Share

Ch 89

Penulis: AurumS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Hmphh."

Pria dengan manik hitam itu menciumnya secara tiba-tiba, kali ini lebih dalam. Hingga membuat Arumi untuk susah mengatur napasnya. Randika melakukannya dengan perlahan. Namun, dia sama sekali tidak membiarkan ciumannya terlepas.

Kini bibirnya berpindah pada leher Arumi, menciumnya secara pelan hingga membuat wanita itu menggigit bibir bawahnya, menyalurkan rasa yang sama sekali tidak bisa di jelaskan. Arumi memejamkan matanya sambil mengadah karena merasakan kenikmatan. 

"Ran ... i-ini di tempat terbuka."

Pria itu tidak fokus dengan apa yang di ucapkan kekasihnya. Dan kini dia semakin menurunkan ciumannya.

"Randika, jangan di sini, no!"

"Aaah ... Tu-tuan muda!" Dengan cepat kepala pelayan itu berbalik badan padahal dia baru saja akan mendekat karena berfikir keadaan sudah normal kembali.

Randika menghentikan gerakannya, lalu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LOVE BROTHER   Ch 90

    Seorang penjaga menghampiri ruang jeruji yang berada di paling ujung sel wanita. Dentuman bunyi kunci yang saling beradu dengan jeruji membuat sang penghuni terbangun dengan kebingungan."Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.""Siapa?""Aku tidak tahu, mungkin saja kekasihmu.""Seorang pria?""Yah, dan dia sangat tampan," goda sang penjaga."Apa Randika?" batin-nya. Evanya menyeringai mengingat pria itu. "Aku tahu cepat atau lambat kau akan merindukanku."Sang penjaga lalu membuka pintu dan mempersilahkan Evanya untuk mengikutinya, menyusuri ruang yang di dominasi beton dan besi itu. Wanita itu melangkah beriringan menuju ruang besuk tahanan dengan rasa penasaran untuk siapa pria yang datang membesuknya."Bagaimana kabarmu?"Kalimat itu mampu membuat Evanya mengalihkan perhatiannya. "Apa kau

  • LOVE BROTHER   Ch 91

    "Apa kau ingin keluar dengan bayang-bayang jeruji lagi karena berteriak ingin membalas dendam?""Kau pria gila, aku akan membongkar niat busukmu jika keluar dari sini."Brian menatap bingung lagi ke arah Rilan."Apa kau percaya pada wanita ini, dia hampir membuat kau di penjara."Ucapan Rilan membuat wajah Brian kembali datar, dia menelan luda kasar membayangkan dirinya berada di posisi yang sama dengan wanita di depannya. Berbeda dengan Brian, Evanya malah tertawa."Hahaha, aku suka melihat kalian seperti ini, saling mencurigai satu sama lain," ucap Evanya menyeka sisa air matanya, kini dia beralih menatap Brian yang masih ragu. "Kenapa? kau tidak percaya perkataanku?" Evanya Menyeringai saat tatapannya beralih pada Rilan."Randika akan membunuhmu saat tahu kau mencintai kekasihnya yang yang kau tutupi ddngan perasaan saudara.Brian sema

  • LOVE BROTHER   Ch 92

    Randika tidak fokus, sedari tadi dia menatap dengan ekspresi yang tidak menyenangkan ke arah Rilan, yang membuat Brian menyerutkan keningnya karena dia bahkan sama sekali tidak berkedip."Kau seharusnya menjelaskan sesuatu padaku Rilan?"Rilan hampir sama tersedak rokok yang sedang dia nikmati, asap kepul yang hendak dia buang masuk memenuhi rongga dadanya hingga pria dengan manik coklat itu terbatuk."Uhuk ... uhuk ... uhuk ....""Aku tidak ikut campur," ucap Brian berlalu pergi."Hei, dasar pengecut mau kemana kau!" Rilan berbalik menatap Randika, gerak tubuhnya terlihat kalau dia salah tingkah."Apa?""Tidak.""Lalu?""Ah ... itu hanya salah paham Tuan tidak ada perasaan yang seperti itu.""Lalu?""Aarumi hanya adik bagiku i-itu saja."

  • LOVE BROTHER   Ch 93

    "Apa alasannya?""Huh?""Katakan alasannya, kenapa kau menyukaiku, dan sejak kapan?"Rilan terdiam, dia menatap Randika dengan wajah datar. "Seharusnya kita tidak pernah membahasnya.""Itu tidak akan merubah sebuah perasaan Rilan Harper."Sontak kaget, Rilan menatap Arumi dengan heran karena ini pertama kalinya wanita itu memanggil nama lengkapnya. Randika yang merasa keadaan sudah mulai canggung meminta ijin agar Rilan dan Arumi bisa bucara berdua saja."Sebaiknya aku pergi, kalian mungkin tidak akan nyaman jika ada aku di sini.""Non!" Wanita itu menoleh dengan tatapan tajam. " Bukankah ini kemauanmu? jadi tetaplah di situ," ucapnya dengan wajah tanpa ekspresi.Randika Menelan ludah kasar, tatapan Arumi benar-benar tajam. Dia tahu dirinya sudah gila karena mengijinkan Rilan untuk mengungkapkan perasaannya meski tahu

  • LOVE BROTHER   Ch 94

    "Astaga Rilan! apa yang kau lakukan di depan klinik ku?"Rilan terdiam, dia memasang wajah datar dan berdiri menghampiri Aurela yang berdiri di ambang pintu. Sudah berjam-jam pria itu tersungkur di depan pintu klinik milik Aurela, entah apa yang membawa dia kesana dan entah apa yang dia harapan dari kehadiran Aurela."Apa sesuatu terjadi?" tanya Aurela.Pertanyaan yang mengingatkan Rilan akan kekecewaan, hingga tanpa sadar tangan Rilan terangkat mengelus pipi adik perempuan dari sahabatnya itu. "Apa kau begitu menyukaiku?""Huh?"Kalimat itu terucap begitu saja hingga Rilan sadar apa yang di katakannya membuat wanita di depannya terkejut dan kembali memberikan pertanyaan."Ada apa denganmu?"Aurela menatap lama sebelum menyadari jika pria pujaannya ini dalam keadaan mabuk. "Apa yang terjadi, kenapa kau tertidur di depan klinik ku dengan k

  • LOVE BROTHER   Ch 95

    Hay semua. Apa kabar? maaf beberapa hari ini tidak up, bukan karena nggak ingat atau sengaja tapi aku lagi sakit 🥺. Sakit di saat pandemi itu eveknya luar biasa bikin drop. Dan alhamdulillah udah membaik dua hari ini. semoga aku tetap sehat dan bisa up terus, minta doanya yah teman-teman. . . . Mata Rilan yang berat sedikit terbuka, alkohol membuatnya tidak bisa mengendalikan diri dari rasa kecewanya. Apalagi Aurela malah mengusirnya, gadis itu memang benar-benar menyukainya tapi dia tidak mungkin memanfaatkan keadaan Rilan yang sekarang. "Aku tidak ingin pulang," ucapnya melewati Aurela yang masih berdiri di ambang pintu. Aurela menengok, menatap Rilan tidak mengindahkan penolakannya. Pria itu menyandarkan punggungnya di sofa sambil menatap Aurela. "Jangan mengusirku, aku mohon biarkan aku tetap di sini." Aurela me

  • LOVE BROTHER   Ch 96

    Matahari mulai terbit, perlahan manik mata yang mengingatkan akan seseorang itu terbuka menatap seseorang yang menyambutnya tersenyum kecil, dia menempelkan tubuhnya ke arah Rilan dan memeluk tubuh kekar yang tertidur dengan di tutupi selimut tebal itu. "Arumi dan Randika menghubungimu berulang kali sepanjang malam." Rilan tidak fokus dengan apa yang di katakan Aurela, dia masih belum terbiasa dengan kehadiran wanita di sampingnya itu, dia menatap Aurela dengan terheran-heran karena tidak mengira dokter wanita yang selalu dia abaikan ini ternyata sangat manis. "Ada apa? kau lupa kita sudah melakukannya?" "Maafkan aku." "Pourquoi? (untuk apa?)" Tidak ada jawaban dari Rilan membuat wajah Aurela kesal, dia berfikir jika pria itu hanya memanfaatkan kegilaannya untuk menikmati tubuhnya saja. "Kenapa kau diam, katakan sesuatu. Jan

  • LOVE BROTHER   Ch 97

    Rilan bangkit dengan hanya menggunakan selimut yang kemudian dia tanggalkan untuk menutupi bagian tubuh Aurela yang terbuka. Dia mengambil ponsel dan melihat beberapa panggilan dan pesan dari Arumi, Randika bahkan Brian. Pria prancis itu terlalu fokus dengan patah hatinya hingga mengabaikan semua orang yang dekat dengannya. Bahkan Arumi, yang sama sekali tidak tahu apa-apa pun ikut merasakan. Belum pernah sekalipun dia mengabaikan gadis itu, dan entah karena penolakan atau rasa kecewanya hingga membuat dia seperti ini. Beruntung Aurela dapat meredamnya, perempuan itu ternyata punya sisi lain yang sama dekali tidak Rilan ketahui sebelumnya. Dia adalah wanita yang manis dan homuris. Pria yang memiliki manik cokelat itu tersenyum sendiri mengingat bagaimana wanita itu dulu selalu mengejarnya, mengirimkan begitu banyak bunga setiap pagi dan menarunya di loker dengan kartu ucapan yang jika saja semua itu dia simpan, bis

Bab terbaru

  • LOVE BROTHER   Chapter 134

    Randika mengerutkan keningnya melihat tingkah Arumi yang sedari tadi terus gelisah. "Nikmati sarapanmu dengan benar kenapa kau terus bergerak. Apa kursinya tidak nyaman.""Ti-tidak!""Lalu?"Randika mendorong pelan kursinya mendekat pada Arumi yang sepertinya tidak nyaman dengan dudukannya. "Ada apa Sayang? Apa tempat dudukmu tidak nyaman?""I-itu. Aku ...."Randika mengerutkan dahinya mencoba mengerti dengan ucapan istrinya. Sedangkan Amirta dan Jenny hanya tersenyum kecil melihat bagaimana Arumi malu-malu mengatakan akibat dari ulah anaknya. Untuk itu dia mengambil inisiatif untuk menyudahinya, agar Randika tidak terus bertanya dan membuat Arumi terus merasa malu."Sayang, istrimu hanya merasa tidak nyaman karena ulahmu semalam. Nukan begitu Sayang." Jenny menatap ke arah Arumi yang mulai tertunduk malu."Maksud mommy aku?" Randika menu

  • LOVE BROTHER   Chapter 133

    Fajar belum menunjukan dirinya, tetapi Randika sudah terjaga. Tatapannya terpaku pada wanita yang tidur di sampinganya. Punggung putih mulus Arumi membuat Randika tidak tahan untuk mengelusnya, yang kemudian membuat Arumi bergerak dengan mata yang masih terpejam."Sayang ...."Arumi terjaga, dia mengucak kedua matanya pelan agar penglihatannya tidak kabur. Perempuan yang baru saja melewatkan malam pertama bersama suaminya itu berusaha duduk. Namun, karena tubuh mungilnya tidak berbalutkan apapun, dia kembali ke posinya dengan kebih manikan selimutnya."Kau sudah bangun?" tanya Arumi saat mendapati pria yang baru saja resmi menjadi suaminya itu menatapnya dengan ternyum."Aku tidak bisa tidur jika keadaanmu seperti ini Sayang."Arumi mengerutkan kening, tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan Randika. "Apa maksudmu dengan jeadaan sepert,i ini, Sayang. Memangnya apa yang terjad

  • LOVE BROTHER   Chapter 132

    "Kau sudah selesai membuka bajumu Sayang?"Randika keluar dari kaca pembatas antara bagian shower dan buthup dengan handuk yang melilit di pinggangnya, dada kekarnya membuat dia terlihat jantan dengan kulit yang basah.Cukup lama wanita itu mengagumi suaminya hingga tidak sadar pria itu kini sudah berdiri tetap di hadapannya. "Sayang?""Huh?"Randika tergelak melihat ekspresi istrinya yang malu-malu. "Berhenti merada malu, dan singkirkan tanganmu itu. Apa yang ingin kau tutupi, bukankah kita sudah sah."Arumi tidak bisa apa-apa, dia membiarkan Randika membersihkan dirinya, dan membuka sisa pakian dari tubuhnya. Sambil mandi, dia melihat bayangan Randika pada cermin besar yang sedang serius membersihkan bagian belakang tubuhnya. Tanpa sadar dia tersenyum dan bergumam. "Suami ku ternyata sangat tampan."Setelah selesai membersihkan tubuh, dan memakai handuk Ran

  • LOVE BROTHER   Chapter 131

    Meninggalkan keramaian pada Ballroom hotel, Randika dan Arumi memilih untuk lebih dulu beristirahat. Perempuan itu kelelahan karena lama berdansa bergantian dengan 3 pria. Randika, lalu Amirta, kemudian saudara laki-laki semata wayangnya, Mr Cool, Rilan Harrper. Dan Brian, dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk berdansa dengan Arumi, karena sibuk menenangkan Aurela yang sedang merajuk.Randika menggendong Istri tercintanya ala-ala bridal. ( Biar kaya pengantin yang lain gengs 😆.)Arumi menyembunyikan kepalanya di dada Randika karena malu, beberapa orang yang berada di lobi memperhatikan keduanya karena Arumi yang masih memakai gaun pengantin."Sayang, turunkan aku. Banyak orang di sini.""Memangnya kenapa kalau banyak orang.""Aku malu," bisik Arumi."Tidak perlu malu, kita sudah sah.""Tetap saja, ini memalukan Randika." Arumi sedikit meront

  • LOVE BROTHER   Chapter 130

    Ballroom hotel di penuhi dengan orang-orang berdansa. Dan Evanya, dia hanya bisa menahan kesalnya melihat dari jauh bagaimana Randika begitu lembut memperlakukan Arumi. Adegan ciuman keduanya bahkan membuat perempuan berdarah Jepang itu merasa jijik hingga meninggalkan titik di mana dia dan Damian bersembunyi untuk memantau keadaan.Kalimat janji suci yang di ucapkan Randika bahkan masih terngiang-ngiang di telinganya. Bagaimana pria itu kini menjadi milik orang lain, mengucapkan janji dengan sempurnah tanpa ada keraguan. Sedangkan dia, kini harus hancur dengan pata hati yang luar biasa. Kehancurannya itu semakin menjadi saat Damian mengatakan semua rencana mereka untuk menghancurkan pernikahan Randika dan Arumi telah gagal.Semua ranjau yang mereka siapkan ternyata sudah di bersihkan tetapi Evanya dan Damian tidak sadar akan hal itu, Detik setelah Arumi memasuki gedung, seharusnya perempuan itu jatuh pingsan karena terkena gas beracun di da

  • LOVE BROTHER   Chapter 129

    Cantiknya Arumi membisukan dunia Randika, wanita itu muncul dengan begitu anggun. Gaun putih yang melekat pada tubuh rampingnya, membuat dia semakin terlihat cantik. Gaun yang di gunakan Arumi memang terlihat polos. Namun, sangat memukau. Bagian dadanya terlihat sedikit terbuka, tetapi itu yang membuat Arumi terlihat mempesona karena terdapat beberapa swaroski yang menempel di bagian itu.Arumi datang di temani Daddy Amirtha sebagai pendampingnya. Mereka mendekat dan Daddy Amirta menyetahkan Arumi kepada Randika. Hal pertama yang di lakukan wanita itu adalahpp menatap manik Randika yang seperti kebingungan, lalu menggenggam jemarinya erat, agar pria yang memiliki manik mata hitam itu bisa meredahkan ketegangannya.Randika mulai tersadar ketika terdengar seseorang memberikan pertanyaan. "Apa kalian siap?"Keduanya pun menjawab secara bersamaan. "Ya, kami siap.""Baiklah! ... Randika Garrett, ête

  • LOVE BROTHER   Chapter 128

    Malam itu berakhir begitu kelam untuk Aurela dan Rilan. Gelapnya malam menemani kekecewaan Keduanya dengan angin dingin yang berhembus halus masuk ke dalam sela-sela jendela. Aurela menaikan selimutnya menghirup dalam-dalam aroma tubuh Rilan yang melekat di sana. Membayangkan jika sekarang dia sedang berada di pelukan pria itu, menghabiskan malam bersama hingga matahari terbit."I really miss you, my cold man." Dokter hewan itu menarik dalam-dalam napasnya, lalu membuangnya dengan pelan. "Aku tidak ingin hubungan kita kembali seperti dulu lagi. Please, mengertilah. Aku hanya takut kau melupakanku."Sedang di sisi lain, Rilan tengah gelisah dalam tidurnya, membalikan badan ke kiri lalu ke kanan. Sesekali, dia akan mendesah kemudian duduk lalu kembali mencoba menutup mata lagi. Namun, sekuat apapun usaha nya untuk bisa tertidur, tetap tidak bisa. Pikirannya melayang memikirkan permintaan Aurela untuk menjauhi Arumi.

  • LOVE BROTHER   Chapter 127

    "Apa kau sudah makan?"Aurela menengada, menggeleng menatap kekasihnya dengan wajah cemberut. "Bisakah kau tidak terlalu lama bekerja, aku tidak bisa terus menunggumu seperti ini, itu membosankan.""Maaf," ujar Rilan lalu mencium pada puncak kepala kekasihnya."Kau tidak ingin berhenti bekerja pada Randika?""Aku tidak bisa," jawab Rilan."Karena Arumi?"Rilan hanya diam, tidak ada satu katapun yang ia keluarkan saat mendengar ucapan Aurela."Jawablah!"Pria bermata elang itu mengeles dagu wanita di depannya. "Kau sangat tahu untuk apa aku tetap berada di dekat Randika, Aurela.""Aku tahu, karena ingin tetap menjaga Arumi.""Jadi untuk apa aku harus menjawab jika kau tahu alasannya.""Randika, bisa menjaganya, dia kekasih yang sebentar lagi akan menjadi su

  • LOVE BROTHER   Chapter 126

    "Berapa tamu yang akan hadir Tuan?""Entahlah, aku lupa. Bukankah semua undangan kau yang sebarkan?""Semua undangan di atur oleh Nyonya Jenny, Tuan.""Begitukah.""Oui monsieur."Randika mengangguk-ngangguk, dia duduk di salah satu kursi tamu yang di sediakan. "Aku sangat gelisah.""Evanya?""Aku takut Arumi akan tahu jika wanita itu masih berkeliaran, entah apa yang harus aku katakan padanya jika Evanya tiba-tiba muncul besok.""Apa aku perlu melakukan sesuatu padanya?""Jangan! Biarkan saja. Bukankah dia hanya ingin mengatakan selamat tinggal. Jika kita mengusiknya sekarang, dia akan kabur dan bersembunyi lagi.""Tapi Tuan, dia bersama Damian. Apa kau tidak takut jika mereka melukai Arumi atau menghancurkan acara pernikahanmu?""Itu bagianmu."&n

DMCA.com Protection Status