Setelah sudah selesai meminta keterangan kepada Rey dan Security yang tersadar. Polisi membawa dua orang yang telah mengintai Rey ke kantor mereka.
"Tuan, sekali lagi saya berterima kasih," ucap Security sopan sambil sedikit membungkukkan badan.Rey menepuk bahu Security. "Bukan masalah, buatku," jawabnya percaya diri.Security hanya bisa tersenyum penuh arti, ia baru melihat ada anak orang kaya yang begitu ramah seperti Rey, biasanya mereka yang tinggal di Apartemen tersebut sangatlah arogan. Namun, Rey sangatlah berbeda, ditambah pria itu memiliki kemampuan beladiri, jelas saja hal tersebut menambah kekaguman Security kepada Rey.Tiba-tiba sebuah mobil Lamborghini Veneno datang ke parkiran Apartemen, berhenti tepat di samping Rey dan Security yang sedang membangunkan rekannya dengan menepuk-nepuk kedua pipinya.Seorang pria dengan tubuh gempal turun dari mobil, tampangnya sangat arogan ketika melihat Rey dan Security yang tertegun menatapnya."Hei, apa benar tuan Asmodeus tinggal di sini?" tanya Pria bertubuh gempal tersebut pada Security dengan nada sombong."Sa-Saya tidak tahu tuan," jawab Security terbata, karena memang tidak tahu nama Rey."Cih, apa gunanya kau, kalau tidak tahu penghuni Apartemen mewah ini!" bentak pria gempal itu geram.Security hanya bisa memaksakan sebuah senyum, ia sadar dengan kedudukannya yang hanyalah seorang pekerja biasa.Melihat Mobil Lamborghini tentu saja membuatnya yakin kalau pria itu merupakan salah satu anak orang kaya."Mana kuncinya!" tiba-tiba Rey menegur pria gempal sambil menengadahkan tangannya.Pria gempal mengerutkan kening, ia menatap Rey dari atas sampai ke bawah, wajahnya yang tidak terlalu tampan dan bentuk tubuh yang masih sedikit cungkring, jelas saja membuatnya tidak percaya kalau dia pemilik mobil tersebut."Jangan bercanda! Aku datang kemari untuk bertemu dengan tuan Asmodeus, bukan orang miskin sepertimu!" bentak Pria gempal marah.PlakRey menampar pria gempal hingga terhuyung dan jatuh terduduk di lantai, telinganya berdengung mendapatkan tamparan keras tersebut."Kau ....""Dengar baik-baik, aku paling tidak suka dengan orang yang hanya melihat penampilan luar orang yang sedang berbicara dengannya! Berikan kunci mobilku!" hardik Rey dengan suara lantang.Pria gempal menelan ludah mendengar perkataan Rey, ternyata pria yang dihadapannya itu sangatlah berani. Dari sikapnya saja sudah terlihat kalau Rey bukan pria biasa.Rey sudah kesal dengan orang-orang yang selalu menganggapnya remeh, seperti perkataan Sistem, ia sekarang tidak perlu takut lagi dengan siapa pun.Security hanya bisa tertegun melihat hal tersebut, ia menatap Rey dengan penuh kekaguman, pria kaya yang bertindak jika lawan bicaranya sudah kelewatan."Mana!" bentak Rey masih menengadahkan tangannya."I-Iya, tapi tuan ... sa-saya harus memastikan identitas anda terlebih dahulu, agar ...." Pria gempal belum selesai bicara, Rey mengeluarkan tanda pengenalnya yang lusuh, akibat selalu ia bawa ketika memunguti sampah, melemparkannya kepada pria gempal.Pria gempal melihat tanda pengenal Rey yang hampir buram sepenuhnya, tapi namanya masih tertera jelas di sana. Pria itu menatap wajah Rey yang tampak sedikit berbeda dengan foto buram di tanda pengenalnya."Aku habis operasi plastik, Puas?!" tanya Rey membentak."Ma-Maafkan saya tuan, i-ini kuncinya dan tanda pengenal anda," ucap Pria gempal tergagap sambil menyerahkan kunci mobil dan tanda pengenal Rey.Rey mengambilnya langsung tanpa berbicara sedikit pun, ia langsung menghampiri mobil mewah miliknya dengan raut wajah sumringah.Pertama kalinya memiliki mobil dan itu sebuah mobil Sport yang terkenal di dunia, jelas saja pria itu sangat senang, ia mengusap-usap mobil tersebut sambil tersenyum-senyum sendiri.Pria gempal dan Security bingung, pasalnya Rey seperti orang yang baru pernah memiliki mobil, padahal anak orang kaya seperti dia seharusnya sudah terbiasa melihat mobil mewah.Rey masuk kedalam mobil, interior didalamnya benar-benar membuat Rey terkagum-kagum, ia sudah tidak sabar untuk mengendarainya."Tunggu dulu, bagaimana caranya mengemudikan mobil?" tanyanya pada diri sendiri, saat tersadar kalau ia tidak bisa mengemudi.Rey menatap pria gempal yang masih bertekuk lutut di tanah. "Apa kamu tahu tempat latihan mobil dimana?" tanya Rey langsung.Pria gempal melebarkan rahangnya, baru kali ini ia mendengar ada anak orang kaya yang belum bisa mengemudi tapi sudah memesan mobil mewah padanya."Tu-Tuan Asmodeus, anda sedang bercanda 'kan?" Pria gempal balik bertanya.Rey menghela napas, ia lupa kalau dirinya harus bersikap seperti orang kaya agar tidak di pandang aneh oleh mereka."Aku baru saja menyelesaikan studi, selama ini tidak pernah keluar dan hanya fokus belajar, beritahu aku dimana tempat belajar mengendarai mobil," jawab Rey melontarkan omong kosong.Pria gempal memgangguk-anggukkan kepalanya seolah mengerti, ia pikir kalau Rey memang di didik untuk menjadi pewaris keluarga jadi tidak diperbolehkan untuk main-main. Pemikirannya sangatlah logis, ia tidak tahu saja pria yang mendapatkan mobil darinya seorang pengais sampah yang nasibnya mujur.Pria gempal beranjak berdiri, ia membungkukkan badan. "Sebelumnya perkenalkan dulu tuan Asmodeus, saya Gilbert Pohan. Jika berkenan besok saya akan mengirim seseorang yang akan mengajari anda mengemudi, kriteria pengajar yang anda mau seperti apa?" tanyanya sopan.Rey tersenyum melihat Pria gempal menjadi sangat sopan padanya. "Terserah kamu saja, yang penting bisa mengajariku dengan cepat," jawabnya singkat."Baik tuan, saya akan mencarikannya untuk anda dan ini kartu nama saya, jika perlu sesuatu anda bisa menghubungi nomor tersebut." Gilbert tentu saja tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, memiliki koneksi seperti Rey sangatlah penting untuk dirinya, ditambah saat membeli mobil tersebut Rey tidak menawarnya sama sekali, menurutnya Rey dari keluarga yang sangat kaya.Rey menganggukkan kepalanya mengerti sambil mengambil kartu nama Gilbert dan keluar dari mobil."Kamu parkir kan di sana, besok aku tunggu orang yang akan mengajariku menyetir," ucapnya pelan sambil mengantongi kartu nama Gilbert."Dimengerti tuan," jawab Gilbert yang langsung memarkirkan mobil Lamborghini yang sudah milik Rey ke tempat yang di tunjuk pria itu."Kamu awasi mobilku, aku mau pergi sebentar," ucap Rey sambil berjalan ke mobilnya yang sedang di parkir."Siap tuan Asmodeus!" jawab Security lantang yang sedaritadi diam.Setelah mobil terparkir dan Rey menerima kunci mobil dari Gilbert. Ia pergi dari parkiran untuk berjalan-jalan di sekitar apartemen.Pria itu ingin melihat sekeliling tempat tinggal barunya, sekaligus mencari tempat makan, mengingat didalam apartemen, belum ada makanan sama sekali.Rey melihat kafe tidak jauh dari apartemennya, ia tersenyum simpul dan langsung pergi ke sana.Tin! Tin! Tin!Ciiitt!Terdengar suara klakson mobil dan rem yang memekakkan telinga ketika Rey sedang menyebarang jalan. Rey terkejut dan reflek terdiam, karena terlalu bersemangat ia tidak melihat ada mobil yang lewat.Semua orang yang mendengar suara tersebut tentu saja langsung menoleh, melihat apa yang terjadi.Mobil pun berhenti tepat di depan Rey yang tertegun, jantungnya berdegup dengan kencang, ia teringat kembali saat kecelakaan pertama kali dan mendapatkan Sistem.Seorang gadis berkacamata turun dari mobil, ia terlihat sangat marah, melepaskan kacamatanya dan menghampiri Rey."Kamu sudah bosan hi ...." Gadis itu tiba-tiba berhenti berbicara ketika melihat wajah Rey.Wanita yang akan menabrak Rey Monica Santander, orang yang pria itu selamatkan dari para penculik.Monica menatap Rey lekat-lekat, ia yakin kalau pria itu memang penyelamatnya ketika akan diculik dalam pusat perbelanjaan."Ka-Kamu pria yang menyelematkan aku 'kan?" tanyanya memastikan dan bersemangat, sehingga membuat wanita itu gugup.Rey tersadar dari lamunannya, ia bingung dengan pertanyaan dari wanita cantik dihadapannya itu."Maaf kamu siapa?" Rey balik bertanya dengan raut wajah bingung.Monica tersenyum sambil langsung menggenggam tangan Rey. "Monica Santander, aku orang yang kamu selamatkan dari penculik sewaktu diparkiran pusat perbelanjaan," jawabnya bersemangat.Rey tidak fokus mendengar perkataan Monica, pria itu melihat tangannya yang sedang digenggam seorang wanita cantik.Sangat lembut dan halus, membuat Rey benar-benar lupa kalau Monica sedang berbicara dengannya. "Hei, malah melamun! Siapa nama kamu?!" tegur Monica dengan suara sedikit keras."Eh ... i-iya, a-aku Rey
Semua orang yang ada di Kafe melihat orang-orang berjas hitam tersebut, mereka bertanya-tanya siapa mereka semua.Monica menoleh kearah orang-orang berjas hitam, diantara mereka ada satu pria yang cukup tampan berjalan didepan orang-orang berjas hitam tersebut.Monica memutar bola mata malas ketika melihat pria tersebut datang bersama dengan para pengawal pribadinya.Sementara Rey tidak memikirkan orang-orang itu sama sekali, ia masih menikmati makanan yang menurutnya sangatlah enak dan sayang jika tidak dihabiskan."Monica, aku tadi ke rumah kamu, tapi kamu katanya kabur, kita pulang sekarang, oke!" ajak pria itu lembut.Monica menghela napas. "Sudahlah Maron, jangan ganggu aku lagi, lebih baik kamu pergi," jawabnya malas."Tidak, aku sudah berjanji dengan tuan Caesar untuk membawa kamu pulang," ucap Maron kekeh."Benar Nona, tuan besar menyuruh Anda pulang," timpal pengawal Monica yang datang bersama dengan Maron."Aku sudah dewasa, nanti juga pulang sendiri!" jawab Monica ketus.Ma
Melihat darah yang mengalir dari kepala Rey menghilang dengan sendirinya, tentu saja membuat bawahan Maron bingung.Swut!Rey berlari sambil melompat tinggi, tangannya mengepal dengan erat dan meninju bawahan Maron yang tadi memukulnya menggunakan kursi.Duak!Brug!Pukulan Rey tap mengenai wajah bawahan Maron sangat keras, pria itu terpental kebelakang, terlentang ditanah langsung tidak sadarkan diri.Rey berdiri tegap kembali setelah memukul sambil melompat, ia menoleh ke arah pria satunya yang tampak ketakutan.Swut!Rey tidak menunggu lagi, ia langsung menjambak rambut pria itu dan menarik kepalanya ke bawah. Lutut Rey diangkat keatas.Duak!Suara benturan renyah terdengar, pria itu langsung tubuhnya lemas seketika. Rey melemparkannya ke samping.Monica tertegun melihat Rey yang masih berdiri tegap, luka yang tadi ada ditubuhnya juga sudah menghilang, kejadian tersebut tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.Maron yang dari tadi tertawa juga langsung terdiam, pria itu menelan lu
Ke esokan harinya ....Rey terbangun dari tidurnya, pria itu sudah terbiasa bangun pagi untuk mengais sampah. Ia mengucek matanya sambil duduk. Reflek Rey menggerayangi sekitar tempatnya tidur dengan keadaan masih setengah tersadar."Loh ... mana kantung Sam ...." Suara Rey tercekat ketika melihat wilayah sekitarnya berbeda, yang bisanya ia tidur beralaskan kardus bekas, sekarang ada di kasur empuk."Astaga! Kenapa aku bisa di sini, gawat! Bisa-bisa aku di sangka maling!" lanjutnya bergegas berdiri dan berlari kearah pintu. Namun, saat ia sudah memegang kenop pintu, pria itu baru sadar kalau sekarang ia memiliki tempat tinggal, "bodohnya aku, bukankah sekarang ini rumahku?" gumamnya pada diri sendiri sambil menepuk jidat.Rey tersenyum getir, kebiasannya sehari-hari menjadi gelandangan, membuat ia lupa telah memiliki tempat tinggal pemberian Sistem.Pria itu kembali ke kamarnya, ia duduk di ranjang sambil tersenyum-senyum sendiri mendapati kebodohan yang masih hinggap di pikirannya.[M
Monica mencari alasan kenapa ia bisa tepat waktu saat Rey membutuhkan bantuan. Wanita itu tampak bingung akan menjawab apa.Rey menghela napas panjang. "Terima kasih Monica," ucap Rey lembut.Wanita yang sedang menyetir itu hanya mengangguk sambil tersenyum."Maaf mengganggu, bisakah lebih cepat lagi? Kakiku sakit sekali," tegur Pria yang akan bunuh diri di kursi belakang sambil menahan rasa sakit di kakinya.Rey menoleh kebelakang. "Kalau tahu sakit, ngapain kamu lompat dari sana, bodoh!" Pria itu hanya tersenyum getir mendengar perkataan Rey sambil memegangi kakinya yang patah.Setelah beberapa saat mereka sampai di rumah sakit, Rey langsung meminta para perawat untuk memberikan pertolongan pada pria yang ia selamatkan.Rey duduk di ruang tunggu bersama dengan Monica yang mengantarnya, pria itu menyenderkan tubuhnya di dinding."Rey, siapa orang itu?" tanya Monica membuka pembicaraan."Entahlah, aku hanya menyelamatkan dia," jawabnya enteng.Monica menatap Rey dengan seksama, pria
Gio menghirup napas dalam-dalam, ia mencoba untuk tetap tenang menghadapi Bos besar didepannya itu."Tuan Asmodeus, saya mau bekerja ditempat anda walau hanya menjadi karyawan tetap, tapi saya pasti tidak akan bisa bekerja beberapa bulan kedepan dengan kondisi seperti ini," ucapnya tidak berdaya.Rey mengangguk mengerti, tidak mungkin pria yang tidak bisa berjalan berangkat ke kantor. Ia juga bingung bagaimana caranya agar Giovanni bisa bekerja dengannya.[Tuan, telepon saja Perusahaan anda, asisten pribadi anda yang berada di sana akan mengurus masalah tersebut, bahkan Giovani bisa bekerja dibalik layar terlebih dahulu sambil duduk di sini.]Sistem tiba-tiba memberikan pemberitahuan kepada Rey dibenaknya, sehingga membuat pria itu tersenyum simpul."Sebentar," ucap Rey yang mengeluarkan Ponselnya dan mencari nomor asisten pribadinya yang sudah Sistem simpan didalam sana bersamaan dengan Rey saat mendapatkan perusahaan tersebut.Gio hanya mengangguk, walau tidak tahu siapa yang akan di
Sardat dan kedua pengawalnya langsung pergi ke kantin bersama dengan pengawal anaknya yang melihat Rey.Orang-orang yang mengenali Sardat sedikit membungkukkan badan untuk menghormati pria tersebut, mengingat dia salah satu orang terkaya di kota Andalas.Sesampainya di kantin, Rey masih ada di sana. Bawahan Maron menunjuknya. "Tuan, itu orangnya," ucap dia yakin.Sardat mengernyitkan dahi ketika melihat seorang Pemuda dengan tubuh kurus yang di tunjuk pengawal Anaknya."Kamu yakin dia orangnya?" tanya Sardat memastikan."Saya yakin tuan!" jawabnya mantap.Sardat sedikit bingung, pasalnya pemuda kurus seperti Rey bisa mengalahkan empat pengawal Maron. Namun, pria paruh baya yang sudah marah dengannya langsung memerintahkan dua pengawal kekarnya untuk menghajar Rey."Seret dia keluar dan berikan pelajaran!" perintah Sardat tegas."Baik Bos!" jawab dua pengawal tersebut mantap.Rey sedang beranjak dari duduknya berbuat pergi dari sana setelah selesai makan.Tiba-tiba kerah belakangnya di
Sardat merasa puas melihat Rey tidak berdaya melawan para Polisi. Namun, ketika Rey akan di bawa ke mobil polisi, terlihat suara Helikopter di atas jalan raya.Semua orang langsung melihat ke arah Helikopter, mereka semua tertegun ada tiga Helikopter yang sedang terbang diatas jalan raya.Orang-orang berpakaian serba hitam turun dari Helikopter, mereka semua menghentikan mobil yang berlalu lalang agar Helikopter yang membawa Bos mereka bisa mendarat.Setelah jalanan sudah di amankan, Helikopter yang membawa Bos orang-orang berpakaian serba hitam mendarat di jalan.Seorang wanita dengan wajah tegas turun dari Helikopter, dua orang berpakaian serba hitam mengekorinya dari belakang.Wanita itu tampak tergesa-gesa masuk kedalam halaman Rumah sakit. Sardat merasa wanita tersebut sangatlah familiar di matanya, pria itu langsung terkejut ketika mengingat siapa wanita yang datang dengan Helikopter.Sardat bergegas menghampiri wanita tersebut. "Mis Azalea, senang bertemu dengan anda," sapanya
Rey berdiri tegap di depan gerbang kediamannya, menatap tajam ke arah Hors yang juga sedang menatapnya balik. Mereka berdua seperti terjebak dalam ketegangan yang tak terucapkan, seolah ada perang bisu yang terjadi di antara mereka. Bawahan Rey, yang melihat dari kejauhan, pun tak luput dari suasana yang menyelimuti situasi itu. Mereka menyaksikan Tuan mereka dengan kewaspadaan yang tinggi, siap siaga untuk bertindak jika ketiga orang yang datang bersama Hors tiba-tiba berbuat onar, walaupun mereka yakin Rey pasti mampu menangani segalanya sendiri. Hors akhirnya memecahkan keheningan dengan ucapannya yang langsung menohok. "Ikutlah dengan kami secara baik-baik, kau harus menjelaskan darimana kekuatanmu itu berasal," tantangnya tanpa basa-basi, dengan nada yang tegas."Ikut denganmu? Kau seenaknya datang dan menyuruhku ikut denganmu, apa kau pikir aku mudah ditekan?" tanya Rey mengejek.Bawahan Hors yang terhempas terlihat menyerang kembali ke arah Rey, kali ini dengan kecepatan penu
Keesokan harinya, Hors dan ketiga bawahannya berjalan dengan langkah pasti di jalanan kota yang sibuk, mencari tahu keberadaan Rey, manusia yang memiliki kekuatan setara dengan mereka yang merupakan Dewa. Mereka terus menyusuri jalan-jalan di kota tersebut, sambil mencoba mencari tanda-tanda keberadaan Rey.Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah bangunan megah yang tampaknya menjadi tempat tinggal Rey. Bangunan itu berdiri megah di tengah-tengah kota, dengan arsitektur yang mewah dan elegan. Mereka merasa yakin bahwa di sinilah tempat Rey berada.Hors, dengan bijaksana, meminta para bawahannya untuk menekan energi spiritual mereka, agar kedatangan mereka tidak terdeteksi oleh Rey. Mereka ingin mengejutkan Rey dan menghadapinya dengan kekuatan penuh."Jangan sampai keberadaan kita diketahui olehnya," ucap Hors penuh penekanan.Ketiga bawahan Hors mengangguk dan segera menurunkan energi spiritual mereka, membuat mereka tampak seperti manusia biasa yang berjalan di jalanan kota. Mere
Di Istana Langit yang megah dan penuh keagungan, Dewa Agung duduk di atas singgasananya yang tinggi. Dia yang sudah tahu kalau Rey manusia terkuat yang ada di Bumi, tidak merasa terganggu sama sekali dengan keberadaannya. Karena sepanjang dia mengawasi Rey, pria itu tidak pernah berbuat sesuatu yang negatif, cenderung bergerak positif melindungi orang-orang terdekatnya.Sementara itu, Hors, berbeda Dewa Agung, dia yang merasa penasaran dengan sosok Rey. Pasalnya, Rey mampu mengelabuhi sihir penglihatan Dewa Pengawasan yang selama ini dianggap sempurna. Hors merasa perlu untuk turun ke Bumi dan mencari tahu tentang siapa sebenarnya Rey.Hors berencana turun ke Bumi membawa beberapa bawahannya, untuk melihat sendiri, siapa sebenarnya Rey.Hors segera memanggil beberapa bawahannya yang handal, setelah dari kediaman Dewa pengawasan.Mereka bersiap-siap untuk turun ke Bumi, menyamar sebagai manusia biasa, dan mencari informasi tentang Rey dari jarak jauh."Kalian, jangan sampai membuat kes
Rey berdiri di atas atap rumahnya, menatap langit yang semakin gelap. Raihdo baru saja meninggalkan Rey setelah mereka membuat segel kontrak janji.Raihdo berjanji tidak akan memberitahukan kekuatan yang dimilikinya pada Dewa lainnya dan akan melindungi rahasia Rey.Angin malam bertiup kencang, membuat rambut hitam Rey terbang mengikuti hembusan angin. Matanya yang tajam melihat ke arah langit, seolah mencari sosok Raihdo yang sudah menghilang.Rey menghela napas panjang, menahan kebingungan dan kekhawatiran yang kini mulai menguasai pikirannya."Semakin rumit saja, masalahku," gumam Rey dalam hati.Dalam sekejap, hidupnya berubah drastis. Entitas yang seharusnya jauh dari kehidupannya, kini turun ke Bumi dan mencampuri urusannya. Rey merasa gelisah, namun sekaligus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Rey menghentakkan kakinya ke atap, mengekspresikan rasa frustrasinya. Dia tahu bahwa situasi ini berpotensi membawa bahaya bagi dirinya dan orang-orang yang dia cintai.R
Raihdo terkejut ketika melihat kekuatan yang dimiliki oleh Rey, yang sudah mencapai tingkat Dewa tinggi. Dia merasa takjub dan tak percaya, bagaimana mungkin seorang manusia biasa seperti Rey bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Rey berdiri tegak, penuh percaya diri, dengan sinar kilauan kekuatan yang melingkupi tubuhnya. Kemampuan regenerasi yang dimiliki Rey juga sangat cepat, membuat Raihdo merasa tidak mampu lagi untuk melawannya. Setelah berpikir panjang, Raihdo akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dia menunjukan wajah memelas pada Rey, memohon belas kasihannya.Rey menatap Raihdo dengan pandangan tajam, mencoba menilai kejujuran dari wajah sosok tersebut. Setelah beberapa saat, dia akhirnya angkat bicara. "Baiklah, aku akan mengampunimu. Tapi, jelaskan padaku, apa tujuanmu datang ke Bumi?"Rey melepaskan injakan kakinya dari dada Raihdo, sosok tersebut pun perlahan beranjak dari tanah dan bertekuk lutut dihadapan Rey.Raihdo menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. "Sebe
Raihdo, terkejut melihat sosok manusia yang datang menghampirinya. Energi spiritual yang dimiliki manusia itu begitu kuat, sehingga Raihdo merasa tertekan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Keringat dingin mengalir di wajah Raihdo, dan matanya terbelalak, menatap sosok tersebut dengan takjub."Siapa kau?!" tanya Raihdo dengan suara yang bergetar karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.Sosok manusia itu tersenyum tipis, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan tegas, "seharusnya bukankah aku yang bertanya padamu, kenapa kau berada di sini?"Raihdo menelan ludah, merasakan betapa luar biasa tekanan yang diberikan oleh energi spiritual Rey. Dia tidak pernah menyangka bahwa akan ada manusia yang mampu menekan dirinya,sebagai sosok Dewa penjaga gerbang langit, hingga sejauh ini.Rey melangkah maju, menyadari ketakutan Raihdo, namun tetap tidak menurunkan energi spiritualnya. "Aku tidak tahu apa yang kau cari di sini, tetapi dari kekuatanmu, aku yakin kau bukanlah manusia biasa," uc
Raihdo dan Uruz merupakan penjaga gerbang langit, ketika mereka sedang berjaga melihatvpetir kehendak langit aktif, keduanya pun langsung mencari tempat dimana petir kehendak langit menyambar yang menandakan adanya peningkatan Drajat Dewa. Kedua Dewa penjaga gerbang itu langsung turun ke Bumi sebab hal seperti ini jarang sekali terjadi."Uruz, kau laporkan masalah ini pada Dewa Agung! Aku yang akan mencari sosok yang telah mengaktifkan petir kehendak langit!" Perintah Raihdo dengan nada tegas."Baik, berhati-hatilah, Raihdo," jawab Uruz sambil pergi meninggalkan rekannya tersebut.Dengan kekuatanya, Raihdo segera melacak sosok yang terkena sambaran petir kehendak langit tersebut. Ternyata sumbernya berasal dari tempat Rey tinggal. Meskipun hanya merasakan samar-samar, tetapi Raihdo yakin itu berasal dari sana.Raihdo yang penasaran dengan apa yang terjadi dan ingin mencari tahu lebih jelas lagi, dia memperhatikan kediaman Rey dari kejauhan untuk berjaga-jaga agar tidak ada yang melih
Ledakan yang menggelegar terdengar mengiringi sambaran petir berbentuk siluet Naga yang menghantam tubuh Rey. Seketika, tempat itu hancur, membuat bawahan-bawahan Rey yang berada di kejauhan terhempas oleh gelombang angin yang tercipta oleh benturan dahsyat tersebut.Noel yang tahu betul bahwa tuannya sedang berada dalam proses peningkatan kekuatan, hanya bisa menundukkan kepalanya sambil berharap semoga Rey baik-baik saja. Tubuhnya terjungkal terhempas oleh gelombang angin yang disebabkan oleh sambaran petir Naga yang sangat besar tersebut.Para bawahan Rey lainnya yang terhempas oleh gelombang angin itu juga terlihat sangat khawatir, mereka menatap ke arah Rey dengan mata yang penuh kegelisahan. Beberapa di antaranya berusaha bangkit dan melihat kearah Rey untuk memastikan kondisinya, namun asap tebal masih menyelimuti tempat tersebut.Sementara itu, Rey yang terkena sambaran petir Naga, terasa seolah tubuhnya terbakar oleh energi yang luar biasa. Wajahnya tampak meringis menahan ras
Rey terpaku melihat tubuh manusia rekayasa genetika yang hancur di depan matanya. Dalam hitungan detik, ia menyaksikan daging dan tulang yang hancur mulai menyatu kembali, perlahan membentuk sosok yang utuh. "Tidak mungkin..." gumam Rey terkejut, matanya membelalak tak percaya. Ia merasa darahnya terasa membeku melihat kekuatan regenerasi yang dimiliki sosok itu, seperti kekuatan yang ia miliki. Merasakan ancaman yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rey merasa terancam oleh kekuatan yang sama dengan dirinya, kini ada pada sosok di depannya.Rey menatap tajam ke arah sosok misterius itu, bersiap untuk menghancurkan setiap inci tubuhnya agar tidak bisa beregenerasi kembali. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan tenaga penuh. SwuzzSwuttBooomm! Kawah raksasa yang sudah tercipta menjadi semakin besar ketika Rey melepaskan pukulan mautnya. Asap tebal menyelimuti tubuh Rey, menciptakan nuansa mencekam di sekitarnya. Namun, kali ini Rey tidak menunggu asap t