Beranda / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Sayembara 37 Pembunuhan

Share

Sayembara 37 Pembunuhan

Penulis: ACANKUN
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-30 22:43:34

Saat itu Heng Juesha sempat memikirkan keadaan Ling dan semua orang yang berada didalam aula pertandingan, berharap keadaan disana jauh lebih baik.

Meski disaat dirinya keluar dari tempat itu sedang tidak terjadi apa-apa, akan tetapi untuk saat ini, Heng Juesha tidak dapat memastikan, jika keadaan masih sama dengan beberapa menit yang lalu.

Sungguh Heng tidak pernah menyangka, jika akan mendapat situasi seperti saat ini, terlebih dengan pemandangan yang sangat tidak enak dilihat mata, dengan aroma amis darah memenuhi seluruh penjuru.

"Semua kuserahkan padamu En!" gumam Heng.

Heng tidak memiliki banyak waktu untuk berfikir, sehingga ia memutuskan untuk menghabisi kelompok aliran hitam sebanyak mungkin, sebelum memakan lebih banyak korban jiwa.

Melihat semua musuh yang berada didepannya, Heng melesat sangat cepat sembari mengepalkan tangan dengan jurus tinju besi.

Hanya dalam sekali tarikkan nafas, Heng telah membunuh dua orang sekaligus, akan tetapi Heng tidak berniat untuk berhe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Kitab Surgawi   Sayembara 38 Serangan Mematikan

    Dalam keadaan yang begitu marah, Heng langsung melesat kearah pria tersebut, sembari mengepalkan tangan berusaha memberikan sebuah pukulan maut.Sedangkan pria itu yang menyadari dalam keadaan berbahaya, hendak mengambil anak kecil yang berada tidak jauh darinya, dan berusaha secepat mungkin untuk menjadikan anak itu, sebagai sandera kembali.Namun belum sempat kakinya bergerak terlalu jauh, Heng yang sudah terlanjur mengalir tinjunya denga jurus tinju besi, langsung melepaskan sebuah pukulan tepat kearah muka."Kabur...!""Selamatkan diri kalian!"Dalam sekali tarikkan nafas Heng menghancurkan kepala pria itu dan membuat anggota kelompok aliran hitam yang lain merasa ketakutan. Sehingga mereka memutuskan untuk melarikan diri, sedangkan puluhan kelompok aliran hitam yang lain, berusaha mencari peruntungan dengan memasuki rumah warga.Menyadari kondisi yang belum stabil, Heng berniat mengejar mereka, akan tetapi ada satu hal yang harus dia urus, membawa anak kecil itu menjauh dan menc

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Legenda Kitab Surgawi   Sayembara 39 Tersudut

    Disisi lain, Ling masih berhadapan dengan Zhang, meski keadaan mulai memburuk, ditambah keributan yang terjadi, akibat ulah orang-orang yang ingin keluar. Tidak hanya itu, para tetua dari desa lain, serta semua peserta yang sempat gugur dalam pertandingan, telah dikumpulkan untuk segera pergi meninggalkan tempat itu.Namun perhatian mereka kini tertuju kepada kedua orang yang masih saja bertarung, meski kondisi tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan pertandingan tersebut. "Mereka masih saja bertarung meski kondisi sudah sangat buruk seperti ini!" ujar salah satu orang. "Zhang tampak sedang terluka, sedangkan Ling masih baik-baik saja, siapa yang akan menang?" sahut yang lain. "Sebaiknya kita mundur dan melihat keduanya bertarung, selagi menunggu para tetua membuka jalan untuk kita..." timpal yang lain. Kembali kedalam arena, Zhang terlihat sedang terluka cukup parah, bahkan ia sempat membersihkan bekas luka yang menggores wajahnya. Keadaan itu, membuat Zhang berdecak sembari

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Legenda Kitab Surgawi   Sayembara 40 Penyelamatan

    Disaat itu, Zhang sempat menelan ludah, karena tidak menyangka, jika bocah itu akan menghilang dari pandangan dan secara tiba-tiba berada disisinya.Bahkan Ling tidak memberikan dirinya kesempatan untuk berfikir, lalu secepat kilat ia melakukan sebuah pukulan tepat kearah muka.Namun disaat yang sama, Zhang berkelit lalu menangkap tinju itu, menggunakan tangannya dan dengan cepat ia membalas dengan sebuah pukulan."Percuma!" pekik Zhang.Ling yang baru saja menggunakan jurus bintang menembus bulan, sempat merasa tertekan, karena ia membatasi pergerakannya, supaya tidak terlihat oleh tetua dari desa lain.Namun keraguannya, tidak berlanjut begitu lama, ketika menyadari semua tetua dari desa lain, sedang sibuk membujuk Guan Ping supaya mau memberikan jalan kepada mereka.Tidak hanya itu, ketika keadaan semakin parah dan begitu kacau, hampir semua orang mengikuti para tetua untuk membujuk Guan Ping, berharap pria itu mau menuruti permintaan mereka."Kesempatan bagus, aku tidak akan menyi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Legenda Kitab Surgawi   Jalan Keluar

    Meski mereka tidak percaya dengan sikap Guan Ping yang berubah begitu cepat, akan tetapi mereka sangat merasa beruntung, karena tidak harus menggunakan kekerasan yang tidak berarti.Namun mereka menduga, jika semua itu bisa terjadi, karena En Jio yang memberikan perintah, seakan dia lah pemimpin yang sesungguhnya.Tetapi itu bukanlah sebuah masalah, melainkan sebuah keajaiban, karena tidak akan lama lagi, mereka akan segera keluar dari tempat itu, tanpa berusaha payah."Cepat ikut aku!" ujar Guan Ping.Suara Guan Ping, terdengar sedikit berat seolah tidak ingin melanjutkan kakinya, akan tetapi karena tidak memiliki banyak pilihan, dirinya terpaksa melakukan hal itu.Dengan kaki yang sedikit bergetar, Guan Ping berhasil nembuka gerbang, akan tetapi disaat yang sama, beberapa orang hendak mendobrak dari luar, berusaha masuk kedalam. Namun belum sempat gerbang terbuka dengan lebar, En Jio melesat melewati Guan Ping, lalu membunuh beberapa orang dari kelompok aliran hitam. "Cepat pergil

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Legenda Kitab Surgawi   Sebuah pilihan

    En Jio yang saat itu memutuskan untuk menyelamatkan orang-orang dari desa lain, sempat mendapat penolakan dari Guan Ping, karena sikap mereka yang begitu angkuh.Namun karena tidak memiliki banyak pilihan, Guan Ping hanya bisa mengangguk pelan, seolah menerima keputusan yang telah En Jio pilih.Disaat yang sama pula, semua orang yang berasal dari desa lain, merasa sangat terolong, atas sikap yang diberikan En Jio kepada mereka, sehingga membuat mereka bisa bernafas dengan lega."Tidak ku sangka En, akan bisa menerima keputusan kita," ujar salah satu dari mereka.Mendengar ucapan itu, beberapa diantaranya sempat mengiyakan, sedangkan sisanya, lebih memilih untuk berfokus pada jalan yang mereka tuju.Tidak begitu lama, mereka akhirnya tiba disalah satu rumah kecil, yang tempat nya sangat sepi, jauh dari pemukiman warga.Mereka pada akhirnya memasuki rumah itu, satu persatu, sehingga membuat keadaan didalamnya menjadi sangat sempit."Sempit sekali!" ujar salah satu diantara mereka."Tena

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • Legenda Kitab Surgawi   Tertekan

    Disisi lain, Yu Lian yang memisahkan diri dari pasukan darah besi tampak mulai kelelahan karena banyaknya musuh yang datang.Sementara rekannya, tampak tidak sadarkan diri, ketika berhadapan dengan musuh yang cukup kuat.Dengan sedikit tertatih Yu Lian hendak menyelamatkan satu rekannya itu, ketika berhasil membunuh beberapa musuh yang hendak menyerang."Bertahanlah!" ujar Yu Lian.Namun belum sempat ia bertindak lebih jauh, dari arah yang sama, puluhan orang dari kelompok aliran hitam kembali menyerangnya.Mendapati hal itu, Yu Lian sempat berdecak sembari mencari cara untuk meloloskan diri, akan tetapi semakin dekat musuh yang datang, Yu Lian semakin tidak bisa bergerak.Hal itu bisa terjadi, karena Yu Lian melihat beberapa orang yang merasa ia kenal telah kalah, dengan mendapat luka yang sangat parah."Tidak...!" pekik Yu Lian."Menyerahlah!" ujar beberapa orang yang mulai mengepungnya.Mendapati hal itu, Yu Lian hanya bisa mengutuk diri sendiri, karena tidak bisa menyelamatkan adi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • Legenda Kitab Surgawi   Bocah Iblis

    Kala itu, Yu Lian hanya bisa memejamkan mata, seakan menerima nasib dengan tidak melakukan apapun.Namun belum sempat ia menutup rapat kedua matanya, tiba-tiba tubuhnya menjadi hangat dengan diikuti beberapa orang yang terbaring tidak berdaya.Rasa hangat yang menyelimuti Yu Lian bahkan tidak pernah ia duga sebelumnya, karena sesaat setelah ia menyadari, jika hal itu merupakan darah orang-orang yang kini membasahi tubuhnya."Apa yang terjadi?" batin Yu Lian bertanya.Yu Lian yang sempat merasakan putus asa, bahkan hampir menyelimuti dirinya secara utuh, perlahan mulai muncul sebuah harapan, jika ia mampu memberikan sebuah serangan balasan. Namun yang menjadi pertanyaan bagi dirinya, siapakah yang telah menyelamatkan ia dari maut,sehingga membuat Yu Lian menelisik kesegala arah. Tetapi diluar dugaannya, sesuatu yang sangat mengejutkan terjadi, tidak ia sangka, dari arah belakang ia melihat sesosok anak kecil tengah berlari, sembari menebaskan pedangnya. "Ling!" ucap Yu Lian. "Celak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Legenda Kitab Surgawi   Kekalahan Bai Han

    Disaat itu Bai Han sempat menggigit bibirnya sendiri, karena merasa kekuatan Ling terlalu kuat untuk dihadapi.Namun hal itu tidaklah membuat dirinya berniat mundur satu langkah pun, melainkan langsung melesat kearah Ling sembari menghunuskan pedangnya.Hanya dengan sekali tarikan nafas, dirinya berhasil mendarat didepan Ling yang langsung memberikan beberapa tebasan sekaligus."Kenapa kau tidak berubah, menggunakan wujub iblismu?" tanya Bai Han sembari terus menebaskan pedang.Mendengar hal itu, sempat membuat Ling menaikkan alisnya, seolah ingin memastikan, siapakah yang telah membongkar rahasianya.Karena merasa terganggu dengan pertanyaan Bai Han, Ling yang terus menepis serangan dari Bai Han itu, langsung mengambil jarak ketika mendapat celah.Namun sayangnya Bai Han seolah tidak ingin kehilangan kesempatan, sehinga disaat itu dirinya menyusul keberadaan Ling. Akan tetapi sesaat setelah dirinya melesat, Ling menebaskan pedangnya, sehingga membuat pedang angin melesat kearah Bai

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20

Bab terbaru

  • Legenda Kitab Surgawi   Bab 344: Cahaya di Tengah Kegelapan

    Ling terdiam dalam keheningan, tatapannya masih terpaku pada tempat di mana sosok berjubah putih itu menghilang. Lengkukup dan En Jio berdiri di sisinya, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Namun, pertanyaan yang menggantung di udara tidak segera menemukan jawaban."Siapa dia?" En Jio akhirnya memecah kesunyian, suaranya bergetar lemah. "Penjaga Kuil Tianlong? Aku tidak pernah mendengar tentang sosok seperti itu..."Lengkukup, yang biasanya tenang dan penuh perhitungan, hanya menggelengkan kepala. "Dia muncul tepat saat kita membutuhkannya. Entah siapa atau apa tujuannya, kita sebaiknya bersyukur."Ling menghela napas panjang, tubuhnya masih lelah setelah serangan besar yang hampir menghabisi kekuatannya. "Kita harus segera pergi dari sini. Tempat ini penuh dengan kegelapan, dan aku merasakan sesuatu yang tidak beres."Mereka bertiga mengangkat diri, meskipun tubuh mereka masih t

  • Legenda Kitab Surgawi   Bab 343: Perlawanan Terakhir di Kaki Gunung Tianfeng

    Sima Yan berdiri tegak di hadapan Ling, Lengkukup, dan En Jio. Aura kegelapan yang memancar dari tubuhnya membuat udara di sekitar mereka terasa berat. Pedangnya yang besar dan hitam berkilauan dengan cahaya merah yang jahat, menandakan kekuatan yang luar biasa.Ling mengepalkan tangannya lebih kuat di sekitar gagang pedangnya. Napasnya terasa berat, dan dadanya bergemuruh dengan adrenalin. Dia tahu ini bukan hanya pertarungan melawan seorang musuh yang kuat, tapi juga perjuangan untuk tetap hidup."Kita tidak bisa membiarkan dia menang!" desis Ling dengan penuh semangat, meski dia tahu dalam hatinya bahwa mereka mungkin tidak akan bertahan dari pertarungan ini.Lengkukup berdiri di sampingnya, menatap dingin ke arah Sima Yan. "Kita bertarung sampai napas terakhir. Tidak ada pilihan lain."En Jio, yang masih terluka, mengangguk dengan susah payah. Meskipun kondisinya jauh dari ideal, dia tahu tidak ada waktu untuk mundur.

  • Legenda Kitab Surgawi   Bab 342: Bayangan di Balik Gunung Tianfeng

    Ketika mereka keluar dari gua, lembah yang dulunya gelap sekarang diterangi cahaya redup matahari yang mulai tenggelam. Udara terasa lebih berat, seolah sesuatu yang jahat menyelimuti mereka dari kejauhan. Langit di atas Gunung Tianfeng mulai berubah menjadi merah darah, pertanda bahwa bahaya semakin dekat.

  • Legenda Kitab Surgawi   Bab 341: Pertempuran di Lembah Kematian

    Suasana di dalam ruangan besar itu mendadak tegang. Pria berjubah hitam yang berdiri di hadapan mereka tampak mengintimidasi, dengan senyum penuh kebencian yang menyiratkan keyakinan mutlak pada kekuatannya. Cahaya dari kristal elemen hijau memantul di zirah hitamnya, mempertegas aura kegelapan yang menyelimuti tubuhnya."Aku adalah pengawal elemen ini," ucap pria itu dengan suara rendah yang bergetar. "Namaku Hei Long, dan kalian tak akan bisa melewati gerbang kehidupan ini."Ling menatap pria itu dengan tajam, mempersiapkan diri. "Kalau begitu, kita tak punya pilihan lain selain melawanmu."Lengkukup dan En Jio mengambil posisi di sebelah Ling. Meskipun mereka tahu bahwa Hei Long adalah lawan yang kuat, mereka tidak punya waktu untuk ragu. Kristal elemen hijau itu adalah kunci untuk melengkapi kekuatan Kitab Dewa Naga, dan mereka harus mendapatkannya, apa pun risikonya."Serahkan saja elemen itu

  • Legenda Kitab Surgawi   Bab 340: Perjalanan Menuju Lembah Kematian

    Malam mulai menyelimuti perbukitan, namun Ling, Lengkukup, dan En Jio terus melangkah. Suasana semakin mencekam saat kabut tipis mulai muncul, menyelimuti jalanan setapak yang semakin sempit. Hutan lebat di kiri dan kanan mereka seolah menjadi dinding kegelapan yang tak tertembus. Hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar di tengah keheningan itu."Kita semakin dekat," kata Lengkukup, matanya terus mengawasi setiap gerakan di sekitar. "Aku bisa merasakan kehadiran sesuatu yang tidak biasa di sini."Ling mengangguk setuju. Dari kitab Dewa Naga yang berada dalam genggamannya, ia bisa merasakan energi yang semakin kuat. "Lembah itu tak jauh lagi. Energi dari elemen berikutnya sangat jelas terpancar dari sana."En Jio, yang biasanya penuh semangat, kali ini tampak lebih tenang. "Apa kalian sudah siap? Kalau pasukan hitam benar-benar menunggu di sana, ini akan menjadi pertempuran yang sulit."

  • Legenda Kitab Surgawi   Bab 339: Kabar di Balik Perbukitan

    Setelah berhasil mengalahkan Pengawal Bayangan dan mengamankan elemen es, Ling, Lengkukup, dan En Jio melanjutkan perjalanan mereka menuju perbukitan yang lebih rendah, meninggalkan puncak es yang mencekam di belakang. Udara di sini lebih hangat, tapi suasana tegang masih melingkupi mereka. Masing-masing terdiam, merenungkan pertempuran yang baru saja mereka lalui.“Kita sekarang memiliki dua elemen,” kata Lengkukup, memecah keheningan. “Tapi musuh kita pasti semakin sadar dengan keberadaan kita.”Ling mengangguk. “Kita harus bergerak cepat. Mereka tidak akan tinggal diam dan membiarkan kita mengambil semua elemen begitu saja.”En Jio, yang biasanya ceria, kali ini terlihat lebih serius. “Kalau mereka sudah mengirim Pengawal Bayangan, berarti kekuatan besar sedang memantau kita. Kita harus siap menghadapi mereka, kapan pun mereka menyerang.”

  • Legenda Kitab Surgawi   Bab 338: Bayangan di Balik Puncak Es

    Setelah berhasil mendapatkan elemen es dari Puncak Es, Ling, Lengkukup, dan En Jio tidak bisa beristirahat lama. Meski mereka baru saja mengalahkan serigala es yang menjaga elemen tersebut, perasaan cemas tidak pernah benar-benar pergi. Keheningan yang melingkupi pegunungan bersalju seolah menyembunyikan ancaman yang belum terungkap.“Ling,” kata Lengkukup tiba-tiba, matanya tajam menatap ke kejauhan. “Kita sedang diawasi.”Ling yang sedang mengatur napas setelah pertempuran, langsung siaga. Dia mengeluarkan pedangnya dengan gerakan cepat, memfokuskan seluruh indranya untuk mendeteksi ancaman yang disampaikan Lengkukup. Seiring angin dingin yang menusuk, bayangan mulai terlihat di balik kabut tebal.En Jio, yang sebelumnya sedang bercanda untuk menghilangkan ketegangan, kini mengalihkan pandangannya dengan wajah serius. “Sepertinya, penjaga elemen es bukan satu-satunya yang harus kita hadapi.”Dari kabut yang semakin pekat, muncul sosok-sosok berpakaian hitam. Mereka bergerak dengan k

  • Legenda Kitab Surgawi   Bab 337: Perjalanan ke Puncak Es

    Setelah berhasil mendapatkan elemen api dari Gunung Berapi Hitam, Ling, Lengkukup, dan En Jio tidak memiliki banyak waktu untuk merayakan keberhasilan mereka. Tantangan berikutnya, elemen es, menanti mereka di ujung dunia yang berlawanan, di Puncak Es yang dilapisi salju abadi.“Kita tidak bisa berlama-lama di sini,” ujar Ling, napasnya masih terengah-engah setelah pertarungan yang menegangkan. “Puncak Es jauh, dan kita tidak tahu apa yang menanti kita di sana.”Lengkukup menyetujui, mengangkat elemen api dengan hati-hati. Cahaya merah yang menyala dari elemen itu berdenyut lembut, memberikan rasa hangat yang kontras dengan suhu yang akan mereka hadapi di perjalanan berikutnya.“Kau benar, Ling,” katanya. “Kita harus segera bergerak. Semakin lama kita menunda, semakin besar kemungkinan musuh kita mengetahui keberadaan elemen ini.”En Jio, yang telah berhasil mengalihkan perhatian naga api, berjalan mendekat. Dia tersenyum puas, meskipun wajahnya dipenuhi keringat. “Aku tidak sabar unt

  • Legenda Kitab Surgawi   Bab 336: Menuju Gunung Berapi Hitam

    Dengan hati yang penuh semangat dan ketegangan yang meningkat, Ling, Lengkukup, dan En Jio meninggalkan pasar malam. Mereka tahu bahwa perjalanan ini akan menjadi salah satu yang paling menantang yang pernah mereka hadapi. Mereka harus mendapatkan dua elemen yang berlawanan, dan langkah pertama adalah menuju Gunung Berapi Hitam.Di jalan, Ling merenungkan kata-kata lelaki tua itu. Kekuatan tidak hanya datang dari kemampuan fisik, tetapi juga dari keputusan yang mereka buat. Perjalanan ini bukan hanya tentang mencari kunci, tetapi juga tentang menemukan diri mereka sendiri dan menguji batasan mereka.Sesampainya di tepi hutan, mereka berhenti sejenak. Ling bisa merasakan perubahan udara, dari segar menjadi panas dan berbau sulfur. “Kita sudah dekat dengan gunung,” ujarnya.“Kau yakin kita siap menghadapi makhluk yang menjaga elemen api?” Lengkukup bertanya, merasakan ketegangan di udara.“Kita harus percaya satu sama lain,” jawab Ling. “Kita sudah melalui banyak hal bersama. Ini hanya

DMCA.com Protection Status