertarungan antara kedua kepribadiannya yang bertentangan. Gong Jun, Ho Xiuhuan, dan Li Mei merasa

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 79. Xu Feng

    Ho Xiuhuan dan Li Mei saling bertatapan, lalu kembali fokus pada Xu Feng yang semakin ganas dalam menyerang mereka. Mereka mencoba menyerang Xu Feng dari segala arah, namun kekuatan supranatural Xu Feng membuat mereka kesulitan untuk mendekat.Gong Jun mengawasi gerakan Xu Feng dengan penuh perhatian, mencari-cari celah untuk menyerang. Kepala Xu Feng yang terbelah menjadi dua tampaknya menunjukkan dua kepribadian yang bertentangan. Gong Jun mengamati gerakan kedua kepala tersebut, mencari tanda-tanda kelemahan. Namun, tampaknya Xu Feng memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga sulit untuk menemukan celah. Namun, setelah berusaha mencari dengan sungguh-sungguh, Gong Jun akhirnya menemukan sebuah celah kecil di antara kedua kepala Xu Feng. Dia melihat bahwa kedua kepala tersebut tidak bergerak secara sinkron dan tampaknya ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk menyerang. Gong Jun merencanakan serangan berdasarkan temuannya dan memutuskan untuk mengeksekusi rencana tersebut dengan

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 96. Misi Menyelamatkan Guang Xu

    Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 95. Pintu Gerbang Hutan Angan

    Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 94. Kuil Hutan Angan.

    Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 93. Hutan Angan.

    Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   92. Melawan Alam

    Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   91. Goa Meditasi

    Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 90. Kura-kura Roh

    Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 89. Pulau Persik Kecil

    Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 88. Terselamatkan.

    Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad

DMCA.com Protection Status