Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Penyerangan telah dimulai

Share

Penyerangan telah dimulai

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2022-07-08 10:16:55

Dari semua orang yang mengepung Benua Hayna Darah, rupanya Seno Geni dan Dewa Beralis Tebal telah lebih dahulu melakukan perlawan di sana.

Seno Geni melakukan serangan pada daerah-daerah yang dikuasai oleh kelompok kecil dari Budak Kegelapan.

Hal ini sengaja di lakukan oleh Lanting Beruga untuk mengurangi jumlah lawan yang akan dihadapinya.

Pria tua itu memiliki pengalaman cukup banyak dalam menghancurkan markas musuh dengan pasukan yang berjumlah sedikit.

"Jika yang kita hadapi adalah manusia, mengalahkan benteng musuh tidak terlalu sulit untuk dilakukan," ucap Seno Geni kepada Dewa Beralis Tebal, "Tapi karena musuh kita adalah kegelapan, jadi metode yang kita lakukan sedikit berbeda."

Satu-satunya cara untuk mengalahkan kelompok yang besar dan merebut kekuasaan mereka, menurut Seno Geni dengan cara menghancurkan sumber pangan yang dimiliki oleh musuh.

Seno Geni akan menghancurkan perkebunan, mencemari air, dengan tujuan untuk melemahkan lawan, tapi kali ini lawan yang dia hadapi ada
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (38)
goodnovel comment avatar
man eny
mati udah mati aja thor
goodnovel comment avatar
Tukang nulis
sepertinya sedang panen, atau ada keperluan.. mudah-mudahan sehat aja thor
goodnovel comment avatar
quite l
author memek
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Dilanda Lapar dan Haus

    Sekarang terjadi sebagian wilayah di pesisir pantarai Benua Hayna Darah dipenuhi oleh banyak pertempuran. Perlawanan yang dilakukan aliansi aliran putih melawan kegelapan terjadi dalam waktu berhari-hari lamanya.Banyak bukit kecil yang hancur karena pertempuran tersebut, dan mayat bergelimpangan yang berasal dari kedua belah pihak.Namun demikian, Aliansi Aliran putih tidak pernah menyerah, terus melancarkan serangan sampai titik darah penghabisan.Sebagian kecil benua dipenuhi oleh api, ditujukan untuk membakar mayat-mayat budak kegelapan, sementara bagi pendekar yang berjuang lalu mati akan dimakamkan pada lubang yang besar.Entah, tiada terhitung jumlah yang meninggal, tidak jarang yang mati adalah orang-orang penting di dalam Aliran Putih, seperti para tetua dari Sekte-sekte kecil.Setelah beberapa hari tersebut, Satrio Langit berisitirahat di puncak bukit tandus nan gersang. Dia memerintahkan semua pasukannya untuk membuat tenda darurat, dengan menggunakan kayu-kayu yang bersera

    Last Updated : 2022-07-08
  • LANTING BRUGA   Komandan Kesombongan

    Setelah melewati puluhan pertarungan, kini para pendekar dari Aliansi aliran putih telah tiba di tengah benua Hayna Darah.Ares beserta pasukan dari Sekte Lentera Es yang dipimpin oleh Bony An juga telah memasuki benua tersebut dari wilayah utara.Sementara itu, Lanting Beruga sengaja memisahkan diri untuk berhadapan dengan beberapa kelompok secara sendirian.Dan sekarang seluruh pasukan akhirnya berhasil berkumpul menjadi satu kesatuan setelah menghancurkan musuh-musuh mereka, tapi pertempuran ini tentu pula belum berakhir, karena jumlah budak kegelapan yang berkumpul di dalam markas Sekte Hayna Darah tidak kalah banyak dari yang tersebar di penjuru Benua Hayna Darah.Hanya Lanting Beruga dan Seno Geni yang belum berkumpul di tengah-tengah pasukan tersebut.Di tempat lain, rupanya Lanting Beruga berhasil menguasai banyak wilayah yang dibantu oleh Garuda Kencana. Sementara di tempat lain lagi, Seno Geni bersama Dewa Beralis Tebal juga mulai mendekati titik perkumpulan aliansi aliran p

    Last Updated : 2022-07-10
  • LANTING BRUGA   Geni vs Atikia

    Sebelum Seno Geni mencapai pusat perkumpulan aliansi aliran putih yang dipimpin oleh Kelompok Sayap Putih dengan Lanting Beruga adalah pemimpinnya, pria tua itu dihentikan oleh seorang Komandan bungkuk dan tua.Sejak awal, Komandan itu telah mengincar lawan yang sepadan, dan menurut dirinya Seno Geni adalah orang yang cocok untuk dihadapi.Bukan hanya itu saja, dia membenci Asura yang ada di dalam tubuh Seno Geni, alias Pramudhita yang berasal dari Gunung Semeru dari Padepokan Pedang Bayangan."Seorang Komandan ...." Seno Geni bergumam kecil, menyuruh Dewa Beralis Tebal untuk menghentikan laju dari Lesung Batu yang melayang dua depa dari puncak bukit yang mereka lewati.Bukit itu sudah tandus dan gersang, tidak ada satupun tumbuhan yang terlihat di bukit itu, apa lagi jika harus menemukan air."Siapa yang harus mati lebih dahulu?" Komandan itu bertanya kepada Seno Geni dan Dewa Beralis Tebal. "Orang tua, atau pria yang mengendalikan batu aneh itu?"Mendengar pertanyaan itu, Dewa Beral

    Last Updated : 2022-07-11
  • LANTING BRUGA   Kekuatan Meriam Aura

    Di puncak markas besar Sekte Hayna Darah, tiga komandan yang tersisa setelah dua komandan yang lain pergi sedang memperhatikan manusia yang telah mengepung mereka dari segala sisi.Namun tidak ada satupun dari komandan itu yang merasa gentar dengan kepungan tersebut.Tentu saja hal ini karena banyak faktor, yang pertama jumlah Budak Kegelapan sangat banyak, jauh lebih banyak dari Pendekar Aliansi Aliran Putih.Sudah barang tentu kekuatan yang dihasilkan dari mereka jauh lebih besar dari Aliansi Aliran Putih. Lebih lagi, para budak-budak ini bukan berasal dari kalangan manusia biasa seperti para budak yang acap kali dihadapi oleh para pendekar. Mereka adalah budak yang berasal dari kalangan pendekar Hayna Darah.Menghadapi pasukan yang jauh lebih banyak adalah resiko yang harus diambil oleh Aliansi, dan mereka menyadari hal tersebut. Rakyat biasa yang berjumlah ratusan orang bahkan mampu mengalahkan seorang pendekar hebat sekalipun karena jumlah mereka sangat banyak.Alasan ke dua adal

    Last Updated : 2022-07-11
  • LANTING BRUGA   Pedang Yang Mengendalikan Kematian

    Sekarang ini, Lanting Beruga dan Erinyes, yaitu komandan paling kuat di antara para komandan yang lain sedang bertarung di sisi lain markas utama Sekte Hayna Darah.Pada permulaan pertempuran antara ke duanya terjadi dengan saling bertukar teknik serangan jarak dekat. Erinyes adalah Asura yang memiliki sebuah pedang dengan mata bergerigi, berwarna merah dengan kemampuan yang cukup menarik.Ketika dia mengayunkan pedangnya pada setiap mahluk hidup yang telah mati atau hanya tinggal bangkainya saja, maka mahluk tersebut mendadak hidup dan menyerang Lanting Beruga.Dia bisa membangkitkan yang mati, paling tidak itu adalah pemahaman sederhana bagi Lanting Beruga. Namun bukan hanya itu saja, mahluk hidup yang dibangkitkan dari pedang itu juga menjangkau tumbuhan yang ada di tempat tersebut.Beberapa tumbuhan yang mati kadang kala masih menyisakan batang yang kering, dan ketika pedang di tangan Erinyes mengenai tumbuhan itu, seketika pula pohon akan hidup kembali.Namun kehidupan pohon tent

    Last Updated : 2022-07-12
  • LANTING BRUGA   Satrio Menggila

    Serang!Satrio Langit memberi perintah kepada semua pasukan yang ada di dekat dirinya untuk menghadapi gelombang budak kegelapan berjumlah ratusan hingga ribuan tersebut.Bersama dengan, Guru Kilat Putih dan Asoka, Satrio Langit menyerang langsung ke arah musuh, di iringi dengan seluruh pendekar aliran putih.Sementara itu, pendekar seperti Delima Kemala Putri, Bony An, Intan Ayu dan Rindu Hati bertugas menjaga meriam aura dari serangan musuh yang menggunakan serangan jarak jauh atau pula yang mengandalkan ilmu meringankan tubuh."Dinding Air!" Delima Kemala Putri mengangkat dua tangannya ke arah langit, dan pada saat yang sama pula, muncul air bah tepat di hadapan dirinya. Tingginya air bah itu mungkin 10 depa atau mungkin sedikit lebih tinggi. "Aku akan menahan semua serangan, kakak sekalian fokus mengumpulkan aura alam pada meriam aura!"Sementara itu, Intan Ayu yang berada di samping Delima Kemala Putri langsung menarik pedangnya, dan mulai melawan semua budak kegelapan yang menc

    Last Updated : 2022-07-13
  • LANTING BRUGA   Inilah Kemarahan

    "Dia lumayan kuat, seorang lawan yang pantas untuk dibunuh!" ucap Komandan tersebut.Komandan tersebut langsung terbang ke arah Satrio Langit yang kini memimpin seluruh pasukan di medan pertempuran. Namun tindakan komandan itu disadari oleh Dewa Pemarah. Pria itu dengan cepat mencegat laju komandan tersebut, tepat sebelum dia mengarahkan serangan ke arah Satrio Langit."Biarkan muridku mengamuk sesuka hatinya," ucap Dewa Pemarah, "jika kau ingin bermain-main, aku akan melayanimu, Budak Kegelapan."Komandan itu bernama Dewantaka, merupakan komandan yang paling kuat matanya. Dialah yang telah mengawasi semua pendekar aliran putih dari jauh, dia pula yang dianggap sebagai komandan nomor dua terkuat setelah Komandan Erinyes.Jika Erinyes dianggap sebagai tangan kanan Dewa Kehancuran, maka Dewantaka adalah tangan kirinya."Aku adalah Dewantaka, Komandan Kemarahan dari Pasukan Kegelapan. Kau bilang aku ingin bermain? Dewantaka tidak pernah bermain-main, aku akan membunuhmu!""Hahahaha ....

    Last Updated : 2022-07-13
  • LANTING BRUGA   Jurus Dunia Mimpi

    Dewantaka hampir seperti sebuah meteor kecil yang jatuh dari langit, menghantam bumi hingga getaran tanah dapat dirasakan oleh semua orang yang ada di benua tersebut.Debu bertebaran ke segala arah, tanah dipenuhi oleh rekahan, dan satu bukit nyaris rata dengan tanah karena dihantam oleh tubuh Dewantaka. Komandan Kemarahan itu mengeluarkan seluruh isi perutnya saat ini, dia muntah darah yang beraroma busuk. Seluruh tulangnya telah remuk karena serangan tadi, bahkan beberapa ototnya robek.Dewantaka menatap Dewa Pemarah yang masih mengambang di udara, sesaat pandangan mata komandan itu menjadi berkunang-kunang.Dia berusaha berdiri, tapi kemudian jatuh lagi ke tanah. Perasaan terbakar di dalam tubuhnya, membuat Dewantaka ingin berteriak, tapi dia menahannya sekuat tenaga."Kuat sekali ...." Dewantaka berkata serak.Sementara itu, komandan lain ingin membantu Dewantaka tapi Ares menghentikan dirinya.Kilatan petir yang menyambar-nyambar dari tombaknya, menandakan bahwa Ares sudah begit

    Last Updated : 2022-07-14

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status