Share

Bab 206

last update Last Updated: 2025-01-06 08:01:50

Kameswara lupa kalau dirinya belum mengusap bahu kanan, tapi kakek gemuk ini bisa melihatnya. Seketika langsung sadar ada pepatah di atas langit masih ada langit.

"Kau heran, kan, aku bisa melihat dirimu padahal orang lain tidak!" ejek si kakek.

"Tidak juga!"

"Bagaimana, kau sudah melihat kemampuanku, apa masih bersikeras?"

"Kenapa memaksa, apa kau tidak memikirkan Maharaja akan curiga kalau aku tidak datang. Karena beliau tahu aku tidak akan mangkir. Maka beliau akan mengusut semuanya!"

Si kakek tertawa lantang. "Huh, anak ingusan rencana kami sangat rapi. Anak bau kencur sepertimu tidak akan mampu memikirkannya!"

"Kalau begitu aku juga memaksa maju terus pantang mundur!"

"Maju berarti mati!"

Si kakek hanya menggerakkan bahu sedikit. Tahu-tahu udara yang semakin gelap dipenuhi energi sangat besar bagaikan gunung yang menindih Kameswara.

Kameswara yang sudah mengerahkan kekuatannya ternyata masih kurang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 207

    Si kakek gemuk jatuh berlutut, tapi wajahnya masih menengadah memandang Kameswara."Sejak menyanggupi membunuhmu dan menerima bayaran harga diriku sudah hilang, tapi sejak melihat kau bangkit dan membalikkan keadaan, jiwa kependekaranku kembali lagi,"Si kakek menarik napas agak kesulitan layaknya seorang lanjut usia biasa yang sudah kehilangan tenaga."Jiwa pendekar akan bahagia jika mendapatkan kekalahan dari suatu pertarungan. Mati dengan terhormat karena mendapatkan lawan yang tangguh,"Si kakek kini duduk melipat lutut karena sudah tak kuat lagi menopang tubuhnya.Sementara Kameswara melihat si kakek ini berubah menjadi bijak. Sepertinya kakek gemuk ini ingin mengatakan kata-kata terakhirnya."Terkadang pendekar yang sesungguhnya tidak mencari kemenangan dalam setiap pertarungan, tapi kekalahan,""Aku tidak mengerti apa itu jiwa pendekar, mati terhormat atau mencari kekalahan," ujar Kameswara. "Sebab aku jadi pendek

    Last Updated : 2025-01-06
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 208

    "Sepertinya begitu!" jawab Sena.Memang aneh, ketika melihat ke belakang yang terlihat adalah hutan belantara sementara di depan laut luas bagai samudera."Coba putar balik!" ujar Koswara sambil menarik tali kekang.Ketika kereta sudah berbalik mereka dikejutkan lagi dengan perubahan yang terjadi. Hutan belantara berubah jadi lautan api."Aku yakin ini tidak nyata, tapi tetap saja mengganggu, terutama pikiran," kata Sena.Beberapa saat mereka terdiam seolah menunggu sihir itu hilang dengan sendirinya, tapi sampai kapan? Sampai dunia berakhir?Ini sama saja upaya menghalangi Kameswara agar tidak sampai ke istana jadi berhasil. Menunggu pertolongan, siapa yang akan menolong?Jalan keluar satu-satunya harus dipecahkan mereka sendiri."Tuan punya cara?" tanya Koswara."Aku tidak mengerti dan menguasai hal semacam ini," jawab Kameswara.Sena tampak menghela napas panjang. Tidak ada manusia yang meng

    Last Updated : 2025-01-06
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 209

    Tujuh hari kemudian kereta kuda yang membawa Kameswara beserta istri sampai juga di kota Pakuan.Selama perjalanan memang tidak ada lagi gangguan yang merintangi, tapi kalau sekedar mengikuti secara diam-diam masih ada.Mereka tidak berani lagi menghalangi Kameswara. Karena berbagai cara sudah digunakan, tapi tidak membawa hasil sama sekali.Kameswara memasuki gerbang kota sebelum tengah hari. Cuaca tampak cerah. Meski hampir tengah hari, udara tetap sejuk karena sebagian tempat berada di kaki gunung.Di sebelah selatan tampak menjulang gunung Salak. Gunung ini terlihat bagaikan tepat berada di belakang lingkungan istana Pakuan."Tuan Sena dan Tuan Koswara sudah pulang?" tanya salah satu penjaga gerbang kota."Ya, akhirnya aku bisa kembali ke Pajajaran," jawab Sena dengan napas lega. Lega karena tidak ada lagi rintangan begitu sampai di kota."Pajajaran?" penjaga gerbang heran mendengarnya."Benar, kota raja di

    Last Updated : 2025-01-06
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 210

    Kameswara memutar badan lalu bangun. Tatapan Ayu Citra begitu memburu ingin lekas tahu jawaban dari sang suami. Dia menduga ada satu hal yang menyakiti Kameswara.Nyatanya Kameswara tidak segera menjawab, dia tidak melihat ke arah istrinya melainkan ke kotak kecil berisi perhiasan yang masih tergeletak di lantai."Kang..." Ayu Citra pegang tangan Kameswara. Hatinya tegang. Dia berharap sentuhan tangannya bisa melunakkan hati sang suami.Wajah Kameswara tidak seceria sebelumnya. Ayu Citra semakin menduga-duga. Kedua matanya pun berkaca-kaca. Dia ingin bertanya apa kesalahannya, tapi takut salah bicara.Bahkan suara helaan napas Kameswara terdengar begitu keras saking karena suasana yang begitu sunyi. Kamar mewah ini jadi terasa hambar."Nyai, apa kau ingin aku jadi pejabat?" tanya Kameswara tanpa melihat ke istrinya. Ini cukup mengejutkan Ayu Citra. Apa yang ada di benak Kameswara sehingga bertanya demikian?"Maksud Akang?" Dugaan

    Last Updated : 2025-01-06
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 211

    Kameswara memutuskan kembali lagi ke kamarnya dengan maksud menunggu apa yang akan dilakukan orang-orang ini.Kalau dilihat dari segi kependekaran, mereka bukan apa-apa, tapi setiap orang memiliki keahlian masing-masing. Mungkin saja Kameswara unggul dalam ilmu kanuragan, tapi belum tentu dalam hal politik.Namun, keduanya dimiliki maharaja saat ini. Mungkin bagi maharaja ini suatu kewajiban agar mudah dalam menjalankan roda pemerintahan.Setelah dekat ke kamarnya Kameswara usap bahu kanan. Begitu masuk ke dalam dia dikejutkan oleh sesuatu.Apa itu?***Pagi-pagi buta sekitar waktu 'balebat' (subuh), ketika Kameswara sedang khusyuk wiridan mumpung ada kesempatan karena sangat jarang dia melakukannya. Terdengar suara banyak kaki melangkah mendekati kamarnya.Brak!Pintu kamar dibuka secara kasar. Jaya Permana masuk dengan angkuh. Sementara Kameswara tetap acuh sambil menuntaskan bacaannya."Aku kemari he

    Last Updated : 2025-01-07
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 212

    Jaya Permana masih penasaran, dia belum juga menemukan Ayu Citra. Kemana wanita berkerudung itu pergi? Dia sudah menyusuri setiap tempat.Yang belum di periksa adalah istana Suradipati, tempat kediaman keluarga raja.Melalui jalan samping yang agak jauh, dia berniat menuju belakang bangunan megah paling belakang ini.Semenjak beristrikan Nyai Subang Larang, di belakang istana ini didirikan bangunan kecil yang disebut surau. Digunakan untuk melakukan ibadah dan belajar mengaji putra-putri Nyai Subang Larang.Saat itu hari baru carangcang tihang, jadi masih agak gelap. Dari surau itu terlihat seseorang keluar. Jaya Permana langsung membelalakkan mata."Sudah kuduga, dia pasti ada di sini!"Sang menteri muda langsung bergerak cepat menghampiri, tidak peduli melanggar aturan. Justru dalam hati dia bertanya-tanya kenapa Ayu Citra bisa masuk ke istana Suradipati?"Ayu Citra, akhirnya kutemukan juga!""Mau apa kau?" Ay

    Last Updated : 2025-01-07
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 213

    Belum juga perintah memanah turun, tiba-tiba alun-alun sudah dikepung prajurit khusus. Senapati Raga Kusuma terkejut bukan main. Bagaimana pasukan khusus ini tiba-tiba saja mengepung, apa maksud mereka?Semua yang hadir di sana pun heran kecuali Kameswara dan dua prajurit yang berlutut di sampingnya.Satu sosok gagah tinggi besar dengan pakaian kebesarannya melangkah lebar ke tengah alun-alun menghampiri senapati Raga Kusuma."Senapati utama Yudha Manggala," sebut sang senapati sambil menjura. "Ada apa ini?"Senapati utama Yudha Manggala mendongak dengan wajah angkuh, tapi mengandung wibawa yang begitu tinggi. Semua tahu kedudukan dan kewibawaan sang senapati utama ini."Senapati Raga Kusuma, Menteri Surabraja, Menteri Waragati, Menteri Gunayasa, Menteri Yamaseta dan semua yang terlibat kalian ditangkap!"Suara senapati utama Yudha Manggala menggelegar lalu dituruti belasan prajurit khusus yang langsung meringkus orang-orang yang

    Last Updated : 2025-01-07
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 214

    Kemegahan istana Pakuan yang kini banyak orang menyebutnya Pajajaran masih terbayang di pelupuk mata. Siapapun ingin tinggal dan hidup di sana.Namun, ada takdir yang menuntun apakah seseorang bisa menjadi bagian istana tersebut atau tidak?Termasuk sepasang suami istri pendekar muda Kameswara dan Ayu Citra, mereka tidak ditakdirkan hidup di sana. Bukan karena tidak mau atau tidak ada kesempatan.Prabu Siliwangi menawarkan sebuah jabatan untuk Kameswara, tapi pemuda ini menolak dengan halus. Sewaktu di istana Kawali juga sudah pernah ditawari, jawabannya sama.Kameswara mendengarkan nasihat istrinya, makanya dia menolak jabatan tersebut."Aku tidak ingin menjadi gelap mata, Kang. Mungkin sekarang masih bisa tahan godaan, tapi entah nanti. Lihatlah para menteri yang mendapatkan hukuman kemarin,""Kenapa dengan mereka, Nyai?""Setelah diselidiki, ternyata sebagian dari mereka hanya ingin memenuhi tuntutan istrinya yang sem

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 220

    Jatuh dari ketinggian yang tidak bisa diukur sehingga sosoknya melayang cepat dan menghantam tanah dengan kuat.Bam!Kameswara tidak merasakan apa-apa saking kerasnya benturan. Bahkan bernapas pun susah. Apakah ajal sudah menjemputnya sekarang?Akan tetapi sayup-sayup masih terdengar suara kerumunan orang. Dia merasakan kehadiran banyak orang di sekelilingnya. Tidak jelas apa yang mereka bicarakan. Penglihatannya pun tidak jelas.Apakah dia masih hidup atau sudah mati? Kemudian Kameswara merasakan dirinya ada yang mengangkat. Agak lama kemudian tubuhnya melayang lagi.Buk!Kejap berikutnya pemuda ini sudah tidak ingat apa-apa lagi.***Byur!Kameswara terbangun karena siraman air. Dia langsung memperhatikan sekitarnya. Dia berada di ruangan temaram. Hampir tidak ada penerangan di sini.Setelah memperhatikan lebih jelas ternyata dia berada di dalam ruang kurungan, mengingatkan dia ketika dikurun

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 219

    Kameswara tidak kaget ketika merasakan ada energi besar yang menindih dirinya. Dia ingat pertarungan melawan si kakek gemuk tempo hari.Yang Kameswara cemaskan adalah Ayu Citra. Dia lihat sang istri telah mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan energi yang membebaninya.Segera saja Kameswara tarik napas dalam-dalam. Himpun semua kekuatan yang dia miliki. Sebagian digunakan untuk menahan himpitan dua energi dari lawannya, juga untuk membantu meringankan beban Ayu Citra.Sebagian lagi disiapkan ke dua tangannya untuk membuat sebuah pukulan. Karena kedua lawannya juga tampak sama. Mereka mengisi kekuatan pada kedua tangan masing-masing.Udara pagi yang sejuk seketika berubah menjadi terik. Hewan-hewan yang sedang berada di dekat mereka langsung menjauh.Bahkan di atas pun tidak burung yang berani lewat.Gentasora dan Rah Wengker tampak bergetar. Tubuh mereka mengeluarkan asap hitam tipis. Sepertinya mereka langsung mengeluarkan aj

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 218

    Prabasari menghambur kembali, menenangkan Kameswara yang seperti sedang kepanasan. Dia mengira lelaki pujaannya ini hanya sakit biasa saja."Tenanglah, aku akan mengobatimu!"Begitu memeluk Kameswara, ternyata tubuh Kameswara terasa sangat panas. Ditambah meronta-ronta dengan kuat, tapi Prabasari tidak peduli. Dia berusaha kuat terus menenangkan.Namun,..."Aaakh!Bruuakk!Akibat rontaan Kameswara yang kuat, tubuh Prabasari terlempar sampai mendobrak jendela lalu jatuh bergulingan ke luar. Ke halaman belakang.Beruntung tidak mengenai Ayu Citra yang duduk di bawahnya karena saking kuatnya dorongan Kameswara.Ayu Citra yang sempat kaget segera berdiri, tapi tetap melantunkan bacaan. Dia berbalik melihat Kameswara yang masih menggeliat-geliat.Tangan kanan si cantik berkerudung ini berusaha menggapai Kameswara. Sebisa mungkin dia menyentuh apa saja bagian tubuh Kameswara yang bisa dijangkau.Tep!

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 217

    Ayu Citra mencari tempat sepi. Berusaha menjauhi perkampungan sampai dia menemukan gubuk kecil di dekat sebuah pancuran.Dia mengambil air wudhu di pancuran karena hari sudah gelap, tapi si cantik ini tidak takut gelap sama sekali.Apalah artinya kegelapan alam dibandingkan dengan kegelapan hatinya.Sekarang sudah waktunya menjalankan kewajiban kepada Tuhannya. Di gubuk itu dia menunaikan ibadahnya. Dia hanya melebarkan kerudungnya agar menutupi sampai bagian lehernya.Karena pakaiannya sudah longgar dan sudah menutupi seluruh badan. Dia tidak sempat mengambil mukena di kamar sewaannya karena saking kacau hatinya.Selesai solat magrib Ayu Citra merenung sambil wiridan. Segala apa yang menimpanya pasti ada sebabnya. Entah itu dari dosa yang diperbuat baik sengaja atau tidak.Semuanya dia pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa Sang pemberi takdir untuk semua manusia di muka bumi.Meski terasa sakit, Ayu Citra membayangkan kembal

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 216

    Ayu Citra melihat sang suami tengah berpacu dalam permainan panas bersama seorang wanita yang tidak dikenalnya.Seorang gadis berkulit putih, cantik, bermata sipit. Bentuk wajahnya agak beda dengan gadis Sunda pada umumnya.Mereka berdua dalam keadaan tanpa sehelai benang pun. Keduanya tampak kaget mendengar teriakan Ayu Citra, tapi sikap Kameswara sepertinya santai saja.Acuh!"Kang, ada apa ini? Kenapa begini, siapa dia?"Gadis berkulit putih malah tersenyum penuh kemenangan. Memperlihatkan barisan giginya yang juga putih dan rapi."Siapa kau, mengapa masuk kamar sembarangan?" sentak si gadis bermata sipit yang tidak lain adalah Prabasari."Kau yang siapa, kenapa masuk ke kamar orang sembarangan, dia suamiku!" Ayu Citra tidak mau kalah."Apa suamimu," sanggah Prabasari masih tetap tersenyum jahat. "Kau lihat baik-baik, siapa dia. Apa dia mengenalmu? Jangan-jangan kau salah orang!"Pandangan Ayu Citra

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 215

    Kameswara melangkah mendekat ke gubuk. Ayu Citra mengikuti sambil menggandeng tangan sang suami. Sampai setengah tombak di depan gubuk Kameswara berhenti.Dari balik bajunya Kameswara mengambil sesuatu lalu diulurkan ke pintu gubuk yang tidak memiliki daun. Sebuah batang bambu kecil yang dibuat sedemikian rupa.Benda yang mengingatkan Eyang Gading Wulung kepada Raden Pamanah Rasa waktu kecil. Rupanya benda ini masih disimpan. Sekarang dibawa Kameswara sebagai bukti.Satu tangan terjulur dari dalam mengambil benda tersebut."Kau mau apa?" tanya si kakek suaranya lebih pelan sekarang.Namun, Ayu Citra masih berjaga-jaga takutnya tiba-tiba menyentak lagi.Kemudian Kameswara mengeluarkan Labu Penyedot Sukma. Memperlihatkan kepada orang yang belum juga memunculkan dirinya."Saya harus menanam ini ke dasar gunung," jawab Kameswara.Agak lama tidak ada jawaban. Lalu dari dalam gubuk kecil ini keluar satu sosok sang pem

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 214

    Kemegahan istana Pakuan yang kini banyak orang menyebutnya Pajajaran masih terbayang di pelupuk mata. Siapapun ingin tinggal dan hidup di sana.Namun, ada takdir yang menuntun apakah seseorang bisa menjadi bagian istana tersebut atau tidak?Termasuk sepasang suami istri pendekar muda Kameswara dan Ayu Citra, mereka tidak ditakdirkan hidup di sana. Bukan karena tidak mau atau tidak ada kesempatan.Prabu Siliwangi menawarkan sebuah jabatan untuk Kameswara, tapi pemuda ini menolak dengan halus. Sewaktu di istana Kawali juga sudah pernah ditawari, jawabannya sama.Kameswara mendengarkan nasihat istrinya, makanya dia menolak jabatan tersebut."Aku tidak ingin menjadi gelap mata, Kang. Mungkin sekarang masih bisa tahan godaan, tapi entah nanti. Lihatlah para menteri yang mendapatkan hukuman kemarin,""Kenapa dengan mereka, Nyai?""Setelah diselidiki, ternyata sebagian dari mereka hanya ingin memenuhi tuntutan istrinya yang sem

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 213

    Belum juga perintah memanah turun, tiba-tiba alun-alun sudah dikepung prajurit khusus. Senapati Raga Kusuma terkejut bukan main. Bagaimana pasukan khusus ini tiba-tiba saja mengepung, apa maksud mereka?Semua yang hadir di sana pun heran kecuali Kameswara dan dua prajurit yang berlutut di sampingnya.Satu sosok gagah tinggi besar dengan pakaian kebesarannya melangkah lebar ke tengah alun-alun menghampiri senapati Raga Kusuma."Senapati utama Yudha Manggala," sebut sang senapati sambil menjura. "Ada apa ini?"Senapati utama Yudha Manggala mendongak dengan wajah angkuh, tapi mengandung wibawa yang begitu tinggi. Semua tahu kedudukan dan kewibawaan sang senapati utama ini."Senapati Raga Kusuma, Menteri Surabraja, Menteri Waragati, Menteri Gunayasa, Menteri Yamaseta dan semua yang terlibat kalian ditangkap!"Suara senapati utama Yudha Manggala menggelegar lalu dituruti belasan prajurit khusus yang langsung meringkus orang-orang yang

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 212

    Jaya Permana masih penasaran, dia belum juga menemukan Ayu Citra. Kemana wanita berkerudung itu pergi? Dia sudah menyusuri setiap tempat.Yang belum di periksa adalah istana Suradipati, tempat kediaman keluarga raja.Melalui jalan samping yang agak jauh, dia berniat menuju belakang bangunan megah paling belakang ini.Semenjak beristrikan Nyai Subang Larang, di belakang istana ini didirikan bangunan kecil yang disebut surau. Digunakan untuk melakukan ibadah dan belajar mengaji putra-putri Nyai Subang Larang.Saat itu hari baru carangcang tihang, jadi masih agak gelap. Dari surau itu terlihat seseorang keluar. Jaya Permana langsung membelalakkan mata."Sudah kuduga, dia pasti ada di sini!"Sang menteri muda langsung bergerak cepat menghampiri, tidak peduli melanggar aturan. Justru dalam hati dia bertanya-tanya kenapa Ayu Citra bisa masuk ke istana Suradipati?"Ayu Citra, akhirnya kutemukan juga!""Mau apa kau?" Ay

DMCA.com Protection Status