Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Jurus Dunia Mimpi

Share

Jurus Dunia Mimpi

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-14 22:51:30

Dewantaka hampir seperti sebuah meteor kecil yang jatuh dari langit, menghantam bumi hingga getaran tanah dapat dirasakan oleh semua orang yang ada di benua tersebut.

Debu bertebaran ke segala arah, tanah dipenuhi oleh rekahan, dan satu bukit nyaris rata dengan tanah karena dihantam oleh tubuh Dewantaka.

Komandan Kemarahan itu mengeluarkan seluruh isi perutnya saat ini, dia muntah darah yang beraroma busuk. Seluruh tulangnya telah remuk karena serangan tadi, bahkan beberapa ototnya robek.

Dewantaka menatap Dewa Pemarah yang masih mengambang di udara, sesaat pandangan mata komandan itu menjadi berkunang-kunang.

Dia berusaha berdiri, tapi kemudian jatuh lagi ke tanah. Perasaan terbakar di dalam tubuhnya, membuat Dewantaka ingin berteriak, tapi dia menahannya sekuat tenaga.

"Kuat sekali ...." Dewantaka berkata serak.

Sementara itu, komandan lain ingin membantu Dewantaka tapi Ares menghentikan dirinya.

Kilatan petir yang menyambar-nyambar dari tombaknya, menandakan bahwa Ares sudah begit
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Kholily Jr.
cepet update laa bab terbaru terlalu lama ..
goodnovel comment avatar
David Siregar
perhatikan penamaan karakter yang suka salah2. ga nyambung, membuat pembaca kebingungan
goodnovel comment avatar
Adi Imran
mantap Thor lanjutkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Kau Tidak Sendirian Asoka

    Di tengah-tengah medan pertempuran, Asoka menghadapi banyak musuh seorang diri. Dengan pedang besar di tangannya, dia sudah memenggal belasan budak kegelapan, tapi jumlah yang harus dia hadapi masih terlalu banyak. Lebih lagi budak-budak kegelapan ini memiliki tingkat energi kegelapan di atas rata-rata.Satu pukulan baru saja mendarat di tubuh Asoka, membuat pria itu terlempar beberapa jauhnya. Nyaris sekali batang lehernya tertusuk oleh sebuah batang logam yang menonjol dari permukaan beton.Satu jari saja leher itu ke kiri, maka logam itu tentu saja telah melukai batang lehernya.Asoka segera bangkit, pada saat yang sama dua budak kegelapan menyerang dirinya dengan menggunakan senjata tulang.Booom.Tepat di lokasinya berada, ledakan terjadi, beruntung Asoka telah menghindar.Pria itu menyapukan pandangannya sejenak, sepertinya tidak ada teman yang akan membantunya dalam menghadapi bukan kegelapan ini.Dia harus melakukannya sendiri, karena masing-masing pendekar memiliki masalahnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • LANTING BRUGA   Tekad Dan Jiwa Adalah Senjata

    Setelah beberapa saat pertempuran terjadi, kini energi meriam Aura telah kembali terisi penuh setelah banyak pendekar mengalirkan aura alam ke senjata tersebut."Ini adalah tembakan terakhir kita," ucap Sang Jenius.Para pendekar tampak segera mengerti dengan ucapan pria tersebut. Tembakan terakhir, setelah ini tidak ada tembakan lain.Ada alasan tersendiri, mengapa ini di sebut tembakan terakhir. Meriam Aura dapat digunakan degan mengandalkan aura alam para pendekar, semakin banyak aura alam, maka semakin besar daya yang dihasilkan untuk menyerang musuh.Namun masalahnya, telah banyak pendekar yang mengalirkan aura alam ke benda tersebut. Dari mereka, tidak ada yang tersisa kecuali tenaga dalam saja.Jadi untuk mengaktifkan senjata itu ke tiga kalinya dirasa tidak mungkin, karena para pendekar sudah kehabisan aura alam mereka.Bagi para pendekar yang memiliki aura alam lebih besar, malah harus berhadapan dengan budak kegelapan,wakil komandan bahkan komandan itu sendiri. Hal ini jelas

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • LANTING BRUGA   Seno Geni Mati?

    Atikia masih merasa sombong di depan Seno Geni, padahal mereka berdua sama-sama belum terluka parah. Baik Seno Geni dan Atikaya juga belum menunjukan keseriusan dalam pertarungan ini.Seno Geni juga bahkan belum menampakan teknik pedang bayangan yang sesungguhnya, bahkan dia belum pula menunjukan teknik pedang angkara jagad yang bahkan Lanting Beruga belum menguasai teknik tersebut secara sempurna.Pertarungan mereka kembali terjadi setelah jeda beberapa menit. Kala ini, Atikia tampaknya akan mulai memperlihatkan serangan yang hebat kepada Seno Geni.Pukulan tongkat aneh yang dimilikinya terlihat semakin bertenaga, lebih lagi dia mulai menunjukan keseriusan untuk menghadapi Seno Geni.-Hujan Darah Kegelapan-Atikia memasang kuda-kuda yang aneh, seraya mengarahkan tongkat nye ke bawah, tepat ke arah Seno Geni yang berdiri di atas reruntuhan bukit.Kemudian dia terbang lebih tinggi lagi ke udara, dengan sayap hitamnya,hanya dua kepakan dia telah mencapai puluhan depa dari permukaan tana

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • LANTING BRUGA   Tubuh Asli Atikia

    Teknik Peningkatan kekuatan yang dimiliki oleh Atikia mungkin tidak dimiliki oleh komandan yang lain. Dimana dia menyerap energi kegelapan dua kali lebih besar dari sebelumnya. Itu juga artinya dia menjadi dua kali lebih kuat dari yang tadi.Tubuh Atikia juga mulai mengalami perubahan, dari yang sebelumnya seorang kakek tua yang kurus dan bungkuk dengan menggunakan tongkat aneh, kini menjelma menjadi kakek yang kekar berotot.Rambutnya memanjang beberapa jengkal seiring dengan tanduk yang dimilikinya.Tidak hanya itu, tubuhnya juga sedikit lebih tinggi, dengan dua sayap yang terbentang lebar. Penampilan ini benar-benar menunjukan identitas dirinya sebagai Komandan Kegelapan."Aku menyimpan kekuatan ini untuk melawan manusia dengan roh api itu," ucap Atikia, "Tapi rupanya, kau adalah orang yang layak untuk merasakan kekuatan ini."Dia mengarahkan tongkat anehnya ke depan, sejenak kemudian muncul banyak cacing dari tongkat itu. Ukurannya jauh lebih besar dari yang sebelumnya, dan tentu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • LANTING BRUGA   Munculnya Berkah Matahari

    Seno Geni mengambil posisi yang cukup jauh dari Atikia. Dia tahu serangannya kali ini akan menimbulkan kerusakan yang sangat besar jadi pak tua itu tidak ingin terkena imbas dari serangannya sendiri."Berapa kali kau menghancurkan diriku, maka kau hanya akan mendapatkan kekecewaaan ..." Atikia yang kembali bangkit seperti sedia kala mulai mencemooh Seno Geni, kakek Lanting Beruga itu.Namun kali ini Seno geni tampaknya benar-benar serius untuk mengakhiri pertarungan ini."Berapa banyak asura penghianat itu memiliki aura alam, kau pikir setelah dua kali kau menggunakan jurus level tinggi kekuatan asura penghianat itu masih tersimpan banyak?"Asura penghianat jelas Pramudhita, dia jelas yang memiliki aura alam, tapi Seno Geni menguasai banyak jurus dan teknik pedang. Atikia boleh jadi mengukur kekuatan lawan dari tingkat aura alam yang mereka miliki, tapi dia lupa jika lawannya adalah pendekar pedang terbaik di dunia ini. Dia yang menguasai teknik terbaik pedang Angkara Jagad yang tida

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-18
  • LANTING BRUGA   Kesulitan Menguasai Pedang

    Lanting Beruga mungkin dapat menguasai teknik angkara jagad dengan sempurna tapi tidak untuk waktu yang dekat. Jadi karena hal itu, Seno Geni berniat menjadi guru terakhir bagi pemuda itu, menurunkan ilmu pedang paling kuat kepada Lanting Beruga.Baru setelah dia berhasil menurunkan teknik itu secara sempurna, maka beban dan tanggung jawabnya sebagai seorang kakek juga sebagai pendekar pada era yang lalu, benar-benar telah terpenuhi.Pramudhita juga tampaknya setuju dengan keputusan Seno Geni, karena dalam situasi yang sulit ini, Lanting Beruga tampaknya adalah mata tombak yang akan melawan kegelapan.Setelah membunuh Atikia, Seno Geni beristirahat sebentar di tepi kawah kering, bekas pertarungannya dengan musuh.Pada beberapa waktu kemudian, Dewa Beralis Tebal kembali menemui pria tua tersebut. Rupanya, Dewa Beralis Tebal tidak benar-benar pergi dari sana, dia mengawasi Seno Geni dari kejauhan, meskipun dia sebenarnya takut terhadap Komandan Kegelapan yang begitu hebat."Pendekar Leg

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • LANTING BRUGA   Mulai Memahami Roh Logam

    "Sepertinya kau mulai berkenalan dengan Roh Logam ..." terdengar suara roh api atau di dalam relung kepala Lanting Beruga. "Hahahaha ....melihatmu menggunakan pedang membuat aku tidak bisa menahan tawa.""Brisik!" maki Lanting Beruga, "Aku sedang berusaha memahami pedang ini dan roh logam, jangan mengganggu ketenanganku.""Roh Logam itu sulit untuk ditemui, dia merupakan roh yang paling sombong diantara semua roh, kadang kala membuat aku merasa jengkel.""Karena itu kau harus diam, aku sedang berusaha untuk berkomunikasi dengan dirinya," timpal Lanting Beruga.Meskipun sebenarnya Lanting Beruga bisa menemui Roh Api atau Asura Kuno di dalam alam bawah sadarnya, tapi tidak dengan Roh Logam karena roh itu tidak berada di dalam tubuh Lanting Beruga, melainkan berada di dalam sebuah pedang.Ada sebuah dimensi lain di dalam pedang tersebut, yang merupakan tempat tinggal dari Roh Logam. Di sini, Lanting Beruga berusaha untuk menembus dimensi itu, dan bertemu langsung dengan penghuninya, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • LANTING BRUGA   Bertemu Dengan Roh Logam

    Manusia itu mahluk unik, mereka bisa menjadi sangat baik, sangat lembut dan sangat setia, tapi juga mereka bisa menjadi sangat jahat dan sangat kejam. Manusia memiliki banyak sisi yang berbeda dari satu manusia dengan manusia yang lain, tidak sama dengan Asura yang cendrung memiliki sisi kelam dan jahat.Manusia bisa patuh seperti budak, tapi juga bisa menjadi begitu pembangkang. Mereka mungkin lemah, tapi manusia bisa menjadi sangat kuat atas banyak alasan dan pengalaman hidup yang mereka hadapi.Bagi Asura Kuno, Lanting Beruga mungkin dasarnya adalah manusia lemah lagi bodoh yang hidup kesepian tanpa banyak teman. Namun karena alasan-alasan tersebut, Lanting Beruga berusaha untuk menjadi kuat, bahkan nekat mempelajari sebuah kitab terlarang yang bernama kerangka dewa.Pemuda yang sangat polos, mungkin hanya mengetahui tentang makanan dan juga seni bela diri saja, tapi hati dan jiwa Lanting Beruga berbeda. Mental baja dan sanggup berkorban apapun demi tujuannya, bahkan meskipun dilah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status