Share

Bab 21

Penulis: Gilva Afnida
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 22:29:49

"Kenalkan, Kek. Ini temanku namanya Lily Orlantha. Dua tahun lalu dia mengalami kecelakaan hingga lumpuh di kedua kakinya. Dokter sudah berkata kalau dia ada peluang untuk bisa kembali berjalan tapi aku ragu, dia telah melalui banyak pengobatan yang menyakitkan."

Mendengar itu Lily teringat saat masih berada di rumah sakit, dia minum banyak obat-obatan dan juga banyak usaha saat diterapi di rumah sakit namun masih belum mendapatkan hasil.

"Makanya aku membawanya ke sini, berharap Kakek Zang bisa memberinya harapan supaya dia bisa kembali berjalan," lanjut Vina penuh harap.

Menatap kedua kaki Lily, Zang berkata, "Tapi mungkin akan membutuhkan waktu yang agak lama. Selain pengobatan herbal, dia akan diterapi akupuntur oleh anak didik ku nanti."

Mendengar itu, Lily seperti menemukan secercah harapan. Namun saat mendengar perkataan Zang soal waktu yang agak lama, dia pun bertanya, "Agak lama itu seberapa lama, Kek?"

"Mungkin sekitar tiga sampai enam bulan, tergantung keajaiban yang meny
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 22

    Mendengar itu Lily langsung meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Hana yang sudah duduk di atas sofa."Ternyata Nyonya Lily sedang ada di butik juga?" tanya Hana begitu melihat Lily mendekat."Panggil saja aku dengan Lily, sepertinya usiamu tidak jauh berbeda dariku." Akan sangat canggung jika berbicara terlalu formal. Lily sudah menganggap Hana sebagai seseorang yang dekat setelah menyelamatkan namanya saat itu.Hana tersenyum tipis. "Ah, tetap saja akan terasa aneh." Bagaimanapun statusnya hanyalah seorang sekretaris, sedang Lily adalah menantu dari keluarga Kalandra. Terlihat tidak sopan jika dia bersikap seolah dirinya dengan Lily begitu dekat."Tidak ada yang aneh. Semenjak kau menyelematkan nama baikku waktu itu, kau sudah ku anggap sebagai seseorang yang dekat." Lily mengatakannya dengan tulus.Memang di luar Hana terlihat tersanjung, namun dalam hatinya dia merasa tidak enak. Sebenarnya Finley lah yang menyelamatkan nama baik Lily, namun dia yang malah menanggung akibat ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 23

    Beberapa hari kemudian, Lily telah menjalani rutinitas yang sudah menjadi template. Meski begitu tiada hari yang membosankan selama di butik karena dia bisa melakukan apapun yang dia sukai. "Oh, jadi di sini tempatmu sekarang?" Suara wanita yang sangat dikenal, membuat bulu kuduk Lily menjadi berdiri. "Pantas saja kau tidak mengirimkan uang bulanan. Rupanya disini kau bersembunyi." Saphira berkacak pinggang menatap Lily yang tengah memunggunginya, menata aksesoris di sebuah rak.Sebuah celemek yang menempel di tubuh Lily semakin membuatnya menjadi marah."Cepat pulang dan minta maaf pada Max!" teriaknya. Dia sudah tahu perihal Lily yang menginginkan cerai dari Max.Jika bukan karena uang bulanan yang tidak diberikan padanya, dia tidak mungkin tahu soal hal itu. Diam-diam dia telah bertanya pada seorang pelayan di mansion.Lily mengeratkan rahangnya. Saphira bahkan tidak tahu malu berteriak di dalam butik dengan pegawai lain yang masih bekerja. Beruntung saat ini sedang tidak ada ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 24

    Setelah beberapa hari dia mendatangi butik Sandra, Max menjadi resah dan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia menantikan kedatangan Lily di hadapannya atas ketidakberdayaan setelah keluar dari mansion.Dia ingin Lily mendatanginya dengan tatapan memohon dan meminta untuk tidak jadi bercerai.Namun mengapa sampai sekarang wanita itu tidak datang? Padahal dia sudah mendengar kabar dari seorang pelayan bahwa ibu tirinya datang menanyakan perihal Lily.Max sudah tahu dari dulu jika ibu tirinya sering meminta uang pada Lily. Pasti wanita tua itu telah kehilangan sumber satu-satunya pemasukan karena Lily tidak mempunyai uang. Jadi seharusnya desakan dari ibu tirinya membuatnya segera mendatanginya.Meskipun Max tahu Lily telah berselingkuh namun tetap dia tak sudi melihatnya keluar dengan bebas. Dia juga tak ingin Lily malah tertawa bahagia bersama kekasihnya di luaran sana.Dia tetap ingin memenjarakan Lily dalam mansionnya sampai dia puas. Wanita yang telah menghancurkan hidupnya itu har

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 25

    Di dalam butik, Lily terus menerus menekuni buku sketsa miliknya. Dalam beberapa hari ini, pesanan gaun menjadi meningkat bahkan Sandra sendiri merasa kewalahan menghadapinya.Dia tidak mampu lagi menahan rasa kagumnya pada kinerja Lily untuk butik."Mungkin karena para pelanggan suka dengan rancangan gaun mu, Lily, mereka yang pernah datang kesini rata-rata akan kembali untuk memesan ulang," puji Sandra pada Lily sambil menyeka keringatnya yang bercucuran. Padahal AC di dalam ruangan sudah diatur dingin namun tetap Sandra berkeringat karena memang sudah lama dia tidak menggarap banyak pesanan gaun. "Semua ini juga berkat Tante yang membebaskan aku untuk berkarya." Lily berusaha untuk merendahkan diri. "Selain itu, Tante juga selalu membantuku mengatasi keluhan pelanggan yang pernah datang beberapa kali ke sini. Aku rasa, kalau Tante tidak ada aku tidak akan mungkin bisa mengatasinya. Aku banyak belajar dari Tante yang sudah senior."Sandra tersenyum senang melihat kerendahan hati L

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 26

    Akibat Finley menyuruh Hana untuk memberitahu pada orang-orang soal butik Sandra, keadaan butik tiap harinya menjadi ramai. Pemandangan orang yang berlalu-lalang di depan butik membuat Olivia mengeratkan tangannya di setir mobil."Kau sudah pastikan untuk membuat kekacauan?" tanyanya pada Tamara. Keduanya berada di dalam mobil, mengawasi keadaan butik Sandra dari seberang jalanan."Sudah, tapi sepertinya teman-temanku salah menerima informasi. Dia membuat kekacauan pada Sandra bukan pada Lily," jelas Tamara yang duduk disampingnya."Mereka mengira Lily adalah perancang gaunnya. Jadi mereka malah membuat kekacauan soal gaun bukannya malah mengacau pada pekerjaan Lily," lanjutnya sambil menghela napas kesal, memikirkan teman-temannya yang begitu bodoh.Olivia mengerutkan keningnya. "Kenapa begitu? Seharusnya hanya dengan melihat, teman-temanmu akan tahu kalau Lily hanyalah tukang bersih-bersih di sana."Tamara membenarkan ucapan Olivia dalam hatinya, lalu mengingat kembali percakapanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 27

    "Sudah dua hari ini kedua kakiku terasa sakit. Sepertinya karena pernah terkena vas bunga saat aku tak sengaja menyampar nya." Lily menundukkan kepalanya, mengelus-elus bagian kakinya yang sakit. Di kulitnya juga terdapat bagian yang memerah.Sejenak Sandra terdiam. Keningnya mengerut dalam lalu bertanya, "Bukankah selama ini kakimu telah mati rasa?" Gerakan tangan Lily terhenti. Dia mendongakkan kepalanya dengan mata membulat. "Apa maksud Tante..."Sandra langsung memegang kedua bahu Lily dengan sumringah. "Mungkin saja terapi yang selama ini kamu lakukan mengalami perubahan, sebaiknya kamu pergi ke rumah Pak Zang untuk menanyakannya."Kedua mata Lily mulai berembun dan menatap kedua kakinya dengan penuh harap. Apakah harapannya akan segera terkabul?Keesokannya, Lily sudah berada di kediaman Zang. "Kedua kakimu memang mengalami perubahan yang baik, tapi kamu harus tetap menjalani terapi akupunktur. Selain itu, kamu harus melatih sendiri otot-otot di kaki yang sudah lama tidak kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 28

    Mobil Vina belum sampai tepat berada di depan butik karena kerumunan orang telah menghalangi jalannya. Perasaan Lily menjadi was-was dan dadanya berdebar lebih kencang. "Apa yang terjadi?" gumamnya kala melihat banyak orang.Pertanyaannya segera terjawab saat mobil mereka sudah berada di dekat butik.Serempak mereka membelalakkan mata. Butik Sandra mengalami kebakaran hebat!Vina yang panik langsung keluar dan berusaha untuk masuk, namun segera dihalangi oleh petugas. Kemudian dia menghubungi kedua orangtuanya untuk segera datang. Sedang Lily hanya mampu menatap butik milik Sandra yang perlahan-lahan dimakan oleh si jago merah dari jendela mobil tanpa bisa berbuat apa-apa.Ingin rasanya dia keluar dan masuk ke dalam butik untuk menyelamatkan benda-benda berharganya namun dia tidak bisa.Tak terasa kedua tangannya mengepal erat dan mengetuk kaca jendela mobil dengan keras. Dia benci pada dirinya yang tidak bisa berbuat banyak.Kakinya yang lumpuh menghalangi segala keinginannya. Air

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 29

    Sejenak tubuh Max membeku di tempat. Kenneth tidak melihat ekspresi yang ditampakkan oleh Max karena dia segera beralih pada rekan kerjanya yang mendekat.Ingin rasanya Max menanyakan bagaimana Kenneth tahu soal Lily yang merupakan istrinya namun sepertinya sia-sia, Kenneth sudah menjauh dari hadapannya. Pada saat yang bersamaan, bahu Max di tepuk lembut oleh Olivia. "Kau pasti bosan, bagaimana kalau pulang?" tawarnya.Kening Max mengerut dalam. Mereka baru sampai setengah jam yang lalu namun Olivia malah ingin segera pulang? "Kenapa? Bukankah kau senang mengikuti acara seperti ini?"Senyuman manis terbit di wajahnya. "Aku sudah menemukan apa yang aku sukai." Sekilas, ada tatapan dingin dan tajam saat mengatakannya.Dia baru saja dihubungi oleh suruhannya kalau butik Sandra mengalami kebakaran hebat. Max juga tak ingin berlama-lama berada di tempat yang tidak dia sukai jadi Max menyetujuinya tanpa bertanya lebih lanjut.Sepanjang perjalanan mereka nampak diam. Olivia pun tidak mengg

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21

Bab terbaru

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 157

    Di tengah terpaan angin sepoi malam yang dingin. Vina memegang erat cangkir mug yang berisi susu cokelat hangat.Vina sendiri merasa heran, sejak kapan dirinya jadi menyukai segelas susu rasa cokelat sedang dulunya dia lebih menyukai kopi susu yang diberi es batu di dalamnya.Mungkin sejak dirinya diberitahu dokter untuk tidak mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein. Vina jadi lebih memperhatikan minuman yang akan dia minum.Sebuah senyuman tipis terbit di wajahnya yang manis sambil mengelus perutnya yang masih rata."Meskipun nanti kau lahir dari keluarga yang tidak lengkap, tapi aku pastikan kasih sayang untukmu tidak akan pernah kurang," ucapnya pada janinnya yang berada di dalam rahim.Vina belum bisa menerima kehamilannya, sampai seminggu yang lalu dia memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan dan melihat janin kecil yang tumbuh dengan menakjubkan.Suara detak jantung janin yang teratur dan pernyataan dokter kalau janinnya berkembang sehat dan baik membuat pe

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 156

    "Apa? Hamil?" Lily hampir berteriak jika tidak mengingat kalau dirinya ada di sebuah acara penting."Finley, kau becanda kan?" bisik Lily takut ada seseorang yang mendengar.Helaan napas keluar dari mulut Finley. "Aku tahu ini terdengar seperti lelucon. Tapi aku berkata jujur, kami tak sengaja melakukan..."Finley ikut memelankan suaranya. "...hubungan intim saat kami mabuk."Lily tidak tahu lagi apa yang harus dia katakan karena saat ini dia benar-benar terkejut.Vina dan Finley? Berhubungan intim? Terdengar tidak masuk akal."Aku tahu kamu pasti kaget, tapi ini benar adanya. Aku hanya khawatir padanya karena beberapa hari ini dia tidak bisa dihubungi. Dia bahkan bersembunyi, seolah tidak mau diajak bertemu." Raut wajah Finley nampak muram membuat Lily sedikit merasa kasihan.Keheningan terjadi sesaat."Kamu datang ke acara ini berharap aku bisa memberi informasi soal Vina?" tanya Lily yang dijawab Finley dengan anggukan kepala."Sayangnya aku sudah lama tidak menghubunginya," ujar L

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 155

    "Lily?"Suara dari arah belakang yang memanggil membuat Lily menoleh. Kedua matanya terbelalak lebar mendapati Finley berjalan perlahan ke arahnya."Finley?" serunya yang membuat orang-orang disekitarnya terheran-heran."Ah, Tuan Finley. Kau sudah bersedia datang ke acaraku. Sungguh suatu kehormatan untukku." Arneth dan Samantha mendekati Finley yang membuatnya menghentikan langkah.Finley menoleh ke arah mereka berdua dan berkata, "Oh, Nyonya Arneth? Kau sudah sembuh? Ku dengar kau sehabis mengalami cidera di pergelangan tangan setelah bermain golf."Arneth tersenyum senang mendengar Finley sedikit perhatian padanya. "Benar, tapi sudah sembuh berkat putri saya yang telaten mengurus."Beberapa keponakan Kenneth memutar kedua bola matanya malas. Semua orang yang melihat pasti bisa menduga kalau Arneth sedang mempromosikan putrinya di depan Finley."Apa Tuan sedang mencari sesuatu?" tanya Samantha dengan memegang lengan Finley. Berada dekat dengan Finley adalah suatu kebanggan. Ketampan

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 154

    "Dia adalah putriku, Laura Owen," jelas Kenneth sambil memperhatikan reaksi dari anggota keluarga besarnya.Beberapa dari mereka nampak terkejut hingga tidak bersuara tapi ada juga yang tertawa sinis seperti Samantha."Paman Kenneth, apa karena saking putus asa nya Paman sampai menganggap wanita murahan itu sebagai Laura?" Kenneth menatap tajam ke arah Samantha yang lagi-lagi bermulut tajam."Jangan marah dulu, Paman. Itu karena ucapan Paman terdengar mengada-ada." Ucapan Samantha dibenarkan oleh anggota keluarga yang lain."Samantha benar, Ken. Ucapanmu terdengar mengada-ada. Mana mungkin Laura yang dulunya sudah dinyatakan meninggal malah tiba-tiba muncul sebagai wanita yang sehat? Aku yakin dia pasti sudah menipumu!"Wina nampak panik, tetapi tidak dengan Lily. Dia yakin kalau Kenneth telah menyiapkan semuanya untuk menjelaskan kebenaran pada anggota keluarganya sendiri."Usir dia sekarang, Ken! Aku tidak sudi kalau dia mengotori hariku yang bahagia!" seru Arneth memojokkan Wina,

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 153

    Sama seperti dirinya, Wina mengenakan gaun buatan Lily yang nampak mewah.Gaun panjang berwarna hijau emerald yang sudah lama Lily buat akhirnya dia pakai sekarang. Warna gaun itu menjadikan kulit Wina nampak lebih putih dan bersih. Meski gaun tersebut memiliki potongan yang sederhana, tetapi hiasan berupa berlian putih dua karat yang berada di sekeliling gaun menjadikannya nampak mewah dan istimewa.Lily menatap bangga pada hasil buatannya sendiri. Terlebih aura old money yang terpancar dari tubuh Wina menjadikan gaun itu melekat sempurna ditubuhnya."Mama juga nampak luar biasa," ujar Lily tersenyum bangga."Berkat karyamu yang sangat luar biasa, Sayang."Wina juga merasa begitu bangga mengenakan gaun buatan putrinya sendiri. Apalagi saat bercermin, Wina seperti merasa tidak mengenali diri sendiri.Bahkan perias yang memoles wajahnya tadi sempat terkejut dan menatapnya kagum dengan gaun yang nampak mewah."Anda terlihat sepuluh tahun lebih muda, Nyonya," puji si perias tadi tanpa di

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 152

    "Nona, lihat apa?" Suara Grace memecah lamunan Lily.Helaan napas lega keluar dari mulut Lily saat melihat ke arah jalanan. Sudah tak lagi terlihat mobil milik Max yang baru saja meninggalkan rumahnya lewat jalan yang berlawanan arah dari Grace barusan.Tadinya Lily sudah hendak menyuruh Max pergi karena takut Grace melihat, tapi untungnya Max pergi sebelum Lily mengusirnya setelah menerima telepon yang Lily sendiri tidak tahu itu dari siapa.Wajah Max nampak khawatir dan juga marah saat menerima telepon tadi."Nona tidak apa-apa?" Grace kembali bertanya karena tak kunjung mendapat jawaban dari Lily.Lily menggeleng lemah. "Tidak apa-apa, aku hanya mengkhawatirkan mu tadi karena kamu tidak kunjung datang.""Maaf, Nona. Tadi jalanan cukup padat dan sempat macet." Grace menyeka keningnya yang sedikit berkeringat sambil menghela napas terlihat lelah. "Aku bahkan hampir pingsan karena cuaca yang cukup terik di luar," lanjutnya dengan mengeluh.Bibir Lily mengulas senyuman tipis dan menat

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 151

    Max mendongak. Matanya tak sengaja melihat ke arah belakang Arsan--tepatnya yang berdiri di depan pintu.Max berdiri perlahan dan tertegun melihat kedatangan Lily yang secara tiba-tiba.Lily yang ditatap lama seperti itu menjadi salah tingkah hingga dia tak tahu harus menatap ke arah mana.Inda yang seolah paham pun berjalan mundur ke arah dapur. Dia ingin membiarkan ruang untuk kedua mantan majikannya itu bertemu.Berjalan perlahan, tatapan Max tak beralih dari Lily. Degupnya tiba-tiba berdebar lebih kencang. Tubuh Lily nampak lebih kurus dari terakhir kali bertemu.Untungnya luka-luka yang dulu pernah Max lihat sudah memudar, hanya menyisakan kulit putih yang bersih dan sehat.Tepat berada di depan Lily, Max bersuara, "Hai, apa kabar?" Lily sedikit terkejut, lalu menyelipkan anak rambut yang jatuh ke belakang telinganya. Entah mengapa dia begitu canggung berhadapan dengan Max. Rasa kecewa dan sakit di hatinya pada Max dulu entah menguap kemana."Kabarku baik," jawab Lily singkat."

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 150

    Vina sedikit terkejut namun beberapa saat kemudian dia menyadari kalau lambat laun ibunya akan mengetahui soal kehamilannya.Tangan Vina memegang perutnya yang masih rata sambil bertanya, "Bagaimana Mama bisa tahu?"Sandra memegang keningnya yang berdenyut nyeri. "Ternyata itu benar," ujarnya lirih.Kemudian Sandra duduk di atas sofa panjang yang letaknya tak jauh dari ranjang Vina."Dokter yang memeriksa mengambil darahmu untuk cek lab. Dari sana Mama tahu kalau kamu hamil," lanjutnya.Dari ranjangnya, Vina menatap ibunya dengan rasa bersalah. Dapat dia rasakan betapa kecewanya sang ibu, melihat dari gerak-geriknya."Maafkan aku, Ma."Sandra menatap putri satu-satunya tersebut dengan sorot mata serius."Katakan pada Mama, siapa ayah dari janin itu? Mama tidak pernah tahu kamu pernah dekat dengan seseorang."Vina menggigit bibir bawahnya dengan resah."Itu-"Ucapan Vina terhenti oleh suara pintu yang dibuka dengan keras."Vina, apa benar kalau kamu hamil?" tanya Ayahnya, nampak marah

  • Layunya Cinta sang Nyonya   Bab 149

    "Ku rasa insiden di masa lalu tidak perlu kita ungkit lagi, Ma." Lily menatap ibunya penuh kelembutan. kedua bola matanya nampak berkaca-kaca jika mengingat pernikahannya di masa lalu."Aku sudah bercerai dengan Max dan tidak ingin berhubungan apa-apa lagi dengannya," lanjutnya lirih.Grace yang sudah mendengar soal pernikahan Lily dengan Max pun menyentuh bahu Lily dan mengusapnya lembut."Nona benar. Untuk apa masih memikirkan masa lalu? Lebih baik mengikhlaskan kejadian buruk di masa lalu dan memilih melanjutkan kehidupan kini dengan sebaik-baiknya," tutur Grace memberi nasehat. Lily hanya tersenyum menanggapi itu."Sepertinya kamu sudah benar-benar ikhlas. Padahal Mama sudah menyiapkan rencana kalau kamu memang ingin membalaskan dendammu pada Max," ucap Wina.Lily menggigit bibir bawahnya. "Bukannya dia telah menyelamatkanku sewaktu penculikan kemarin terjadi? Anggap saja dia telah menebus kesalahannya di masa pernikahan kita dulu."Wina menatap Lily cukup lama sebelum akhirnya m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status