Xiao Zen menyeret Xia Yu masuk ke dalam kereta kudanya dengan paksa. Tak peduli gadis itu menjerit dan menangis berusaha menolak. Tetap saja dia kalah tenaga melawan pria yang telah diselimuti hawa napsu tersebut."Lepaskan!" teriak Xia Yu."Cepat masuk dan jangan membuatku marah! Kau boleh berteriak sesukamu di atas ranjang nanti, hahaha!" ucap Xiao Zen."Dasar bajingan! Kau sungguh tidak mempunyai perasaan sama sekali!" umpat Xia Yu sambil menangis."Huh? Perasaan? tentu saja aku punya. Saat ini, perasaan ku padamu sangat menggelora...! Aku ingin sekali melihat kau meronta dibawah tubuhku menahan kenikmatan yang tidak pernah kau rasakan...!" ucap Xiao Zen.Xia Yu tersenyum sinis."Kau bukan pria pertama yang menyentuhku. Aku sudah mempersembahkan keperawananku untuk orang yang aku suka,"Mata Xiao Zen melotot mendengar apa yang Xia Yu katakan."Apa kau bilang!? Siapa yang berani merampas milikku!?" teriak nya marah."Dia adalah Xiao Feng! Aku yakin, dia akan datang dan mencabik tubu
Delapan Bola Api dari Pukulan Sembilan Kutukan Neraka itu menghantam Xiao Wang secara bersamaan. Ledakan yang sangat dahsyat mengguncang kota Nanjing. Api merah raksasa membubung tinggi ke angkasa membuat semua orang yang ada di kota Nanjing terkejut bagaikan mendengar petir di siang bolong.Mereka semua mengira ada meteor dari langit jatuh dan meledak di kota mereka. Apalagi di tambah ledakan besar disertai gelombang yang merusak segalanya membuat semua orang lari ketakutan.Bukit dimana Bara menemukan Kahiyang Dewi hancur rata tak berbekas. Tubuh Xiao Wang entah kemana. Di tempat ledakan itu tercipta sebuah lubang seluas ratusan tombak menganga lebar.Api merah membara benar-benar membuat tempat yang semula damai itu menjadi seperti Neraka.Bara Sena mendarat di atas tanah yang masih terbakar. Dia merasa tubuhnya tiba-tiba sakit dan lemas."Apa yang terjadi...?" batinnya.Entah kenapa tubuh Bara pun tiba-tiba limbung dan roboh ke tanah. Bruk!Meski roboh, dia masih sadarkan diri. H
"Benarkah?" tanya Kahiyang Dewi.Bara Sena mengangguk."Ini menjadi seperti semula. Hanya enam titik meridian yang terbuka. Sisanya tak bisa kurasakan lagi. Padahal sebelumnya 54 titik semuanya terbuka dengan sempurna..." kata Bara Sena sambil menatap tangannya."Mungkin karena pukulan Sakti itu yang membuat titik meridian milikmu terbuka untuk sementara," sahut Kahiyang Dewi."Mungkin saja begitu. Kalau begitu, sebaiknya kita pergi menyusul Xia Yu, aku mengkhawatirkannya..." ucap Bara Sena."Baiklah, masukkan aku kedalam Dunia Penyimpanan. Aku butuh istirahat setelah mengeluarkan banyak tenaga," kata Kahiyang Dewi.Bara mengangguk. Dia mengarahkan telapak tangannya ke arah Kahiyang Dewi. Wanita cantik berambut putih itu pun segera masuk ke dalam telapak tangan kanan Bara yang menyala kuning.Setelah Kahiyang Dewi masuk kedalam telapak tangan, Bara pun segera melesat pergi meninggalkan tempat tersebut.Setelah dia pergi, tanpa satu orng pun yang tahu, sesuatu bergerak-gerak di dalam t
Bara Sena menatap mayat Xiao Zen yang tergeletak dengan kepala pecah dan isinya berhamburan di tanah. "Manusia sepetimu pantas mati," ucap Bara lalu melangkah mendekati kereta kuda.Dia melihat Xia Yu yang duduk di dalam kereta dalam keadaan terikat. Dengan segera Bara melepaskan ikatan tersebut dan menurunkan gadis yang dulunya adalah bibi kecilnya."Kau tidak apa-apa Xia Yu?" tanya Bara sambil mengelus kepala gadis itu dengan penuh perasaan.Xia Yu langsung memeluk pemuda itu tanpa pikir panjang lagi. Dia menangis di dada Bara Sena hingga sesenggukan."Aku takut...Aku sangat ketakutan sekali...Aku takut saat melihatmu tak bergerak di sana..." ucap gadis itu dalam sela tangisnya."Sekarang semua sudah baik-baik saja Xia Yu. Tak perlu menangis lagi..." ucap Bara sambil membelai punggung gadis itu.Xia Yu mendongakkan wajahnya. Dia menatap Bara dengan tatapan khawatir."Ayahku...Dimana dia?" tanya nya membuat jantung Bara terasa berhenti berdetak. Dia tak memperhitungkan jika Xia Yu a
Xiao Shin duduk di ruangannya. Dia membuka semua gulungan catatan perjalanan Xiao Zen selama merekrut orang-orang dari Keluarga Xiao yang ada di beberapa kota, termasuk salah satunya kota Nanjing. Tempat terakhir yang Xiao Zen kunjungi sebelum dia ditemukan mati di tengah perjalanan antara kota Nanjing dan kota Yushan."Hm...Jadi dia membuat masalah dengan Xia Qing Yue? Lalu ada sedikit konflik antara dia dan Chu Yue Li dari Istana Awan Es. Apakah mungkin Istana Awan Es ikut terlibat dalam kasus ini? Tapi...Aku merasa ragu jika mereka berbuat sejauh itu..." batin Xiao Shin sambil kembali membuka lembaran gulungan yang lain."Hm, Xiao Feng ini...dia cukup cerdas membuat Kepala Keluarga Xiao Wang kalah berdebat dengannya. Otaknya cukup bisa diandalkan. Tapi dunia ini tidak hanya membutuhkan kecerdasan. Yang kuat yang bisa menjadi penguasa..." ucap Xiao Shin.Matanya tiba-tiba tertuju pada sebuah tulisan dimana tulisan tersebut mencatat tentang pertarungan Xiao Feng melawan Xiao Wang dan
"Kau berada di tempat pertarungan!?" tanya Xiao Shin terkejut.Pria yang mempunyai luka bakar di sekujur tubuhnya itu mengangguk."Orang yang menghancurkan tempat ini adalah Xiao Feng. Dia menjuluki dirinya sendiri dengan nama Bara Sena. Aku melihat sendiri dia terbang di udara dan menghantam kediaman keluarga Xiao menggunakan 9 bola api..." kata pria tersebut."Apakah luka pada tubuhmu ini juga berasal dari ledakan yang di timbulkan oleh 9 bola api tersebut?" tanya Xiao Shin masih tak percaya dengan ucapan pria tersebut. Dia menduga bisa jadi pria itu mengada-ada untuk mencari keuntungan. "Luka ini berasal dari ledakan itu...Sepertinya tuan tidak mempercayaiku?" kata pria tersebut."Bagaimana bisa aku mempercayai perkataan orang asing yang aneh seperti dirimu!?" ucap Xiao Shin sambil melotot.Pria tersebut menyeringai."Terserah tuan mau percaya atau tidak. Yang jelas Xiao Feng saat ini telah pergi bersama putri Xiao Lie yang bernama Xia Yu. Saya pun menduga kematian tuan muda Xiao
Bara Sena mencium kening Xia Yu. Lalu dia pun melangkah keluar dari dalam rumahnya."Aku akan kembali setelah dari pasar," kata Bara Sena.Xia Yu tersenyum."Aku akan menunggu kakak dirumah," kata Xia Yu.Bara melangkah pergi meninggalkan rumah yang ada di tengah kebun buah persik. "Sudah sepuluh hari aku berada ditempat ini. Sekarang titik meridian milikku telah terbuka sembilan. Aku harus berlatih lagi untuk meningkatkan kekuatan. Tempat yang aman ini...Semoga akan selalu seperti ini..." batin Bara Sena.Namun sayangnya harapan Bara tidak terwujud. Beberapa jam setelah dia pergi dari kebun itu, puluhan bayangan hitam bergerak cepat di dalam kebun menuju ke rumah milik Bara Sena dimana di dalam sana hanya ada Xia Yu yang tengah menanak nasi dan menumis sayuran.Terdengar ketukan pintu membuat Xia Yu segera melangkah ke ruang depan. Saat itulah dia merasakan aura membunuh."Siapa yang ada diliuar? Sepertinya bukan kakak Bara..." batin Xia Yu.Dia segera mengambil pedang yang tergantu
Bukit Huangshan,Xia Yu terlihat tak berdaya dengan tubuh kotor oleh darahnya sendiri. Dia tak sadarkan diri tergeletak di atas tanah berbatu di puncak bukit Huangshan. Bukit yang berukuran cukup besar di kota Yushan."Tetua Xiao Shin, apakah menurutmu Bara Sena akan datang ke tempat ini?" tanya pria yang bertugas menculik Xia Yu."Tenang saja. Dia sangat peduli pada gadis ini. Aku yakin dia akan segera datang," kata Xiao Shin.Ada dua tetua yang berada di bukit tersebut. Sementara tetua yang lain berada Sekte Utama untuk berjaga-jaga jika ternyata Bara Sena malah justru menyerang Sekte tersebut."Semua jebakan telah kita pasang. Para pendekar juga juga siap untuk melakukan serangan kejutan saat dia melangkah ke kaki bukit ini," kata pria bercadar tersebut."Bagus, tetua ke-5 Xiao Gu juga sudah siap dengan para pendekar yang menanti di sekitar lereng bukit bagian selatan. Jika dia melewati tempat itu, aku yakin Bara Sena ini akan menemui banyak kesulitan yang memudahkan kita untuk me