Gadis itu sampai terbungkuk saat berhenti di depan Yu Zhen. Dia berusaha untuk mengatur napasnya yang kacau dan sedikit sesak akibat berlari dan merasa panik."Nona Xiao, ada apa?" Yu Zhen terkejut.Xiao Si Tian menunjuk ke suatu arah. "I--itu ....""Di--di di sana ....""Tenangkan dirimu terlebih dahulu, Nona. Setelah itu baru ceritakan ada kejadian apa di sana." Yu Zhen berkata menegangkan, tapi dia menjadi lebih khawatir.Xiao Si Tian sudah mulai merasa lebih baik setelah beberapa lamanya menenangkan diri. Dia pun berkata, "Mereka berhasil kabur dengan membawa salah seorang pelayan dari Keluarga Shen." "Membawa salah seorang pelayan Keluarga Shen?" Yu Zhen sedikit terkejut."Benar sekali. Dan gadis itu kulihat baru saja datang dari wisma selatan ...." "Wisma selatan?" Yu Zhen memenggal perkataan Xiao Si Tian."Tuan Muda Yu, tunggu!" Xiao Si Tian dibuat sangat terkejut atas menghilangnya Yu Zhen dari hadapannya. "Secepat itu dia pergi dengan ilmu peringan tubuh yang luar biasa cep
"Ilmu Pancaran Mata Dewa Api, bukankah konon ilmu itu milik Pendekar Yu Wulin?" Pria berbadan besar terkejut."Benar sekali. Aku pernah mendengar para petinggi sekte membicarakan tentang ilmu ini. Dan dengan kemampuan kita yang sekarang, kita masih bukan tandingannya!" Pria bertopeng lainnya berkata sambil berjalan mundur. "Lalu, kita harus bagaimana sekarang?" tanya orang lain. "Haruskah kita nekat menghadapinya, atau sebaiknya kita melarikan diri secepatnya?" "Jika kita tidak ingin mati konyol, kita memang harus melarikan diri," sahut pria berbadan besar, kemudian ia menoleh ke arah kawannya yang sedang menahan tubuh Shen Ning. "Cepat lemparkan gadis itu ke arahnya dan kita segera pergi secepat mungkin!" Dikarenakan tidak ada pilihan lain selain hanya melarikan diri, pria penyandera segera melakukan apa yang diperintahkan oleh kawannya. Dia segera mendorong keras dan kasar tubuh Shen Ning ke arah Yu Zhen. Bersamaan dengan itu, salah seorang dari komplotan pengacau melemparkan bol
"Jangan khawatir, Nona. Mereka ada di tempat yang aman. Hanya saja kita tidak bisa ke sana, karena kita tak akan bisa menerobos para pengacau itu!" jawab Shen Ning yang juga dengan napas memburu. "Itu sebabnya Tuan Muda Yu meminta kita lari dan bersembunyi ke tempat lain yang mungkin tidak diketahui oleh para pengacau itu, Nona!" Tiba-tiba saja, beberapa orang bertopeng mengejar mereka dengan pedang terhunus di tangan masing-masing.Kedua gadis itu pun menjadi semakin panik. Shen Ning yang tak ingin sang nona celaka, tiba-tiba berpikiran lain. Ia memutuskan hal ini dalam hati.Saat jarak keduanya semakin dekat dengan pintu gerbang yang sudah sedikit terbuka, Shen Ning dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Shen Ji agar melampaui pintu gerbang kokoh itu terlebih dahulu. "Nona, Nona pergilah sekarang! Aku akan menahan mereka dan akan segera menyusulmu nanti!" "Ah Ning! Tidaaak!" Shen Ji berteriak kaget saat tubuhnya terdorong keluar dari pintu gerbang."Nona, pergilah!" Shen Ning segera
Memikirkan hal ini, tubuh Shen Ji mulai terasa lemas.Jangankan harta untuk ditukar dengan keselamatan nyawa, sedangkan benda paling berharganya saat ini hanyalah baju dan jepit rambut kupu-kupu yang sedang dia kenakan pada rambutnya.Namun dia juga berpikir, memangnya siapa yang sudi meminta baju dari seseorang berpenyakit kulit seperti dirinya?Shen Ji memberanikan diri untuk menoleh ke arah datangnya sentuhan yang mendarat di tengkuk, lalu bergerak ke arah punggung kirinya.Pada saat lehernya bergerak ke arah samping, mata Shen Ji beradu tatap dengan sepasang mata yang membuat dia terkejut sekali lag, dan secara spontan dia berteriak, "Mo--mo ... monyeeeeeeet!""Monyeeet! Tolong, ada monyeeet!" Kerasnya suara teriakan Shen Ji membuat si monyet terkejut dan juga ketakutan. Binatang berbulu itu langsung meloncat ke ata dahan pohon, bersembunyi. Keduanya lalu sama-sama lari terbirit-birit berlawanan arah. Jika si monyet lari berloncatan melalui pepohonan, sedangkan Shen Ji berlari s
Tiba-tiba saja, di matanya terbayang wajah dua orang lelaki yang harus dia bunuh. Ada keanehan pada sikap Yu Shan yang terlihat seperti begitu memerhatikannya dan ada kehangatan dalam sikap Shen Ming yang tampaknya memiliki kepribadian tenang, sabar penuh kelembutan.Qing Yuan lalu duduk di atas bebatuan sembari menekuk lutut. Tatapannya jauh menerawang entah ke mana. Ada perasaan janggal yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.Qing Yuan merasa kesal sendiri. Ia lalu memungut tiga butir batu dan melemparkannya ke permukaan air dengan lemparan yang biasa ia lakukan. "Sial! Mengapa harus kupikirkan kebaikan orang-orang itu?" Lemparan pertama menciptakan gelombang kecil yang menjadikan air terjatuhi batu pun bergerak naik ke atas dan turun dengan cepat."Tidak seharusnya aku memikirkan musuh yang harus aku bunuh!" Qing Yuan berucap geram sambil kembali melemparkan batu kedua dengan lebih kuat.Gelombang yang ditimbulkannya pun menjadi lebih besar dari sebelumnya dan berhasil memb
Putri Chu Rong Xi adalah putri kedelapan dari Kaisar Chu Qi yang bertahta di Kekaisaran Chu saat ini.Sang tuan putri konon memiliki kecantikan yang sangat sempurna hingga ia dijuluki sebagai Rembulan Negeri Chu. Tak ada pria mana pun selain saudaranya yang diperkenankan melihat wajah tuan putri secara langsung tanpa seijin dari kaisar.Putri Chu Rong Xi pun harus mengenakan cadar saat tampil di khalayak ramai dan juga ketika berpergian. Pendek kata, tuan putri sangat diistimewakan oleh seluruh keluarga kekaisaran.Shen Ji tidak tahu, jika teriakannya itu berhasil mengejutkan seseorang."Shen?" Mata Qing Yuan tiba-tiba saja terbuka lebar saat mendengar nama marga yang tidak asing baginya. "Gadis itu mengatakan kalau dia bernama Shen Ji? Apakah aku tidak salah dengar? Apa hubungannya dia dengan Shen Ming?""Dan dia orang yang pernah ditindas oleh banyak orang?" Pemuda tampan itu berpikir hingga alisnya mengerut. "Biasanya, orang yang sudah pernah mengalami hal buruk dalam hidupnya, mak
Shen Ji terperanjat hingga jantungnya berdetak cepat. Dia merasa mendengar ada seseorang yang baru saja berbicara padanya.Gadis itu sampai seperti tak dapat menarik napas akibat merasa sangat ketakutan."Tidak mungkin!" Shen Ji merasa tak percaya kalau dirinya sudah mati. Jika dia mati, mengapa rasanya tempat ini sangat tidak asing baginya?Shen Ji memerhatikan keadaan sekelilingnya yang dipenuhi berbagai macam jenis pepohonan liar dengan berbagai macam ukuran. Tempat yang sesudahnya sangat berbahaya, tetapi gadis itu tanpa sengaja memasuki hutan belantara ini.Dia bukannya tidak takut, tapi Shen Ji juga berpikir, bahwa tempat yang berbahaya justru itu adalah tempat yang paling aman. "Apakah di hutan ini ada hantu?" Shen Ji mulai merasa merinding dan ngeri. Ia membayangkan sosok hitam yang tinggi dengan muka sangat buruk mungkin sedang mengawasinya. "Siapa di sana?" Shen Ji bertanya dengan suara gemetar. "Apakah hantu yang berbicara denganku?" "Hahahaha!" Qing Yuan tertawa geli.
"Jadi namamu adalah Shen Ji? Kalau begitu, maksudnya kamu berasal dari Keluarga Shen?" tanya Qing Yuan yang merasa penasaran."Benar. Aku adalah salah satu putri dari Tuan Shen Ming dan Nyonya Huo Lin. Tapi, aku adalah ...."Shen Ji menjawab lirih, kemudian menyembunyikan wajahnya dengan cara menunduk. "Aku adalah yang paling menyedihkan." "Aku selalu ditindas oleh kakakku. Aku bahkan dihina olehnya di sebuah perjamuan. Aku merasa sangat malu dan sakit hati saat mengingat semua itu." Shen Ji melanjutkan ucapannya dengan perasaan sedih.Shen Ji melanjutkan ucapannya. "Jadi, aku berniat menghilang saja dari dunia ini. Mungkin dengan begitu, mereka tidak akan lagi membenciku.""Oh, jadi itu masalahnya?" tanya Qing Yuan dalam hati. "Sepertinya tidak buruk juga kalau aku membantunya untuk membalas dendam. Tapi masalah lainnya, dia adalah putri dari Shen Ming yang merupakan musuh ayahku. Bagaimana kalau ayah mengetahui dan kemudian membunuhnya?" Di dalam hati, Qing Yuan sungguh bimbang da
Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang
Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha
Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal
Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan
Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u
"Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti
Huan Li ingin mengatakan sesuatu, tapi Qing Sha tak memedulikannya sama sekali dan bergerak pergi dengan cepat ke penjara Yu Zhen. "Orang itu benar-benar menyebalkan!" Huan Li hampir membanting mangkuk di tangannya guna melampiaskan rasa geram.Huan Li mendesah pasrah. "Semoga tidak terjadi apa-apa dengan tuan muda kedua." Shen Ji sendiri masih sibuk memeriksa sepasang pedang milik Yu Zhen yang terasa tidak asing baginya.Sepasang senjata kembar itu memiliki bentuk yang unik dihiasi gerigi-gerigi kecil pada sisi atas mata pedang. Warnanya hitam keabu-abuan dengan permukaan kasar bermotif guratan-guratan merah serupa akar yang memenuhi sepanjang bilahnya. Berat benda tersebut juga terbilang tidak terlalu ringan. "Rupanya pedang ini bukan terbuat dari logam, melainkan berbahan dasar batu," gumam Shen Ji sambil meraba permukaan pedang dengan jari-jemarinya. "Aku sendiri tidak pernah menyentuh pedang milik shifu. Apakah pedangnya juga sama persis seperti ini?"Yu Zhen menatap tak rela
"Baik, Nona!" Penjaga yang membawa kunci segera membuka pengunci dan membiarkan Ji Mei Hua masuk. "Silakan, Nona!" "Emmm." Shen Ji menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Qing Sha bergegas ingin mengikuti sang nona, tetapi Shen Ji memintanya untuk memberikan keranjang lain untuk Huan Li. Qing Sha mengangguk patuh dan membawa keranjang makanan itu ke ruangan di mana Huan Li ditahan. Jika dibandingkan dengan Yu Zhen, pria itu lebih mudah untuk ditangani. Ji Mei Hua datang menghampiri Yu Zhen yang sengaja tak diikat sama sekali. Kondisi pemuda itu masih cukup lemah akibat dari asap racun pelumpuh yang dilemparkan oleh Ji Mei Hua kemarin. Terlebih lagi, selama ini Yu Zhen membiarkan dirinya kelaparan akibat merasa jijik dengan menu makanan yang diberikan kepada para tawanan. Ji Mei Hua meletakkan keranjang bambu di atas lantai yang kotor dan lembab. Gadis bertopeng itu lalu berjongkok di dekat Yu Zhen, memerhatikan secara saksama wajah tampan yang saat ini tengah tertidur pu
Seketika Yang Shui dan Qing Wei berlari ke arah empat orang yang ternyata membawa tubuh Qing Yuan."Adik Yuan!" Yang Shui langsung mengetahui siapa orang yang berada di atas tandu."Ketua!" Qing Wei juga menyadari sesuatu.Keduanya bergegas menyongsong kedatangan rombongan kecil tersebut. Rasa cemas tak terkira membuat wajah-wajah keduanya menjadi tegang dan pucat disertai debaran jantung tak beraturan.Rombongan para murid Sekte Lembah Kegelapan akhirnya berhenti. Mereka masih tidak meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan."Kakak Shui, kami diperintahkan oleh laoshi untuk membawa tuan muda." Yang Bin berkata sambil menunjuk ke arah tandu."Biar aku melihatnya." Bibir Yang Shui sampai bergetar saat berkata."Baiklah, Kakak Shui!" Yang Bin lalu memberi isyarat kepada para murid untuk meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan di hadapan Yang Shui dan Qing Wei.Mata Yang Shui dan Qing Wei terbelalak lebar dengan mulut terbuka. Mereka benar-benar tercekat saat melihat kondisi Qi