Bab 13. Cerita Dari Pandai BesiAcara latih tanding sudah selesai, semua murid melakukan aktivitas masing-masing. Di bawah pohon tiga sosok duduk bernaung dari panasnya terik matahari, Ling melihat pisau kecil yang diberikan Leona saat pertama bertemu. Sedangkan Qin Chen bersandar tidur di batang pohon. Panasnya terik matahari membuat kepala sedikit pusing, namun tidak untuk Leona yang memiliki energi bersuhu dingin. "Leona, sepertinya aku harus memiliki senjata baru, lihatlah? ini mengalami lecet!""Em… itu pikirkan nanti, pusaka akan hadir apabila kamu sudah cukup untuk menggunakannya!""Maksudnya?" "Setiap orang pasti memiliki warisan pusaka, jadi tak perlu khawatir kalau tidak memiliki pusaka!" sahut Qin Chen"Iya!" "Hoi…. Berkumpul!" teriak semua orangLing, Leona, dan Qin Chen berjalan menuju lapangan, setelah berada di sana ia mendengarkan Tetua He berencana menyerang markas perampok beberapa hari lagi. Semua murid terlihat bersemangat, mereka dipersilahkan istirahat sebelum
Bab 14. Tiga Petarung Topeng Perak Di sore hari, matahari kuning hampir tenggelam menggelapkan dunia. Ling duduk santai di teras rumah, ia baru saja selesai berkultivasi, sebelum itu Ling mengantarkan sepasang belati tua untuk diperbaiki. Disisi lain, Qin Chen membantu ayahnya menyiapkan barang-barang sebelum menyerang kelompok perampok merah.Ling melihat telapak tangannya "kenapa aku terus gagal mengaktifkan kekuatan warisan, bagaimana aku bisa menjadi kuat kalau begini!" Ling menatap matahari, perlahan matahari tenggelam menggelapkan dunia, Ling berjalan menyalakan api obor, setelah itu berjalan keluar rumah mencari keberadaan Qin Chen."Dimana dia ya? Qin Chen bilang menemani ayahnya?" gumam Ling menggunakan topengTidak lama berjalan, Ling mendengar suara minta tolong dari arah lain, ia berlari untuk memeriksa keadaan sekitar. Ling melihat salah satu kamar penginapan, seorang pria merangkak mundur ketakutan dan di depan seorang wanita dengan aura membunuh."Aaaaaaaaaaa….!" suar
Bab 15. Bertemu Penjahat Kelas MenengahLing dan Qin Chen melihat satu rombongan dikelilingi oleh 10 penjahat kelas menengah, dua sosok menelan ludah melihat banyaknya penjahat yang ingin merampas harta milik pedagang. Rasa takut memenuhi pikiran dua sosok yang bersembunyi di atas pohon, Qin Chen menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan perlahan, ia melihat ke arah Ling berharap mendapatkan keputusan."Ling, apa yang kamu lakukan kalau mereka keluargamu?" tanya Qin Chen"Bunuh semuanya!" ucap Ling melompat dari pohonQin Chen menepuk jidat "astaga, aku hanya bertanya? Habislah kita!" ucapnya memperlihatkan diri10 penjahat melihat dua pria menggunakan topeng perak, Ling dan Qin Chen mencoba terlihat tenang meskipun mereka ingin melarikan diri. "Hoi kalian… ingin ikut campur hah!""Tutup mulutmu, kami Petarung Topeng perak sang pembasmi kejahatan!" ucap Qin Chen "Cuih… panggilan yang tidak masuk akal, sekarang perlihatkan kekuatan kalian berdua!""Serahkan semuanya kepadaku!" ucap
Bab 16. Danau merah kematian Dua pemuda sudah berada di kota 1000 tangga, Qin Chen memberitahu ayahnya kalau sekte tiga lantai dan sekte danau lotus sudah berangkat menuju markas perampok, saat itu juga ayah Qin meminta semua pasukan untuk segera berangkat menyusul sekte tiga lantai. Di alun-alun kota 1000 lantai 2000 pasukan berkumpul, Qin Chen diminta memimpin jalan menuju markas perampok merah."Ling, ayo!""Oke!" sahut Ling menaiki kuda hitamSemua orang mulai melakukan perjalanan, suara langkah kaki kuda menggema di kota 1000 tangga, semua pasukan mengambil jalur hutan untuk menuruni gunung. Sebelum pergi itu Ling sudah mengambil dua buah belati yang diperbaiki di pandai besi, belati diselimuti energi kabut asap berwarna hitam, ketajaman dua buah pisau sudah tidak diragukan lagi karena pernah digunakan oleh immortal Ling Fan. —-------Semua sekte sudah mengintai danau yang menjadi persembunyian semua kelompok perampok merah, Tetua Qin Yang meminta semua murid sekte untuk mengep
Bab 17. Sekutu Perampok MerahDi tengah hutan, rombongan keluarga Qin berkuda menuju markas perampok. Tidak lama setelah itu, Semua orang berhenti melihat banyak pasukan dari keluarga Wen menghadang jalan, pemimpin keluarga Qin menarik pedang melihat kehadiran orang-orang dari keluarga Wen. "Untuk apa kalian menghalangi jalan?" tanya Ayah Qin Chen"Tidak ada yang boleh melewati jalur ini, jangan memaksa kami untuk bertempur!" sahut salah satu prajurit"Hanya segerombolan semut ingin menghalangi kami.. lagi pula kalau bertempur tidak masalah!""Tutup mulutmu!"Qin Chen menarik pedangnya "Beraninya kau menghina ayahku!""Eh… bukannya tuan muda keluarga Qin sudah mati?"Qin Chen membuka topengnya "aku tidak mati, sekarang tidak akan aku biarkan kalian semua hidup!"Ling menahan Qin Chen "Tunggu dulu, kalau kita bertempur lalu bagaimana dengan pasukan sekte!"Qin Chen melihat ke arah ayahnya, sosok tua meminta Ling membawa setengah pasukan untuk membantu pertempuran di markas perampok,
Bab 18. Harta KarunTetua Qin Yang berhasil menghabisi salah satu petarung kuat dari pihak perampok, namun ia juga menerima beberapa luka serius dan harus memulihkan kondisi tubuh. Disisi lain semua anak buah perampok berhasil di habisi, kedatangan Ling dan pasukan keluarga Qin berhasil membalikkan keadaan. Sedangkan Tetua He masih bertarung melawan sosok yang menggunakan kekuatan iblis, Kong Yi mengamuk sejadi-jadinya. "Tetua… kami sudah berhasil menghabisi semua perampok merah!" ucap salah satu orang melihat tetua He bertarungKong Yi melindungi ke samping "kurang ajar, matilah kau!" Leona muncul lalu menahan serangan yang datang, kekuatan besar membuat sosok cantik terlempar menghantam batang pohon, wajah Ling memucat melihat Leona jatuh pingsan setelah menghantam pohon."Leona, sadarlah!""Dia pingsan, serahkan kepadaku… akan ku bawa ke tempat aman!" ucap Qin Mei"Terimakasih!" Merasa kesal Ling berlari ke arah Kong Yi "kurang ajar…!""Dasar lemah!""Ling jangan kemari!" terika
Bab 19. Kain Putih peninggalan keluargaPerampok merah berhasil dikalahkan, Kong Yi tewas di tangan buronan peringkat dua di kerajaan bulan sabit. Ling mendapatkan harta karun, setelah itu menuju lokasi pertempuran keluarga Qin dan keluarga Wen. Sedangkan semua murid sekte yang masih hidup sudah berada tiba, saat itu juga Tetua He dan Tetua Qin Yang menarik pedang untuk menghabisi pasukan keluarga Wen. Tetua He melihat satu orang di hadapannya "cepat katakan yang sebenarnya, atau aku penggal kepalamu!" "Tolong jangan bunuh aku, aku hanya anak buah keluarga Wen… keluarga Wen bekerjasama dengan perampok merah, mereka juga yang mendirikan kelompok itu!"Semua orang tersentak kaget "Apa…!" Ayah Qin Chen mengikat satu orang "Aku tidak menyangka kalau Keluarga Wen memiliki rencana jahat… harus di musnahkan!" "Tuan, anda berjanji melepaskanku!""Sekarang tidak, aku butuh bukti… setelah itu aku bebaskan kamu!" Qin Chen menoleh kesana-kemari "Dimana Ling?" "Hoi… tunggu aku!" ucap Ling be
Bab 20. Surat Dari Immortal Ling FanAngin di sore hari terasa dingin menusuk tulang, hujan deras membasahi halaman sekte, sosok cantik Leona duduk sendirian menunggu kedatangan pria idaman. Tidak lama melamun suara langkah kaki terdengar, Leona berdiri melihat Ling basah kuyup, ia memberikan selimuti dan memintanya untuk segera mengganti pakaian."Dingin sekali, aku hujan-hujanan… tidak memiliki payung!""Ayo masuk, aku buatkan teh hangat untukmu!" "Iya!" Ling berjalan memasuki kamar, setelah itu mengganti pakaian dengan jubah baru, sosok tampan duduk di kursi melihat Leona menuangkan secangkir teh hangat."Kenapa Leona ini baik sekali padaku, padahal sebelumnya aku tidak tahu dia dari mana?" gumam Ling memandang wajah cantik"Kenapa kamu melihatku begitu?""Ah tidak ada!""Em… bagaimana? Apakah kamu sudah ke makam ibu?" tanya Leona duduk di samping Ling"Sudah, aku mendapatkan ini!" ucap Ling memperlihatkan sebuah kain putih"Coba aku lihat!" "Ini!" Leona menerawang kain putih k
Bab 199. Nasehat Immortal LingDi dalam kamar penginapan terdengar suara tangis, pertemuan Yihua dan kedua orangtuanya membuat perasaan kecewa kembali terungkit. Sampai sekarang masih belum bisa memaafkan kesalah yang dilakukan Ratu Monalia dan Raja Loyan, mereka mengusirnya secara istana secara hina di hadapan semua orang. Jendela terbuka memperlihatkan sosok Immortal Ling, gadis cantik segera menyapu air mata."Ling, bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu?!""Maaf aku, kalau aku mengetuk pintu? Kami pasti pura-pura tidur!""Katakan, apa tujuanmu datang ke kamarku!" "Besok pagi aku akan berangkat, apakah kamu tidak ingin berpamitan denganku?""Pergi saja, aku tidak peduli!" "Apa… ternyata semua wanita itu sama saja!" Yihua menarik pedang "apa katamu!""Tunggu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan!""Katakan!" Immortal Ling melihat keluar jendela "Yihua, apakah kamu yakin tidak ingin memaafkan kedua orang tuamu?""Untuk apa, mereka sudah melakukan kesalahan dengan mengusir an
Bab 198. Duel singkatDi pelabuhan, semua orang berkumpul ingin melihat duel yang sebentar lagi akan terjadi di tengah lautan. Meskipun kekuatan Immortal Ling berada di tahap kesempurnaan Immortal, namun semua jenis formasi yang dimiliki adalah formasi kelas dunia, pria berjubah hitam berdiri melihat Yin petarung Tanah Suci dari benua langit biru."Nona… sebaiknya kamu menyerah saja!""Sombong sekali!" Yin menghilang lalu muncul di belakang Immortal Ling, sebilah pedang berayun ingin menebas kepala, pria berjubah hitam menundukkan badan lalu menangkap tangan sosok cantik."Terbanting!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Immortal Ling mundur lebih jauh untuk menjaga jarak, ia melihat sosok cantik memuntahkan seteguk darah segar. "Ayah memang sangat pandai mengatasinya, padahal cuma berada di tingkat Immortal?" gumam Fang Xia sedikit kebingungan"Pria sialan… terimalah pedangku ini!" "Membelah Bulan!" Pedang melintas di wajah, lagi-lagi Immortal Ling mendorong mundur sosok cantik beberapa
Bab 197. Bentrokan di pelabuhan benua YueyinKapal besar sudah tiba di pelabuhan benua Yueyin, Zhuge Liang memberitahu untuk berangkat setelah tiga hari, ia ingin menyiapkan bekal makanan sebelum melakukan perjalanan panjang. Di penginapan semua keluarga Ling berkumpul, makanan hangat tersusun rapi di atas meja. Immortal Ling Yan Yu memberikan satu kantong emas "ini simpanlah untukmu dan istrimu nanti!""Terimakasih!""Hei nak… setelah kamu pergi, aku harap kamu tidak melupakan kami semua!" "Pastinya, aku akan mengingat semuanya!""Hei Kakek, apakah kamu tidak ingin memberiku hadiah?" tanya Ling Xia ke arah Ling FanLing Fan melemparkan kitab kultivasi "haha… Terimalah ini!"Fang Xia melihat kitab surgawi yang diberikan Immortal Ling Fan, ia begitu ingin memiliki kitab tersebut."Tidak adil!" sindir Fang Xia mengagetkan semua orangLing Fan melemparkan tanaman obat "Fang Xia, tangkaplah ini!" "Bunga apa ini?""Itu adalah bunga jurang terlarang, aku tidak tahu pasti untuk apa keguna
Bab 196. Meninggalkan Dataran MerahDi pesisir pantai terlihat semua penduduk dan pejuang dataran merah berkumpul, mereka ingin mengantar kepergian pasukan benua Yueyin dan pasukan Immortal Ling. Pasukan benua Yueyin dipimpin oleh Immortal Ling Fan, sedangkan pasukan gunung suci dipimpin oleh Immortal Ling.Dataran merah sangat berterimakasih kepada benua Yueyin karena sudah berjuang bersama menghadapi pasukan iblis, satu-persatu orang berpelukan sebelum berpisah. Ling turun dari kapal, setelah itu berdiri di depan semua orang. "Raja Liu Hong dan kalian semua… terimalah penghormatanku!" ucap Immortal Ling berlutut dengan sebilah pedang mutiara"Berlutut…!" teriak semua murid sekte gunung suciImmortal Ling Ya Yu menancapkan pedang "dataran merah… terimalah penghormatan kami benua Yueyin!" "Berlutut!" perintah Immortal Ling FanRaja Liu Hong tersenyum hangat "bangunlah kalian semua!" "Terimakasih!" Raja Liu Hong melepaskan mahkotanya, setelah itu berlutut di hadapan semua orang yan
Bab 195. Taman KultivasiPerselisihan sudah selesai, semua orang tidak bisa melarang kepergian Immortal Ling dan sekte gunung suci, sebelum pergi meninggalkan dataran merah? Immortal Ling ingin memberikan kejutan kepada semua orang. Beberapa pekerja membangun sebuah taman di samping kediaman keluarga kerajaan, taman akan digunakan untuk semua orang berkultivasi, Ling juga memberikan formasi khusus agar penyerapan Energi dua kali lebih cepat."Ayah… tolong aku!" teriak Ling Xia berlari"Jangan lari… aku akan menghajarmu!" teriak Fang Xia membawa sapu lidiImmortal Ling menoleh ke samping "hei kalian, istirahatlah… jangan bermain terus!""Iya!"Ling Xia berlari menghampiri Leona, sedangkan Fang Xia berdiri di samping ayahnya."Ayah… apa yang ingin kamu buat?""Fang Xia, apakah kamu masih ingat dengan diagram Kakek Fang Li?" "I-itu, apakah ayah yakin?""Aku yakin, meskipun mereka semua sungguh gila dan tidak tahu diri… tapi aku sudah menganggap mereka semua seperti keluarga!" ucap Immor
Bab 194. Sebelum perpisahanKekacauan terjadi di ibukota, konflik saudara membuat semua orang saling bertarung satu sama lain, Raja Liu Hong tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Niat Qin Chen hanya untuk menahan Ling dan yang lainnya agar tidak pergi dari dataran merah, namun masalah semakin besar membuat emosi begitu membara. Fang Xia melayang di kehampaan, setelah itu melihat ke arah semua orang."Hentikan pertarungan ini!" teriaknya menggunakan pesan mentalLangit bergetar ketika seorang Ranah Suci menggunakan pesan mental, semua orang berhenti bertarung lalu melihat ke arah sosok cantik. "Semuanya hentikan pertarungan tidak berarti ini, aku tidak ingin ada yang terluka… kita sudah sama-sama berjuang untuk menjaga perdamaian, tapi sekarang malam ingin saling membunuh!""Turunkan senjata kalian… atau aku akan menghajar kalian semua!" ancam Fang Xia memperlihatkan tingkat kultivasiSemua orang menyarungkan kembali pedangnya, saat itu juga terdengar suara ledakan dan denting
Bab 193. KerusuhanImmortal Ling marah besar mendengar cerita putranya Ling Xia, ia tidak habis pikir kalau semua orang berencana untuk menculiknya dan di masukan kedalam lubang sumur. Immortal Ling memerintahkan semua murid gunung suci untuk bersiap meninggalkan dataran merah, Raja Liu Hong berjalan menghampiri pria berjubah hitam."Ling, apakah kamu ingin pergi sekarang… semua masalah belum selesai, sebaiknya kita bicarakan ini bersama yang lainnya… aku juga tidak tahu kalau semua rencana ini disusun oleh mereka!" "Baiklah… aku ingin melihat kenapa mereka melakukan ini!" Immortal Ling dan semua keluarganya berjalan memasuki aula utama, semua orang juga diminta untuk berkumpul segera. Qin Chen berjalan dengan wajah panik karena tidak menemukan keberadaan putranya, ia duduk di samping Immortal Han. Ling Xia berdiri menunjuk ke arah semua orang."Kalian semua jahat… aku hampir mati terendam di dalam sumur, saat itu terjadi hujan deras!" teriak bocah kecil"Nak, katakan siapa yang yan
Bab 192. Kasus PenculikanPerlahan matahari pagi menyinari dunia, di pagi itu juga Putri Liu Yin berteriak meminta tolong, suara teriakan terdengar begitu keras membuat semua orang terbangun dari tidurnya. Qin Chen berjalan menuju kediaman, ia melihat istrinya berlutut sambil menangis didepan pintu. "Sayang ada apa?""Liu Qin menghilang!""Apa….!" "Prajurit, cepat cari Liu Qin!" perintah Qin Chen begitu panikSemua orang berbalik pergi meninggalkan tempat tersebut, kabar menghilangnya Liu Qin dan Ling Xia menyebar ke telinga penduduk ibukota. Di halaman kediaman, Ling memerintahkan semua murid sekte gunung suci untuk melakukan pencarian keluar dari ibukota."Aku beri waktu tiga hari, kalau kalian tidak menemukannya… kembalilah!""Baik Tetua!" ucap semua murid sekte gunung suciLing melihat Qin Chen begitu panik "Qin Chen, ada apa?""Liu Qin menghilang!""Apa, aku juga kehilangan Ling Xia!" Qin Chen memalingkan wajah mencurigai Immortal Ling yang sudah menculik putranya, Ling menger
Bab 191. Aliansi Naga Surgawi ( Qin Chen )Sekte naga biru dan sekte kincir air resmi menjadi sekte Gunung Suci, dua sekte tersebut saling memalingkan wajah dengan sekte lainnya, hanya saja mereka tertahan oleh Ling dan Qin Chen yang begitu akrab. Qin Chen berniat untuk membantu membangun aliansi yang bernama; Aliansi Naga Surgawi, di aula pertemuan semua orang berkumpul. Qin Chen memberikan hormat kepada semua orang "semuanya, maaf kalau sudah membuang waktuku… aku mengumpulkan kalian semua ingin memberitahu, kalau aku mendirikan aliansi yang bernama Naga Surgawi!" "Nama yang bagus!" ucap Tetua He"Eh, tunggu dulu.. kalau begitu aku juga ingin mendirikan aliansi!" ucap Mo Heng tersenyum dingin ke arah Qin Chen"Baiklah… siapa saja yang ingin mendirikan aliansi?" tanya Raja LiuBeberapa orang memberitahu kalau ingin mendirikan aliansi dengan misi menjaga dataran merah dari serangan luar. Raja Liu Hong mencatat dua nama aliansi, setelah itu meminta pimpinan pasukan untuk mendaftarkan