Home / Paranormal / LEAK / TERBAKAR MANTRA DAN DOA

Share

TERBAKAR MANTRA DAN DOA

last update Last Updated: 2021-10-31 09:55:45

Malam Kajeng Kliwon tiba membawa kesan mistis di lingkungan sekeliling. Hawanya lain dari malam biasanya. Kajeng Kliwon adalah saat bertemunya energi dalam alam semesta yang ada di Bhuana Agung menyatu dalam Bhuana Alit atau tubuh manusia itu sendiri. Malam Kajeng Kliwon dipergunakan untuk berbuat ugig (sejenis pengeleakan, teluh dan sebagainya) oleh orang yang menekuni ilmunya.

Pada waktu rerainan Kajeng Kliwon, saat itu bangkitnya Bhuta Kala (Bhebutan) yang merupakan kekuatan negatif. Anggapati/Bhuta Kala yang menghuni tubuh manusia dan makhluk lainnya, ikut bangkit.

Ia akan mengganggu manusia apabila keadaannya sedang melemah atau dikuasai oleh angkara murka. Maka tidaklah mengherankan apabila ada manusia yang gelap mata tega membunuh teman, saudara, maupun orang tuanya sendiri. Saat itu manusia dikuasai oleh nafsu angkara murka. Dalam keadaan tersebut, manusia dikendalikan Bhuta Kala.

Untuk menetralisir keadaan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LEAK   MENCARI KEBAHAGIAAN SEMU

    Sejak peristiwa kedatangan bayangan hitam dari penjelmaan ilmu leak, kini Pak Lana lebih ekstra hati-hati menjaga Sarti. Pria berperawakan tegap itu sudah tiga bulan tak pernah pulang ke rumah lama.Sejak mengetahui istri pertamanya penganut ilmu sesat, sang pria tak ada rasa simpatik lagi. Justru rasa benci muncul sesekali dalam hati Pak Lana. Ilmu yang sangat dia benci keberadaannya, kini telah menempel dalam tubuh istri pertamanya.Bila ada acara keagamaan di desa maupun ke pura Pak Lana lebih suka langsung ke tempat acara. Entahlah, sepertinya langkah kaki berat berjalan ke arah sana. Sudah tak ada kepentingan lagi dirinya ke rumah lama.Hari ini Pak Lana sedang ada keperluan ke kantor desa, kebetulan juga perangkat desa belum lengkap, memang masih terlalu pagi. Dalam diamnya sembari melihat ke arah jalan depan kantor desa, dirinya merenung.Pria itu semakin menyadari ada perbedaan sejak Bu

    Last Updated : 2021-10-31
  • LEAK   JANIN YANG SELAMAT

    Malam ini Bu Lana telah mempersiapkan segala keperluan ritual secara komplit. Asu Bang Bungkem, Ayam Cemani hitam mulus, kelapa gading dengan sesaji yang lain. Kali ini harus bisa berhasil, dia tak mau gagal kedua kalinya dan tak ingin mendapat hukuman lagi.Darah Asu Bang Bungkem dan Ayam Cemani telah dicampur jadi satu dalam kelapa gading yang telah dipotong sisi bagian atas, sebagian tulang belulang kedua hewan telah pula dimasukkan dalam kelapa sembari melantunkan matra pemujaan bagi Ratu Kegelapan.Dirinya yang telah berbalut kain putih, mengolesi sekujur tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan darah tersebut. Setelah merasa sekujur tubuh telah terbalur dengan darah, dia pun bersila di depan meja sesaji.Sebuah kemenyan dibakar menyusul sebuah dupa dihidupkan. Di atas meja sebuah lampu minyak bercahaya temaram, tangan wanita setengah baya ini terulur di atas bara api lampu, sesaat dari arah api tercium arom

    Last Updated : 2021-10-31
  • LEAK   PERTEMUAN YANG MELEGAKAN

    Setelah merencanakan dari beberapa hari kedua pasangan yang beda usia ini pun memberanikan diri berkunjung ke rumah Pak Lana dan Sarti. Bu Lana dari dua hari yang lalu sudah menelepon suaminya untuk meminta izin bertemu. Tentu saja permintaan Bu Lana diterima dengan senang hati oleh Pak Lana.Pria itu tahu apa yang diinginkan sang istri pertama tersebut karena dia telah dapat kabar dari dokter yang memeriksanya. Pak Lana mempersilakan istrinya ini datang sore hari. Hari ini Bu Lana sudah bersiap-siap di depan teras menunggu pacarnya menjemput.Beberapa saat menunggu akhirnya sang pacar datang dan mereka segera berboncengan ke arah rumah baru Pak Lana. Jarak rumah mereka sekitar lima belas kilometer dan memakan waktu sekitar dua puluh menit perjalanan. Setelah melewati jalanan macet kedua orang tersebut sudah sampai di depan rumah baru.Bu Lana segera turun dari motor lalu memencet tombol bel di sebelah kiri pintu g

    Last Updated : 2021-10-31
  • LEAK   CADANGAN TUMBAL BARU

    Tiba saatnya malam Kajeng Kliwon, Bu Lana melakukan berbagai persiapan untuk ritual. Dalam otaknya telah tersimpan bakal janin yang terpilih untuk dijadikan tumbal. Beberapa hari wanita itu telah mengamati calon tumbalnya.Kini, segala pelengkap sudah tersedia, ayam cemani, asu bang bungkem, banten khusus, tiga buah canang, kemenyan dan dupa. Tampak di atas meja terdapat dua arca kecil Dewi Durga dan Ratu Nating Girah/Calon Arang.Kedua arca sudah diusap dengan minyak wangi khusus, beraroma menyengat dan darah kental dari asu bang bungkem. Sebuah kalung dari rangkaian melati dilingkarkan pada kedua leher arca. Bunga tujuh rupa telah direndam dalam air, dupa dan menyan telah dihidupkan dibakar.Telur tembean ayam kampung telah ditulis rajah dua inisial nama pemilik janin. Tinta dari darah ayam cemani dipakai untuk menuliskannya. Ni Kesumasari—nama gadis Bu Lana—duduk menghadap meja persembahan.

    Last Updated : 2021-11-01
  • LEAK   AKANKAH AKHIR SEBUAH KISAH?

    Setelah mengadakan upacara mepamit pada keluarga, Ni Kesumasari ( Nama Bu Lana ditanggalkan karena sudah cerai) kemudian mengikuti calon suami ke sebuah masjid untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Kini, dia telah sah menjadi penganut agama Islam dan siap untuk menikah secara Islam.Sore itu suasana sangat indah dan teduh, warna jingga semburat di ufuk barat segera menenggelamkan sang raja siang. Perlahan langit mulai gelap, satu persatu bintang bertaburan di angkasa, berkelip-kelip tertimpa cahaya rembulan. Sebuah tenda hajatan telah berdiri di tengah halaman.Pelaksanaan ijab kabul akan dilaksanakan esok pagi di rumah Ni Kesumasari. Sebagian keluarga pihak pengantin pria ada yang menginap di sana. Mereka membantu persiapan pernikahan di pihak wanita.Untuk pernikahan ini Ni Kesumasari dan calon suami sepakat dijadikan satu di rumah mempelai wanita sekaligus acara resepsi. Seluruh perangkat desa diundang oleh Ni Kesum

    Last Updated : 2021-11-02
  • LEAK   SAATNYA SEMUA TAHU

    Sang pria seketika berlari ke arah kamar. Dia khawatir dengan keadaan calon istrinya. Langkah pria itu terhenti depan pintu yang jebol lalu berdiri terpaku. Dalam ruangan telah dipenuhi asap pekat hingga tak tampak lagi apa yang ada di dalam.Dia perlahan memasuki kamar sembari meraba dinding mencari keberadaan sakelar lampu. Beberapa kerabat telah berkerumun di depan kamar. Salah seorang menyalakan senter untuk membantu Bang Deni—calon suami Ni Kesuma—agar bisa menemukan sakelar.Akhirnya Bang Dani telah menghidupkan lampu kamar dan betapa terkejut melihat keadaan kamar yang porak poranda. Tiba-tiba pria tubuh pria berambut gondrong itu lunglai lalu bersimpuh di lantai.“Astaghfirullah ... Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Ni?”Pria ini menangis terisak-isak sembari menatap nanar tubuh hangus terpanggang di depannya. Demi mendengar teriakan Bang Deni seketika para ke

    Last Updated : 2021-11-03
  • LEAK   KEBERADAAN NI KESUMASARI

    Dari tim dokter akhirnya diketahui mayat gosong yang diketemukan di kamar Ni Kesumasari terindikasi sebagai mayat Dadong Canangsari, yang selama ini diduga raib. Seketika Wayan Suri tersenyum lebar mengetahui hal itu.Wanita itu bahagia, akhirnya mayat sang meme bisa diketemukan dan akan segera menghubungi Ningsih, kakaknya. Soal keberadaan Ni Kesumasari tak terindikasi sama sekali dalam ruangan kamarnya yang gosong.Mereka keluar dari ruangan dokter dengan rasa penasaran dan juga bahagia. Rasa penasaran karena mayat Dadong ada dalam kamar, sedang Ni Kesumasari tak diketahui keberadaannya.Mereka harus segera melaksanakan ngaben untuk jenazah Dadong akan segera diaben agar dapat berinkarnasi. Kini mereka sedang berdiskusi di ruang tunggu.“Saya usul jika tak keberatan. Bagaimana jika kita cari tau keberadaan Ni Kesuma lewat Balian?”Pak Lana menatap satu persatu para

    Last Updated : 2021-11-04
  • LEAK   NI, KAUKAH ITU?

    Sehabis salat Magrib diadakan acara pengajian. Para undangan yang hadir terdiri dari umat muslim warga sekitar, jamaah masjid tempat Ni Kesumasari membaca syahadat, teman-teman muslim Bang Deni, dan warga muslim yang dengan suka rela hadir karena simpati terhadap sesama.Lek Dirman, Mak Nah sudah dari pagi membantu Ningsih dan Bang Beni. Meski Wayan Suri beragama Hindu, dia tampak sibuk membantu memasak dan menerima para tamu undangan.Pak Lana dan Sarti datang menjelang Magrib dengan membawa kue, buah dan minuman dalam kemasan. Dalam acara pengajian ini semua anggota keluarga terlibat dan terlihat rukun.Saat ini mereka sedang duduk di teras sembari menunggu tim forensik yang baru selesai mengindentifikasi gundukan tanah di belakang rumah. Mereka butuh kepastian tentang telur, lontar berajah dan sobekan kain untuk dimusnahkan demi ketenangan bersama.“Bang Deni, sobekan kain dan lontar berajah

    Last Updated : 2021-11-06

Latest chapter

  • LEAK   DADONG DATANG MENUNTUT BALAS

    “Jangan pura-pura! Sengaja betulin rumah Dadong untuk ambil alih, kan. Kami tau tipu muslihatmu, Nak Jawa!” Pria berkulit gelap ini berteriak berapi-api.“Kami? Dugaan kalian sekeluarga salah! Tanah itu milik Dadong dari gadis. Sebelum menikah dengan dengan suaminya,” ucap Ni Kesumasari dengan hati-hati lalu melanjutkan, “itu memang hak anak-anak kandungnya, meski wanita. Putu Adi telah dapat bagian setelah bapak angkatnya meninggal. Kemana itu? Kalian jual!”Ni Kesumasari kini tak dapat menahan emosi juga. Ia marah dengan keserakahan keluarga yang didatanginya. Putu Adi yang diangkat jadi anak sentana begitu mendapat harta warisan kembali ke keluarga asal.Ia dibujuk keluarganya untuk menjual harta tersebut tanpa menghiraukan upacara keluarga dan kehidupan Dadong Canangsari. Kini, bapaknya masih ingin menguasai tanah milik Dadong pula.Pria tukang judi ini telah menghabiskan harta peninggalan suami Dadong untuk b

  • LEAK   MAK NAH PEMBAWA WASIAT

    “Astaghfirullah! Dari darah?”Semua yang ada di situ terkejut mendengar penjelasan dari Ni Kesumasari. Mereka terkesima sekaligus ngeri saat melihat warna merah pada tenun tersebut. Seketika bayangan mereka melayang sibuk mereka-reka cara mendapatkan darah untuk proses membatik.“Apa pun itu, yang penting dengan kamen ini Mak Nah telah dipercaya Bik Tut untuk menyelesaikan masalah kita sekarang,” kata Ni Kesumasari menatap ke arah Mak Nah.“Insyaallah Mak Nah bantu sebisanya. Tapi, gimana caranya, Mbok Yan?” tanya Mak Nah.Semua saling pandang, termasuk Mak Nah dan Lek Dirman yang diberi barang wasiat oleh Dadong Canangsari.“Setau tyang, tinggal pake aja, Mak. Oh, ya. Bungan sandat selipkan di atas telinga kiri dan sunggar di bagian rambut depan. Sayang, gak ada kebaya Meme,” ucap Wayan Suri dengan nada menyesal.“Mbok Yan ada warisan kebaya dari Bik Tut.”“Wah bisa ke

  • LEAK   KEJADIAN ANEH TERSIRAT PESAN

    Hingga mobil sampai rumah pun, belum ada sepatah kata dari mereka. Bang Deni memarkirkan mobil di luar gerbang karena ia harus segera berangkat kerja.Pria ini berniat ke kebun belakang ingin memastikan penglihatan sebelum berangkat ke rumah Bik Mang tadi. Rasa penasaran yang memenuhi otaknya sepanjang perjalanan barusan.Tiga wanita bersaudara telah melangkah meninggalkan mobil lalu menuju dapur. Mereka kehausan, lebih tepatnya efek dari rasa kecewa telah mengeringkan tenggorokan dan dada. Mak Nah melihat mereka dengan rasa penasaran.“Gak ketemu lagi?”“Bukan gak ketemu. Ia sengaja sembunyi, Mak,” kata Ni Kesumasari bisa dibilang sebuah keluhan lalu mengambil botol mineral dari dalam kulkas.“Maaf, kalo boleh Mak Nah tau. Ada masalah apa?”“Oh, iya. Mak Nah belum tau ini. Bik Mang mencuri sunggar emas Bik Tut dan juga sebagian kulitnya diiris,” jawab Ni Kesumasari sambil menahan rasa sesak.

  • LEAK   SOSOK MISTERIUS DI KEBUN BELAKANG

    “Bang, aku harus segera ke Bik Mang, “ucap Ni Kesumasari sambil meminum teh hangatnya. “Yang penting harus segar dulu. Entar Abang yang antar,”sahut Bang Deni sambil berdiri. “Mau ke mana, Bang?” tanya sang calon istri. “Mau minum kopi. Tadi Abang taruh di meja depan sambil nunggu kalian siuman,” jawab pria berambut lebat ini sambil berlalu. “Mak Nah permisi ke dapur dulu. Tadi bawa pisang, mau bikin pisang goreng.” “Enak itu, Mak. Perlu bantuan?” “Gak usah, matur nuwun. Mbak Ning, rehat dulu. Barusan siuman juga,” ucap Mak Nah menepuk bahu Ningsih lalu balik badan lalu keluar kamar. Kini tinggal tiga bersaudara saling menatap dan segera tersenyum begitu menyadari bahwa mereka saling menunggu untuk berbicara duluan. “Okey, Mbok Yan yang ngomong dulu. Bisa jadi Bik Mang telah dapat darah kita buat ritual.” “Adi, Mbok Yan ngomong keto?” “Kamu gak diberitahu Bik Tut?” “Gak tuh, Mbok,” jawab Wa

  • LEAK   LEBIH SEKADAR PENCURIAN ILMU

    Polisi segera membuat garis kapur di TKP. Para petugas mengambil beberapa foto di tempat tersebut. Pak Lana, Lek Dirman, Bang Deni, dan kedua tukang ikut ke kantor polisi untuk diminta keterangan.Setelah kepergian para aparat dan kelima pria ke kantor polisi, ketiga wanita berembuk secara serius.“Suri, kira-kira siapa?”“Kok aku yang ditanya Mbok Yan?”“Lah iyalah. Secara, kamu yang lebih peka dibanding kami,” sahut Ningsih sambil senyum meledek ke arah sang adik.“Sejak awal aku menduga, Bik Mang.”“Mbok Yan juga,” timpal Ni Kesumasari lalu berpaling ke arah Ningsih.“Aku belum pernah ketemu Bik Mang. Kemarin diajak Suri ke sana juga gak ketemu.”“Mbok Ning udah liat orangnya. Di Labfor Polri kemarin itu,” ucap Wayan Suri mengingatkan kakaknya.“Oh ya. Mbok baru ingat sekarang. Bik Mang sempat bantuin masak di sini dan juga semba

  • LEAK   MISTERI JASAD JANIN DI BEKAS SANGGAH

    Ada apa dengan keluarga Bik Mang?Semoga Bik Mang belum sempat mempraktekkan ilmu itu.Sejak kapan mereka tahu cara curi ilmu?Ni Kesumasari semakin pusing dengan berbagai pertanyaan yang menumpuk satu persatu dalam benak. Ia belum bisa menemukan jawaban hingga mobil yang mereka tumpangi meninggalkan tempat tersebut. Sementara itu, Wayan Suri belum beranjak meski Bang Deni telah memberi kode klakson.Mobil semakin menjauh, justru motor Wayan Suri semakin mendekat ke arah hutan. Ia melihat bayangan seseorang melangkah di antara pohon-pohon jati.Bayangan itu pasti salah satu dari anggota keluarga Bik Mang, batin wanita berpinggang ramping ini.Wayan Suri ingin masuk ke hutan, tapi hati nurani melarang. Akhirnya, terpaksa balik arah untuk mengejar mobil Bang Deni. Ia berpikir akan menceritakan hal ini kepada ketiga kerabatnya dan bisa jadi pendukung anggapan mereka belakangan ini.Mereka hanya ingin membantu Bik Mang agar tak terjebak r

  • LEAK   ADA YANG DENGAN KELUARGA BIK MANG

    “Cicing cai! Panak tyang mati, bangka caine!” teriak Ningsih dengan mata memerah.Tangan wanita berdarah Jawa yang telah dirasuki roh Dadong Canangsari telah terangkat dan Ni Kesumasari buru-buru memeluknya.“Bik Tut, tenang! Tyang akan ngajak ngomong ke dia. Percaya ke tyang! Ini bukan jalan terbaik,” ucap wanita mualaf ini dengan sesengukan.“Wak, tolong pulang dulu. Nanti kita ke rumah Wak. Sayang nyawa,” ujar Wayan Suri sembari membantu pria ini untuk bangkit.Meski dengan ekspresi tak senang, suami Bik Mang mau menuruti kata-kata Wayan Suri. Ia berlari ke arah motor lalu menstater dan berlalu dengan kepulan asap motor dua tak.Begitu suami Bik Mang sudah pergi, tubuh Ningsih seketika lunglai dan hampir jatuh ke lantai. Beruntung Ni Kesumasari dan Wayan Suri telah sigap menangkap tubuhnya. Tubuh wanita keturunan Jawa ini dibopong ke ruang tengah lalu dibaringkan di sofa.“Ningsih ... ningsih,&rdq

  • LEAK   SAUDARA DEKAT PELAKUNYA

    Mereka lega telah memiliki beberapa foto adegan dalam rekaman yang dianggap penting. Kakak beradik ini mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan para petugas lalu mohon diri kepada sang kepala dan anak buahnya.Langkah keduanya menuju tempat parkir diisi pembahasan langkah selanjutnya yang akan dilakukan. Tanpa sengaja, pandangan Wayan Suri tertuju kepada seorang wanita yang berjalan mengendap-endap dari tempat parkir motor menuju bagian samping gedung.Wayan cekatan menarik tangan sang kakak diajak bersembunyi di balik tembok ruang lapor. Ningsih hanya bisa bengong saat diajak memindai gerak-gerik wanita itu.“Itu yang kita cari tadi, Mbok.”“Bik Mang?”“Iya. Dia adik ipar Bapak.”Setelah wanita yang diintip telah berlalu, mereka keluar dari tempat persembunyian lalu berjalan ke tempat parkir. Sejurus kemudian motor telah membawa keduanya berbaur dalam keramaian jalan raya.Perjalanan menempuh j

  • LEAK   MENGUAK SEBUAH TEKA-TEKI

    “Berapa orang?” tanya Ningsih sambil mengambil piring dari rak lalu ditaruh di meja.“Sekitar 20 orang termasuk tukang, Bli Yan dan Pak Lana,” jawab Wayan Suri sembari membantu menaruh teko kopi dan teh di nampan.“Jangan lupa gelasnya,” ucap Ningsih sembari menata beberapa gelas di nampan lain.“Udah komplit. Tolong bawa ke sana! Biar segera sarapan. Untuk kita udah Mbok siapin di wajan,” kata Ni Kesumasari.Mereka melangkah keluar dari dapur menuju teras rumah besar. Pak Lana dan Lek Dirman telah selesai mempersiapkan meja panjang untuk tempat menaruh sarapan.“Kita perlu ngomong bertiga. Ada leak baru di daerah ini,” ucap Wayan Suri kepada kedua saudaranya.“Kamu tau dari mana?” tanya Ni Kesumasari terkejut.Ketiga wanita ini kemudian melangkah ke dapur dan duduk di dipan. Wayan Suri menatap Ni Kesumasari lekat-lekat. Terang saja pandangan mata sang adik sepupu

DMCA.com Protection Status