“Gile lu. Ngajak gue ke tempat beginian.” Ethan tidak habis pikir akan berakhir di tempat seperti ini. Hari ini dan detik ini juga dia baru pertama kali menginjakkan kaki di rumah seorang dukun, mana letaknya cukup jauh, yang ada sudah capek di jalan, nyampe sini paling mengobrol dengan dukunnya semenit dua menit saja. Ethan juga belum pernah mengobrol dengan dukun, nanti proses lapor melapornya bagaimana? Dia jadi semakin bingung. Mau pulang malah ditahan, mau masuk takut.
“Ya kita mau kemana lagi selain ke sini PA!” Dia sampai memarahi dan mengatai Ridwan, habisnya Ridwan ini malah ngaco, ngajak tu dugen kek, ke restoran atau tempat lain yang tidak menyeramkan, pergi liburan juga oke, ini malah mengajak pergi ke mbah dukun. Sekarang sudah zamannya mbah G*ogle, bukan mbah dukun lagi.
“Apa lo bilang? PA?” tanya Ridwan b
Teloleeeettt! Suara klakson dari bus besar berbunyi sangat nyaring sekali. Suaranya dapat membuat siapa saja atau kendaraan apa pun yang sedang menghalangi jalan menyingkir seketika karena kaget. Ini adalah jalan raya menuju kawasan terminal, di mana banyak bus lalu lalang serta menurunkan dan menaikkan penumpang. Wilayah yang ramai penduduk serta dipenuhi perantau yang bolak-balik dari daerah ke Jakarta dan sebaliknya. "Om! Telolet lagi, Om!" teriak anak-anak kecil yang umurnya sekitar tujuh tahunan mereka meminta bus yang lewat untuk membunyikan klaksonnya, lalu mengabadikan suara serta tampilan bus dalam bentuk video untuk diunggah di aplikasi Tiktok. Teloleeett … tet! Suara klakson mobil bus kembali dibunyikan. Saking kencangnya, sampai membuat seorang gadi
Glek … glek … glek …. Seorang pria menenggak minuman keras dengan bernafsu. Duda anak satu ini tak henti-hentinya bersenang-senang. Dia sudah dua kali menikah dan sekarang sering gonta ganti pacar. "Tambah lagunya, DJ!" Teriak pria yang bernama Ethan itu, sambil memegang gelas kaca yang berisi minuman berwarna cokelat. Ada tiga orang gadis yang mengelilinginya, satu mengenakan pakaian warna merah, satu lagi hitam dan putih, semuanya kurang bahan alias kependekan. "Ayo, Tuan!" Gadis-gadis ini seakan haus dengan uang. Mereka mengambil ancang-ancang untuk meraih uang yang akan diterbangkan sang bos. Lumayan untuk tambah-tambah jajan, kapan lagi ada bos yang royal seperti pria ini. Beberapa lembar uang kertas berwarna biru dan merah dilemparkan ke udara, lalu para
"Gue sial, Cuy!" Ethan mengucapkannya setelah menghela napas panjang. Ia baru mau keluar rumah setelah diajak bertemu oleh sahabatnya, Ridwan. Ridwan adalah satu-satunya sahabat terbaik dalam hidupnya. Mereka menggila dan besar bersama dari kecil. Susah senang selalu bersama. Bagaikan perangko dan amplop yang saling menyatu. Malam itu jika Ridwan ikut, pasti sahabatnya akan tahu Ethan dikutuk. “Sialnya gimana? Yang jelas kalau cerita!” Ethan ini kebiasaan, kalau cerita setengah-setengah dan bikin penasaran, kan Ridwan jadi sedikit emosi, belum lagi pekerjaannya banyak yang menumpuk. Melayani Ethan satu orang yang membanggokan ini sungguh melelahkan. “Gue abis kena kutukan.” Lagi-lagi hanya sepotong dua potong cerita. "Hah ... apa? Serius lu? Siapa yang berani n
“Gile lu. Ngajak gue ke tempat beginian.” Ethan tidak habis pikir akan berakhir di tempat seperti ini. Hari ini dan detik ini juga dia baru pertama kali menginjakkan kaki di rumah seorang dukun, mana letaknya cukup jauh, yang ada sudah capek di jalan, nyampe sini paling mengobrol dengan dukunnya semenit dua menit saja. Ethan juga belum pernah mengobrol dengan dukun, nanti proses lapor melapornya bagaimana? Dia jadi semakin bingung. Mau pulang malah ditahan, mau masuk takut.“Ya kita mau kemana lagi selain ke sini PA!” Dia sampai memarahi dan mengatai Ridwan, habisnya Ridwan ini malah ngaco, ngajak tu dugen kek, ke restoran atau tempat lain yang tidak menyeramkan, pergi liburan juga oke, ini malah mengajak pergi ke mbah dukun. Sekarang sudah zamannya mbah G*ogle, bukan mbah dukun lagi.“Apa lo bilang? PA?” tanya Ridwan b
"Gue sial, Cuy!" Ethan mengucapkannya setelah menghela napas panjang. Ia baru mau keluar rumah setelah diajak bertemu oleh sahabatnya, Ridwan. Ridwan adalah satu-satunya sahabat terbaik dalam hidupnya. Mereka menggila dan besar bersama dari kecil. Susah senang selalu bersama. Bagaikan perangko dan amplop yang saling menyatu. Malam itu jika Ridwan ikut, pasti sahabatnya akan tahu Ethan dikutuk. “Sialnya gimana? Yang jelas kalau cerita!” Ethan ini kebiasaan, kalau cerita setengah-setengah dan bikin penasaran, kan Ridwan jadi sedikit emosi, belum lagi pekerjaannya banyak yang menumpuk. Melayani Ethan satu orang yang membanggokan ini sungguh melelahkan. “Gue abis kena kutukan.” Lagi-lagi hanya sepotong dua potong cerita. "Hah ... apa? Serius lu? Siapa yang berani n
Glek … glek … glek …. Seorang pria menenggak minuman keras dengan bernafsu. Duda anak satu ini tak henti-hentinya bersenang-senang. Dia sudah dua kali menikah dan sekarang sering gonta ganti pacar. "Tambah lagunya, DJ!" Teriak pria yang bernama Ethan itu, sambil memegang gelas kaca yang berisi minuman berwarna cokelat. Ada tiga orang gadis yang mengelilinginya, satu mengenakan pakaian warna merah, satu lagi hitam dan putih, semuanya kurang bahan alias kependekan. "Ayo, Tuan!" Gadis-gadis ini seakan haus dengan uang. Mereka mengambil ancang-ancang untuk meraih uang yang akan diterbangkan sang bos. Lumayan untuk tambah-tambah jajan, kapan lagi ada bos yang royal seperti pria ini. Beberapa lembar uang kertas berwarna biru dan merah dilemparkan ke udara, lalu para
Teloleeeettt! Suara klakson dari bus besar berbunyi sangat nyaring sekali. Suaranya dapat membuat siapa saja atau kendaraan apa pun yang sedang menghalangi jalan menyingkir seketika karena kaget. Ini adalah jalan raya menuju kawasan terminal, di mana banyak bus lalu lalang serta menurunkan dan menaikkan penumpang. Wilayah yang ramai penduduk serta dipenuhi perantau yang bolak-balik dari daerah ke Jakarta dan sebaliknya. "Om! Telolet lagi, Om!" teriak anak-anak kecil yang umurnya sekitar tujuh tahunan mereka meminta bus yang lewat untuk membunyikan klaksonnya, lalu mengabadikan suara serta tampilan bus dalam bentuk video untuk diunggah di aplikasi Tiktok. Teloleeett … tet! Suara klakson mobil bus kembali dibunyikan. Saking kencangnya, sampai membuat seorang gadi