Share

Bab 074

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-11 08:07:50

"Pendekar Madya tingkat sembilan," batin Kameswara setelah bisa mengukur kekuatan mereka.

Dia pernah mengalahkan pendekar utama tingkat sembilan waktu di Talaga Sangiang, jadi menghadapi dua orang ini saja tidak perlu mengeluarkan kekuatan yang besar.

"Kau pikir aku akan percaya dengan bualanmu!"

Mereka tidak percaya ucapan Kameswara mereka masih menganggap enteng pemuda itu.

"Dasar dungu, Bukankah kalian tidak bisa melihatku masuk kedalam air terjun ini? Kalian malah menganggap aku berada di luar sana,"

Dua anggota Laskar Siluman Merah itu saling pandang kali ini mereka membenarkan ucapan Kameswara tapi mereka tetap tidak percaya anak semuda itu bisa melakukannya.

Baru setelah Kameswara memancarkan auranya mereka begitu terkejut melihat anak semuda itu sudah mencapai tahap pendekar Utama tingkat awal. Tanpa terasa kedua kaki mereka tersurut mundur.

Energi yang muncul bersama aura terasa sangat menekan. Tubuh mereka semp
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 075

    Suasana puncak gunung yang gelap gulita kedatangan sebuah cahaya kuning keemasan yang muncul di depan Sutajaya dari mulai sebesar kerikil hingga membesar sampai membentuk satu sosok.Sosok harimau belang berwarna keemasan.Harimau ini memendarkan energi panas yang secara perlahan melindas udara dingin di puncak gunung. Tubuh Sutajaya yang telah membeku selama tiga hari merasakan aliran hawa panas menjalar ke setiap urat dan sendinya.Sutajaya yang sudah mati rasa seperti terbangun dari tidur panjang. Bahkan mulutnya yang meracau menyebut nama Harimau Dewa seperti tak terkendali seolah tidak memiliki hubungan dengan bagian tubuh lainnya."Bukalah matamu, Cucuku!"Suara lembut seorang kakek merasuk ke telinga menjalar sampai mengetuk jantung yang hampir tak berdetak selama bersemedi.Pendekar Cakar Sakti terhenti ucapan di mulutnya, mulai menghembuskan napas lega, tapi masih menutup mata.Dia mengatur hawa panas yang menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 076

    Sepanjang jalan Sriwuni melihat bagian dalam perguruan yang terbesar di tanah Sunda-Galuh ini. Dia tampak kagum dengan bangunan-bangunan yang megah dengan halaman luas.Letaknya yang berada di lereng membuat matanya bisa melihat ke arah kejauhan yang menampakkan pemandangan di bawah gunung yang indah dan kadang-kadang tertutup kabut.Sriwuni sampai di tempatnya Ranu Baya. Kakek ini sedang membaca sebuah kitab. Sang kakek langsung menghentikan kegiatannya begitu kedatangan tamu. Si penjaga sudah kembali lagi bertugas."Sampurasun, Kek!""Rampes, dengan siapa gerangan, wahai gadis cantik?"Sriwuni tersipu malu disapa dengan sopan dan pujian, dia segera duduk di depan si kakek yang masih bersila di lantai. Si kakek sudah melihat garis tubuh si gadis, menampakkan badan pendekar."Saya Sriwuni murid Nyai Pancaksuji," si gadis memperkenalkan diri."Ah, aku pernah mendengar nama gurumu itu, tapi aku belum pernah berjumpa dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 077

    Wajah Wirasoma merah pertanda sudah banyak tuak yang masuk ke perutnya. Sekarang pernikahannya hanyalah ikatan dua perguruan saja.Terutama perguruan Linggajaya, karena dengan berbesanan dengan perguruan Sangga Buana maka nama Linggajaya akan semakin melambung.Setelah berada di depan Wirasoma, Sriwuni langsung mengambil bumbung di tangan pemuda itu. Si pemuda kaget."Eh, kenapa kau ambil tuakku?" hardiknya dengan suara bagai terhempas angin. Lalu kedua matanya memicing menatap siapa yang datang."Kau sudah mabuk, jangan minum lagi!" Sriwuni membuang bumbung bambu jauh-jauh."Siapa kau, Citrawati istriku? Tapi kau pendek, Citrawati itu tinggi, tapi kau juga cantik seperti dia. Tapi sayang, dia sudah tidak suci sebelum aku nikahi!"Sriwuni tidak bereaksi apapun, pemuda itu tengah mabuk, semua ucapannya hanya asal keluar saja. Namun, sepertinya dia memang memendam kekecewaan kepada istrinya."Kau pulanglah, mungkin istrimu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 078

    Belum habis keterkejutan Wirasoma, tiba-tiba Sriwuni menubruk dan menindihnya. Menjelang pagi itu sepasang manusia yang dilanda galau ini disibukkan dengan rintihan dan desahan.Mereka mengulangi keindahan semalam. Kali ini melakukannya secara sadar. Hingga cahaya putih terbersit di langit timur keduanya kembali terkulai lemas dengan wajah penuh kepuasan.Begitu 'carangcang tihang' mereka sudah rapi kembali. Sriwuni kembali ke perguruan lebih dahulu. Setelah agak lama baru Wirasoma menyusul.Di dalam perguruan mereka pura-pura tidak saling kenal. Sampai di sana ternyata Sriwuni sedang dicari-cari Citrawati.Murid Nyai Padmasari ini ingin mengetahui lebih jauh mengenai tujuan Sriwuni yang mencari Kameswara.***Di pagi hari yang cerah dengan udara pegunungan yang segar, Kameswara menatap puncak gunung Indrakilla yang menjulang di sebelah timur.Pemuda yang kekuatannya semakin meningkat ini berdiri di dekat jalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 079

    Tiba-tiba Kameswara merasakan hawa kehadiran orang, tapi masih jauh di belakangnya. Bukan cuma satu, tapi ada dua dari arah yang berbeda. Dia Segera menghilangkan diri dengan mengusap bahu kirinya.Kemudian Kameswara melesat naik ke salah satu pohon agar bisa melihat ke bawah. Terpaut jarak yang cukup jauh, di sebelah kiri dan kanan terlihat dua sosok yang sedang melesat naik ke puncak.Mereka menggunakan ilmu meringankan tubuh tingkat tinggi. Berlari di udara, kakinya berpijak dari pucuk ke pucuk pohon. Jika diperkirakan maka keduanya akan bertemu di satu titik, mungkin di puncak.Yang di sebelah kanan Kameswara sudah bisa menebak dari mana asal orang itu. Pakaian yang dikenakan berwarna merah darah. Siapa lagi kalau bukan orang Laskar Siluman Merah."Sudah kuduga, setiap benda berharga pasti sudah tercium oleh laskar kutu itu!"Kameswara alirkan tenaga dalam ke tangan kanan, lalu meninju udara. Mengirim pukulan jarak jauh ke arah sosok

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 080

    Si pendek kekar sudah bersiap lagi. Merasa ajian Banteng Wulung sudah bisa diatasi lawan, maka dia ganti serangan menggunakan ajian Karang Samudra.Golok khas Laskar Siluman Merah dikeluarkan lalu dialirkan hawa sakti ke dalamnya. Ajian yang seharusnya dipakai secara berkelompok digunakan sendiri dengan perantara golok.Wung!Golok dikibaskan, bola api melesat memburu mangsa. Kameswara sudah hapal dengan serangan ini.Dia keluarkan Kujang Bayangan untuk menangkap bola api hingga menyerap ke dalam. Si pendek kekar terkejut.Kameswara tertawa lantang. "Mainan ini aku sudah bosan menggunakannya!"Dedengkot Laskar Siluman Merah mengganti lagi dengan ajian Gunung Bitu. Sinar jingga berkelebat keluar dari ujung golok. Gerakannya lebih cepat daripada bola api.Kameswara hanya sempat menahan dengan bilah kujang yang dilebarkan. Kalau dulu dia sempat lolos dari ajian ini, sekarang tidak. Sinar jingga menghantam kujang.T

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 081

    Pertarungan terhenti. Wajah pendekar berpedang panjang tampak penuh penyesalan. Seperti seorang yang gagal menjalankan tugas. Memang seperti itu adanya.Dia disebut Samurai, dan pedang panjangnya itu disebut Katana. Jauh-jauh datang dari negeri yang disebut Matahari Terbit untuk mendapatkan kitab yang berisi taktik tempur.Ternyata kemampuannya belum sepadan dengan sang penjaga kitab tersebut. Kehebatan si kakek itu ternyata jauh dari perkiraan.Padahal dia telah mengalahkan beberapa pendekar tangguh di negeri ini sebelumnya dengan mudah.Akhirnya daripada pulang menanggung malu karena kegagalannya, maka dia melakukan 'harakiri'. Kameswara sempat kaget melihat orang ini menusukkan pedangnya ke perut sendiri secara sadis.Sosok samurai terkulai melepaskan nyawanya. Kameswara menatap penuh tanya kepada si kakek yang hanya diam saja membiarkan hal itu terjadi.Si kakek malah tersenyum dan memberi isyarat agar Kameswara menghampiriny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 082

    "Wah, bukan ilmu silat ini mah!" ujar Kameswara.Si kakek mendelik matanya. "Sudah tahu kitab ilmu perang, bagaimana kamu ini?"Kameswara terkekeh. Di halaman awal setelah membuka sampulnya tertera nama-nama taktik perang dalam Pustaka Ratuning BalasarewuDiantaranya : Mandala Puspa, Gagak Nangtungan, Rangga Balik Pati, Bajra Panjara, Singhabihwa, Asumaliput, Gagaksangkur, Kidang Sumeka, Luwak Maturut, Tapak Sawetrik, Pakeprajurit, Prebusakti Lemahmrewasa, Ngalinggamanik, Bebahbuhaya, Merak Simpir, Cakrabihwa dan masih banyak lagi. Kitab kembali dimasukkan ke dalam kantong kain hitam."Sudah boleh aku bawa?""Silakan, dengan begitu tugasku selesai!" ujar Ki Ungkara melepaskan napas lega. Beban yang dipikul selama hidupnya kini seolah terangkat ke langit."Kakek percaya padaku?" goda Kameswara, tapi ada benarnya juga. Soalnya dia begitu mudah mendapatkannya tanpa rintangan yang berat sekalipun."Oh, percaya, lah. Kau juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 342

    Kameswara menatap sejenak situasi di depannya. Asmarini duduk menyandar ke bahu raga kasarnya. Di atasnya Payung Terbang memayungi keduanya. Pendekar muda ini tersenyum. Kemudian sukma Kameswara masuk kembali ke dalam tubuh kasarnya. Pedang Bunga Emas otomatis terpegang di tangannya. Asmarini langsung sadar dari lamunannya. "Kakang sudah kembali!" Asmarini langsung menyimpan payungnya. Tangan kiri memegang pedang, tangan kanan merangkul tubuh istrinya. "Inikah Pedang Bunga Emas?" Kameswara pura-pura tidak tahu. "Terbuat dari emas dan menebarkan harum, ini memang pedang pusaka leluhur. Kakang telah membawanya dengan selamat. Terima kasih banyak, Kang!" "Aku suamimu, pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Tidak perlu berterima kasih. Ini, simpanlah!" Asmarini menerima pedang pusaka tersebut, lalu dia menggeser duduknya hingga saling berhadapan. "Aku juga rel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 341

    Blang!Kameswara menemukan sebuah ruangan bawah tanah agak luas. Keadaannya remang-remang.Di tengah ruangan ini ada gundukan bantu besar bentuknya mirip seperti dulu dia menyelam ke dasar telaga.Cahaya remang-remang ini pasti berasal dari pedang pusaka itu. Kameswara segera mencari letaknya. Dulu tertancap pada sebuah batu, sekarang pasti sama.Setelah berkeliling satu kali akhirnya menemukan juga pusaka tersebut. Kedua mata Kameswara terbelalak."Mungkinkah ini pedang yang sama? Kalau begitu bisa jadi ada dua, karena di masa depan sudah aku ambil dan diserahkan kepada Ayu Citra, atau..."Kameswara ingat selama sering bertemu dengan Fan Xiang yang merupakan reinkarnasi dari Ayu Citra, gadis itu tidak pernah membicarakan tentang pedang ini."Atau bisa jadi pedangnya kembali ke sini!"Ketika tangan Kameswara menjulur hendak memegang pedang yang tertancap di batu tersebut, tiba-tiba ada serangan hawa gaib yang me

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 340

    Manakala terbetik berita yang dibawa oleh pedagang dari Arab bahwa Ali bin Abi Thalib telah meninggal dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, maka Rakean Sancang bergegas kembali ke Arab.Tempat pertahanan di Gunung Negara terpaksa ditinggalkannya. Di saat itulah dengan segera pasukan Tarumanagara dikerahkan untuk menghancurkan umat agama baru itu.Hampir separuh penganut agama baru itu meninggal dan sebagian lainnya dapat melarikan diri melalui jalan rahasia berupa gua kemudian keluar di bukit yang curam.Para penganut agama baru lalu menyebar ke mana-mana di wilayah Tatar Sunda."Dan sejak saat itu mereka menjalankan keyakinannya secara sembunyi-sembunyi?" tanya Padmasari."Benar, bisa jadi telah mengganti nama agar tidak ketahuan lagi," sahut Ki Santang."Kau mencurigai atau menemukan sesuatu yang berkaitan dengan hal itu?""Ada!""Wah, apa itu?""Ada sebuah ajaran yang namanya Sunda Wiwitan, ajarannya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 339

    Sepasang suami istri berbeda masa sudah dalam perjalanan mencari Pedang Bunga Emas. Pada malam hari apabila tidak mendapatkan penginapan, maka mereka bermalam di hutan atau kebun.Mereka membuat gubuk dadakan. Dengan kesaktian Kameswara tentu saja sangat mudah dan cepat membangun tempat istirahat sementara tersebut.Sebelum tidur Asmarini sempatkan untuk bersemedi mencari petunjuk keberadaan pusaka leluhurnya.Selama ini setelah berkali semedi sebelum perjalanan, dalam pikirannya selalu ingin pergi ke arah utara."Kalau ke utara, tempat apa saja yang akan kita temukan? Selain bukit Gajah Depa tempat aku menyegel Kala Cengkar. Bukit itu dekat ke perbatasan kerajaan Wanagiri,"Kameswara tampak menerawang. Meski berbeda waktu, tapi letak suatu tempat tetap sama.Tempat mereka berada sekarang sudah dekat ke wilayah yang suatu saat nanti menjadi kerajaan Talagamanggung."Di masa ini kerajaan itu belum berdiri, sedangkan Hutan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 338

    "Aku tidak menyangka ternyata orang-orang desa Linggapura menggunakan cara-cara memalukan!" teriak Genta."Jangan ngawur!" sentak Suryadana tidak bisa menahan diri. "Sebenarnya kau mau apa ke sini?"Genta bertolak pinggang, wajahnya menunjukkan keangkuhan dan congkak. Sambil menunjuk dia berseru."Aku akan buktikan bahwa warga desa yang katanya kumpulan para pendekar melakukan cara licik untuk memikat hati wanita. Dengan cara membunuhmu, maka guna-guna yang merasuki Sukesih akan hilang!"Genta melangkah ke alun-alun. Keributan kecil di balai desa ini memancing warga yang lain berdatangan untuk melihat apa yang terjadi."Aku tantang kau di kandang sendiri, Suryadana. Katanya kau adalah pemuda berbakat di desa ini, aku ingin tahu seberapa hebatnya dirimu!"Di tempat lain Kameswara dan Asmarini sudah menyaksikan kejadian itu.Sebelum melangkah memenuhi tantangan Genta, pemuda berbakat desa Linggapura menyuruh calon istrinya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 337

    Desa Linggapura tidak besar juga tidak kecil, penduduknya agak padat. Sususan pemukimannya tertata dengan rapi. Karena awalnya hanya sebuah padepokan kecil.Pada waktu itu, selain menerima murid baru dari luar, juga ada penambahan warga dari dalam padepokan sendiri. Yaitu anak-anak dari pernikahan antara murid laki-laki dengan perempuan.Desa padepokan ini berada di kaki gunung Lingga. Dulu padepokan utamanya berada di lereng gunung.Sekarang dijadikan tempat keramat yang tidak sembarangan orang bisa ke sana, walaupun warga desa sendiri."Lama-lama bisa jadi kerajaan," ujar Kameswara yang diajak jalan memutar. Tidak melalui jalan utama, tapi langsung menuju lereng."Memangnya ada yang seperti itu?""Ada, dulu Indraprahasta juga awalnya hanya pedukuhan kecil yang dibangun oleh resi Santanu,""Oh, ternyata begitu. Sayangnya sekarang sudah hancur!"Kameswara teringat ketika menyelamatkan keluarga Prabu Wiratara seb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 336

    Keesokan harinya perjalanan mencari Pedang Bunga Emas dimulai. Kameswara sudah mempunyai rencana kemana dia akan pergi, tapi tidak disampaikan ke istrinya."Kemana kita akan mulai?" tanya Kameswara."Ke utara!"Tepat. Arah yang hendak dituju Kameswara memang ke utara. Mudah-mudahan saja firasatnya benar."Jadi kita tidak membutuhkan para pendamping?""Hanya untuk keadaan darurat. Jangan terlalu mengandalkan mereka. Selagi masih bisa dikerjakan sendiri, jangan malas!""Baiklah!"Pada dasarnya Kameswara memiliki pemikiran yang sama dengan istri mungilnya ini. Hanya untuk hal yang sangat tidak mungkin baru dia meminta bantuan Padmasari.Seperti menyeberang ke negeri tempat tinggal Ayu Citra dalam waktu sekejap, tapi itu mungkin tidak akan dilakukan lagi.Satu kesamaan yang dimiliki Asmarini dengan Kameswara adalah tidak suka membawa banyak barang dalam perjalanan. Hanya seperlunya saja.Setelah se

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 335

    Angin yang tadinya berhembus bagaikan badai berganti menjadi tiupan lembut dan sejuk. Semua mata kini memandang ke atas. Satu sosok melayang bagaikan turun dari langit. Bercahaya.Sosok yang memegang payung terbuka menaungi kepalanya dari terik mentari. Setelah semakin turun barulah terlihat sosok tersebut adalah seorang wanita yang kecantikannya bagai bidadari dari alam Tunjung Sampurna."Dewi Payung Terbang!"Beberapa orang berseru mengenali siapa yang datang itu. Semuanya terpana, takjub dengan cara-cara wanita yang dijuluki Dewi Payung Terbang ini muncul di hadapan semua orang.Wanita cantik berpayung mendarat di depan Kameswara. Mereka saling pandang dengan seulas senyum tipis."Kakang berhasil,""Ini berkat Nyai juga!"Aki Balangantrang dan Manarah tampak mendekat."Terima kasih, Ki Sanak telah menyelamatkan kerajaan dan juga ibu saya!" ucap Manarah.Sementara beberapa orang telah mengamankan Hari

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 334

    Apa yang terjadi? Kita mundur dulu sejenak ceritanya.Setelah kematian suaminya, lalu dinikahi oleh Tamperan. Hidup Dewi Naganingrum tidak tenang. Dia merasa telah mengkhianati sang suami.Sedangkan Pangrenyep sepertinya malah senang. Naganingrum tidak tahu kalau di antara Pangrenyep dan Tamperan sudah ada skandal sejak suami masih hidup.Karena rasa tidak tenang inilah akhirnya Naganingrum memutuskan untuk tinggal di luar istana. Dia memilih bekas pertapaan Premana Dikusumah.Di sana dia membangun rumah sederhana. Manarah juga dirawat di sana. Baru ketika umur tujuh tahun, Manarah diperbolehkan pergi ke istana.Sampai besar Manarah sering bolak balik dari istana ke rumah ibunya.Lalu sekarang, tiba-tiba saja Dewi Naganingrum berada dalam cengkraman tangan seseorang yang berdiri di atas atap. Sosok yang mengenakan pakaian serba merah."Dewata Kala!" Aki Balangantrang terkejut. Lebih-lebih Manarah karena dia sangat menyay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status