"Bagaimana dengan pedang ini?" Xiao Long mengangkat pedang yang masih dipegangnya.Lady Mu hendak menjawab, saat seorang pelayan laki-laki bertubuh tinggi besar membawa nampan berisi mi pesanan mereka tadi. Dengan sigap lelaki itu meletakkan mangkok-mangkok mi di hadapan mereka, kemudian dia kembali lagi ke dapur."Sepuluh tahun lalu, serombongan pengungsi dari ibukota dipimpin oleh Perdana Menteri Ming dan Jenderal Won melewati kedaiku." Lady Mu mulai bercerita.Sementara Xiao Long dan kawan-kawan menyantap mi mereka dengan lahap sembari mendengarkannya. Tak mereka sangka, mi kedai ini memiliki rasa yang sangat lezat."Perdana Menteri Ming membeli arak istimewa dariku, seperti biasa aku hanya mensyaratkan mereka untuk mengalahkanku dalam tiga jurus, dan Jenderal Won adalah orang yang hampir mengalahkanku. Meski tidak mengalahkanku, aku tetap menjual sekendi arak untuk mereka," lanjut Lady Mu meneruskan ceritanya yang sempat terjeda tadi.
Tian Min terus memacu keretanya. Hingga mereka hampir melewati separuh perjalanan dalam Hutan Kematian."Gege, mereka masih mengejar kita," bisik Dong Xiu Bai yang meringkuk ketakutan dalam pelukan Xiao Long."Jangan khawatir! Sebentar lagi kita akan sampai di pohon persik keramat. Mereka tidak bisa melewati daerah itu." Xiao Long menenangkannya."Tuan Long, sebaiknya anda yang mengemudikan kereta dan biarkan saya yang akan menjaga nona." Tiba-tiba Tian Min mengusulkan."Apa kau yakin?" Xiao Long menyibakkan tirai jendela dan melongokkan kepalanya menatap bocah itu."Baiklah!" Dia menyetujui usulan bocah itu.Tian Min menghentikan kereta dan melompat turun kemudian bergegas bertukar tempat dengan Xiao Long. Dong Xiu Bai tidak memprotes seperti biasanya. Meski enggan dia tidak berkata apa-apa dan kembali meringkuk di sudut kursi penumpang."Nona, jangan takut. Aku pasti melindungimu," bisik Tian Min lirih.Xiao L
"Bai'er, kau tidak sendiri. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." Xiao Long membelai punggung gadis mungil itu."Ehm! Aku juga akan selalu bersama Gege," sahut gadis mungil itu di sela Isak tangisnya."Xiao Long, ayo kita lanjutkan perjalanan, agar tidak perlu menginap lagi." Tuan Wu mendongak, menatap langit."Sudah sore," gumam Tian Min yang telah berhenti merapal mantra seribu bunga."Kita harus bergegas, karena setelah keluar dari Hutan Kematian tidak ada lagi desa ataupun kota," sahut Xiao Long."Gege bolehkah kendi ini aku bawa?" Dong Xiu Bai menatap kendi abu jenazah Perdana Ming."Bawalah!" Xiao Long mengangguk setuju."Kalian berdua duduk di kereta penumpang!" lanjutnya memerintah kedua bocah itu.Kali ini Dong Xiu Bai dan Tian Min tidak memprotes perintahnya. Keduanya segera menaiki kereta dan duduk berseberangan. Sedangkan Tuan Wu duduk di sebelah Xiao Long yang mengemudikan kereta.Kereta m
"Tuan apakah kau berniat untuk tinggal di sini?" Prajurit yang memeriksa mereka bertanya."Aku belum tahu, karena ini pertama kalinya ke sini," sahut Xiao Long hati-hati."Oh begitu! Kalau begitu kau hanya perlu membayar pajak untuk tinggal dan berdagang sementara. Jika nanti kau berubah pikiran dan ingin menetap di sini kau bisa menemui hakim kota dan mengurus semuanya." Saran prajurit itu dengan ramah."Baiklah!" Xiao Long tersenyum dan menerima pass yang diberikan pada setiap pendatang setelah membayar pajak."Kau memiliki waktu hingga sepuluh hari ke depan, jika kau ingin menetap, sebelum sepuluh hari kau harus pergi ke hakim kota." Prajurit itu kembali memperingatkannya.Xiao Long mengangguk dan kemudian menuntun kudanya dibantu Tuan Wu memasuki kota Tanah Bebas. Sementara Dong Xiu Bai menggandeng tangannya diikuti Tian Min di belakangnya.Dong Xiu Bai terlihat begitu gembira menatap sekelilingnya. Kota Tanah Bebas merupakan
"Ini pembayarannya." Tuan Han mengeluarkan kantong dari jubahnya.Di depannya, di atas meja, ada sempoa dan beberapa kertas catatan. Sepertinya dia telah menghitung semuanya dan memeriksanya dengan catatan pelayan yang tadi mengawasi barang-barang yang diturunkan dari kereta.Xiao Long menerima kantong uang dan catatan itu serta memeriksanya kembali. Dia mengangguk puas. Berdagang di Tanah Bebas cukup aman karena ada peraturan yang keras untuk kasus penipuan."Terimakasih Tuan, kalau begitu kami permisi. Kami akan mencari penginapan di sekitar sini." Xiao Long membungkukkan tubuhnya dengan sopan."Ah, kalau begitu pergilah ke Wisma di ujung jalan. Tetapi jika kalian besok hendak melanjutkan perjalanan, sebaiknya menginaplah di Wisma Lonceng Naga. Itu lebih dekat dengan perbatasan kota." Pria muda itu menyarankan."Baiklah, terimakasih untuk sarannya." Xiao Long tersenyum dan berpamitan.Diiringi Tuan Wu dan kedua bocah, Xiao Long
"Kita bertemu kembali gadis rubah!" Tiba-tiba seseorang menghentikan mereka.Dong Xiu Bai tertegun. Di hadapannya berdiri seorang gadis cantik yang tidak asing baginya. Cakar hitam yang menyerangnya di Pondok Willow dan mengejarnya saat di Hutan Seribu Bambu."Kau!" Dong Xiu Bai menatapnya dengan sengit."Gadis kecil, kita selesaikan urusan kita di lain waktu," gadis cantik itu tersenyum mengejek dan berlalu dari hadapan mereka."Gege, dia!" Dong Xiu Bai menghentakkan kakinya dengan jengkel."Sudahlah! Di sini kita tidak bisa berbuat apapun, begitupun dengan dia. Ayo kita duduk." Xiao Long tersenyum dan membujuknya.Mereka berempat duduk di sudut yang sedikit tersembunyi. Xiao Long benar-benar tidak ingin memancing siapapun untuk memperhatikan mereka, terutama Dong Xiu Bai. Ucapan si cakar hitam tadi telah cukup menarik perhatian orang-orang yang mendengarnya."Paman!" Seorang wanita dari arah meja di tengah berteriak keras memanggil pelayan."Ah iya nona!" Seorang pelayan segera berla
Semua orang termasuk Xiao Long dan Tuan Wu terkejut mendengar ucapan Dong Xiu Bai. Bahkan wanita itu, Nona Bao Yu, tidak mengira gadis kecil tadi berani menantangnya untuk meminum arak.Tawa wanita itu berderai memenuhi ruangan. Membuat semua orang di tempat itu mengalihkan perhatiannya pada meja mereka."Bai'er duduklah! Aku yang akan menemaninya minum arak." Xiao Long menenangkannya."Tidak boleh! Gege tidak boleh menemaninya minum arak!" Dong Xiu Bai bersikukuh pada pendiriannya."Gadis kecil kau sungguh pemberani! Baiklah mari temani aku menghabiskan arak ini!" Nona Bao Yu tertawa gembira."Tentu saja, dengan satu syarat!" Dong Xiu Bai menatapnya dengan serius."Apakah itu gadis kecil?" Wanita itu terkikik geli."Jika kau lebih dulu mabuk, Maka jangan pernah mengganggu Long Gege." Dong Xiu Bai menyahut dengan tenang.Bao Yu kembali tertawa tergelak-gelak. Begitupun dengan orang-orang di restoran. Mereka mene
Suasana kembali tenang. Orang-orang menikmati makanan mereka dan tidak banyak yang berbicara. Hanya sesekali mereka melirik ke meja di mana Xiao Long dan kawan-kawan duduk."Bai'er bagaimana kalau kau kalah tadi?" Xiao Long berbisik pelan."Aku tidak tahu," sahut Bai'er, mengangkat bahunya dengan santai."Maksudmu? Bagaimana dengan pusaka yang kau katakan itu?" Kini Tuan Wu yang berbisik, bertanya padanya."Aku asal bicara saja." Dong Xiu Bai tertawa terkikik pelan. Dia memutar bola mata seperti tengah menggoda mereka."Dasar gadis nakal." Xiao Long tertawa pelan dan mengusap-usap kepala gadis mungil itu.Tiba-tiba Dong Xiu Bai menguap. Sepertinya dia mengantuk, selain karena lelah dalam perjalanan, arak yang diminumnya mulai mempengaruhinya."Aku ngantuk," keluhnya.Disandarkannya kepalanya ke bahu tegap Xiao Long. Hanya beberapa saat, gadis itu benar-benar tertidur pulas."Haiya dia tertidur!" Tuan Wu