"Sungai Ning? Mengapa tempat tinggalmu sama dengan ketika aku dan Guang Lien-Hua mengungsi untuk menghindari kejaran Kaisar Xu dan pasukannya." gumam Bian Cheung Wei..Sekitar 17 tahun yang lalu, Guang Lien-Hua jatuh cinta pada seorang pendekar dari Sekte Wutang Bian Cheung Wei. Namun, mereka berdua berasal dari aliran Sekte yang berbeda, yang telah saling bersaing dan bermusuhan selama bertahun-tahun.Meskipun mereka saling mencintai, Kaisar Xu yang merupakan Ayah dari Guang Lien-Hua menentang hubungan mereka karena alasan sepele tersebut.Kaisar Xu berpendapat bahwa aliran Sekte Wutang mempunyai keyakinan akan dewa yang berbeda, yang bukan dari keyakinan mereka. Kaisar Xu menganggap bahwa anaknya tidak boleh berhubungan dengan orang yang berasal dari aliran tersebut. Dan Kaisar Xu telah mempunyai calon yang akan menjadi suami dari Guang Lien-Hua.Namun, Guang Lien-Hua tidak terpengaruh dengan pandangan Kaisar Xu juga tidak suka dengan perjodohannya, ia terus mencintai Bian Cheng We
6 bulan berlalu, di Gunung Wutang, Ho Xiuhuan saat ini sudah berusia 16 tahun.Sudah saatnya Guang Lien-Hua kembali ke Istana Kaisar agar Kaisar tidak terlalu mencurigainya. Terlihat Bian Cheung Wei yang sepertinya merasa sedih melihat Ho Xiuhuan yang akan meninggalkannya untuk pergi ke Gunung Funsan, tempat dimana Istana Kaisar berada.Ho Xiuhuan yang karena sudah dianggap anak oleh Guang Lien-Hua, yang berarti Bian Cheung Wei pun sudah menganggap anak kepadanya, "Ayah merasa sangat bangga dengan kemajuan yang telah kamu capai selama kamu belajar disini, Jangan lupa untuk terus belajar dan berkembang!" ucapnya bangga."Ingatlah bahwa kamu selalu memiliki tempat di hatiku sebagai murid dan anakku. Jika kamu membutuhkan bantuan atau nasihat, jangan ragu untuk berkunjung kesini lagi. Kamu telah menjadi bagian penting dari Sekte Wutang ini, dan kamu akan sangat dirindukan. Jangan lupa untuk datang mengunjungi kami!" Jelas Bian Cheung Wei dengan perasaan sedih menutup ucapannya.Sementara
“Pasti akan aku bantu Ho’er.” sahut Zhao Zeming, “Mari kita berkeliling di desa ini dan mencari apakah masih ada penduduk yang tahu akan keberadaan Kakakmu Tianzhi.” ucap Zhao Zeming.Zhao Zeming dan Ho Xiuhuan akhirnya mencari Tianzhi dengan meminta informasi dari penduduk desa yang masih tinggal di Shijiang.Mereka berkeliling di sekitar desa dan mengunjungi beberapa rumah yang masih berdiri. Mereka bertanya kepada penduduk desa apakah mereka tahu tentang keberadaan Tianzhi atau apakah mereka memiliki informasi tentang Kelompok Sembilan Bayangan. Beberapa penduduk desa memberikan informasi yang berguna tentang kelompok tersebut, namun tidak ada yang tahu tentang keberadaan Tianzhi.Setelah beberapa hari mencari tanpa hasil, Guru Zhao dan Ho Xiuhuan memutuskan untuk memperluas pencarian mereka ke daerah sekitarnya. Mereka meminta bantuan dari para pedagang dan pengembara yang sering melintasi daerah tersebut untuk membantu mereka mencari Tianzhi dan memberikan informasi tentang Kelom
Zhao Zeming dan Ho Xiuhuan memahami perasaan Tianzhi dan merasa prihatin dengan keadaannya di sekte tersebut. Mereka ingin membantunya keluar dari situasi tersebut dan membawa Tianzhi kembali ke keluar.Setelah beberapa saat berdiskusi, mereka sepakat untuk merencanakan sebuah rencana untuk menyelamatkan Tianzhi dari Sekte Bunga Teratai. Mereka akan mengumpulkan informasi dan mencari celah untuk membawa Tianzhi keluar dari sekte dengan aman.Pertama, Zhao Zeming dan Ho Xiuhuan akan mengumpulkan informasi tentang Sekte Bunga Teratai, terutama mengenai kebiasaan dan rutinitas para anggota sekte. Mereka akan mencari tahu tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh Tianzhi dan Li Yulan, serta orang-orang yang dapat membantu mereka keluar dari sekte.Setelah mengumpulkan informasi yang cukup, mereka akan merancang sebuah rencana yang detail dan matang. Rencana ini harus mencakup semua kemungkinan yang bisa terjadi, seperti kemungkinan penangkapan, penghalangan oleh para anggota sekte, dan se
"Guru Zhao, apa yang harus kita lakukan sekarang? Tianzhi telah diculik oleh Li Yulan," kata Ho Xiuhuan dengan khawatir.Zhao Zeming menghela napas dan menjawab, "Kita harus segera mengambil kembali Tianzhi dari tangan Li Yulan. Tapi kita perlu merencanakan dengan matang agar tidak ada lagi yang terluka."Ho Xiuhuan mengangguk, "Baik, Guru. Aku siap melaksanakan perintahmu.""Mari kita cari tahu kelemahan mereka dan buat rencana yang tepat," ujar Zhao Zeming sambil mengambil nafas dalam-dalam. "Kita harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat."Ho Xiuhuan memandang Guru Zhao dengan kepercayaan penuh. "Aku yakin kau akan menemukan cara untuk mengalahkan mereka, Guru," katanya dengan penuh keyakinan.Zhao Zeming tersenyum pada muridnya. "Kau selalu bisa mengandalkan keyakinanmu yang tinggi, Xiuhuan. Sekarang mari kita bekerja. Kita tidak memiliki banyak waktu."Kedua pendekar itu bergerak dengan cepat, berjalan melalui hutan dan melacak keberadaan sekte bunga teratai. Mereka merenc
Ho Xiuhuan, Tianzhi dan Zhao Zeming akhirnya kembali ke desa Shijiang. Setelah berada di desa Shijiang Ho Xiuhuan menawarkan kepada Tianzhi untuk ikut bersama dirinya pergi ke sekte Funsan namun Tianzhi menolak tawarannya untuk ikut bersama ke sekte Funsan.Tianzhi merasa bertanggung jawab untuk membantu membangun desanya yang pernah dihancurkan oleh kelompok sembilan bayangan. Oleh karena itu, ia menolak tawaran Ho Xiuhuan untuk pergi ke sekte Funsan dan memilih untuk tinggal di desanya. Ho Xiuhuan memahami keputusan kakaknya dan berjanji untuk membantu jika dibutuhkan.Mereka berpisah dengan harapan dapat bertemu kembali di kemudian hari. Ho Xiuhuan melanjutkan perjalanannya sebagai seorang pendekar dan mengejar impian yang telah lama direngkuhnya, sedangkan Tianzhi bertekad untuk membantu membangun kembali desanya dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat setempat.Guang Mei-Yin merasa khawatir karena ia tidak tahu ke mana Ho Xiuhuan pergi saat meninggalkan sekte ter
Liu Zhen Chen merasa lega mendengar perkataan Liu Shi-Zhi. "Terima kasih, bibi. Saya berharap semuanya bisa segera terselesaikan."Liu Shi-Zhi mengangguk, "Aku juga berharap demikian. Kau layak mendapatkan kebahagiaanmu, keponakan ku."Dengan perasaan yang lebih tenang, Liu Zhen Chen meninggalkan ruang Kaisar dan kembali ke kamarnya. Ia berharap Guang Mei-Yin akan memberinya kepastian secepatnya.Sementara itu, di ruangannya, Guang Mei-Yin merenungkan keputusannya untuk menunda tawaran Liu Zhen Chen. Ia sama sekali tidak menyukai Liu Zhen Chen.Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka dan Liu Shi-Zhi masuk dengan tatapan marah. "Guang Mei-Yin, apa yang kau pikirkan? Menolak tawaran Liu Zhen Chen? Kau harus tahu bahwa pria itu sangat mencintaimu dan kau tidak bisa memainkan perasaannya seperti itu!"Guang Mei-Yin terkejut mendengar kata-kata Liu Shi-Zhi. "Ibu, aku tidak bermaksud untuk memainkan perasaannya. Aku hanya belum siap untuk mengambil keputusan besar ini."Liu Shi-Zhi mengambil napa
Gong Jun menatap Ho Xiuhuan dengan tatapan tajam. "Apakah kau mengabaikan kesempatan besar ini hanya karena keterikatanmu pada guru Zhao Zeming dan kehidupan di istana?" tanyanya.Ho Xiuhuan merenung sejenak sebelum menjawab, "Tidak, aku tidak mengabaikannya. Namun, aku ingin mempertimbangkan keputusan ini dengan hati-hati dan tidak ingin membuat keputusan tergesa-gesa."Gong Jun tersenyum puas mendengar jawaban Ho Xiuhuan. "Baiklah, aku akan memberimu waktu untuk mempertimbangkan keputusanmu. Namun, jangan terlalu lama. Kesempatan seperti ini tidak datang dua kali."Ho Xiuhuan mengangguk dalam diam, sambil memastikan pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan mengkhianati guru Zhao Zeming dan tetap setia pada hatinya.Gong Jun menyatakan keinginannya untuk menjadikan Ho Xiuhuan muridnya, dan Ho Xiuhuan merasa terdesak dengan situasi tersebut. Setelah berpikir panjang, Ho Xiuhuan memutuskan untuk berbohong dan setuju menjadi murid Gong Jun.Gong Jun mulai melatih Ho Xiuhuan dalam ilmu
Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat
Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp
Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka
Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan
Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu
Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.
Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera
Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.
Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad