Share

Bab 302

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-25 08:02:37

Kameswara tersurut beberapa langkah. Jarak mereka kini sekitar tiga tombak. Di halaman depan rumah itu yang terlihat mereka hanya sedang berdiri berhadap-hadapan.

Padahal energi mereka yang sedang saling dorong. Hawa sakti saling bergesekan layaknya dua senjata yang saling menebas atau berayun.

Ini bukan yang pertama kalinya buat Kameswara. Menghadapi orang dengan kesaktian besar memang begini. Tidak lagi menggunakan jurus yang berbentuk.

Akibat dari dua kekuatan yang bertemu ini, tempat sekitar bagaikan dilanda badai. Angin berputar kencang.

Murid-murid resi Wanayasa tidak ada yang berani mendekat. Mereka hanya menyelamatkan benda-benda yang tersapu akibat pertarungan ini.

Kameswara menghadapi kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya yang pernah dia lawan, yaitu Andamsuri. Wanita itu sekarang masih terkurung dalam penjara menunggu di eksekusi.

Andamsuri sudah tidak sakti lagi setelah terkena ajian Serap Sukma-nya Kameswara.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 303

    Kerajaan Galuh.Purbasora bukan tanpa persiapan guna membendung pasukan Sunda. Meski pendekar suruhannya gagal mendapatkan Pustaka Ratuning Bala Sarewu, tapi dia masih mempunyai andalan lain yaitu prajurit Indraprahasta.Seperti perjanjiannya dengan Wiratara, kalau Purbasora berhasil berkuasa di Galuh maka tahta Indraprahasta akan diserahkan kepada Wiratara.Kedudukan Indraprahasta juga diistimewakan walaupun statusnya masih bawahan Galuh.Namun, beberapa senapati dan hulu jurit dipanggil ke Galuh untuk melatih pasukan Galuh yang akan menghadapi gempuran pasukan Sunda jika sudah saatnya nanti.Satu orang yang dikhawatirkan oleh Purbasora bukanlah Sanjaya, tapi pemuda dengan kesaktian yang hampir menyamai ayahnya tiada lain adalah Kameswara."Dyah Kencana Sari gagal, aku tidak mengerti kenapa ajian itu tidak mempan terhadap pemuda itu. Ini sama saja dengan memberinya hadiah, menikmati wanita cantik secara cuma-cuma!"Purb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 304

    Dalam sekejap tiga sosok ini sudah berpindah tempat di tiga arah mengepung Kameswara. Si wanita berada di depan langsung menyentakkan dua tangan ke depan.Wussh.Entah dari mana datangnya, tahu-tahu ribuan nyamuk terbang ke arah Kameswara. Ternyata dari dua arah lainnya juga sama, hanya nyamuknya berbeda warna."Wah, jurig nyamuk betulan!" seru Kameswara sebelum kerahkan hawa sakti pelindung. Kemudian dua tangan bergerak seperti melambai.Wussh!Segelombang angin menghempas ribuan nyamuk tiga warna itu. Hitam, kuning dan merah. Akan tetapi jumlah hewan menyedot darah ini malah bertambah. Dari belakang mereka muncul lagi ribuan.Kameswara tertutup oleh gulungan nyamuk yang jumlahnya ribuan itu. Pemuda ini tingkatkan hawa sakti pelindung, malah menggunakannya seperti ketika melawan resi Wanayasa.Ribuan nyamuk itu tidak bisa menyentuh tubuh Kameswara, tapi Tiga Jurig Penghisap Darah juga tidak kelihatan. Tahu-tahu dari bel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 305

    Pasukan Galuh sudah siaga menunggu sekitar seratus tombak di depan gerbang masuk. Sang senapati utama langsung memimpin paling depan.Bimaraksa berniat ingin menghalau pasukan Sunda sekaligus membunuh Sanjaya. Dia tidak memikirkan lagi tentang Kameswara di belakangnya. Tekadnya sudah bulat.Ada tiga lapis yang menjaga pintu gerbang. Semuanya bersenjata lengkap. Terbagi lagi menjadi beberapa kelompok dengan keahlian senjata masing-masing.Sejak hari gelap mereka sudah siap menunggu kedatangan pasukan Sunda. Beberapa kali prajurit pengintai bolak balik menyampaikan situasi dan keadaan pasukan musuh.Beberapa lama kemudian terdengar suara gemuruh langkah tegap bagikan menggetarkan bumi. Pasukan Sunda telah tiba. Barisan paling depan dipimpin oleh Patih Anggada.Arya Soka berada di lapisan ke dua belasan tombak di belakang lapisan pertama. Rahyang Tamperan, putra Prabu Sanjaya dari Tejakancana juga ikut dalam penyerangan ini.Suasana

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 306

    Di tempat lain.Bersenjatakan tombak Arya Soka terus merangsek maju menerobos, membabat prajurit lawan yang ada di depannya.Sampai ia bertemu dan menghadapi salah seorang senapati Galuh yang kepandaiannya cukup mumpuni.Sama-sama bersenjata tombak terjadilah pertarungan satu lawan satu. Arya Soka tidak mau menganggap enteng lawannya. Yang pastinya orang terpilih karena kepandaian yang di atas rata-rata.Dengan segenap kepandaian yang ia dapatkan baik dari Ki Jagatapa, ayah sekaligus gurunya, ditambah taktik dari Kitab Ratuning Bala Sarewu ia keluarkan.Ini saatnya mencoba semua ilmu yang ia dapatkan sebagai wujud pengabdiannya kepada Prabu Sanjaya. Apa yang dia lakukan sekarang hanga merasa berada di pihak yang benar.Trakk! Wuukk!Dua tombak beradu keras sampai menggetarkan tangan yang memegangnya. Dari sini bisa mengukur seberapa kuatnya lawan.Arya Soka cukup lega merasakan tenaga lawan dirasa berada sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 307

    Ketika Purbasora mulai terdesak, Dyah Kencana Sari tidak bisa menahan diri lagi. Apalagi saat mata tombak Sanjaya meluncur hendak menembus jantung sang raja Galuh.Tiba-tiba gadis ini meloncat turun menyongsong deruan mata tombak yang tajam. Sosok Dyah Kencana Sari menjadi tameng Purbasora.Akibatnya perut indah dan mulus si gadis tertusuk hingga tembus ke punggung. Darah menyembur di bagian depan dan belakang.Kameswara sama sekali tidak menyangka atas tindakan Dyah Kencana Sari, dia sangat menyesal tidak bisa mencegahnya. Pemuda ini juga segera melayang turun.Pada saat itu wajah Sanjaya tetap dingin. Tidak ada rasa empati sama sekali. Walau sesaat terkejut, tapi dia langsung cabut lagi tombaknya dengan sadis.Raja Sunda yang baru ini menganggap gadis itu hanya penghalang saja. Dia segera kembali memburu Purbasora.Tidak peduli orang tua itu sedang meratapi kematian si gadis yang entah ada hubungan apa antara mereka.S

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 308

    Wiratara merenung sejenak, berusaha menerjemahkan perasaan gelisah yang beberapa hari belakangan melanda pikirannya."Saya merasa sesuatu akan menimpa Indraprahasta,"Kembali sang ayah menghela nafas, "Aku melihat mendung di wajahmu, Anakku,"Wajah tua sang ayah menyiratkan kesedihan dan ketakutan yang mendalam. Bahkan seperti menyesalkan sesuatu, tapi dia tidak ingin mengungkapkannya kepada sang anak.Wajah Wiratara terangkat sedikit, kini dia menatap ayahnya. Sendu. Dia ingin menumpahkan segala perasaannya kepada orang tua yang telah membesarkannya itu."Saya merasa takut sekarang, Ayahanda,""Aku hanya berpesan, jangan menyesali keadaan, terima ketentuan dan takdir Sang Hyang Wenang...""Apa yang akan terjadi, Ayahanda?" Wiratara jadi panik mendengarkannya.Sang ayah terdiam, tatapannya menerawang kosong. Tak terasa menetes air matanya. Dia masih menahan diri agar tidak mengatakan firasatnya kepada Wiratara.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 309

    Prabu Sanjaya langsung turun dari kuda. Sementara Kameswara mengambil tempat untuk menyaksikan sambil menuntun kedua kuda."Mana yang akan maju duluan?" tanya Prabu Sanjaya. Sikapnya seperti sedang terburu-buru saja. Mungkin seandainya langsung maju bertiga juga akan dia ladeni.Harapan sang raja menjadi kenyataan ketika tiga orang ini langsung mengurungnya dan sudah mengeluarkan hawa sakti yang menekan."Begitu rupanya!" ujar Prabu Sanjaya. Sesuai dugaannya tiga lawannya ini setara dengan Purbasora, tapi dia tidak akan gentar. Tidak peduli kalah atau menang.Prabu Sanjaya yang juga bernama Prabu Harisdarma mengerahkan seluruh kekuatannya. Sikapnya agak tidak tenang. Ini membuat Kameswara jadi khawatir.Tiga lawan sang raja bisa saja menggunakan pertarungan batin atau adu hawa sakti. Namun, mereka sepertinya tahu kalau raja Sunda yang baru ini belum sampai ke tahap demikian.Maka pertarungan terjadi seperti biasa. Adu jurus, adu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 310

    Berita tentang tewasnya Purbasora di tangan Prabu Sanjaya sudah terdengar sampai ke Indraprahasta.Kekhawatiran Prabu Wiratara semakin jelas. Bukan mustahil lagi raja Sunda yang baru itu akan menyerbu negerinya.Oleh karena itu ia segera mempersiapkan segenap kekuatannya untuk menghalau atau bahkan memukul mundur pasukan Sunda.Seluruh prajurit beserta senapati terlatih dan tangguh dikumpulkan dipersiapkan sematang mungkin.Ratusan prajurit berjaga di luar benteng istana. Mereka lebih siap menunggu serangan dari pada harus menyongsong musuh ke perbatasan.Karena akan menghemat tenaga, sedangkan musuh setidaknya akan berkurang tenaga saat dalam perjalanan."Pasukan musuh sudah dekat!" teriak seorang prajurit pengintai yang datang sambil berlari."Siapkan tenaga dan pikiran kalian, kita akan menghalau musuh yang belum tahu kekuatannya!" ujar senapati utama Indraprahasta yang bernama Bandawa."Hidup Indraprahasta!"

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 310

    Berita tentang tewasnya Purbasora di tangan Prabu Sanjaya sudah terdengar sampai ke Indraprahasta.Kekhawatiran Prabu Wiratara semakin jelas. Bukan mustahil lagi raja Sunda yang baru itu akan menyerbu negerinya.Oleh karena itu ia segera mempersiapkan segenap kekuatannya untuk menghalau atau bahkan memukul mundur pasukan Sunda.Seluruh prajurit beserta senapati terlatih dan tangguh dikumpulkan dipersiapkan sematang mungkin.Ratusan prajurit berjaga di luar benteng istana. Mereka lebih siap menunggu serangan dari pada harus menyongsong musuh ke perbatasan.Karena akan menghemat tenaga, sedangkan musuh setidaknya akan berkurang tenaga saat dalam perjalanan."Pasukan musuh sudah dekat!" teriak seorang prajurit pengintai yang datang sambil berlari."Siapkan tenaga dan pikiran kalian, kita akan menghalau musuh yang belum tahu kekuatannya!" ujar senapati utama Indraprahasta yang bernama Bandawa."Hidup Indraprahasta!"

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 309

    Prabu Sanjaya langsung turun dari kuda. Sementara Kameswara mengambil tempat untuk menyaksikan sambil menuntun kedua kuda."Mana yang akan maju duluan?" tanya Prabu Sanjaya. Sikapnya seperti sedang terburu-buru saja. Mungkin seandainya langsung maju bertiga juga akan dia ladeni.Harapan sang raja menjadi kenyataan ketika tiga orang ini langsung mengurungnya dan sudah mengeluarkan hawa sakti yang menekan."Begitu rupanya!" ujar Prabu Sanjaya. Sesuai dugaannya tiga lawannya ini setara dengan Purbasora, tapi dia tidak akan gentar. Tidak peduli kalah atau menang.Prabu Sanjaya yang juga bernama Prabu Harisdarma mengerahkan seluruh kekuatannya. Sikapnya agak tidak tenang. Ini membuat Kameswara jadi khawatir.Tiga lawan sang raja bisa saja menggunakan pertarungan batin atau adu hawa sakti. Namun, mereka sepertinya tahu kalau raja Sunda yang baru ini belum sampai ke tahap demikian.Maka pertarungan terjadi seperti biasa. Adu jurus, adu

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 308

    Wiratara merenung sejenak, berusaha menerjemahkan perasaan gelisah yang beberapa hari belakangan melanda pikirannya."Saya merasa sesuatu akan menimpa Indraprahasta,"Kembali sang ayah menghela nafas, "Aku melihat mendung di wajahmu, Anakku,"Wajah tua sang ayah menyiratkan kesedihan dan ketakutan yang mendalam. Bahkan seperti menyesalkan sesuatu, tapi dia tidak ingin mengungkapkannya kepada sang anak.Wajah Wiratara terangkat sedikit, kini dia menatap ayahnya. Sendu. Dia ingin menumpahkan segala perasaannya kepada orang tua yang telah membesarkannya itu."Saya merasa takut sekarang, Ayahanda,""Aku hanya berpesan, jangan menyesali keadaan, terima ketentuan dan takdir Sang Hyang Wenang...""Apa yang akan terjadi, Ayahanda?" Wiratara jadi panik mendengarkannya.Sang ayah terdiam, tatapannya menerawang kosong. Tak terasa menetes air matanya. Dia masih menahan diri agar tidak mengatakan firasatnya kepada Wiratara.

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 307

    Ketika Purbasora mulai terdesak, Dyah Kencana Sari tidak bisa menahan diri lagi. Apalagi saat mata tombak Sanjaya meluncur hendak menembus jantung sang raja Galuh.Tiba-tiba gadis ini meloncat turun menyongsong deruan mata tombak yang tajam. Sosok Dyah Kencana Sari menjadi tameng Purbasora.Akibatnya perut indah dan mulus si gadis tertusuk hingga tembus ke punggung. Darah menyembur di bagian depan dan belakang.Kameswara sama sekali tidak menyangka atas tindakan Dyah Kencana Sari, dia sangat menyesal tidak bisa mencegahnya. Pemuda ini juga segera melayang turun.Pada saat itu wajah Sanjaya tetap dingin. Tidak ada rasa empati sama sekali. Walau sesaat terkejut, tapi dia langsung cabut lagi tombaknya dengan sadis.Raja Sunda yang baru ini menganggap gadis itu hanya penghalang saja. Dia segera kembali memburu Purbasora.Tidak peduli orang tua itu sedang meratapi kematian si gadis yang entah ada hubungan apa antara mereka.S

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 306

    Di tempat lain.Bersenjatakan tombak Arya Soka terus merangsek maju menerobos, membabat prajurit lawan yang ada di depannya.Sampai ia bertemu dan menghadapi salah seorang senapati Galuh yang kepandaiannya cukup mumpuni.Sama-sama bersenjata tombak terjadilah pertarungan satu lawan satu. Arya Soka tidak mau menganggap enteng lawannya. Yang pastinya orang terpilih karena kepandaian yang di atas rata-rata.Dengan segenap kepandaian yang ia dapatkan baik dari Ki Jagatapa, ayah sekaligus gurunya, ditambah taktik dari Kitab Ratuning Bala Sarewu ia keluarkan.Ini saatnya mencoba semua ilmu yang ia dapatkan sebagai wujud pengabdiannya kepada Prabu Sanjaya. Apa yang dia lakukan sekarang hanga merasa berada di pihak yang benar.Trakk! Wuukk!Dua tombak beradu keras sampai menggetarkan tangan yang memegangnya. Dari sini bisa mengukur seberapa kuatnya lawan.Arya Soka cukup lega merasakan tenaga lawan dirasa berada sedikit

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 305

    Pasukan Galuh sudah siaga menunggu sekitar seratus tombak di depan gerbang masuk. Sang senapati utama langsung memimpin paling depan.Bimaraksa berniat ingin menghalau pasukan Sunda sekaligus membunuh Sanjaya. Dia tidak memikirkan lagi tentang Kameswara di belakangnya. Tekadnya sudah bulat.Ada tiga lapis yang menjaga pintu gerbang. Semuanya bersenjata lengkap. Terbagi lagi menjadi beberapa kelompok dengan keahlian senjata masing-masing.Sejak hari gelap mereka sudah siap menunggu kedatangan pasukan Sunda. Beberapa kali prajurit pengintai bolak balik menyampaikan situasi dan keadaan pasukan musuh.Beberapa lama kemudian terdengar suara gemuruh langkah tegap bagikan menggetarkan bumi. Pasukan Sunda telah tiba. Barisan paling depan dipimpin oleh Patih Anggada.Arya Soka berada di lapisan ke dua belasan tombak di belakang lapisan pertama. Rahyang Tamperan, putra Prabu Sanjaya dari Tejakancana juga ikut dalam penyerangan ini.Suasana

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 304

    Dalam sekejap tiga sosok ini sudah berpindah tempat di tiga arah mengepung Kameswara. Si wanita berada di depan langsung menyentakkan dua tangan ke depan.Wussh.Entah dari mana datangnya, tahu-tahu ribuan nyamuk terbang ke arah Kameswara. Ternyata dari dua arah lainnya juga sama, hanya nyamuknya berbeda warna."Wah, jurig nyamuk betulan!" seru Kameswara sebelum kerahkan hawa sakti pelindung. Kemudian dua tangan bergerak seperti melambai.Wussh!Segelombang angin menghempas ribuan nyamuk tiga warna itu. Hitam, kuning dan merah. Akan tetapi jumlah hewan menyedot darah ini malah bertambah. Dari belakang mereka muncul lagi ribuan.Kameswara tertutup oleh gulungan nyamuk yang jumlahnya ribuan itu. Pemuda ini tingkatkan hawa sakti pelindung, malah menggunakannya seperti ketika melawan resi Wanayasa.Ribuan nyamuk itu tidak bisa menyentuh tubuh Kameswara, tapi Tiga Jurig Penghisap Darah juga tidak kelihatan. Tahu-tahu dari bel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 303

    Kerajaan Galuh.Purbasora bukan tanpa persiapan guna membendung pasukan Sunda. Meski pendekar suruhannya gagal mendapatkan Pustaka Ratuning Bala Sarewu, tapi dia masih mempunyai andalan lain yaitu prajurit Indraprahasta.Seperti perjanjiannya dengan Wiratara, kalau Purbasora berhasil berkuasa di Galuh maka tahta Indraprahasta akan diserahkan kepada Wiratara.Kedudukan Indraprahasta juga diistimewakan walaupun statusnya masih bawahan Galuh.Namun, beberapa senapati dan hulu jurit dipanggil ke Galuh untuk melatih pasukan Galuh yang akan menghadapi gempuran pasukan Sunda jika sudah saatnya nanti.Satu orang yang dikhawatirkan oleh Purbasora bukanlah Sanjaya, tapi pemuda dengan kesaktian yang hampir menyamai ayahnya tiada lain adalah Kameswara."Dyah Kencana Sari gagal, aku tidak mengerti kenapa ajian itu tidak mempan terhadap pemuda itu. Ini sama saja dengan memberinya hadiah, menikmati wanita cantik secara cuma-cuma!"Purb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 302

    Kameswara tersurut beberapa langkah. Jarak mereka kini sekitar tiga tombak. Di halaman depan rumah itu yang terlihat mereka hanya sedang berdiri berhadap-hadapan.Padahal energi mereka yang sedang saling dorong. Hawa sakti saling bergesekan layaknya dua senjata yang saling menebas atau berayun.Ini bukan yang pertama kalinya buat Kameswara. Menghadapi orang dengan kesaktian besar memang begini. Tidak lagi menggunakan jurus yang berbentuk.Akibat dari dua kekuatan yang bertemu ini, tempat sekitar bagaikan dilanda badai. Angin berputar kencang.Murid-murid resi Wanayasa tidak ada yang berani mendekat. Mereka hanya menyelamatkan benda-benda yang tersapu akibat pertarungan ini.Kameswara menghadapi kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya yang pernah dia lawan, yaitu Andamsuri. Wanita itu sekarang masih terkurung dalam penjara menunggu di eksekusi.Andamsuri sudah tidak sakti lagi setelah terkena ajian Serap Sukma-nya Kameswara.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status