“Sialan … Kamu memang akan menghargaiku berapa?” geram Yu Qie, meskipun Dia tampak sedikit tersenyum mendengar Liu Shin ingin Dia selalu berada di sampingnya.“Sebutkan saja berapa? Jika hargamu dengan kematianku, Aku akan mati untukmu,” jawab Liu Shin.“Lupakan saja hal itu! Sini kristal itu, Kamu juga harus selalu menyediakan sumberdaya untukku dan bertanggung jawab atas kultivasiku. Selain itu, Aku ingin kediaman di puncak gunung,” ucap Yu Qie meminta Liu Shin menyerahkan Kristal tujuh warna dan poenik magma.Yu Qie juga menganggap jika bangunan di puncak teratas lebih megah dari bangunan di puncak-puncak yang sudah Dia lihat. Yu Qie melihat jika semakin tinggi puncak, akan semakin megah bangunan yang ada.Liu Shin melemparkan dua kristal itu kepada Yu Qie, “Aku akan bertanggung jawab atas kultivasimu, tanggung jawab seperti apa yang Kamu inginkan? Dan, apa Kamu yakin menginginkan kediaman di puncak teratas?”Liu Shin mengetahui jika tubuh spesial Yu Qie dapat membuatnya berkultiva
“Jangan berpura-pura! Aku melihatmu membaca buku dewasa dulu,” ucap Yu Qie tidak mempedulikan dan mulai menciumi bibir Liu Shin dengan sangat ganas.Liu Shin membalik tubuh Yu Qie bergantian mendudukinya, “Aku akan membawamu ke kalung giok kehidupan.”Saat di wilayah salju terlarang, Liu Shin melihat sebuah gambar kalung giok kehidupan yang sama seperti kalung yang di berikan oleh Sie Gong, merupakan peninggalan Tuan atau Kepala suku awan petir dahulu.Liu Shin kemudian mempelajari kegunaan kalung tersebut dan ternyata kalung tersebut memiliki sebuah ruang dimensi kecil di dalamnya.“Di mana Kita sekarang? Tempat apa ini?” tanya Yu Qie melihat sekelilingnya.Liu Shin dan Yu Qie berpindah ke sebuah ruangan yang terlihat sangat mewah. Tetapi Mereka masih tetap berada di atas kasur yang sangat empuk. Liu Shin mengisi ruangan di kalungnya dengan sebuah kasur yang mewah dan empuk tersebut.“Kita di dalam kalung giok kehidupan milikku,” ucap Liu Shin, “Di sini tidak ada yang akan menganggu
Liu Shin ke puncak ke empat untuk menemui Kaisar akan membicarakan pernikahannya dengan Yu Qie. Namun, Kaisar sudah meninggalkan Sekte Lentera Naga meski terus mengutuk Liu Shin yang membawa Yu Qie menghilang.Kaisar akan tinggal lebih lama menunggu Liu Shin dan Yu Qie turun dari puncak atas tetapi situasi di Kekaisaran membuatnya khawatir dan pergi dari Sekte Lentera Naga tanpa mengetahui keberadaan Yu Qie. Setelah Liu Ya dan Sie Gong meyakinkan Kaisar bahwa Yu Qie baik-baik saja, barulah Dia meninggalkan sekte."Yu Qie ... Ayahmu dan lainnya telah kembali. Aku akan ke Kekaisaran membantu melawan Sekutu Iblis," ujar Liu Shin setelah kembali ke puncak atas, duduk di hadapan Yu Qie.Liu Shin di beritahu oleh Liu Ya jika Kaisar meminta bantuan Liu Shin membantu Kekaisaran menghadapi orang-orang dari Su Feilong"Aku juga harus menyelamatkan Kakak Liu Jin dari segel Iblis. Dia sudah lama terkena segel Iblis dan saat ini berada di Klan Wang." lanjut Liu Shin.Yu Qie menghela nafas, "Maaf k
"Aku ingin tetap bersamamu, bawalah Aku! Aku akan ikut mati jika Kamu mati. Kamu meragukan kekuatanmu, bagaimana Aku berdiam diri jika Kamu mengatakan nyawamu bisa terancam?" ujar Yu Qie yang mengetahui tentang kalung itu dari Liu Shin.Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku masih sangat lemah sementara Aku tidak mengetahui orang-orang seperti apa yang sedang Kita hadapi. Kaisar Benua bahkan telah tewas oleh bagian dari Mereka."Liu Shin memaksa Yu Qie agar tetap di Sekte Lentera Naga, membuat Yu Qie pasrah dengan hal itu."Kembalilah hidup-hidup, Aku tidak ingin Kamu meninggalkanku," ujar Yu Qie."Aku akan kembali hidup-hidup, Aku hanya khawatir dengan keselamatanmu."Yu Qie mengangguk dan kembali memeluk Liu Shin, mengecupnya beberapa kali, "Aku ingin mandi denganmu sebelum Kamu meninggalkanku."Tanpa berlama-lama, Liu Shin menggendong Yu Qie membawanya ke dalam kamar mandi yang juga ada di dalam kalung giok dimensi. Kalung itu sudah di desain oleh Liu Shin sebelumnya d
Selain orang-orang sekte dan warga Kota Naga Langit, di Kerajaan Senwu juga terjadi kegaduhan melihat fenomena langit yang muncul dari langit di atas puncak Gunung Awan Langit."Aku dengar Kaisar meminta bantuan dari Sekte Lentera Naga. Aku kira kebesaran Sekte Lentera Naga hanyalah bualan." Beberapa Pendekar, warga mulai membicarakan Sekte Lentera Naga.Liu Shin dan Pasukannya terlihat melesat dari atas puncak gunung, sangat cepat. Beberapa Orang mengenakan teropong penasaran dengan sesuatu yang bergerak sangat cepat.Awan gelap dengan percikan petir dengan langit yang menjadi terang kemerahan akibat Pasukan Serigala Malam membuat orang-orang bertanya-tanya.Hanya dalam waktu sekejap, Liu Shin dan Pasukannya sampai di langit Ibukota Kerajaan."Itu ... Pendekar Serigala Malam. Pendekar Serigala Malam benar-benar ada, bukan bualan yang di besar-besarkan." gumam seorang Pendekar."Benar ... Kebesarannya melebihi yang pernah Aku dengar. Hanya seorang diri Dia bahkan mampu membalikkan kea
Ning Rueyu bagaikan di sambar petir. Dia baru saja akan menuju ke Sekte Lentera Naga untuk menemui Liu Shin. Dia membutuhkan informasi tentang kematian Kaisar Benua dan juga akan membawa Bing Susie untuk mendapatkan pengobatan dari Liu Shin. “Matriark … Aku cucu dari Kakek Bei Wang, tidak perlu khawatir karena Aku bukan bagian dari musuh,” ucap Liu Shin. “Cucu Bei Wang? Sejak kapan Dia menikah? Dasar laki-laki, Dia selalu menggodaku tetapi sudah memiliki cucu sebesar ini,” gumam Ning Rueyu. “Hanya cucu angkat, Kakek Wang menganggapku cucunya, jadi Aku permisi dulu untuk melanjutkan perjalananku,” ujar Liu Shin. “Aku tidak akan sungkan kalau begitu … Aku anggap Kamu juga cucuku, Kamu harus ikut Aku!” perintah Ning Rueyu. “Cucu? Apa Matriark bercanda? Aku mungkin lebih muda darimu. Kamu lebih pantas menjadi kakakku,” balas Liu Shin. “Aku berusia ratusan tahun sama dengan Kakekmu. Dia gila dan menyamar dengan wajah kakek-kakek jelek seperti itu, Kamu telah di bodohi olehnya selama i
Liu Shin dan Bing Susie bersentuhan kulit punggung lebih lama dari sebelumnya tidak seperti saat di Sekte Lonceng Agung. Liu Shin melakukannya agar Bing Susie dapat bertahan lebih lama.“Kakak Shin … apa Kamu akan pergi ke Ibukota? Berhati-hatilah Shin gege!” pinta Bing Susie.“Tidak perlu khawatir! Aku akan baik-baik saja,” balas Liu Shin, mengernyitkan alisnya di panggil gege.Liu Shin kemudian pergi meninggalkan Sekte Pelangi Tiga Warna. Matriark Rueyu juga ikut dengan Liu Shin untuk kembali ke wilayah luar Benua Tianlang berjaga-jaga dari orang-orang klan cahaya, melewati Ibukota Kekaisaran.Liu Shin telah memberikan catatan yang di titipkan Kaisar Benua kepada Matriark Ruyue, membuat Matriark menjadi sangat khawatir dengan apa yang akan terjadi dengan Benua Tianlang.“Kaisar Benua merupakan Legenda terhebat di Benua ini. Bagaimana Dia bisa meninggal seperti itu? Dia hampir melakukan kultivasi langit,” ujar Matriark Rueyu saat dalam perjalanan bersama dengan Liu Shin.Liu Shin sang
Zhu Lao, Sie Gong,Gao Lang dan Pasukan Serigala Malam lainnya membantu murid sekte tersisa yang sudah sangat kualahan dan banyak yang terluka hampir mati.Puluhan ribu murid elit sekte telah tewas di tangan Pasukan Segel Iblis dan Organisasi Pemburu. Jumlah Pasukan Kekaisaran lebih banyak dari musuh, tetapi musuh bukanlah lawan sepadan bagi Mereka. Setiap tiga sampai lima dari pihak Kekaisaran mengeroyok musuh tapi tetap saja tidak mampu menandingi kekuatan musuh.“Kaisar … terjadi Penyerangan di Ibukota oleh ribuan Pasukan mengerikan.” Seorang Jenderal tergopoh-gopoh melapor kepada Kaisar Qing. “Siapa Mereka?” tanya Kaisar.“Mereka akan segera melesat kemari, sangat mustahil pihak Kekaisaran dapat menghalau Mereka lebih lama. Beberapa dari Mereka berkata tentang tubuh Poenik,” balas Sang Jenderal.Penyerangan di lakukan baru sekejap, tetapi pihak Kekaisaran telah banyak yang tewas.Kaisar bersama dengan beberapa Tetua yang berada di sana segera melesat untuk mengetahui keadaan Ibuko
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan