Bab 19. Kain Putih peninggalan keluargaPerampok merah berhasil dikalahkan, Kong Yi tewas di tangan buronan peringkat dua di kerajaan bulan sabit. Ling mendapatkan harta karun, setelah itu menuju lokasi pertempuran keluarga Qin dan keluarga Wen. Sedangkan semua murid sekte yang masih hidup sudah berada tiba, saat itu juga Tetua He dan Tetua Qin Yang menarik pedang untuk menghabisi pasukan keluarga Wen. Tetua He melihat satu orang di hadapannya "cepat katakan yang sebenarnya, atau aku penggal kepalamu!" "Tolong jangan bunuh aku, aku hanya anak buah keluarga Wen… keluarga Wen bekerjasama dengan perampok merah, mereka juga yang mendirikan kelompok itu!"Semua orang tersentak kaget "Apa…!" Ayah Qin Chen mengikat satu orang "Aku tidak menyangka kalau Keluarga Wen memiliki rencana jahat… harus di musnahkan!" "Tuan, anda berjanji melepaskanku!""Sekarang tidak, aku butuh bukti… setelah itu aku bebaskan kamu!" Qin Chen menoleh kesana-kemari "Dimana Ling?" "Hoi… tunggu aku!" ucap Ling be
Bab 20. Surat Dari Immortal Ling FanAngin di sore hari terasa dingin menusuk tulang, hujan deras membasahi halaman sekte, sosok cantik Leona duduk sendirian menunggu kedatangan pria idaman. Tidak lama melamun suara langkah kaki terdengar, Leona berdiri melihat Ling basah kuyup, ia memberikan selimuti dan memintanya untuk segera mengganti pakaian."Dingin sekali, aku hujan-hujanan… tidak memiliki payung!""Ayo masuk, aku buatkan teh hangat untukmu!" "Iya!" Ling berjalan memasuki kamar, setelah itu mengganti pakaian dengan jubah baru, sosok tampan duduk di kursi melihat Leona menuangkan secangkir teh hangat."Kenapa Leona ini baik sekali padaku, padahal sebelumnya aku tidak tahu dia dari mana?" gumam Ling memandang wajah cantik"Kenapa kamu melihatku begitu?""Ah tidak ada!""Em… bagaimana? Apakah kamu sudah ke makam ibu?" tanya Leona duduk di samping Ling"Sudah, aku mendapatkan ini!" ucap Ling memperlihatkan sebuah kain putih"Coba aku lihat!" "Ini!" Leona menerawang kain putih k
Bab 21. Berkumpul kembaliSemua murid sekte sudah kembali. Di halaman sekte tiga lantai terlihat semua murid melakukan latihan fisik, Ling dilatih langsung oleh tetua pertama. Qin Yang menjelaskan beberapa hal penting saat menggunakan pedang, kuda-kuda yang kokoh, kecepatan, dan kelincahan memainkan gerakan pedang, semua harus disempurnakan agar bisa disebut pendekar pedang. Ling mendengar arahan gurunya dengan baik. "Sekarang aku ingin melihat jurus yang sudah aku berikan beberapa hari!""Baik tetua!" ucap Ling merendah kuda-kuda"Tarian Pedang Kekacauan!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR;"Batu-batu dan tanah di sekitar terbelah, sosok tua menganggukan kepalanya melihat perkembangan satu muridnya."Kemu istirahatlah, aku akan menjelaskan kepada yang lainnya!""Terimakasih!" Ling duduk di beristirahat, sedangkan Tetua Qin Yang menghampiri cucunya Qin Chen. "Kakek!" ucap Qin Chen memberikan hormat"Em.. apakah kamu sudah menguasai teknik leluhur yang aku b
Bab 22. Menyerang kota bambuSemua orang berkumpul di kota 1000 tangga, di sana juga terlihat sekte danau lotus dan sekte tiga lantai, mereka akan menyerang kota bambu secara tiba-tiba. Pasukan akan dibagi menjadi tiga kelompok, saat berhasil menembus gerbang kota, keluarga Qin mengambil jalur tengah, sekte danau lotus jalur kiri, sekte tiga lantai jalur kanan. Semua orang sudah melakukan perjalanan, disisi lain Ling, Leona dan Qin Chen sudah mengintai kota bambu, mereka diperintahkan berangkat lebih dulu untuk memastikan keadaan tetap aman. "Ling, tunggu disini? Aku akan kembali untuk memberitahu yang lain!" ucap Qin Chen berbalik pergi"Baik!" Perlahan Qin Chen menghilang dari pandangan. Leona mengetahui perasaan dendam membara pada pria di sampingnya, Ling dipenuhi niat membunuh dan tidak sabar untuk menghabisi semua keluarga Wen."Aku akan membalasnya…!" ucap Ling melihat pedangnyaLeona melihat ke samping "tenangkan dirimu, itu hanya membuatmu semakin terpuruk!" "Iya!" Sepas
Bab 23. Pembantaian di kota bambuSemua penduduk kota bambu berteriak histeris melihat mayat-mayat bergelimpangan, pertempuran besar terjadi di malam hari, kota bambu dibakar habis-habisan untuk penerangan semua orang yang bertempur. Di banyaknya orang yang bertarung terlihat dua pemuda bertarung dan kekuatan besar. Tuan muda Wen menggunakan pil tingkat tinggi untuk meningkatkan kekuatan, sedangkan Ling menggunakan kekuatan Leluhur."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ling terlempar menghantam bangunan, Topeng terlepas membuat semua orang mengenali siapa sosok yang ingin membunuh tuan muda Wen. "Itu penjahat peringkat dua… ternyata tetua kita meminta bantuan sama penjahat kuat di kerajaan ini!" ucap salah satu murid sekte danau lotusLing berbangun "sekarang tidak ada yang perlu ditutupi, orang yang ingin membunuh tuan muda Qin adalah Tuan muda Wen… sekarang nyawamu harus berakhir di tanganku!" ucapnya di penuhi kemarahan"Apa …!" Qin Chen melepaskan topengnya "ayo kita balas dendam!"Li
Bab 24. Amarah Pemimpin Sekte GloryTuan muda Wen tiba di sekte glory, ia langsung berlari membawa satu kepala tertutup kain hitam, semua murid sekte Glory tentunya mengetahui siapa yang datang, mereka melihat cucu Wen Jong dipenuhi bekas luka, jubah yang digunakan sobek akibat tebasan pedang. Salah satu murid langsung melaporkan siapa yang baru saja datang, saat itu juga sosok tua berjalan tergesa-gesa keluar dari aula utama."Cucuku…!""Kakek!" ucap Tuan muda Wen berlutut"Apa itu?" "Ini, kepala ayah… dia tiada… selama beberapa hari aku berlari untuk memberitahu kakek!" Tubuh sosok tua bergetar melihat kepala putranya, angin berhembus kencang memperlihatkan sosok tua di selimuti kemarahan besar."Cepat katakan… siapa yang melakukan ini? Aku bersumpah akan membalasnya ribuan kali!"Tuan muda Wen memperlihatkan sebuah lukisan wajah Ling "dia… membawa orang-orang keluarga Qin, sekte danau lotus, dan sekte tiga lantai menyerang kota bambu… sekarang kota itu menjadi kota mati!" "Buron
Bab 25. Ujian kelas awalLing menemukan kitab surgawi milik Leluhur pertama sekte Tiga Lantai, sekarang dirinya terlempar masuk ke dalam kitab surgawi. Disisi lain semua orang dibuat bingung dengan apa yang terjadi, mereka tidak menemukan sedikitpun luka di tubuh Ling. Di dalam kitab Ling melihat ribuan formasi. "Tempat apa ini, kenapa aku bisa disini?" "Hoi… apa ada orang?" teriak Ling menoleh kesana-kemariSemua formasi menembakan energi spiritual, Ling berlari kesana kemari menghindari serangan. "Kurang ajar… matilah aku kalau begini!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ling terlempar mundur, ia tidak merasakan rasa sakit sedikitpun."Haha… ternyata hanya mainan anak-anak!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ling terbaring setelah mendapatkan serangan dari formasi, ia melihat semua formasi menembakan energi spiritual."Habislah aku…!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Pria berjubah putih terguling di dasar kabut, Ling terlihat putus asa dan berserah diri mes
Bab 26. Reruntuhan kota gelapSemua tetua memeriksa semua jawaban murid di gulungan soal, tetua Vendor terdiam melihat lukisan di kertas atas dengan nama Ling, ia memberitahu pemimpin sekte tentang lukisan yang dibuat Ling. Tetua Qin Yang meraba lukisan dengan wajah kerinduan, simbol formasi leluhur keluarga sekte tiga lantai tidak ada orang yang bisa membuatnya, itu dikarenakan tingkat kerumitan sangat tinggi. Meskipun Ling buta huruf, tapi ia pandai melukis sesuatu yang pernah dilihatnya, sosok tua melihat nama Ling di bagian atas gulungan."Tetua, apakah kamu tahu?" tanya tetua Vendor"Dia lolos!""Aku tidak mengerti?""Lukisan simbol formasi ini, mirip sekali dengan lukisan almarhum Immortal Qin Mu… pendiri sekte tiga lantai!" ucap Tetua Qin Yang mengembalikan gulungan"Tetua, tapi bagaimana bisa Ling mengetahui ini?""Aku juga tidak tahu, setiap orang memiliki rahasia masing-masing!" "Iya, aku akan memasukkannya kedalam daftar murid lolos!" Tetua Vendor berjalan keluar untuk m
Bab 199. Nasehat Immortal LingDi dalam kamar penginapan terdengar suara tangis, pertemuan Yihua dan kedua orangtuanya membuat perasaan kecewa kembali terungkit. Sampai sekarang masih belum bisa memaafkan kesalah yang dilakukan Ratu Monalia dan Raja Loyan, mereka mengusirnya secara istana secara hina di hadapan semua orang. Jendela terbuka memperlihatkan sosok Immortal Ling, gadis cantik segera menyapu air mata."Ling, bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu?!""Maaf aku, kalau aku mengetuk pintu? Kami pasti pura-pura tidur!""Katakan, apa tujuanmu datang ke kamarku!" "Besok pagi aku akan berangkat, apakah kamu tidak ingin berpamitan denganku?""Pergi saja, aku tidak peduli!" "Apa… ternyata semua wanita itu sama saja!" Yihua menarik pedang "apa katamu!""Tunggu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan!""Katakan!" Immortal Ling melihat keluar jendela "Yihua, apakah kamu yakin tidak ingin memaafkan kedua orang tuamu?""Untuk apa, mereka sudah melakukan kesalahan dengan mengusir an
Bab 198. Duel singkatDi pelabuhan, semua orang berkumpul ingin melihat duel yang sebentar lagi akan terjadi di tengah lautan. Meskipun kekuatan Immortal Ling berada di tahap kesempurnaan Immortal, namun semua jenis formasi yang dimiliki adalah formasi kelas dunia, pria berjubah hitam berdiri melihat Yin petarung Tanah Suci dari benua langit biru."Nona… sebaiknya kamu menyerah saja!""Sombong sekali!" Yin menghilang lalu muncul di belakang Immortal Ling, sebilah pedang berayun ingin menebas kepala, pria berjubah hitam menundukkan badan lalu menangkap tangan sosok cantik."Terbanting!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Immortal Ling mundur lebih jauh untuk menjaga jarak, ia melihat sosok cantik memuntahkan seteguk darah segar. "Ayah memang sangat pandai mengatasinya, padahal cuma berada di tingkat Immortal?" gumam Fang Xia sedikit kebingungan"Pria sialan… terimalah pedangku ini!" "Membelah Bulan!" Pedang melintas di wajah, lagi-lagi Immortal Ling mendorong mundur sosok cantik beberapa
Bab 197. Bentrokan di pelabuhan benua YueyinKapal besar sudah tiba di pelabuhan benua Yueyin, Zhuge Liang memberitahu untuk berangkat setelah tiga hari, ia ingin menyiapkan bekal makanan sebelum melakukan perjalanan panjang. Di penginapan semua keluarga Ling berkumpul, makanan hangat tersusun rapi di atas meja. Immortal Ling Yan Yu memberikan satu kantong emas "ini simpanlah untukmu dan istrimu nanti!""Terimakasih!""Hei nak… setelah kamu pergi, aku harap kamu tidak melupakan kami semua!" "Pastinya, aku akan mengingat semuanya!""Hei Kakek, apakah kamu tidak ingin memberiku hadiah?" tanya Ling Xia ke arah Ling FanLing Fan melemparkan kitab kultivasi "haha… Terimalah ini!"Fang Xia melihat kitab surgawi yang diberikan Immortal Ling Fan, ia begitu ingin memiliki kitab tersebut."Tidak adil!" sindir Fang Xia mengagetkan semua orangLing Fan melemparkan tanaman obat "Fang Xia, tangkaplah ini!" "Bunga apa ini?""Itu adalah bunga jurang terlarang, aku tidak tahu pasti untuk apa keguna
Bab 196. Meninggalkan Dataran MerahDi pesisir pantai terlihat semua penduduk dan pejuang dataran merah berkumpul, mereka ingin mengantar kepergian pasukan benua Yueyin dan pasukan Immortal Ling. Pasukan benua Yueyin dipimpin oleh Immortal Ling Fan, sedangkan pasukan gunung suci dipimpin oleh Immortal Ling.Dataran merah sangat berterimakasih kepada benua Yueyin karena sudah berjuang bersama menghadapi pasukan iblis, satu-persatu orang berpelukan sebelum berpisah. Ling turun dari kapal, setelah itu berdiri di depan semua orang. "Raja Liu Hong dan kalian semua… terimalah penghormatanku!" ucap Immortal Ling berlutut dengan sebilah pedang mutiara"Berlutut…!" teriak semua murid sekte gunung suciImmortal Ling Ya Yu menancapkan pedang "dataran merah… terimalah penghormatan kami benua Yueyin!" "Berlutut!" perintah Immortal Ling FanRaja Liu Hong tersenyum hangat "bangunlah kalian semua!" "Terimakasih!" Raja Liu Hong melepaskan mahkotanya, setelah itu berlutut di hadapan semua orang yan
Bab 195. Taman KultivasiPerselisihan sudah selesai, semua orang tidak bisa melarang kepergian Immortal Ling dan sekte gunung suci, sebelum pergi meninggalkan dataran merah? Immortal Ling ingin memberikan kejutan kepada semua orang. Beberapa pekerja membangun sebuah taman di samping kediaman keluarga kerajaan, taman akan digunakan untuk semua orang berkultivasi, Ling juga memberikan formasi khusus agar penyerapan Energi dua kali lebih cepat."Ayah… tolong aku!" teriak Ling Xia berlari"Jangan lari… aku akan menghajarmu!" teriak Fang Xia membawa sapu lidiImmortal Ling menoleh ke samping "hei kalian, istirahatlah… jangan bermain terus!""Iya!"Ling Xia berlari menghampiri Leona, sedangkan Fang Xia berdiri di samping ayahnya."Ayah… apa yang ingin kamu buat?""Fang Xia, apakah kamu masih ingat dengan diagram Kakek Fang Li?" "I-itu, apakah ayah yakin?""Aku yakin, meskipun mereka semua sungguh gila dan tidak tahu diri… tapi aku sudah menganggap mereka semua seperti keluarga!" ucap Immor
Bab 194. Sebelum perpisahanKekacauan terjadi di ibukota, konflik saudara membuat semua orang saling bertarung satu sama lain, Raja Liu Hong tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Niat Qin Chen hanya untuk menahan Ling dan yang lainnya agar tidak pergi dari dataran merah, namun masalah semakin besar membuat emosi begitu membara. Fang Xia melayang di kehampaan, setelah itu melihat ke arah semua orang."Hentikan pertarungan ini!" teriaknya menggunakan pesan mentalLangit bergetar ketika seorang Ranah Suci menggunakan pesan mental, semua orang berhenti bertarung lalu melihat ke arah sosok cantik. "Semuanya hentikan pertarungan tidak berarti ini, aku tidak ingin ada yang terluka… kita sudah sama-sama berjuang untuk menjaga perdamaian, tapi sekarang malam ingin saling membunuh!""Turunkan senjata kalian… atau aku akan menghajar kalian semua!" ancam Fang Xia memperlihatkan tingkat kultivasiSemua orang menyarungkan kembali pedangnya, saat itu juga terdengar suara ledakan dan denting
Bab 193. KerusuhanImmortal Ling marah besar mendengar cerita putranya Ling Xia, ia tidak habis pikir kalau semua orang berencana untuk menculiknya dan di masukan kedalam lubang sumur. Immortal Ling memerintahkan semua murid gunung suci untuk bersiap meninggalkan dataran merah, Raja Liu Hong berjalan menghampiri pria berjubah hitam."Ling, apakah kamu ingin pergi sekarang… semua masalah belum selesai, sebaiknya kita bicarakan ini bersama yang lainnya… aku juga tidak tahu kalau semua rencana ini disusun oleh mereka!" "Baiklah… aku ingin melihat kenapa mereka melakukan ini!" Immortal Ling dan semua keluarganya berjalan memasuki aula utama, semua orang juga diminta untuk berkumpul segera. Qin Chen berjalan dengan wajah panik karena tidak menemukan keberadaan putranya, ia duduk di samping Immortal Han. Ling Xia berdiri menunjuk ke arah semua orang."Kalian semua jahat… aku hampir mati terendam di dalam sumur, saat itu terjadi hujan deras!" teriak bocah kecil"Nak, katakan siapa yang yan
Bab 192. Kasus PenculikanPerlahan matahari pagi menyinari dunia, di pagi itu juga Putri Liu Yin berteriak meminta tolong, suara teriakan terdengar begitu keras membuat semua orang terbangun dari tidurnya. Qin Chen berjalan menuju kediaman, ia melihat istrinya berlutut sambil menangis didepan pintu. "Sayang ada apa?""Liu Qin menghilang!""Apa….!" "Prajurit, cepat cari Liu Qin!" perintah Qin Chen begitu panikSemua orang berbalik pergi meninggalkan tempat tersebut, kabar menghilangnya Liu Qin dan Ling Xia menyebar ke telinga penduduk ibukota. Di halaman kediaman, Ling memerintahkan semua murid sekte gunung suci untuk melakukan pencarian keluar dari ibukota."Aku beri waktu tiga hari, kalau kalian tidak menemukannya… kembalilah!""Baik Tetua!" ucap semua murid sekte gunung suciLing melihat Qin Chen begitu panik "Qin Chen, ada apa?""Liu Qin menghilang!""Apa, aku juga kehilangan Ling Xia!" Qin Chen memalingkan wajah mencurigai Immortal Ling yang sudah menculik putranya, Ling menger
Bab 191. Aliansi Naga Surgawi ( Qin Chen )Sekte naga biru dan sekte kincir air resmi menjadi sekte Gunung Suci, dua sekte tersebut saling memalingkan wajah dengan sekte lainnya, hanya saja mereka tertahan oleh Ling dan Qin Chen yang begitu akrab. Qin Chen berniat untuk membantu membangun aliansi yang bernama; Aliansi Naga Surgawi, di aula pertemuan semua orang berkumpul. Qin Chen memberikan hormat kepada semua orang "semuanya, maaf kalau sudah membuang waktuku… aku mengumpulkan kalian semua ingin memberitahu, kalau aku mendirikan aliansi yang bernama Naga Surgawi!" "Nama yang bagus!" ucap Tetua He"Eh, tunggu dulu.. kalau begitu aku juga ingin mendirikan aliansi!" ucap Mo Heng tersenyum dingin ke arah Qin Chen"Baiklah… siapa saja yang ingin mendirikan aliansi?" tanya Raja LiuBeberapa orang memberitahu kalau ingin mendirikan aliansi dengan misi menjaga dataran merah dari serangan luar. Raja Liu Hong mencatat dua nama aliansi, setelah itu meminta pimpinan pasukan untuk mendaftarkan