“Jari-jari Bintang.”“Pelangi Menembus Langit.”BommmmLedakan sangat dahsyat membuat Ibukota Kekaisaran bergetar, Cahaya putih dan pelangi bertemu membuat langit Ibukota menjadi berwarna warni.“Tendangan Cahaya Kematian.”Jian Quang melesat sangat cepat dan berusaha menendang Matriark Rueyu. Tetapi, Matriark dapat menghindarinya. “Peri Bunga Penghancur.”BommmMatriark menendang tepat di dada Jian Quang setelah menghindar dari serangannya. Jian Quang kembali terpental dan jatuh di tanah dengan mulut mengeluarkan darah segar.“Telapak Peri Surga.”Sebuah telapak raksasa berwarna pelangi langsung menghujam ke arah Jian Quang yang kembali berniat membuat formasi ruang dan waktu.“Aiassss, Sial … ,” desah Jian Quang.“Langkah Cahaya Bintang.”Jiang Quang melesat sangat cepat sebelum telapak raksasa tepat mengenai tubuhnya di atas tanah.BommmTelapak raksasa berwarna pelangi membuat ledakan yang sangat dahsyat, tanah menjadi berlubang membentuk tapak raksasa sangat dalam, membuat bumi w
Sementara itu, Liu Shin juga telah membuat Iblis Merah terluka dengan jurus pedangnya. Tetapi, Liu Shin sangat bersusah payah dan Dia juga terluka karena terlalu memaksakan. Iblis Merah bukanlah sesosok makhluk yang dapat di kalahkan oleh Pendekar Biasa hanya dengan jurus maupun teknik yang juga biasa.“Pedang Kesengsaraan.”Liu Shin kembali menyerang Iblis Merah, Dia melesat seperti sebuah bayangan dan seketika berada di belakang Iblis Merah, menebas dengan teknik pedangnya yang dahsyat. Iblis Merah yang mulai mengetahui gerakan Liu Shin tiba-tiba menghilang dan Dia kini yang berada di belakang Liu Shin.BommmLiu Shin terkena tinju yang sangat mematikan dari Iblis Merah, membuatnya terjatuh dari atas langit, membuat lubang besar di tanah. Kekuatan tinju Sang Iblis sangatlah kuat. Jika saja mengenai gunung, gunung tersebut akan hancur berkeping-keping.Liu Shin menyeka darahnya dan kembali melesat ke atas langit. “Pedang Naga Halilintar.”Liu Shin mengeluarkan energi petir ke pedangn
"Serangan Dua Arah."BommmJian Quang terpental, tidak berdaya menghalau serangan dari Rueyu."Pelangi Menembus Langit."BommmBelum sempat Jian Quang mencoba memulihkan diri, Dia kembali terkena serangan dari Matriark Rueyu yang sangat cepat dan tiba-tiba."Tinju Penguasa Peri."Jian Quang yang sudah kehabisan banyak tenaga dan terluka tidak berdaya, seperti sedang di permainkan oleh Matriark Rueyu.Tidak berselang lama, Matriark Rueyu menewaskan Jian Quang.Sementara itu, Liu Shin telah memotong salah satu tanduk dari Iblis Merah yang menjadi kelemahan Iblis tersebut."Pedang Naga Penghancur."Liu Shin melapisi pedangnya dengan tiga energi, bergerak cepat menyerang Iblis Merah. Pedang Liu Shin mengenai Iblis yang sudah kehilangan sebagian kekuatan akibat tanduknya yang terpotong.TrangggLengan kanan Iblis Merah terputus terkena tebasan pedang Liu Shin.GoarrrIblis Merah kesakitan, berusaha melesat kabur, merasa tidak dapat mengalahkan Liu Shin."Bola Tiga Energi."Liu Shin tidak m
“Tuan, ada yang datang.” Belum sempat Liu Shin bernafas lega setelah berhasil mengalahkan Iblis Merah, Zhu Lao memberitahukan jika Su Feilong datang bersama dengan beberapa orang. Zhu Lao menyuruh Liu Shin agar menghalau di luar Ibukota agar tidak berdampak semakin parah. “Matriark … beberapa orang sedang menuju kemari. Kita halau di luar Ibukota.” Liu Shin memberitahukan hal tersebut kepada Rueyu. Wussshhh Liu Shin dan Matriark Rueyu melesat ke luar Ibukota. Kaisar dan lainnya di buat bingung oleh Liu Shin, Dia kemudian menyuruh orang-orangnya mengurus beberapa korban dan warga Kota yang terkena dampak penyerangan Pasukan Segel Iblis dan Organisasi Pemburu sebelum menyusul langkah Liu Shin, Rueyu dan Pasukan Serigala Malam yang sangat cepat. Goarrr Sepuluh Monster meraung sangat keras memecahkan gendang telinga beberapa penjaga gerbang Ibukota. Monster tersebut merupakan Beast spirit Iblis yang sangat kuat dan tidak terkendali. “Seni Sembilan Petir.” “Tapak Magma Surga.” Saa
Berkat bantuan Liu Shin, Matriark Rueyu dan Pasukan Serigala Malam, Kekaisaran berhasil mempertahankan Ibukota dari penyerangan yang di lakukan oleh Su Feilong dan bawahannya. Meskipun tujuan Mereka mendapatkan Qing Yu Qie, korban jiwa tidak dapat di cegah baik dari pihak Kekaisaran maupun Su Feilong.“Aku pergi dulu,” Matriark Rueyu berpamitan pergi untuk menemui Pelindung Benua yang lain karena merasa ada hal yang aneh dimana dua orang dari klan cahaya yaitu Bao Bao dan Lin Tong dapat menerobos pertahanan dari Biksu Suci Shao, Bei Wang dan Na Mizu.“Aku akan menyusul sesegera mungkin. Aku akan membantu menghadapi musuh dari dalam Benua terlebih dahulu,” Liu Shin berpikir untuk mengatasi sekutu dan antek dari Su Feilong sampai ke akar-akarnya terlebih dahulu sebelum membantu Pelindung Benua mengatasi gerombolan orang-orang klan cahaya di wilayah luar Benua Tianlang.Liu Shin, Wang Tiayun, Kaisar, Bi Zetian, Hui Sun dan lainnya pergi menuju ke Istana untuk membahas apa yang akan Merek
“Biksu Yao, bisakah Kamu ikut denganku ke Sekte Lentera Naga? Aku akan mengantar Liu Jin sebelum ke Kekaisaran Wu dan berharap Kamu membuatkan portal ruang dimensi untukku.”Kaisar dan lainnya menelan ludah Mereka. Sebagai Pendekar hebat, Liu Shin tidak dapat membuat portal ruang dimensi dan meminta Biksu Yao yang lebih lemah darinya membuatkan untuknya.Biksu Yao menghela nafas, “Aku tidak dapat melakukannya selain di kuil dengan bantuan lonceng besar.”Mengetahui Kaisar dan Patriark lain memandangnya, Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Aku hanya malas mempelajari hal semacam itu begitupun dengan Sie Gong dan Gao Lang,” gumamnya untuk mengurangi rasa malu.“Tetua dari Sekte Lotus Surgawi mungkin bisa melakukan hal tersebut,” sahut Bi Zetian.Tanpa menunggu lama, Liu Shin kemudian menemui Tetua Sekte Lotus Surgawi yang kebetulan akan bergegas pergi menuju ke luar Benua Tianlang.Karena Liu Shin terlihat dekat dengan Matriark klan peri, Tetua Sekte Lotus Surgawi menyanggup
BommmYu Qie kembali melesat ke udara dan meninju Ratu Siluman Rubah membuat tanah hancur berantakan setelah Ratu Siluman Rubah berhasil menghindarinya."Siapa Gadis berdada besar itu?" gumam Ratu Siluman Rubah melihat dadanya yang lebih kecil dari Yu Qie."Rubah Penggoda, ada urusan apa Kamu dengan Shin gege?" Yu Qie masih sangat geram dengannya."Dia telah menodaiku." Melihat Yu Qie yang geram, Ratu Siluman Rubah berusaha membuat Yu Qie agar semakin geram."Tinju Gelombang Kehancuran.""Formasi Tiga Pelindung."BammmRatu Siluman Rubah menghalau serangan tinju Yu Qie yang sangat dahsyat. Pertempuran sengit terjadi di antara Mereka berdua dan tidak ada satupun yang berani melerai keduanya.DuarrrPangggBommmArea sekitar Mereka bertarung menjadi sangat kacau dan berantakan.Merasa sudah terpojok karena segel Iblis semakin membuatnya kesakitan, Ratu Siluman Rubah mulai mengendurkan serangannya. "Sial ... jika Aku tidak terkena segel Iblis, Aku dapat mengalahkannya dengan mudah sepert
“Yuqie sayang, Aku akan menuju wilayah luar Benua, Kamu kembali bersama Sie Gong dan Pasukan magma surgawi,” ujar Liu Shin setelah menangani masalah Kekaisaran Wu.“Apa Aku tidak boleh ikut?” Yuqie tampak cemberut.“Mereka menginginkan tubuh spesialmu, Aku tidak mengizinkanmu ikut.” Liu Shin berpikir jika Yuqie mengikutinya ke wilayah luar Benua Tianlang, maka hanya akan menguntungkan orang-orang dari klan cahaya tanpa susah payah mencarinya. Kekuatan musuh menurutya juga patut untuk di waspadai.“Tapi tubuhku tidak lagi suci, tidak ada untungnya bagi Mereka.” Yuqie tidak mau kalah dan terus mendesak.“Tubuhmu masih berguna bagi Mereka, bagaimana jika Mereka mengetahui bahwa Aku telah mengambil keuntungan dari tubuhmu? Apa Kamu mau Aku di kejar oleh Mereka? Mereka hanya sebagian kecil dari orang-orang di luar Benua Tianlang.”“Aku tidak mau, Aku akan menurutimu dan kembali.” Yu Qie menyadari Jika Liu Shin akan dalam bahaya jika orang-orang dari luar benua mengetahui bahwa kesuciannya
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan