Share

Menyerahlah

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-18 23:32:28

Saat ini pemuda itu tengah menjelaskan semua kejadian yang telah menimpa Padepokan Pedang Bayangan, termasuk juga soal penculikan ke dua saudaranya.

Hal itu membuat mereka sangat tidak percaya dengan penjelasan pemuda itu, akan tetapi saat ini mereka tidak memiliki pilihan lain, dan hanya bisa mengikuti perintah dari pemuda tersebut.

Setelah beberapa saat, barulah mereka dapat memahami situasinya lalu merancang strategi untuk menghadapi pasukan husus yang di ketua oleh Reban Giring terlebih saat ini, kelompok itu mendapat bantuan dari sosok hasrat dengan jumlah yang sangat banyak.

"Baiklah, kami mengerti!"

"Jaga dirimu!"

Pemuda itu hanya mengangguk satu kali, sebelum akhirnya mereka berniat meninggalkan tempat tersebut, akan tetapi belum beberapa depa mereka berjalan, pemuda itu memanggil, "Paman, tolong jaga Ibu ku dan sampaikan hal ini..."

Ke dua orang tersebut lantas segera meninggalkan tempat tersebut, sesat pemuda itu berbicara, bahkan mereka tidak menjawab perkataan dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Hasanah Foods
mana kelanjutan satria roh suci. bilangnya 3 bulan tapi udah lama.... nipu....
goodnovel comment avatar
M Rony Rony
ko bonus nya kaga bisa dipaki
goodnovel comment avatar
Agus Ragil
lanjut Thor. mantafs
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Sedikit Lagi

    Saat ini pemuda itu tengah memikirkan cara untuk dapat lolos dari sana, akan tetapi tampaknya rencana apapun tidak akan berhasil, mengingat musuh yang berada di depan matanya, tidak akan membiarkan ia untuk dapat kabur begitu saja. Setelah mendapat beberapa luka gores di bagian belakang, pada akhirnya ia terjatuh karena kelelahan akibat berusaha untuk dapat lolos dari kejaran Reban Giring. Namun sayangnya, pemuda itu tampak tidak berniat untuk menyerah, sesaat pria itu menatapnya dengan tajam lalu menghunuskan senjata yang ai miliki tepat di batang leher Saka. Pemuda itu menelan air ludahnya sendiri, "Sial, sepertinya tidak ada kesempatan untukku dapat meloloskan diri," gumam nya. Tanpa di sadari keringat dingin mulai mengucur cukup deras di bagian tubuhnya, hingga membuat ia merasa gemetar ketika mendapat tekanan dari pria tersebut. Matanya terlihat sesekali melirik kearah kanan dan kiri, seakan mencari sesuatu untuk dapat melarikan diri dari hadapan Reban Giring. Gerakan terse

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • LANTING BRUGA   Tidak Mendengarnya

    Di sisi lain dua orang yang sedang terluka parah, terlihat begitu bersusah payah untuk menuju gerbang Padepokan Pedang Bayangan. Bahkan dua orang tersebut seperti sudah tidak mampu lagi untuk melangkahkan kaki, terlebih salah satu dari mereka terluka parah pada bagian tangan. Luka tersebut pastilah di dapat ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat, jika tidak, mana mungkin dua orang sepuh itu bisa dalam kondisi yang begitu memprihatinkan. Nafas salah satu sepuh tampak begitu berat, hingga membuat ia begitu sulit untuk menarik nafas lalu menghembuskannya kembali, seakan ajal akan menjemput pria tua tersebut. Sedangkan satu Sepuh yang berada di sampingnya, hanya bisa memapah pria itu sambil sesekali menarik nafas, "Bertahanlah, kita akan segara tiba di Padepokan." Sepuh yang terluka parah itu tidak menjawab, melainkan hanya menatap pria itu satu kali, kemudian melanjutkan langkah kakinya yang ringkih. Tujuan mereka berdua saat ini, tidak lain hanya untuk mencapai Pedepokan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • LANTING BRUGA   Berhasil

    Pada saat ini, posisi Pramudita sangat tidak di Untungan mengingat jumlah mereka yang hanya beberapa orang saja sedangkan Reban Giring sendiri jauh lebih unggul karena mereka memiliki banyak pasukan. Namun hal tersebut tidak membuat para sepuh menjadi ketir sedikitpun ketika Pramudita meyakinkan mereka, jika semua hal itu akan baik-baik saja dan akan berjalan sesuai rencana. Setelah mendengar hal itu, para sepuh menjadi tenang, lalu menatap tajam ke arah Reban Giring saat ini yang seakan berada di atas angin. Dari arah yang sama, sosok tinggi besar tersebut mengeluarkan suara menggelegar, seakan memberi peringatan kepada kelompok Pramudita untuk segera menjauh. Namun sayangnya, mereka bahkan tidak bergeming sedikitpun melainkan Pramudita melangkah beberapa depa ke arah depan, lalu mengangkat kepala, "Apa yang kau inginkan, Reban Giring?" tanya Pramudita. Dari arah berlawanan, tamppak pria itu tertawa dengan lantang, "Ha ha ha, kau sungguh naif Pramudita-" timpal nya, "Bukankah ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • LANTING BRUGA   Serahkan

    Pandangan pria tua itu tepat menuju telaga, tempat dimana Rambai Kaca seharusnya berada yang memang seharusnya terjadi ialah, pemuda itu telah selesai dalam proses peningkatan tenaga dalam. Saat ini, tubuh Rambai Kaca tengah terapung di atas air dari telaga tersebut, seakan buih di lautan yang akan ikut kesana kemari jikalau ombak menerjangnya. Langkah kaki pria tua itu mulai berjalan menuju Rambai Kaca, lalu sesekali ia menatap wajah pemuda itu dengan rasa kagum yang luar biasa. "Kau sungguh hebat!" Tabib Nurmanik sedikit memuji keberadaan Rambai Kaca saat ini, karena hanya beberapa orang saja yang mampu untuk melakukan peningkatan tenaga dalam tersebut. Dengan sedikit berhati-hati ia mulai meraih tubuh pemuda itu, lalu mengangkatnya keluar dari dalam telaga tersebut kemudian membarikan tubuh pemuda tersebut. Langkah kakinya kemudian bergerak kembali lalu menuju sebuah ruangan kecil, ya, pria tua itu membawa sebuah handuk kecil dan beberapa helai pakaian Rambai Kaca yang dalam

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • LANTING BRUGA   Salah Memilih Lawan

    Di sisi lain para sepuh yang telah berhasil membebaskan tiga orang anak Pramudita yaitu Eruh Limpa, Saka beserta Nagin Arum, kini berhasil menjauh dari tempat itu, meski keberadaan mereka saat ini masih di kejar oleh segerombolan sosok hasrat dengan di ikuti satu dua orang pasukan husus Reban Giring.Dalam aksi melarikan diri itu, tidak begitu berjalan dengan sempurna, beberapa dari anggota kelompok Pramudita, bahkan terlibat aksi pertarungan melawan sosok hasrat yang semakin tidak terkendali.Beberapa dari mereka harus menjadi korban keganasan sosok hasrat tersebut, sementara yang lain berusaha untuk menjauhkan ketiga orang anak Pramudita sejauh yang mereka bisa.Hal itu dilakukan supaya mereka dapat menjalankan misi dengan cukup sempurna, meski harus merelakan beberapa diantaranya tewas, akibat terkena serangan sosok hasrat tersebut."Berhenti!" ujar Eruh Limpa.Pemuda itu tampak kesal saat ini, ketika melihat beberapa orang anggotanya harus kehilangan nyawa, sementara mereka hanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • LANTING BRUGA   Di Atas Angin

    Pada saat ini, Reban Giring hanya bisa berdecak satu kali, sebelum ia memuntahkan darah dalam mulut, "Uhuk." Dengan terbatuk beberapa kali, diikuti dengan darah yang keluar cukup banyak, tampaknya pria tersebut mendapat luka dalam yang cukup berarti, ketika terkena serangan dari Pramudita. Tatapannya yang tajam terarah tepat ke arah Pramudita saat ini, kemudian mencoba berdiri, akan tetapi belum sempat dia berdiri dengan sempurna, secara mengejutkan, tubuhnya kembali terjatuh lalu memegangi bagian dada. Rasa sakit itu benar-benar menusuknya dari dalam, bahkan hampir membuat pria itu merasa kesulitan untuk bernafas, lalu tanpa di dia sadari, keringat dingin perlahan mulai menetes. "Ada apa ini, bukankah ini baru dimulai?" gumam nya sembari menggerutu. Saat ini yang dapat dia lakukan hanya berusaha menyimpan rasa panik yang perlahan mulai terlihat, akan tetapi tentu hal tersebut tidak akan bertahan dengan lama, mengingat posisinya yang sedang di amati oleh Pramudita dari arah berla

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status