Beranda / Fantasi / LUCID DREAM / 20. Pikiran

Share

20. Pikiran

Penulis: Tan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Helio merebahkan tubuhnya sesaat setelah ia sampai di istana. Tidak perlu lewat pintu untuk sampai ke kamarnya, lelaki itu dapat menggunakan sihir semaunya untuk bisa langsung mencapai kamarnya yang sekarang berada di lantai atas.

Helio menutup matanya. Tadi saat dirinya bersama Althea, Helio mendapatkan informasi bahwa Althea telah mendapatkan kunci perpustakaan istana yang hanya dimiliki oleh keluarga raja. Saat ini ia belum memiliki kunci itu, begitu pun Mikhail dan anak-anak raja lainnya. Walaupun dibilang itu milik keluarga kaisar, tetapi hanya raja, ratu, beserta para selir saja yang memiliki kunci tersebut dikarenakan beberapa alasan. Pertama, perpustakaan istana merupakan sumber dari segala informasi yang melebihi guild informasi. Para pelayan yang membersihkan perpustakaan akan dijaga ketat oleh beberapa kesatria demi menghindari kebocoran informasi rahasia di dalamnya. Kedua, ada banyak barang antik dan kuno dari masa raja pertama, sehingga harus dijaga dengan sangat baik da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LUCID DREAM   21. Pesan

    Althea mengamati ribuan jajaran buku di perustakaan istana. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan terluas di Kerajaan Hymnea, dan sudah terhitung tiga hari ia mengunjunginya berturut-turut. Setelah puas berkeliling dua hari silam, kini ia benar-benar fokus untuk mencari rak yang berkaitan dengan sihir. 'Biasanya rak tentang sihir ada di bagian ujung,' batin Althea sembari berjalan ke ujung ruangan. Perpustakaan saat ini sepi, sama sekali tidak ada orang di dalamnya karena memang waktu yang Althea pilih di jam-jam petugas kebersihan sedang sibuk-sibuknya."Ketemu." Pandangan Althea tertuju pada lima sampai enam jajaran rak buku yang ada di paling ujung ruangan. Rak buku yang paling depan, tepatnya diatasnya terukir tulisan "sihir" membuat Althea lebih yakin bahwa inilah yang selama ini dicarinya."Hmm kebanyakan memakai bahasa kuno...""Yah wajar sih, sihir kan sudah lama dilarang di kerajaan ini." Althea mengambil salah satu buku tentang sihir dimulai dari sejarah, teknis, jenis-je

  • LUCID DREAM   22. Ratu dan Anak-Anaknya

    Mata Althea terbelalak ketika melihat ada orang lain di hadapannya. Berbagai pertanyaan kini terlintas di otaknya, namun ia pilih untuk diam lebih dulu dan mengamati situasi saat ini. Althea berdiri dari tempat duduknya, lalu memberi salam pada orang yang ada di hadapannya. "Salam kepada Yang Mulia Pangeran William," salam Althea membungkukkan badannya."Lama tak jumpa, Putri. Silakan duduk. Aku jadi tak enak hati mengganggumu yang sedang fokus hari ini," ucapnya ringan sambil melihat beberapa tumpukan buku yang ada di meja."Ah..," Althea baru sadar bahwa ia saat ini tengah menjalani misi rahasia. Tidak seharusnya William mengetahui apa yang ia cari saat ini. 'Sepertinya Pangeran Helio akan mengomeliku,' rutuk Althea dalam hati.William yang menyadari tatapan Althea juga tertuju pada buku-bukunya sekaligus memasang wajah seperti ketahuan terkekeh. "Tidak usah khawatir, Putri," ucapnya sambil mendekat ke arah meja, lalu meletakkan telunjuknya di bibir, "aku tidak akan memberitahu sia

  • LUCID DREAM   23. Sulap

    Althea mengetuk-ngetuk jari pada meja yang biasa dipakainya untuk belajar dan menulis surat. Seperti perkataan penyihir agung beberapa hari yang lalu, ia harus mengetahui alasan atau penyebab kenapa ia memimpikan hal-hal yang berkaitan dengan Pangeran Helio. Namun sekeras apa pun ia berpikir, Althea masih tidak menemukan jawabannya. "Bukannya aku bertemu dengannya karena ingin menanyakan hal ini? Kenapa dia malah menyuruhku untuk memikirkannya terlebih dahulu??" Gerutu Althea. Ia belum memberi tahu Helio tentang dirinya yang bertemu dengan penyihir agung. Entahlah, Althea merasa ia nanti akan keceplosan dengan mengatakan jika William juga datang ke sana dan sedang memergokinya sedang mencari tahu tentang sihir. Walaupun Pangeran William lebih baik dari anak selir Livia yang terkenal kejam, tapi tidak ada salahnya jika Althea berjaga-jaga."Mari kita mencari tahu dahulu penyebabnya, kenapa aku bisa memimpikan hal berkaitan dengan Pangeran Helio..." Althea kembali memusatkan pikirannya

  • LUCID DREAM   24. Siapa Kau?

    "Siapa kau sebenarnya?" Sesaat etelah menanyakan hal itu, ekspresi Helio yang tadinya lembut dan nada bicara yang juga tenang kini berubah dalam sekejap. Ekspresi yang ditampilkannya sarat akan kecurigaan, dan penuh selidik, serta nada bicara yang menusuk, membuat siapa saja mampu berada dalam situasi yang menegangkan bila berhadapan langsung dengannya.Atau mungkin tidak untuk orang yang kini ada di hadapannya. Bukannya malah tegang atau pun takut, William malah tersenyum miring sarat akan kemisteriusan. Satu hal yang belum pernah Helio lihat pada ekspresi pemuda itu setelah ia datang kembali ke istana ini."Ah, aku ketahuan." Siapa pun yang melihat pasti akan tahu jika situasi saat ini sedang tidak dalam keadaan baik. Semua yang mereka lalui dari perjalanan menuju kereta kuda, hingga beberapa menit lalu seakan-akan lenyap tak pernah terjadi apa pun. Dan siapa yang akan mengira jika situasi yang tadinya riang gembira kini kian mencekam dan penuh ketegangan baik Helio mau pun William

  • LUCID DREAM   25. Diskusi

    "Maaf mengganggu Anda yang sedang belajar, Putri."Ya, Sesaat setelah Helio meminta untuk mempersiapkan keberangkatannya besok ke kediaman Foster, para pelayan langsung mempersiapkannya malam itu juga, berjaga-jaga jika Helio nantinya benar-benar akan pergi di waktu fajar. Tentu saja, menempuh perjalanan ke kediaman Foster tidak dekat. Helio memilih untuk melewati jalan pintas yang diberi tahu oleh Mikhail pada Althea. Jika kalian bertanya, dari mana Helio mengetahuinya? Tentu saja ia menguping pembicaraan Mikhail dengan ajudannya saat akan pergi ke kediaman Foster beberapa bulan yang lalu. Walaupun itu adalah insiden yang tidak disengaja, sebab Helio tidak berniat menguping, tapi suara mereka telah terdengar karena saat itu lelaki itu sedang melewati kamar Mikhail.Berbicara tentang Mikhail, saat ini ia sedang berada di wilayah selatan dari Kerajaan Hymnea, yaitu Kerajaan Karsari, di mana akhir-akhir ini kedua kerajaan ini sedang membuat kesepakatan kerja sama. Namun, entah mengapa p

  • LUCID DREAM   26. Buku

    Sesaat setelah Helio selesai dengan perkataannya, Althea mau tak mau dibuat merinding untuk mendengarnya. Ia tidak menyangka bahwa Pangeran William mempunyai maksud tertentu, dan ternyata sudah direncanakan sejak lama. Masalahnya, dari mana dan apa sebenarnya tujuan dari Pangeran William? Apa ia mau mengusir Helio seperti saat Selir Livia dulu mengusur Helio? Althea sungguh tidak habis pikir."Apa tujuan Pangeran William melakukannya? Jika ia tertarik pada takhta, harusnya Pangeran mengincar Mikhail, bukan Anda," gumam Althea."Entahlah, aku juga tidak bisa memahami jalan pikirannya. Tetapi tampaknya, tujuannya bukan takhta," Helio menyesap tehnya, lalu meletakkan cangkirnya bersamaan dengan lanjutan ucapannya, "melainkan sihir."Althea terdiam sejenak. "Sihir. Jika begitu tujuannya, apa dia mengetahui sesuatu tentang penyihir agung?" Helio mengangkat bahu. "Mungkin saja dia mengetahuinya. Dari cara bicara dan tatapannya, aku yakin dia adalah orang yang mengetahui sihir dengan luas."

  • LUCID DREAM   27. Hwamelton

    Helio menutup buku yang mengisahkan kisah Hwamelton. Lelaki itu terdiam sejenak, membuat suara jarum jam berdetak kian keras memenuhi perpustakaan Istana. Setelah membaca keseluruhan kisahnya, Helio menjadi paham secara garis besar siapa itu Hwamelton.Ratu Grace, yaitu Ratu pertama yang ada di Kerajaan Hymnea memiliki kekuatan sihir yang begitu besar, sehingga tidak bisa ditampung oleh tubuhnya sendiri, hal itulah yang membuat ia menjalin kontrak dengan penyihir agung di Negerinya. Negeri asal Ratu Grace memiliki beberapa penyihir hebat dan keluarga Ratu itu salah satunya. Lalu, soal Hwamelton... Itu adalah sebuah nama pemuda yang sedang mempelajari ilmu sihir di akademi sihir. Hwamelton merupakan nama julukannya. Sedangkan nama aslinya adalah Frederick Immanuel Von Aletton. Ratu Grace dan Frederick merupakan teman dari mereka kecil, hingga saat sama-sama berada di akademi. Karena Ratu Grace mengambil bidang ekonomi, di mana jurusan itu lebih cepat tamat dibandingkan ilmu sihir yan

  • LUCID DREAM   28. Aktivitas Sehari-hari

    Althea melirik buku yang diberi Helio tadi siang. Buku itu memiliki ukiran yang indah. Kalau kata Helio, buku ini seperti buku novel romansa yang terpulas kisah tragis. Althea sempat dengar kisahnya secara garis besar. Namun, Helio memberikannya buku itu kalau-kalau ia perlu memeriksa detail kisah itu. Siapa tahu di dalam sana terdapat petunjuk yang mereka berdua tidak sadari. Sebelum tidur, kebiasaan Althea adalah membaca buku agar dirinya cepat mengantuk dan tidur dengan nyenyak. Namun, jika ia tidak bisa tidur juga, gadis itu akan berjalan-jalan di taman rumahnya, dan akan kembali jika sudah mengantuk.Pernah suatu kali, Althea terjaga dari tidurnya. Saat itu tengah malam, dan para pelayan kebanyakan sudah tidur di kamarnya masing-masing. Althea yang merasa tidak enak membangunkan mereka hanya untuk menemaninya jalan-jalan di taman akhirnya memutuskan untuk keluar sendiri sembari menikmati angin malam yang dingin.Walaupun taman utama keluarga Foster memiliki gaya labirin, di mana

Bab terbaru

  • LUCID DREAM   47. Jatuh Cinta

    Dengan berat hati Helio menceritakan semua kejadian yang ia dan Putri Althea alami selama ini. Mulai dari Althea yang menceritakan mimpi awalnya yang melihat masa kecil Helio, hingga petunjuk mengenai penyihir agung yang bisa menjawab alasan kenapa mengalami kejadian seperti ini. Mikhail hanya diam mendengarkan. Jujur, bagi orang yang logis, kejadian ini sangat berada di luar nalarnya. Jika saja yang bercerita di depannya saat ini bukan Helio, dan kejadian beberapa saat lalu dengan pelayan yang mengaku sebagai reinkarnasi penyihir, ia akan enggan mempercayainya. Apalagi, kejadian kali ini menyangkut tentang Althea, salah satu orang yang spesial bagi Mikhail, mau tak mau lelaki itu mempercayai kejadian kali ini. Setelah Helio menjelaskan dengan panjang lebar, Mikhail masih terdiam, larut dalam pikirannya. Helio menatap Mikhail dengan pandangan resah. "Jadi, itu ceritanya, kenapa kami mencari penyihir agung. Ehm, Mikhail, apakah kau mendengarkanku?" Helio mengibaskan tangannya ke kanan

  • LUCID DREAM   46. Pengakuan

    "Reinkarnasi penyihir agung?" Mikhail terdiam di ruangannya sambil memikirkan perkataan yang dikatakan oleh perempuan yang bernama Eleanor Rittenheim tersebut. Dari namanya, Mikhail tahu dia bukan orang biasa. Gadis itu memiliki marga, jelas bahwa dia adalah seorang bangsawan. Kenyataan bahwa ada seseorang yang mengaku bahwa dia merupakan reinkarnasi dari penyihir agung juga tidak masuk akal bagi Mikhail. Apalagi ia yang merupakan orang realistis sulit untuk memercayai adanya hal-hal tersebut. Mikhail tahu, bahwa Kerajaan Hymnea didirikan dengan bantuan penyihir, bahkan Ratu pertama dari Kerajaan ini juga memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. Namun, untuk mempercayai bahwa adanya reinkarnasi penyihir agung di waktu ini membuat Mikhail harus memikirkan apakah ia harus mempercayainya atau tidak.Satu-satunya jalan untuk membuktikan perkataan perempuan itu adalah dengan menanyakan orang yang mencarinya, apakah reinkarnasi tersebut benar-benar ada atau tidak. Yah, setidaknya Mikhail h

  • LUCID DREAM   45. Eleanor Rittenheim

    Helio terdiam mendengar penuturan Althea. Akhir-akhir ini banyak sekali kejadian yang melibatkan kerajaan Karsari. Padahal kerajaan itu sebelumnya jauh dari kata problematik. Benarkah kerajaan itu akan menyerang kerajaan ini? Padahal Mikhail telah membuat perjanjian pernikahan dengan kerajaan tersebut. Dan sekarang, kerajaan itu berhubungan dengan petunjuk yang tengah mereka cari. "Apakah William tengah berada di sana? Kalau ditarik kesimpulannya, tidak ada variabel yang lebih komplit dan pas selain dia ada di sana." Ucapan Helio membuat Althea mau tidak mau menyetujuinya. Yah, saat ini kemungkinan itu yang paling memungkinkan dan paling mendekati. "Apakah kita akan ke sana?"Heio kontan menggeleng. "Tidak bisa. Kondisi saat ini tidak memungkinkan kita untuk pergi ke sana."Althea mengerutkan dahinya. "Memangnya kenapa?"Helio terdiam. Ia pikir, percuma saja jika menyembunyikannya pada Althea. Toh, sebentar lagi masalah ini akan terkuak ke bangsawan lain, termasuk Duke Foster yang

  • LUCID DREAM   44. Kerajaan Karsari

    Bruk!Pelayan yang tadi Helio baca ingatannya kini telah berdiri di hadapan Mikhail, tepat beberapa jam setelah Mikhail menyuruh ajudan kepercayaannya untuk menangkap pelayan ini. Hampir saja, telat semenit saja mungkin pelayan ini sudah terlebih dahulu kabur dengan menggunakan kuda ke luar ibu kota Hymnea. Pelayan wanita itu menundukkan kepalanya. Kedua tangannya terkepal dengan keras dihiasi dengan tali yang mengikatnya. Mikhail meletakkan kaca mata di atas meja, lalu berjalan beberapa langkah mendekati pelayan itu. Setelah sampai di hadapannya, lelaki itu jongkok untuk menyejajarkan posisinya dengan pelayan wanita itu.Ditatapnya pelayan itu sebentar, "apa kau tahu apa kesalahanmu sehingga kau dibawa ke sini dan berbicara denganku?"Pelayan itu hanya diam. Seolah tuli, ia berani untuk tidak menggubris ucapan Putra Mahkota Kerajaan Hymnea. Para prajurit beserta ajudan yang geram dengan tingkah pelayan itu mendorong pelan kepalanya sambil berucap, "Hey! kau sedang berbicara dengan

  • LUCID DREAM   43. Jawaban atas pertanyaan

    Helio tidak bisa untuk tidak terkejut setelah mengetahui isi pikiran dari pelayan yang dibawanya. Hal ini benar-benar di luar dugaannya. Awalnya, Helio hanya ingin mengetahui sedikit informasi tentang utusan pedagang tadi dan tidak akan ikut campur lebih lanjut. Namun, karena sudah terlanjur begini, mau tidak mau ia harus memedulikan masalah ini."Jadi, apa kau mengenalnya?"Pelayan tadi masih terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, Yang Mulia. Tadi saya hanya sekadar menyapa mereka. Saya tidak mengenal mereka."Helio terus menatap pelayan tersebut. 'Ayolah, kumohon percaya dan biarkan aku pergi dari sini secepatnya. Setelah ini, aku harus pergi sebelum identitasku diketahui.' Lagi-lagi Helio melihat isi pikiran pelayan itu.Helio menarik senyum sinis, 'Jadi dia mau menyelamatkan diri sendiri?' Kendati begitu, lelaki itu menganggukkan kepalanya. "Baiklah jika begitu, silakan pergi."Pelayan itu menunduk hormat, lalu pergi dengan langkah buru-buru. Helio menghela napas, lalu lela

  • LUCID DREAM   42. Tahu

    Helio membuka pintu belakang bagian istana sesampainya ia di sana. Seluruh pekerja yang berada di dalamnya melihat ke arah Helio dengan terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa seorang Pangeran mengunjungi salah satu tempat lusuh di istana. Apalagi akhir-akhir ini Helio sangat terkenal di kalangan bangsawan maupun rakyat biasa karena diperbolehkan kembali ke istana, di mana secara tidak langsung Raja mengakui bahwa kekuatan sihir yang dimilikinya tidak berbahaya. Hanya tinggal menunggu waktu saja bagi mereka untuk menunggu perubahan keputusan Raja mengenai aturan sihir yang sempat sangat dilarang.Pintu belakang istana ini di dalamnya berhubungan langsung dengan tempat penyimpanan barang-barang dapur dan dapur kotor istana. Untuk tempat penyimpanan bahan makanan terletak berseberangan dengan pintu belakang istana. Makanya para utusan pedagang ataupun asosiasi pedagang khusus bahan makanan biasanya mengantar makanan ke arah pintu khusus tempat penyimpanan makanan. "Aku ingin bertanya."

  • LUCID DREAM   41. Perkiraan

    Mikhail berjalan dengan cepat memasuki istananya setelah mengantarkan Edelyn hingga gadis itu meninggalkan istana miliknya. Mikhail tidak tahu, mana yang benar dan mana yang salah. Apakah ia harus mempercayai perkataan yang baru saja dijelaskan oleh Edelyn, ataukah tetap melaksanakan rencana yang telah ditetapkan, yakni tetap melakukan pertunangan dengan Putri pertama dari Kerajaan Karsari.Ketukan dari pintu kamar membuat Mikhail mengalihkan fokusnya pada benda kayu itu. Setelah mengucapkan kata masuk, kepala pelayan muncul dibalik pintu dan berjalan mendekatinya. "Salam kepada Yang Mulia Putra Mahkota, apa ada hal yang Anda butuhkan, Yang Mulia?"Mikhail terdiam di tempatnya. Lelaki itu duduk di meja kerja sembari mengetuk-ngetuk jari di mejanya, pertanda ia sedang mempertimbangkan kembali keputusannya. "...Cari tahu hal mengenai Kerajaan Karsari. Dengan siapa mereka berhubungan akhir-akhir ini, siapa sekutunya, siapa musuhnya, apa yang mereka lakukan. Semua. Tanpa terkecuali."Me

  • LUCID DREAM   40. Dugaan

    Edelyn mengangkat salah satu alisnya. 'Putri pertama?' batinnya bingung. 'Kalau putri pertama, apakah putri yang itu?' lanjutnya. Ia kembali mengingat isi surat yang pernah dikirimkan salah satu temannya yang berada di Kerajaan Karsari.Edelyn tersadar karena jentikan jari dari Helio. Lelaki itu menatap heran Edelyn. "Apakah Anda sakit, Putri? Dari tadi Anda seperti hilang fokus."Edelyn langsung berdeham setelah mengerjapkan mata selama beberapa saat, "ah, aku tidak apa-apa. Hanya sedang memikirkn hal lain saja, Pangeran. Mohon maaf karena saya tidak menyimak pembicaraan Anda."Helio mengangkat bahu, "yah, tidak apa-apa. Hal yang aku bicarakan juga tidak penting. Intinya akan ada tamu terhormat dari Kerajaan Karsari seminggu lagi."Edelyn menganggukkan kepalanya. Yah, untuk saat ini ia harus diam dulu, siapa tahu ia salah orang, atau keliru dalam membaca informasi yang ada.Yah, Edelyn bahkan bersyukur akhir-akhir ini tidak ada gosip menyimpang mengenai dirinya maupun Ibunya.***So

  • LUCID DREAM   39. Mawar

    Althea memandangi busa-busa yang ada di sekitarnya. Saat ini gadis itu sedang berendam sendirian, tanpa ditemani oleh satu pun pelayan. Gadis itu yang memintanya sendiri. Ia butuh waktu untuk berpikir, begitu alasannya saat ditanya.Dan sekarang di sinilah ia berada. Di dalam sebuah bak mandi yang terbuat dari marmer putih nan indah dipandang. Althea menyandarkan tubuhnya. Ia menghela napas. Mimpi semalam masih terbayang dengan sangat jelas. Lewat mimpi itu, Althea jadi sadar jika ia bisa memimpikan orang lain, bukan hanya Helio saja. Sudah begitu, orang yang dimimpikannya adalah orang yang tidak pernah ia duga sama sekali. Bagian kecil di dalam hati Althea merasa sedikit kecewa karena gadis itu tidak memimpikan Helio. 'Yaampun, kau masih saja berpikiran ke sana. Kenapa setiap kali aku memfokuskan untuk memikirkan mimpi semalam, selalu saja berakhir dengan mengingatnya. Sadarlah Althea! Kau tidak tahu di sana apakah dia juga memikirkanmu atau tidak!' batinnya berteriak keras, berusah

DMCA.com Protection Status