Walaupun dalam keremangan cahaya bulan setengah lingkaran, Qing Yuan merasa geram melihat penampilan orang yang bernama Mo Jiao.Jika diperhatikan lagi, tindak-tanduk Mo Jiao dan gaya pakaian orang itu sangat mirip dengan apa yang sekarang ini dia kenakan. Sekarang dia merasa yakin, jika orang inilah yang menyamar menjadi dirinya.Hal tersebut tentu saja membuat Qing merasa bingung, Karena selama ini, dirinya tergolong orang yang sangat jarang mengekspos diri di depan khalayak ramai.Dari mana orang itu mengetahui gaya berpakaiannya?"Sial! Jadi dia orang yang berpura-pura menjadi diriku?" Qing Yuan menggeram marah di balik ruang bayangnya. "Mo Jiao, aku akan menghapus nama ini dari muka bumi!" Hampir saja Qing Yuan memukul tembok yang diinjaknya hingga hancur, tetapi perang mulut di sana membuat niatnya terurung. Dia bisa mendengar dengan sedikit jelas, bahwa orang itu selalu mengatakan tentang sebuah kitab.Dan itu adalah ... Kitab Mata Dewa?Qing Yuan berharap jika apa yang didenga
Shen Ming tak menjawab pertanyaan tentang senjata yang membuat beberapa orang tercengang. Dia hanya berdiri mematung di tempatnya dan tak tergerak untuk menggunakan senjata yang sedang dibicarakan."Cambuk Lidah Naga, aku sudah lama menginginkannya juga. Kebetulan sekali kalau malam ini kedua benda itu kudapatkan," pikir Mo Jiao sambil menatap ke arah Shen Ming dan Yu Shan. "Tapi, bagaimana cara agar Shen Ming mau mengeluarkan senjata tersebut?" "Adik Ming, tidak usah kamu ladeni orang ini! Dia tidak layak untuk bertemu dengan senjata Cambuk Lidah Nagamu!" Yu Shan berseru dan secara tiba-tiba mengeluarkan sebilah tombak keemasan dengan gambar kepala naga dengan lidah menjulur sebagai mata tombak.Shen Ming merasa terkejut dengan sahabatnya yang sudah terlanjur mengeluarkan senjata andalannya yang terkenal sebagai senjata haus darah. Setiap kali tombak ini terhunus, maka dia akan meminta darah dan tidak akan mau kembali sebelum dahaganya terpuaskan.Senjata haus darah?Mo Jiao dan par
"Tuan Shen, kami ingin melihat kehebatan senjata milikmu! Ayo, segera tunjukkan kepada kami!" teriak salah seorang pria bertopeng sambil memanggul pedangnya dan bergerak maju mendekati Shen Ming. dengan sikap congkak."Senjataku hanya akan keluar untuk menghadapi orang-orang yang layak berhadapan dengannya. Sedangkan kalian, kurasa itu masih jauh dari kata layak." Shen Ming menyahut dengan suara tenang."Puihh! Dasar manusia sombong!" Pimpinan pria bertopeng memaki dengan marah. Dia ... tepatnya, mereka semua merasa kalau Shen Ming sangat meremehkan dan menganggap musuhnya hanya praktisi bela diri rendahan yang tak layak untuk menghadapinya senjatanya."Maka kami akan memaksamu untuk mengeluarkan senjata murahan itu!" Pemimpin pria bertopeng lalu berseru, "Siapkan formasi!" "Siap!" Para pria bertopeng bergerak cepat menyebar, mengepung Shen Ming hingga membentuk lingkaran dengan senjata terhunus.Sorot mata mereka yang semula diwarnai ketakutan, sekarang tampak memancarkan sinar ke
"Bangunlah, Qing Sha. Ceritakan apa yang baru saja terjadi dengan kelompok kalian?" ujar Qing Yuan sambil memberi isyarat dengan tangannya. Dia lalu berbalik badan dan kembali mengarahkan pandangannya ke medan pertempuran. "Baik, Ketua." Qing Sha bangkit dan berdiri di belakang Qing Yuan. Qing Sha kemudian menceritakan kejadian yang baru saja dialami oleh kelompoknya. "Saat kami berada di tepi perbatasan timur, kami tiba-tiba diserang dengan panah api. Kami semua terkejut dan menjadi tercerai-berai.""Keadaan kelompok kami pun sangat kacau, beberapa ekor kuda mati di tempat kejadian akibat terbakar." "Adakah di antara kalian yang terluka?" Qing Yuan langsung menyela dengan kekhawatiran di nada suaranya.Qing Sha diam sejenak seperti sedang mengingat-ingat. "Sepertinya, ada beberapa orang yang terluka akibat terpental dari kudanya dan dua orang dari kelompok kita tewas akibat tertembus panah api. Tubuh mereka terbakar dan jatuh ke jurang."Qing Yuan terkejut hingga ekspresi wajahnya
Sementara itu, Shen Ming sedang berusaha memecahkan formasi yang membuatnya sangat kerepotan. Dia terus berkelitan, berusaha untuk menghindar dari serangan-serangan lawan yang datang dan pergi tanpa henti. "Bukankah seharusnya lama-kelamaan mereka juga akan kehabisan tenaga? Tapi, mengapa tenaga orang-orang itu seperti terus bertambah?" Shen Ming bertanya dalam hati sambil menarik kakinya yang nyaris tertebas oleh senjata musuh. "Gila! Hampir saja!" Shen Ming terpekik keras sambil melesat naik ke udara tinggi.Dua puluh bayangan manusia menyerangnya secara bersamaan dengan pedang membentuk formasi aneh yang sangat menjengkelkan.Untung saja, orang-orang yang menyerang Shen Ming tidak memiliki ilmu peringan tubuh sebaik dirinya, sehingga mereka tidak dapat bertahan lama di udara. Shen Ming mengambang di udara kosong dengan sikap anggun sambil memikirkan cara untuk mematahkan formasi gila yang membuatnya harus menguras tenaga dan tak dapat diam bersantai barang satu kali tarikan napas
Tak peduli entah itu kawan atau lawan, setidaknya kekuatan ini memberinya kesempatan untuk menarik napas lega dan dia dapat memulihkan tenaganya.Akan tetapi, ada hal yang lebih penting dari ini, yaitu dengan berhentinya Formasi Bunga Mekar milik para pengikut Mo Jiao.Udara di sekitar tempat tersebut berubah terbalik dan membuat semua orang seakan membeku, mengiringi gerakan lima belas batang bilah pedang yang tiba-tiba tertarik ke suatu arah secara serentak. Senjata-senjata milik para pengikut Mo Jiao terangkat, melesat naik ke udara tinggi, dan membuat semua mata mengikuti ke mana pedang-pedang itu ditarik oleh suatu kekuatan yang mengendalikan mereka.Salah!Bukan hanya senjata-senjata milik para pengikut Mo Jiao saja yang terangkat naik. Bahkan puluhan pedang lainnya yang tergeletak akibat ditinggal mati pemiliknya pun ikut tertarik ke atas. Cahaya kuning pucat sang dewi malam memantulkan sinarnya ke bilah-bilah pedang logam yang menyatu dan berputaran di udara, lalu membentuk s
"Bedebah kecil ini beraninya menggunakan ilmu milik sekte kami!" Mo Jiao berteriak marah sambil menghentakkan trisulanya ke bumi dan menimbulkan getaran kuat yang berhasil mengguncang tempat tersebut. Yu Shan yang berdiri tak jauh dari Mo Jiao bisa merasakan betapa dahsyat kekuatan musuhnya. Ayah dari Yu Zhen dan Yu Ling itu pun langsung menancapkan ujung tombaknya ke tanah untuk bertahan. "Memang pantas disebut hantu gila dari Puncak Barat. Kekuatannya benar-benar tak bisa diremehkan!" seru Yu Shan dalam hati sambil memegang kuat Tombak Pemecah Lautan. Yu Shan secara diam-diam mengagumi penyerang misterius yang ia kira berada di pihaknya. "Kekuatan semacam ini, setidaknya sudah melampaui tingkat budidaya yang dikuasai Zhen'er." Yu Shan masih berkata sendiri dalam hati. "Apakah dia salah seorang tamu undangan perjamuan ini?" Untung saja, Qing Yuan tak mendengar ucapan Mo Jiao yang sedang merasa geram kepadanya. Formasi pedang yang dikendalikan oleh Qing Yuan terus mendorong ke d
Qing Yuan tersentak atas lamunannya sendiri. Bukankah itu sama saja dengan meremehkan kemampuan diri dan pengajaran yang selama ini ayahnya berikan? "Maafkan aku, Ayah." Qing Yuan memejamkan kedua matanya, menahan penyesalan atas ucapan di hatinya.Ayah yang dimaksud oleh Qing Yuan adalah Yang Hua, sang guru. Pemuda itu memang sangat dekat dengan sang ayah tiri, dan Yang Hua pun selalu menganggap Qing Yuan sebagai anak kandungnya sendiri. Yang Hua bahkan tidak merasa keberatan sama sekali, jika Qing Yuan ingin menggunakan untuk nama marganya. Qing Yuan menjadi Yang Yuan.Qing Yuan memerhatikan setiap gerakan kedua orang yang sedang bertarung di kejauhan sana. Mo Jiao terus berusaha mendesak Yu Shan yang meladeni setiap serangan dari musuhnya dengan sikap tenang."Yu Shan, ternyata hanya seperti ini saja kemampuanmu! Apakah kamu tidak memiliki ilmu lain untuk melawanku?" Sambil menyabetkan trisulanya, Mo Jiao sengaja melepas pertanyaan bernada ejekan sekaligus memprovokasi agar Yu Shan
Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang
Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha
Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal
Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan
Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u
"Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti
Huan Li ingin mengatakan sesuatu, tapi Qing Sha tak memedulikannya sama sekali dan bergerak pergi dengan cepat ke penjara Yu Zhen. "Orang itu benar-benar menyebalkan!" Huan Li hampir membanting mangkuk di tangannya guna melampiaskan rasa geram.Huan Li mendesah pasrah. "Semoga tidak terjadi apa-apa dengan tuan muda kedua." Shen Ji sendiri masih sibuk memeriksa sepasang pedang milik Yu Zhen yang terasa tidak asing baginya.Sepasang senjata kembar itu memiliki bentuk yang unik dihiasi gerigi-gerigi kecil pada sisi atas mata pedang. Warnanya hitam keabu-abuan dengan permukaan kasar bermotif guratan-guratan merah serupa akar yang memenuhi sepanjang bilahnya. Berat benda tersebut juga terbilang tidak terlalu ringan. "Rupanya pedang ini bukan terbuat dari logam, melainkan berbahan dasar batu," gumam Shen Ji sambil meraba permukaan pedang dengan jari-jemarinya. "Aku sendiri tidak pernah menyentuh pedang milik shifu. Apakah pedangnya juga sama persis seperti ini?"Yu Zhen menatap tak rela
"Baik, Nona!" Penjaga yang membawa kunci segera membuka pengunci dan membiarkan Ji Mei Hua masuk. "Silakan, Nona!" "Emmm." Shen Ji menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Qing Sha bergegas ingin mengikuti sang nona, tetapi Shen Ji memintanya untuk memberikan keranjang lain untuk Huan Li. Qing Sha mengangguk patuh dan membawa keranjang makanan itu ke ruangan di mana Huan Li ditahan. Jika dibandingkan dengan Yu Zhen, pria itu lebih mudah untuk ditangani. Ji Mei Hua datang menghampiri Yu Zhen yang sengaja tak diikat sama sekali. Kondisi pemuda itu masih cukup lemah akibat dari asap racun pelumpuh yang dilemparkan oleh Ji Mei Hua kemarin. Terlebih lagi, selama ini Yu Zhen membiarkan dirinya kelaparan akibat merasa jijik dengan menu makanan yang diberikan kepada para tawanan. Ji Mei Hua meletakkan keranjang bambu di atas lantai yang kotor dan lembab. Gadis bertopeng itu lalu berjongkok di dekat Yu Zhen, memerhatikan secara saksama wajah tampan yang saat ini tengah tertidur pu
Seketika Yang Shui dan Qing Wei berlari ke arah empat orang yang ternyata membawa tubuh Qing Yuan."Adik Yuan!" Yang Shui langsung mengetahui siapa orang yang berada di atas tandu."Ketua!" Qing Wei juga menyadari sesuatu.Keduanya bergegas menyongsong kedatangan rombongan kecil tersebut. Rasa cemas tak terkira membuat wajah-wajah keduanya menjadi tegang dan pucat disertai debaran jantung tak beraturan.Rombongan para murid Sekte Lembah Kegelapan akhirnya berhenti. Mereka masih tidak meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan."Kakak Shui, kami diperintahkan oleh laoshi untuk membawa tuan muda." Yang Bin berkata sambil menunjuk ke arah tandu."Biar aku melihatnya." Bibir Yang Shui sampai bergetar saat berkata."Baiklah, Kakak Shui!" Yang Bin lalu memberi isyarat kepada para murid untuk meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan di hadapan Yang Shui dan Qing Wei.Mata Yang Shui dan Qing Wei terbelalak lebar dengan mulut terbuka. Mereka benar-benar tercekat saat melihat kondisi Qi