Stefan berjalan semakin mendekat, Audrey masih setengah sadar. Stefan berdiri di depan Audrey.
"S-stefan," ujar Audrey lalu tak sadarkan diri lagi.
Stefan segera memeluknya, dan merebahkan Audrey di ranjang mereka. Stefan ikut merebahkan diri di sisi Audrey dan memelukinya.
Stefan menciumi Audrey berkali-kali, menarik tubuh Audrey untuk semakin dekat dengan tubuhnya.
"Kau adalah milik-ku, Audrey Smith," bisik parau Stefan.
"Matipun, kau akan tetap menjadi milik-ku," ujar Stefan lagi.
Stefan pun ikut terpulas, sudah sangat lama Stefan tidak merasakan tidur senikmat hari ini.
Audrey membuka matanya perlahan, dan merasakan sebuah tangan b
"Masih tidak ingin makan?" tanya Stefan.Audrey membersihkan mulutnya dengan tangan, "aku bisa melakukannya sendiri," jawab Audrey seraya mengambil mangkuk supnya dari tangan Stefan.Stefan duduk di sofa, mengawasi Audrey menghabisi makanannya, setelah memastikan Audrey memakan habis makanannya, barulah Stefan pergi tidur di kamar tamu.Stefan takut tidak bisa menahan diri terhadap tubuh Audrey, Khawatir jika Audrey semakin membencinya. Dengan berat hati Stefan pun malam ini tidur di kamar tamu.Sementara itu, Audrey tidak bisa tidur memikirkan banyak cara untuk bisa melepaskan diri dari Villa ini.Audrey melihat keluar balkon, kamar ini di lantai dua. Jika dia melompat apakah akan berhasil, pikir Audrey. Audrey masih menimbang-nim
Audrey meronta-ronta ingin melepaskan diri dari kungkungan Stefan. Namun Stefan malah dengan serakah menciumi Audrey. Gerakan Stefan terhenti ketika ada panggilan masuk ke ponselnya. Penjaga melaporkan bahwa ada wanita yang menerobos masuk dan mengaku teman Audrey."Siapa namanya?" tanya Stefan."Mia," jawab penjaga tersebut."Ah Nona Mia, biarkan dia masuk. Dia adalah pengiring mempelai wanita. Pastikan pelayan untuk mengurusnya!" perintah Stefan."Pengiring pengantinmu telah datang, jadi bersiaplah untuk pernikahan kita!" ujar Stefan meninggalkan Audrey dalam kelimbungan."Mia …" gumam Audrey.Pelayan membawa Mia ke kamar tamu, "Nona mandilah terlebih dahulu!" ujar si pelayan.&nbs
Stefan tertegun sesaat memandangi Mia dan Audrey, lalu menutup pintu kamar Mia. Hatinya melega melihat Audrey tidak melarikan diri lagi. Stefan pun kembali ke kamarnya dan merapihkan diri. Sebagai hadiah pernikahan Stefan akan mengijinkan Audrey dan Mia bermain menikmati hari. Stefan meminta Arthur untuk mengatur jadwal bermain untuk kedua wanita tersebut. Stefan memberikan waktu dua hari untuk Audrey, bermain puas dengan Mia. Sebelum Stefan mengirim Mia kembali pulang. Stefan sudah pergi ke Wyatt Group dan menyelesaikan sarapannya tanpa Audrey."Nyonya!" panggil kepala pelayan."Tuan Wyatt mempersilahkan Nyonya untuk bermain dengan Nona Mia." jelas kepala pelayan."Semua sudah dipersiapkan," jelas kepala pelayan itu lagi.Mia dan Audrey saling menatap, merasa heran Stefan bersikap lembut kepada mereka. Karena selama ini Mia dan Stefan pun selalu saja ribut-ribut kecil. Namun mereka berdua langsung tersenyum setelah mendengar jadwal yang telah dibuat oleh
Audrey hanya menunduk diam lalu menghabiskan makananya dalam cepat dan tidak berbicara lagi ataupun bertanya lagi. Stefan memberanikan diri untuk membuka pembicaraan selanjutnya, "Ingin berbulan madu kemana?" tanya stefan."Tidak .... aku tidak ingin pergi?" jawab Audrey dingin."Aku sudah selesai," ujar Audrey seraya berdiri meninggalkan ruang makan.Audrey tidak pergi ke kamar mereka, Audrey memilih berjalan ke taman. Duduk di bangku taman seraya bersandar dan menatapi bintang di langit. Audrey menghela nafas panjang, memikirkan mengapa dia harus terjebak lagi bersama Stefan. Sementara itu, Stefan memandangi Audrey dari atas balkon kamar mereka. Stefan juga sama menghela nafas panjang, memikirkan apa yang telah dia perbuat di waktu lampau yang lalu terhadap Audrey.Stefan mengambil ponselnya diatas nakas, lalu mengirimkan pesan kepada Arthur, "atur perjalanan wisata untuk-ku dan juga nyonya!" perintahnya.Arthur segera mengatur perjalanan wisata
Stefan membawa Audrey kembali ke kamar mereka, kamar luas dengan balkon mewah. Ranjang mereka yang nyaman langsung menghadap ke taman mawar yang indah dipandang. Di balkon telah tertera meja makan yang sudah didekor dengan indah, mereka akan makan malam di balkon dengan bertabur bintang-bintang di langit malam. kedua mata Audrey berbinar, karena ini pertama kalinya dia merasakan sensasi seperti ini, sementara bagi Stefan ini adalah kencan tersederhana yang pernah dia jalani di dalam hidupnya. Pelayan masuk dan menyajikan makanan satu persatu, menuangkan anggur putih. dan meninggalkan mereka berdua setelah semua makanan tersaji. Audrey menyesap anggur putihnya, seraya berdiri di tepi pagar balkon kamar mereka, memandangi taman mawar yang semakin terlihat elegan dengan temaran lampu yang elegan. Stefan mendekatinya, dan memeluknya dari belakang, Stefan menciumi tengkuk Audrey sehingga membuat Audrey pun bergidik, bergeming. Audrey melepaskan pelukan Stefan, lal
Stefan mulai sibuk bertemu kolega bisnisnya di prancis, Stefan tak ingin berlama-lama untuk pertemuan kali ini, karena ingin mengajak Audrey menikmati malam romantis. Setelah menginap beberapa hari di Villa, mereka pindah menginap di hotel.Stefan tiba di kamar hotel mereka, nampak Audrey malah sedang ternyenyak dengan buku menutupi wajahnya."Hei! putri tidur, bangunlah," ujar Stefan seraya mengambil buku yang menutupi wajah Audrey."Emm …. kau sudah kembali," ujar Audrey agak sedikit malas."Ayo! bangunlah, malam ini kita pergi melihat acara budaya festifal musik, mereka menyebutnya nuit blanche (malam putih). Acara tahunan Nuit Blanche di Paris Ini diadakan pada Sabtu pertama bulan Oktober. Rute khusus di seluruh kota dihiasi dengan pameran seni
Audrey dengan cepat membuka pintu mobil dan menyalakannya lalu dengan cepat juga berpindah ke kursi sebelah, Sementara Stefan mengeluarkan sebuah Flash disk, "ini ambillah!" ujar Stefan seraya memperlihatkan flash disk yang di tangannya.Ketua penculik tersebut berjalan, lalu dengan tiba-tiba Stefan melemparkan Flash disk tersebut ke sembarang arah, Stefan mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri. Beberapa pria mengejar stefan sementara ketua penculik sibuk mencari Flash disk yang dilempar Stefan tadi, Stefan bergumul, saling pukul namun bisa membebaskan diri. Dengan cepat Stefan meraih dan membuka pintu mobilnya lalu melajukannya dengan cepat."Pakai sabuk pengamannya!" perintah Stefan.Audrey memakai sabuk pengamannya, lalu Stefan mulai melaju lebih kencang. Dibelakang mereka ada mobil yang mengikuti, namun dengan lihai Stefan bisa dengan mudah mengecoh mereka. terdengar suara tembakan, Audrey terecengang sambil menahan air matanya."Menunduklah!"
Arthur memberikan flash disk tersebut kepada Stefan, lalu meletakan sebuah laptop di atas meja kecil yang diletakan diatas tempat tidur Stefan. Dengan hati-hati Stefan mencoba membuka isi flash disk tersebut. Dalam Flash disk ini hanya berisi sebuah alamat tanpa keterangan apa-apa."Pergi dan periksa alamat yang tertera tadi!" perintah Stefan kepada Arthur.Stefan meminta dirawat di Villa yang disewanya, tempat dimana ada Audrey. Menyadari bahwa hal yang sedang dihadapi bukanlah hal yang kecil, karena itu Stefan tidak ingin Audrey sendirian, dia harus memastikan tentang keselamatan Audrey dengan mata kepalanya sendiri, barulah dia merasa tenang. Semua pengaturan untuk ini pun dilakukan dengan cepat.Mengetahui bahwa Stefan akan dirawat di Villa ini, Audrey pun segera mempersiapkan segala sesuatunya, Gerry yang mendengar bahwa Stefan terluka segera saja pergi ke prancis, "Dimana Stefan?" tanya Gerry kepada Audrey."Kau ..." jawab Audrey."Dia