"Saudara Ho, mana lenganmu?""Ada apa Saudari Mei? Ini lenganku."Terlihat Guang Mei-Yin datang menghampiri Ho Xiuhuan yang masih berada di dalam ruangan teori, ia meminta Ho Xiuhuan untuk memperlihatkan lengannya, dan …"Saudara Ho, ini adalah gelang tali hasil rajutan dariku, kamu pakai terus yah, jangan dilepas." ucap lembut Guang Mei-Yin sembari memakaikan gelang kepang tali dua warna yaitu merah dan hitam di pergelangan Ho Xiuhuan.Melihat perlakuan yang lembut dari Guang Mei-Yin, Ho Xiuhuan hanya bisa terdiam terpaku memandang wajah cantik dari Guang Mei-Yin yang sejuk dan menenangkan.“Selesai.” ucap Guang Mei-Yin yang lalu sedikit bergerak ke belakang sembari memandangi tangan dan seluruh badan dari Ho Xiuhuan. “Gelang tali itu sangat cocok denganmu Saudara Ho, pakai terus yah.” ucap tersenyum Guang Mei-Yin yang lalu berjalan perlahan meninggalkan Ho Xiuhuan untuk keluar dari ruangan.Ho Xiuhuan masih saja diam terpaku sembari melihat Guang Mei-Yin yang berjalan keluar dari ru
“Saudara Ho Kemana gelang yang tadi pagi kamu pakai?” “Masih ada ini … loh … kemana yah?”Mendapatkan pertanyaan dari guang Mei-Yin tentang gelang kepang tali dua warna pemberiannya, Ho Xiuhuan yang tidak sadar gelang itu sudah tidak menempel lagi di tangannya langsung terkejut, ia lupa kenapa gelang itu sekarang tidak ada di pergelangan tangannya.“Apakah mungkin Saudara Ho itu malu yah memakai gelang pemberianku … .” gumam Guang Mei-Yin yang mulai merasakan sesak di hatinya.“Aku ijin mau ke belakang Guru!” ucap Guang Mei-Yin yang lalu berlari kecil menuju kamar mandi dengan menahan rasa sedihnya. “Ke-kenapa aku harus bersedih … itu hanya sebuah gelang biasa saja … .” gumamnya menguatkan hati.Di dalam ruangan terlihat Ho Xiuhuan dengan wajah yang keheranan, ia mengerutkan dahinya dengan sangat kuat, karena berusaha mengingat kembali dimana kira-kira gelang itu bisa hilang.Ia merunut lagi ingatannya dengan mengingat kegiatan yang ia lakukan sedari tadi pagi sampai sore hari.Tak b
"Aku saja sendiri yang kembali ke Pulau Jiangxin, dan memberitahukan kepada Fang Yuan apa yang terjadi pada Ho Xiuhuan.""Istriku, tidak akan kubiarkan kamu sendiri pulang ke Pulau Jiangxin!”“Suamiku!!! Ingat kita butuh koin emas itu!” seru tegas Huang Xin.“Ba-baiklah … tapi kamu harus berhati-hati istriku.”Akhirnya Kwee Seng harus mengalah kepada istrinya Huang Xin, ia terpaksa harus membiarkannya pergi sendiri ke Pulau Jiangxin, untuk memberitahukan bahwa Ho Xiuhuan sedang berada di sekte Funsan kepada Fang Yuan.Ho Xiuhuan yang di minta oleh Huang Xin untuk membantu Kwee Seng untuk membawakan semua tanaman-tanaman obat itu, akhirnya ikut perjalanan pergi ke sekte Funsaun untuk menjualnya.Matahari sudah mulai menunjukkan sinarnya pertanda hari sudah mulai pagi, terlihat Ho Xiuhuan dan Kwee Seng yang akhirnya pergi berjalan dengan mendorong pedati yang didalamnya terdapat karung-karung tanaman obat.“Kakek guru, apakah yang ada di dalam karung-karung ini adalah semua tanaman obat
"Saudara Kwee, aku sangat menghormatimu, juga karena engkau adalah Tetua di Sekte Funsan. Tolong kamu jujur padaku, sebenarnya rumput liar itu ada 'kan? Hanya oleh mu di jual ke penjual yang yang lebih bisa memberimu koin emas yang lebih banyak."Guang Fei Yang dengan tenang berusaha untuk menguak misteri dari tidak dibawanya rumput liar yang biasanya oleh Kwee Seng selalu dibawa setiap tiga bulan sekali untuk dijual kepada Kaisar Xu.Kwee Seng mendengar ucapan dari Guang Fei Yang lalu terdiam. "Kalau aku mengatakan yang sejujurnya kepada Saudara Fei bahwa rumput liar itu dicuri oleh cucu Kaisar Xu Guang Xian Xie, pasti ia tidak akan percaya … dan apabila ia percaya pun akan menjadi sebuah masalah karena mau tak mau tempat dimana rumput liar itu tumbuh yaitu di Sungai terlarang akan diketahui olehnya bahkan nantinya akan diketahui orang banyak." gumam Kwee Seng."Saudara Kwee, kenapa kamu diam saja …benar ‘kan dengan apa yang aku katakan?” “Ah, tidak Saudara Fei, apa yang aku kataka
Bukan tanpa alasan Guang Xu Xian dan Liu Shi-Zhi, meminta untuk keluar dari Istana dan menjadi Raja di Kekaisaran Liu ini. Namun memang keduanya berencana untuk mengambil Singgasana Kekaisaran Liu, dengan Liu Shi-Zhi sendiri yang menjadi otaknya dan Guang Xu Xian sebagai eksekusinya.Untuk menjadi Kaisar dan Permaisuri, mereka harus menyingkirkan Kaisar Liu dan anak pertamanya Liu Ling Feng sebagai penerus tahta Kaisar.Singkat cerita mereka menghasut raja-raja yang berada di bawah Kekaisaran Liu, dengan menyebutkan kalau Liu Ling Feng sedang melakukan kudeta dengan ingin membunuh Kaisar Liu. Dan karena hasutan mereka itu akhirnya para Raja merencanakan untuk membunuh Liu Ling Fang.Akhirnya Liu Ling Fang pun terbunuh, dan penerus tahta Kekaisaran akan di turunkan kepada anak keduanya Liu Shi-Zhi dan suaminya Guang Xu Xian.Gong Jun yang tahu bahwa kematian ayah angkatnya Liu Ling Fang adalah karena rencana dari tipu muslihat Guang Xu Xian dan Liu Shi-Zhi, sebenarnya ingin membalas de
"Ha ha ha ha!" Kwee Seng mengeluarkan tertawaan ciri khas nya.Tanpa menoleh ke belakang, ia tahu bahwa orang yang sedang berteriak menodongnya adalah Cang Ling, Pemimpin dari kelompok Perampok Golok Hitam.Kelompok Golok Hitam ini memang sudah biasa menghadang para pedagang yang ingin menjual barang dagangannya ke Gunung Funsan di dekat Pelabuhan."Cang Ling sudah lama kita tidak berjumpa." sapa santai Kwee Seng sembari membalikkan badannya."Dasar Kakek gila, masih bisa-bisanya kamu tertawa dan menyapaku dengan santai seperti itu!" seru Cang Ling kesal."Apa kamu masih belum jera juga beberapa tahun lalu gerombolan perampokmu itu sudah aku kalahkan semua!""Itu ketika kamu bersama istrimu! Sekarang kamu sendiri dan hanya bersama anak kecil itu! Ha ha ha!"Kwee Seng sebenarnya tidak merasa khawatir dengan kelompok Golok Hitam yang terkenal tidak hanya merampok tetapi juga tidak segan-segan untuk membantai para korbannya.Level kekuatan rata-rata dari gerombolan perampok yang berjumla
Tiba-tiba Ho Xiuhuan mengeluarkan tendangan sembari melompat ke arah punggung dari Cung Li, yang membuatnya langsung terdorong beberapa langkah ke depan.Niat dari Cung Li untuk menikah jantung dari Kwee Seng pun dapat di gagalkan oleh Ho Xiuhuan."Ho'er! Apa yang kamu lakukan? Cepat pergi dari sini! Jangan membahayakan dirimu sendiri!" seru Kwee Seng yang cemas melihat Ho Xiuhuan tiba-tiba datang untuk membantunya."Tidak akan kubiarkan Nona itu membunuhmu Kakek Guru!" ucap tegas Ho Xiuhuan."Apa katamu! Kamu kira aku dapat dengan mudah dikalahkan oleh wanita berlevel 6 seperti itu." ucap Kwee Seng sembari bangkit berdiri dengan cepat. "Ho'er, cepat pergi dari sini!" usirnya.Baju Kwee Seng terlihat sobek akibat terkena sabetan golok dari Cung Li, yang menembus sampai ke kulitnya, membuat darah sedikit mengalir dari badannya."Beruntung ada anak itu yang datang menyelamatkanmu! Kalau tidak kamu bisa mati tadi!" celoteh Cung Li kepada Kwee Seng."Is~tri~ku jangan kamu lawan Kakek itu
Ho Xiuhuan pergi kembali ke bukit dekat pelabuhan untuk mencari gelang tali dua warna pemberian Guang Mei-Yin.Sesampainya di bukit,"Ah untungnya masih ada gelang itu di atas batu, dimana aku menaruhnya ketika sedang menggali tanah."Ho Xiuhuan merasa lega karena saat ini gelang pemberian dari Guang Mei-Yin sudah bisa ia temukan, gelang yang menurutnya merupakan pemberian yang sangat berharga saat ini.Ho Xiuhuan dalam hatinya berjanji akan selalu menjaga gelang tali dua warna itu, dan tak akan dibiarkan hilang lagi karena kelalaiannya.Keesokan hari, Ho Xiuhuan dengan percaya diri berjalan menghampiri Guang Mei-Yin sembari menggerak-gerakkan tangannya yang di pergelangan tangan terpakai gelang pemberian dari Guang Mei-Yin.Ho Xiuhuan seolah ingin menunjukkan kepada Guang Mei-Yin bahwa gelang pemberiannya masih aman berada di pergelangan tangannya.Kegiatan di Akademi Jiangxin kembali berjalan seperti biasanya, para murid belajar dengan semangatnya masing-masing.Guang Xian Xie, Guan
Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat
Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp
Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka
Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan
Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu
Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.
Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera
Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.
Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad